Read More >>"> Help Me (Paper Hearts) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Help Me
MENU
About Us  

Paper Hearts

Jika ucapanmu tidak di percayai orang orang, padahal ucapanmu benar adanya. Tidak perlu repot repot mencari cara agar mereka percaya, karena Allah lebih tahu apa yang kita lakukan bahkan Allah tahu isi hatimu serta mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui.

 

Windi baru saja menghubungi Dhilla, mendengar suara Dhilla sahabatnya membuat ia yang awalnya ingin berbagi lelucon justru menangis. Sejak pulang sekolah ia menahan tangis, namun berdirinya ia di sejadah untuk shalat, runtuhlah pertahanan airmatanya. Ia membisikkan harapan kepada bumi namun langit dapat mendengarnya, ia tak bisa menahannya bahkan mungkin kakak perempuannya yang tidur di kamar sebelah Windi dapat mendengarnya. Dhilla bertanya, namun tidak ada kata yang keluar sebagai penjelasan atas perasaannya. Kuku nya memutih karena ia mencengkeram erat gadgetnya,  Biasanya Dhilla adalah tempatnya bersandar, namun malam ini dinding kamarnya lah yang menjadi sandaran, bukan kenyamanan yang Windi dapat melainkan kedinginan dan kesepian.

‘Ingat Wuwu!! Kita itu punya Allah, masalah apapun jangan malu untuk datang ke Allah. Tapi, ingat juga!! Jangan hanya ketika sedih datangnya, dalam keadaan apapun harus selalu ingat Allah. Oke?!’ Windi mengingat ucapan Dhilla.

‘ Aku mengingat ucapannya, ucapan Coco yang mampu membuatku selalu kuat. Sahabat yang tidak memandang masa laluku, kami sedang dalam tahap belajar untuk menjadi lebih baik dan bersama sama meraih ridha-Nya. Aku masih ingat bagaimana Coco yang tiba tiba datang dan mengajakku untuk sama sama belajar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku faham betul maksudnya.’ Ungkap hatinya.

Windi, gadis itu memandangi foto yang menampakkan dirinya dan Dhilla dengan jilbab serta baju muslim dengan warna hitam. Bahkan tanpa sepengetahuan Dhilla, Windi selalu mencetak semua foto mereka. Dibalik setiap foto terdapat untaian kata, bagi Windi kata kata itu sebagai kenangan. Nanti setelah lulus SMK, beberapa foto itu akan di berikan kepada Dhilla dalam bentuk album. Sejak awal bertemu Dhilla, ada rasa khawatir di benak Windi, ia khawatir takkan bertahan.

Dan Windi, merupakan sosok berharga bagi Dhilla. Sejak SMP, Windi selalu bersama Dhilla tidak seperti oranglain yang memandangnya dengan tatapan meremehkan. Tiap kali Dhilla mendapat nilai memuaskan ataupun juara orang orang berfikir Dhilla menyuap atau mencontek. Dhilla kesal dengan ucapan mereka, Dhilla malas belajar karena tidak ada yang menhargainya. Hingga akhirnya semua nilainya menurun, namun hanya seorang Windi yang menanyakan alasan nilanya menurun. Bahkan Windi selalu mengingatkannya untuk belajar sampai sekarang.

Dalam sebuah kamar yang gelap nampak cahaya yang terpancar dari benda pipih yang di pegang seseorang. Itu, Dhilla, usai mendapat panggilan dari Windi yang sama sekali tak mengucapkan sepatah katapun membuatnya khawatir. Dhilla dapat mendengarnya, isakkan kecil yang tertahan di seberang sana. Dhilla tau, Windi menangis, berkali kali ia memanggil nama sahabatnya itu ketika telfon terhubung namun tetap tidak ada jawaban. Apa Windi menangis sekarang? Apa Windi memiliki masalah? Dhilla khawatir, namun gadis itu meyakinkan dirinya bahwa Windi kuat, besok ia akan menanyakan semuanya kepada Windi.

