Loading...
Logo TinLit
Read Story - DanuSA
MENU
About Us  

Danu sempat berpikir jika hari ini akan menjadi hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya setidaknya dengan mengesampingkan fakta tentang perdebatannya dengan sang Mama semalam, juga pagi tadi. Di hari ulang tahunnya yang ke 17, menghabiskan hari bersama Sabina –gadis yang menjadi pusat perhatiannya beberapa minggu ini, pergi ke tempat-tempat yang belum pernah mereka kunjungi bersama. Nyatanya ekspektasi tak sesuai dengan realita, tidak ada sweet seventeen bagi Danu.

Linu ia rasakan menusuk dadanya, mengingat bagaimana tubuh gadis itu bergetar hebat karena tangis yang tertahan, bagaimana raut wajah kecewa yang gadis itu tunjukkan kepadanya. Dan yang paling membuatnya sakit adalah ketika gadis itu berkata bahwa ia menyesal dan memutuskan kembali menjadi dirinya yang dulu. Ia ingat jelas bagaimana Sabina enggan menatapnya walau hanya sejenak. Setelah pertengkaran itu, senyumnya pudar, gadis itu tak berwarna lagi, seolah mereka enggan mendekat seperti seharusnya.

Cowok itu menghela napas sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia memegang dadanya yang terasa sesak. Sepulang sekolah, ia memutuskan mengunci diri di kamar, bahkan seragam sekolah serta sepatu masih menempel di tubuhnya.

Danu memejamkan matanya, ngilu di dalam rongga dadanya tak kunjung sirna. Justru terasa semakin menyiksa dan membuatnya hancur. Tanpa diminta air matanya mengalir, batinnya tertawa getir dengan ironi kehidupannya. Jika saja Sabina mau berjuang bersamanya, jika saja Sabina mau mengerti sedikit saja tentang keadaannya. Mungkin semua akan terasa mudah. Namun, wanita mana yang mau di jadikan selingkuhan? Meskipun faktanya tidak seperti itu. Sabina adalah satu-satunya bagi Danu.

Dengan lemas cowok itu merentangkan kedua tangannya. Tangan kanannya meraba tas yang tergeletak begitu saja di atas kasur. Seketika ia mengingat kado pemberian Sabina yang belum ia buka. Dengan gerakan cepat Danu beranjak dan membuka tasnya. Ia mengambil bungkusan biru itu dan merabanya pelan, ia kembali mengingat bagaimana senyum Sabina pagi tadi ketika ia memberi kado itu.

"Sabina ... Sabina, kenapa nggak dari dulu aja sih aku kenal sama kamu?" gumamnya penuh penyesalan.

Dengan rasa penasaran yang cukup kuat Danu menarik pita itu dan merobek pembungkusnya dengan hati-hati. Sebuah buku kecil yang cukup tebal bertuliskan 'Kita' di bagian sampulnya dan dihiasi gambar-gambar kartun lucu yang mirip dirinya juga Sabina.

Senyum Danu mengembang, ia membuka halaman pertama dan mendapati gambar dirinya sedang membungkuk lalu Sabina berdiri di depannya tanpa ekspresi. Danu ingat, itu adalah ketika Danu masuk ke halaman rumah Sabina untuk memastikan bahwa yang dilihatnya bukan hantu dan ia bertemu Sabina di sana. Danu membuka halaman kedua masih dalam posisi yang sama hanya saja Danu sudah sedikit menegakkan badannya, ia juga membuka lebaran berikutnya yang hanya menampilkan sedikit perbedaan, seketika ia menyadari jika ini adalah flipbook. Danu kembali menutup buku itu kemudian membukanya secara cepat dari sisi buku. Senyumnya kembali mengembang, gambar itu seperti bergerak layaknya sebuah film animasi tentang dirinya juga Sabina. Dari pertama kali mereka berinteraksi, Danu bertemu Sabina di tempatnya bekerja juga ketika mereka tersesat dihutan dan Danu memeluk Sabina karena kedinginan juga saat Danu pertamakali mengatakan tentang perasaannya dan Sabina menyuruhnya untuk berhenti. Semua begitu detil bahkan ketika Sabina menangis ketika bercerita tentang masalalu keluarganya hingga akhirnya mereka bersama. Gambar itu ditutup dengan mereka melangkah bersama dan saling bergandengan tangan.

Cowok itu melihat catatan kecil di bagian belakang kemudian membacanya.

Dear Danu,

Maaf, bukan barang mewah yang bisa ku kasih ke kamu, kamu tau alasannya :)
Hanya benda kecil ini yang bisa ku buat di sela-sela waktu senggangku.
Cerita tentang kita yang ingin selalu ku kenang.

Tentang bagaimana dulu kita saling membenci padahal kita sama sekali nggak pernah komunikasi
Lalu tentang bagaimana kemudian kamu dengan segala perhatian dan kasih sayangmu datang ke dalam hidupku yang kelabu.
Dengan hangatmu, kamu mampu cairkan dinginku. Sesederhana itu. Oh ... dan tak lupa dengan ke-pedeanmu yang over :D

Terima kasih Danu, terima kasih sudah berkenan mengetuk rasaku. Kuharap kita bisa seperti akhir dari halaman buku ini. Saling berpegangan tangan, saling menggenggam erat, saling menguatkan juga tersenyum satu sama lain.

