"Ma, ceritain tentang tempat tidur ma" ucapku.
"Sayang, mama lagi ada banyak kerajaan. Sama papa kamu ya" ucap Mama.
"Gag mau ma, papa itu usil. Suka nambah cetitanya. Raras kan sebal" ucapku.
"Apa? Kenapa Putri papa sebal?" Tanya papa yang sudah masuk ke ruang kerja Mama.
"Tuh, putri kamu lagi pengen dibacain dongeng putri tidur" ucap Mama.
"Oh, ya udah sini sama papa aja" ucap papa.
Aku menggeleng, "Gak mau, papa usil, suka ganti ceritanya" ucapku.
"Lho, kan ceritanya jadi lebih seru" ucap papa.
"Ma, aku mau Mama yang bacain" ucapku.
"Sayang kalau gitu besok aja, mama janji" ucap Mama.
Aku menghela nafas, tak mungkin aku mengganggu Mama lagi. Sementara itu, aku ingin dibacakan dongengnya sekarang.
Aku melihat papa, "ya udah deh, sama papa aja" ucapku.
"Ayo pa, bacain aku dongeng" ucapku.
"Tadi gag mau" ucap papaku membuatku menggembungkan pipi.
Papa mencubit pipiku. "Aww" ucapku.
"Anak Papa gemesin deh, udah kelas 4 sd, masih suka dibacain dongeng" ucap papa.
Aku diam saja,t tiba-tiba papa menggendongku, "ya udah, ayo" ucapnya.
"Papa!" Teriakku begitu papa menghempaskan tubuhku ke kasur. Tak lama papa sudah mulai mengelitikiku.
"Hahahahahha hentikan papa geli" ucapku dan Papa menghentikannya.
"Ini bacain yang ini" ucapku.
"Ya udah, tapi kamu tidur ya" ucap papa menjawil hidungku.
"Putri tidur yang terbangun"
"Pa ..."
"Baiklah- baiklah, Putri tidur"
"..... Putri tidur di dalam mimpinya, melihat sang pangeran menemuinya dan menyelamatkannya dari kutukan tapi hanya dalam mimpi ..."
"Papa ... ceritanya bukan seperti itu" ucapku kesal.
"Gitu kok, papa baca" ucap papa.
Aku memberenggut, "Baiklah, iya kau kan sudah tahu jadi tidak menarik jika tidak ada sedikit bumbu berbeda" ucap papa.
Aku hanya diam. "Ya udah, papa pergi dulu. Kamu tidur ya" ucap papa.
Aku tersenyum dan mengangguk, "selamat malam papa" ucapku.
"Selamat malam Putri papa" ucap papa sembari membenarkan selimutku dan mencium keningku dan pergi keluar setelah mematikan lampu kamarku. Aku pun terlelap dalam mimpi.
MLM:Mengejarmu lewat mimpi, nice idea :)
Comment on chapter MLM