Dhilla kembali menyalakan lampu kamar kostnya, ia megambil sebuah kotak berwarna hitam putih yang didalamnya terdapat fotonya bersama Windi ketika SMP. Tidak hanya foto, bahkan lembaran kertas diary ada didalamnya. Semua kertas dipenuhi kalimat yang menggambarkan betapa bahagianya seorang Dhilla memiliki sahabat seperti Windi yang setiap hari memberinya banyak memori yang indah dan pelajaran yang begitu berharga. Pandangannya mengabur, matanya basah. Entah terharu, atau rindu, yang jelas semua kenangan indah dahulu bersama Windi bahkan sampai sekarang membuatnya faham betul arti sebuah persahabatan. Dan keberadaan Windi selalu Dhilla syukuri, karena tanpa Allah semua ini takkan pernah terjadi.

 Dhilla tiba tiba mengingat akan kotak merah berisi cokelat itu, Dhilla belum menyentuh cokelat itu. Ia terlalu khawatir, mungkinkah orang yang memberinya cokelat itu salah tas? Atau memang untuk Dhilla? Kotak itu terbuka, terdapat sebuah kertas didalamnya.

“Surat cinta?” aneh Dhilla, ia enggan membukanya. Ia kembali khawatir jika pengirimnya salah tas berarti ini bukan untuknya.

“Mungkin didalamnya tertera nama pengirimnya? Dan orang yang dituju?” Ucapnnya kembali, walaupun begitu Dhilla masih ragu.

“Baiklah, aku hanya akan melihat pengirimnya dan tujuannya” Dhilla membukanya perlahan, sungguh Dhilla ingin membaca semuanya. Ketika tahu bahwa didalamnya adalah sebuah puisi. Dhilla amat menyukai puisi, ia kembali menutup kertas itu.

“Bagaimana jika ini salah kirim? Tapi aku hanya ingin membaca puisinya, bolehkah?” Dhilla mempertimbangkan untuk membacanya atau tidak, hatinya berteriak untuk segera membukanya, Dhilla tidak bisa menahan rasa penasarannya terhadap sebuah karya puisi, ia memutuskan untuk membacanya.

“Maafkan aku pengirim tak di kenal, aku hanya ingin membaca puisinya” ucap Dhilla kemudian membuka kertas itu dan membacanya.

‘Paper Hearts’

Ini tentang dia

Dia dengan senyumnya

Dia dengan kesederhanaannya

Dan, dia dengan lihainya mencuri perhatianku

Aku membenci perasaan ini

Bahwa aku ingin memilikimu

Belum selesai membaca Dhilla menutup mulutnya, hampir saja ia berteriak karena puisi ini menyentuh hatinya. “Apa maksudnya itu mau melamar ya? Atau ini pernyataan cinta?” Dhilla enggan membaca kelanjutannya, tapi dia akan membacanya ia terlalu penasaran.

Bagaimana caranya memberitahumu?

Sedangkan kamu enggan dengan sebuah hubungan

Aku tau betul alasannya

Karena kamu tau hukumnya

Perasaan ini tertulis di atas kertas

Kertas hati yang telah kusam

Maka dari itu, izinkanlah aku

Biar namamu ku tulis di atas awan

Dan, tetaplah seperti itu

Biar aku berbenah dahulu

Sebelum datang kembali kepadamu

‘ Kau tau sebuah lagu dengan judul Paper hearts? Benar begitulah perasaanku, namun ada sedikit perbedaan, bedanya tidak ada hubungan yang pernah terjalin. Aku tau memandangmu dari jauh juga salah, maka aku akan menjauh. Ini sebagai kenangan sebelum aku pergi jauh. Bahwa ada aku yang ingin melindungimu dengan caraku. Don,t think I would just forget about it, and I hoping that you won,t forget. Aku yakin kau aneh dengan keberadaan kotak ini, tidak perlu bertanya dari siapa dan untuk siapa, because just for you, only you, no one else