Semua doa yang terbaik untukmu.
Selamat ulang tahun Danu, aku sayang kamu :)

Danu menutup buku itu, secara otomatis ia mengambil hapenya berniat mengirim pesan untuk Sabina. Namun, ketika ia ingat jika Sabina sedang marah ia mengurungkan niatnya. Bahkan pesannya pagi tadi belum terbaca. Ia juga mengecek kapan terakhir kali Sabina online.

"Semalam jam 2 pagi," desahnya pasrah.

"Bi, kamu di mana sekarang?"

Danu menghela napas untuk kesekian kalinya. Ia memutuskan merekam flipbook dengan hp-nya. Kemudian mengunggahnya di instagram.

DanuSA Terima kasih, hadiah terbaik dari yang pernah ada. Harapan kita sama dan aku akan berusaha mengabulkannya :)
Maaf untuk hari ini, aku sayang kamu SabiAS.

Danu kembali merebahkan tubuhnya membiarkan hape masih di genggamannya lalu ia memejamkan mata, memikirkan segala macam cara untuk menghentikan perjodohan ini hingga ketukan pintu terdengar.

"Den, nggak makan dulu?" Suara Bi Sumi terdengar meskipun kecil.

"Nggak, bi Sum. Danu nggak laper!" seru Danu tanpa beranjak. Ia bahkan belum memakan apapun sejak pagi.

"Kalo butuh sesuatu panggil Bi Sum ya, Den."

"Hmm," sahut Danu malas.

Danu melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 16.00. Ia terlalu lelah berpikir hingga membuat kepalanya terasa berdenyut. Cowok itu memilih tidur sebelum menjemput Clara nanti malam.

----

Getaran hape di tangannya membuatnya terbangun, Danu memicingkan matanya melihat siapa yang menelponnya. Dengan malas ia mengangkat panggilan itu ketika tahu siapa penelponnya.

"Danu, kamu udah siap?"

"Belom," ucapnya dengan mata setengah terpejam.

"Cepet siap-siap, jemput Clara di rumahnya. Mama titip kotak kecil warna hitam. Mama taruh di laci meja kamar Mama."

"Hhmmm." Danu mengakhiri panggilan itu begitu saja lalu melihat jam di hpnya yang sudah menunjukkan pukul 17.30. Acara akan di mulai pukul 20.00.

Dengan langkah berat Danu berlalu ke kamar mandi, ia membersihkan diri dengan cepat lalu memakai kaus putih dengan blazer berwarna hitam dan celana jeans senada hanya agar ia terlihat leboh formal. Setelah cukup rapi ia segera menuju kamar mamanya yang sudah sangat lama tidak ia masuki.

Tak ada yang berubah, dingin seperti terakhir kali ia masuk. Setiap masuk ke kamar mamanya, Danu selalu mengingat memori masa kecilnya ketika ia sering tidur bersama kedua orang tuanya. Memori indah, akan tetapi terasa menyesakkan jika mengingatnya sekarang. Danu menggeleng cepat, mengusir sesak di dadanya ia segera mencari barang di minta mamanya.

Danu menggeledah laci meja rias. Namun, ia tak menemukan apapun.

Di mana sih ditaruh? Masa gue geledah satu-satu. Masa gue nelpon nyokap lagi? Males!

Danu beralih ke nakas di dekat ranjang, tapi ia tidak menemukannya lalu beralih ke meja kerja yang ada di dekat jendela.

Ck ... banyak banget lacinya.

Cowok itu berjongkok, dengan sabar ia membuka satu persatu laci yang kebanyakan dipenuhi kertas-kertas, serta stopmap beraneka warna. Ia menelisik setiap stopmap yang ditumpuk menyingkapnya satu persatu, berpikir mungkin ada di bawahnya. Hingga tiba-tiba ia mengernyit membaca tulisan di salah satu stopmap berwarna kuning.

Panti Asuhan Kasih Bunda

Danu mengeja kalimat itu karena posisinya terbalik.

Mama donatur juga?

Ia menyingkap lagi ke atas untuk membaca tulisan yang ada di bawahnya.

Surat Adopsi

Seketika jantung Danu terasa berhenti berdetak. Berharap apa yang ia pikirkan tidaklah benar. Ia mengambil stopmap itu dari tempatnya, entah mengapa keringat dingin terasa membasahi seluruh tubuhnya ketika ia membuka lembaran kertas itu.

Seketika ia membeku membaca tulisan di dalamnya. Jantungnya berdentum semakin kencang. Ia menemukan namanya dengan nama belakang berbeda, tapi dengan tanggal ulang tahun yang sama dengan dirinya.

Danu membuka lebar selanjutnya.

Surat Permohonan Pergantian Nama.

Nggak, ini nggak mungkin.