-Secret-

“Jadi ini buat aku? Pasti maksudnya untuk orang yang ditujunya”

“Pasti ini salah kirim, salah tas pasti”

“Pasti salah kirim pokoknya” Dhilla tidak ingin percaya surat ini untuknya. Bisa bisa runtuh pertahanannya untuk menjadi lebih baik. Bagaimanapun juga Dhilla wanita normal, bisa saja jika ia tau pengirimnya maka Dhilla akan membalas perasaannya? Dhilla menyesal telah membacanya, ia memilih untuk menutup kotak itu dan memasukannya kedalam tas kemudian tidur. Baru saja matanya terpejam, ia kemudian bangun karena cahaya lampu yang membuatnya susah tidur, Dhilla mematikan lampu. Namun, ia kembali terbangun, hatinya resah karena surat itu. Ia kemudian ke kamar mandi dan berwudhu barulah ia tidur tubuhnya mengarah ke kiblat dan menghadap kanan. Kemudian terlelap setelah membaca doa dan surat pendek sebelum tidur.

##

Mereka kini berada di kantin sekolah, Windi dengan pintarnya menutupi kesedihan di depan Dhilla, namun Dhilla mengetahuinya.

“Wuwu kenapa? Berbagi, ingat?”

“Setiap ada masalah, kamu gak pernah cerita sama aku. Lalu, kenapa aku harus cerita?”

“Masalah yang aku punya bukan hal yang dapat diceritakan dengan mudahnya Wuwu, ada hal yang tetap aku simpan sendiri tanpa harus kamu ketahui”

“Begitupun aku”

Hening, Windi memperhatikan keadaan kantin yang mulai ramai oleh murid lainnya yang sedang sarapan. Dan Dhilla, ia hanya menunduk, ia bingung mencairkan suasana ini. Namun Windi faham, gadis itu mencairkan suasana.

“Coco, pulang sekolah nanti antar aku ke toko buku” Dhilla tersenyum dan mengangguk.

“Coco, makasih selama ini masih mau jadi sahabat aku”

“Itu juga karena kamu yang masih mau jadi sahabat aku dengan segala keterbatasan yang aku punya”

“Saling melengkapi, ingat?” Windi meniru gaya bicara Dhilla, membuat Dhilla tertawa kecil.

“Aku jadi ingat, siapa pengirimnya? Jadi, apa cokelatnya boleh dimakan?” Windi kembali ceria, namun Dhilla tau betul, ada luka di balik topeng bahagia yang kini ia pasang, namun Dhilla tetap menjawabnya.

“Namanya Secret”

“Maksudnya kamu tau namanya, tapi kamu rahasiain?”

“Bukan Wuwu, dalam kertas itu tertulis Secret”

“Kertas? Isinya apa? Surat cinta?”

“Puisi cinta lebih tepatnya”

“Coco, tadi aku berangkat sama Rio. Dan dia titip salam lagi buat kamu”

“Kamu satu motor sama Rio?!” Windi mengangguk.

“Cemburu ya?” ejek Windi

“Enggak, tapi kan kata kamu kita gak boleh berdua sama cowo apalagi satu motor, makanya kamu selalu nolak kalo pulang sama kak,Rafa dulu. Tapi kamu pernah juga gak nolak kalo gak salah”

“Iya juga ya” Windi menggit pelan bibirnya dari dalam, kemudian ia mengingat percakapannya dengan Rio tadi.

“Dhill sebenernya aku jujur sama Rio kalo kamu kagum sama dia” Dhilla diam dan memandang Windi tidak percaya.

“Soalnya rencananya dia mau nyatain perasaan sukanya sama kamu hari ini” Dhilla bingung harus merespon apa, orang yang sejak masuk SMK ia kagumi malah menyukainya.

“Tapi aku jujur kalo kamu juga suka sama dia, dan aku kasih saran untuk memendam perasaanya sama kamu. Aku bilang bahwa kamu lagi belajar hijrah.”

“Alhamdulillah, Wuwu terbaik” ucap Dhilla dan merentangkan tangannya seakan ingin memeluk Windi.

“Tapi kayanya hati kamu gak bilang gitu” Ucap Windi dengan tawa.

“Wajar kayanya, tapi aku seneng kamu udah bilang ke Rio duluan.”

“Tapi anehnya, dia bilang mau tetap nyatain. Kata Rio hatinya gak tenang kalo belum bilang, dan dia gak akan minta kamu buat jawab”

“Kapan?”

“Pulang sekolah, nanti aku temenin tenang aja.”

“Bukannya kamu mau ke toko buku?”  Windi lupa itu, ia jadi bingung. Matanya berbinar ia melihat Rio di kantin.

“Lihat Dhill itu Rio” Rio memasuki kantin, ia menyadari keberadaan Dhilla dan Windi sehingga pria itu menghampiri mereka dan duduk sebelah Dhilla. Dhilla beku di tempat, baru saja ia tau dari Windi bahwa Rio menyukainya, dan sekarang pria itu duduk di sebelahnya.

“Ehh, Rio aku kan tadi udah bilang!” Windi tau Dhilla tidak nyaman dan gugup, sehingga gadis itu mengingatkan pada Rio tentang apa yang mereka bicarakan di jalan tadi. Rio ingat betul semua ucapan Windi tentang proses hijrah mereka, tapi Rio tetap harus mengutarakannya.

“Dhill aku yakin kamu sudah tau dari Windi, apa yang akan aku bicarakan, dan aku akan mengatakannya sekarang”

Rio tidak menatap Dhilla melainkan menatap meja kantin begitupun Dhilla bahkan gadis itu duduk menjauhi Rio, membuat pria itu tertawa kecil dengan tingkah aneh Dhilla yang menumbuhkan rasa suka pada gadis aneh ini sejak pertama menginjakkan kakinya di SMK.

“Ini hanya kejujuran dan kamu gak boleh bicara apapun sebelum aku selesai.” Sebelum melanjutkannya Rio menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, guna menutup kegugupannya. Windi menahan tawanya karena melihat kedua orang di depannya ini begitu lucu.

“Rasa ini ada sejak aku dan kamu berada di kelompok yang sama saat Masa Orientasi Sekolah. Aku bahkan gak percaya dengan mudahnya rasa itu muncul ketika melihat kamu tersenyum pada orang orang yang baru kamu kenal. Saat itu aku sadar, kamu memiliki lesung pipi, sama sepertiku. Dan saat itu juga senyummu menular padaku, tiap kali kamu tersenyum aku melakukan hal yang sama. Padahal senyum kamu bukan di tujukan untukku. Aku membuang jauh rasa itu, karena aku fikir hanya sebatas kagum pada senyummu. Entah kamu sadar atau enggak, kita seringkali bertemu dan aku menyadari pertemuan itu, tapi kamu terlalu sibuk dengan buku atau teman temanmu. Dan saat libur kenaikan kelas kemarin, aku lihat kamu dan Windi masuk mesjid untuk mengikuti kajian. Kenapa aku tau? Karena aku pun mengikutinya, tapi keberadaanku terhalang oleh papan yang sengaja di letakkan untuk menjaga pandangan. Dua kali kita bertemu, sejak itu rasa ini semakin muncul. Aku khawatir ini perasaan yang salah, aku yakin kamu faham Dhill. Ini sebuah kejujuran yang harus aku katakan, dan jangan pernah membalasnya Dhill. Biarkan waktu yang menjawabnya, dan anggaplah aku tidak pernah mengatakan ini agar tidak ada rasa canggung tiap kali kita bicara. Aku juga akan mengurangi untuk menyapa kamu mulai sekarang, tapi kita harus tetap berteman Dhill.”