Danu menggeleng cepat, mencoba menepis fakta yang baru ia ketahui. Jantungnya terasa diremas untuk kesekian kalinya. Manik matanya digenangi cairan bening yang siap tumpah kapan saja sementara mulutnya sedikit terbuka karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya

Danu Ardian Maulana menjadi Danu Suta Atmadja.

"Gue bukan anak kandung Mama, Papa?"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (12)
  • YulianaPrihandari

    @DanFujo itu awalnya blm ada adegan ngambil fotonya Danu buat jaga-jaga, tapi karena ada komen dari @drei jadi saya tambahin biar ada alasannya (sebab akibat).

    Nggak perlu jadi kakak atau adik, cukup jadi sahabat yang "peka" dengan sahabatnya hehe. Temen-temennya Danu pada nggak peka karena Danu cukup pintar menyembunyikan masalahnya hehe

    Comment on chapter Rasa 24
  • DanFujo

    @drei Menurutku itu biasa sih. Kan cuma curiga di awal doang, abis itu hapenya udah jadi hak dia juga. Kurang lebih bahasanya: udah kebukti ni anak lagi butuh. Lagipula dia bilang kayak gitu juga cuma akal-akalan biasa pedagang Wkwkwk

    Btw, @YulianaPrihandari Ini gue pengen banget jadi kakak atau adeknya Danu, biar dia gak sendirian gitu. Biar kalau ada masalah ada tempat curhat gitu. Kok rasanya sedih banget yah pas dia minta penjelasan dari ibunya. Membulir juga air mataku. Meski gak menetes :"

    Comment on chapter Rasa 24
  • YulianaPrihandari

    @drei si Abangnya terlalu kasian sama Danu wkwkwk

    Comment on chapter Rasa 2
  • YulianaPrihandari

    @AlifAliss terimakasih sudah membaca :):)

    Comment on chapter Rasa 2
  • drei

    si abang konter ceritanya nuduh danu nyopet, tapi minjemin motor kok mau? ^^'a motor kan lebih mahal dari hape haha... (kecuali itu bukan motor punya dia)

    Comment on chapter Rasa 7
  • drei

    wah menarik nih... starting off well. will definitely come back. XDD

    Comment on chapter Rasa 2
  • AlifAliss

    Dukung banget buat diterbitkan, meskipun kayaknya harus edit banyak. Wkwkwk

    Comment on chapter Rasa 21
  • AlifAliss

    Kok aku ikut-ikutan bisa logat sunda yah baca ini wkwkwk

    Comment on chapter Rasa 6
  • AlifAliss

    Gue juga jatuh cinta ama Sabi, tapi gak apa-apa kalau keduluan Danu. ????

    Comment on chapter Rasa 2
  • AlifAliss

    Jatuh di hadapan siapa, Nu? Di hadapanku? Eaakk.. ????

    Comment on chapter Rasa 2
Similar Tags
Luka Adia
812      496     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Black Envelope
367      253     1     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Peran Pengganti; Lintang Bumi
1695      755     10     
Romance
Sudah banyak cerita perjodohan di dunia ini. Ada sebagian yang akhirnya saling jatuh cinta, sebagian lagi berpisah dengan alasan tidak adanya cinta yang tumbuh di antara mereka. Begitu juga dengan Achala Annandhita, dijodohkan dengan Jibran Lintang Darmawan, seorang pria yang hanya menganggap pernikahannya sebagai peran pengganti. Dikhianati secara terang-terangan, dipaksa menandatangani su...
Susahnya Jadi Badboy Tanggung
5834      1862     1     
Inspirational
Katanya anak bungsu itu selalu menemukan surga di rumahnya. Menjadi kesayangan, bisa bertingkah manja pada seluruh keluarga. Semua bisa berkata begitu karena kebanyakan anak bungsu adalah yang tersayang. Namun, tidak begitu dengan Darma Satya Renanda si bungsu dari tiga bersaudara ini harus berupaya lebih keras. Ia bahkan bertingkah semaunya untuk mendapat perhatian yang diinginkannya. Ap...
A & O
1657      794     2     
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan. Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
Untuk Navi
1156      645     2     
Romance
Ada sesuatu yang tidak pernah Navi dapatkan selain dari Raga. Dan ada banyak hal yang Raga dapatkan dari Navi. Navi tidak kenal siapa Raga. Tapi, Raga tahu siapa Navi. Raga selalu bilang bahwa, "Navi menyenangkan dan menenangkan." *** Sebuah rasa yang tercipta dari raga. Kisah di mana seorang remaja menempatkan cintanya dengan tepat. Raga tidak pernah menyesal jatuh cinta den...
Horses For Courses
11734      2334     18     
Romance
Temen-temen gue bilang gue songong, abang gue bahkan semakin ngatur-ngatur gue. Salahkah kalo gue nyari pelarian? Lalu kenapa gue yang dihukum? Nggak ada salahnya kan kalo gue teriak, "Horses For Courses"?.
Black World
1663      786     3     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
NWA
2318      929     1     
Humor
Kisah empat cewek penggemar boybend korea NCT yang menghabiskan tiap harinya untuk menggilai boybend ini
V'Stars'
1477      676     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...