Dhilla diam, seisi kantin tau bahwa seorang Rio si es batu analis yang terkenal di sekolah menyatakan cinta kepada Dhilla. Windi juga menyadarinya, bahkan gadis ini pun tidak bisa mencairkan suasana tidak seperti biasanya.

“Aku tau dari Windi, kamu memiliki rasa yang sama Dhill” ucap Rio kembali dan menatap Dhilla dengan senyuman, tapi gadis itu hanya menunduk tak menyadari Rio yang tersenyum kepadanya.

“Dengan mudahnya kamu membuat cinta hadir di hati aku Dhill” kekeh Rio.

“Teimakasih Dhill, maaf kalo perasaan kamu kacau karena ucapan aku. Aku berharap suatu saat ada pertemuan antara kamu dan aku. Hapus rasa suka kamu untuk aku Dhill, jangan sampai perasaan itu menjadi penghalang kamu untuk menjadi lebih baik. Begitupun aku, aku akan berusaha menghapusnya, maka lakukanlah seperti apa yang aku lakukan” ucap Rio kemudian tersenyum melihat Dhilla yang masih menunduk, dan bangkit dari duduknya untuk meninggalkan kantin serta perasaan Dhilla yang kacau akibat semua kata yang baru saja Rio katakan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sweet Notes
10060      1821     5     
Romance
Ketika kau membaca ini, jangan berpikiran bahwa semua yang terjadi disini adalah murni dari kisah cintaku. Ini adalah sekumpulan cerita-cerita unik dari teman-teman yang mau berbagi dengan saya. Semua hal yang terjadi adalah langsung dari pengalaman para narasumber. Nama sengaja disamarkan namun setting tempat adalah real. Mohon maaf sesuai perjanjian jalan cerita tidak dijelaskan seperti kisah ...
Cintaku cinta orang lain
318      260     0     
Romance
"Andai waktu bisa diulang kembali ,maka aku gak akan mau merasakan apa itu cinta" ucap Diani putri dengan posisi duduk lemah dibawah pohon belakang rumahnya yang telah menerima takdir dialaminya saat merasakan cinta pertama nya yang salah bersama Agus Syaputra yang dikenalnya baik, perhatian, jujur dan setia namun ternyata dibalik semua itu hanyalah pelarian cintanya saja dan aku yang m...
Bintang Biru
2361      831     1     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
Infatuated
639      426     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
ALVINO
4133      1832     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
JEANI YOONA?
355      248     0     
Romance
Seorang pria bernama Nicholas Samada. Dia selalu menjadi korban bully teman-temannya di kampus. Ia memang memiliki tampang polos dan bloon. Jeani seorang perempuan yang terjebak di dalam nostalgia. Ia sangat merindukan seorang mantan kekasihnya yang tewas di bunuh. Ia susah move on dari mantan kekasihnya hingga ia selalu meminum sebuah obat penenang, karena sangat depresi. Nicholas tergabung d...
Cinta Untuk Raina
4242      1409     2     
Romance
Bertahan atau melepaskan? Pilihan yang sulit untuk Raina sebenarnya karna bertahan dengan dengan Adit tapi hati Adit sudah bukan milik Raina lagi hanya akan menyakitinya, sedangkan melepaskan Raina harus rela kehilangan sosok Adit di hidupnya yang selama ini menemaninya mengarungi cinta selama hampir 2 tahun dan perjalanan cinta itu bukan hal mudah yang di lalui Raina dan Adit karena cinta merek...
Panggil Namaku!
7042      1914     4     
Action
"Aku tahu sebenarnya dari lubuk hatimu yang paling dalam kau ingin sekali memanggil namaku!" "T-Tapi...jika aku memanggil namamu, kau akan mati..." balas Tia suaranya bergetar hebat. "Kalau begitu aku akan menyumpahimu. Jika kau tidak memanggil namaku dalam waktu 3 detik, aku akan mati!" "Apa?!" "Hoo~ Jadi, 3 detik ya?" gumam Aoba sena...
AVATAR
6700      1955     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
The Past or The Future
385      303     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?