Chapter 2
Siwon memperhatikan wanita yang duduk dihadapannya. Walaupun tanpa riasan wajah, dia tetap terlihat sangat cantik. Kecantikan alami yang membuat iri setiap wanita yang memandangnya dan membuat pria manapun mengaguminya. Rambut hitamnya digelung, namun anak rambut yang nakal keluar membingkai wajah, membuat tangan Siwon gatal ingin merapikannya. Tapi Siwon tidak berani melakukannya melihat ekspresi wajah Hyun Soo yang mngeras.
“Hyun Sooya…, jebal…,” Siwon mencoba memecahkan keheningan. “Aku tidak ingin berpisah denganmu. Tolong jelaskan apa kesalahanku, akan kuperbaiki, tapi tolong jangan berpisah.”
“Aku sudah memberi banyak kesempatan untukmu, dan aku sudah cukup bersabar,” Hyun Soo menjawab dengan nada dingin. “sudah cukup, aku sudah benar-benar lelah…”
“Tapi Hyun Sooya, jebal… katakan apa yang kau inginkan akan kulakukan, tapi tolong jangan pergi dariku,” Siwon memohon dengan nada memelas,”jebal…, Hyun Sooya… jangan putuskan aku.”
“Hanya 1 tahun Siwon…. 1 Tahun…,” Hyun Soo menjawab tegas. “aku tidak pernah meminta banyak darimu Siwon…, hanya berikan aku sedikit jarak dan waktu untuk menjauh darimu sebentar saja… hanya 1 tahun saja…. Jebal…!!!”
“3 bulan saja ya… Hyun Sooya… 3 bulan… jebal… itu sudha sangat lama…..,” pinta Siwon. Hyun Soo hanya menggelengkan kepalanya.
“Baiklah, baiklah, 6 bulan Hyun Sooya,… 6 bulan… ya… ya…,” pinta Siwon sekali lagi. Hyun Soo menghela napas sambil memejamkan mata mencoba untuk menahan diri agar tidak meluapkan kemarahannya. Dia benar-benar lelah mendengarkan rengekan Siwon sejak 2 minggu yang lalu ketika dia memutuskan untuk berpisah. Setiap ada kesempatan Siwon selalu mencarinya untuk mengajak kembali bersamanya.
“Bagaimana Hyun Soo, 6 bulan ya…,” Siwon terus memohon. Hyun Soo memandangi Siwon dalam diam. Dia sudah mengenal Siwon dari semenjak sekolah dasar, melihatnya tumbuh menjadi seorang pria yang tampan dambaan setiap wanita. Mendengarkan keluh kesah Siwon ketika impiannya menjadi seorang penyanyi ditentang oleh ayahnya. Dia yang mendukung dan memberi semangat pada Siwon untuk mewujudkan impian menjadi seorang penyanyi. Bahkan menemaninya audisi saat Daebag manajemen sebuah agensi yang terkenal di korea mencari beberapa bakat muda untuk dibentuk menjadi boyband baru. Ketika lulus audisi Siwon memintanya menjadi kekasihnya. Hubungan mereka berdua tidak pernah terekspos ke media. Karena semua orang menganggap mereka hanya sahabat baik. Sifat flamboyan Siwon benar-benar membuatnya lelah. Entah sudah berapa banyak gossip yang beredar tentang kedekatan Siwon dengan beberapa wanita. Tapi Siwon selalu memberitahunya bahwa itu semua tidak benar. Hyun Soo percaya karena yakin akan cinta Siwon padanya. Yang terkadang membuatnya ragu adalah sikap Siwon padanya. Walau mereka sepasang kekasih tapi Siwon memperlakukannya sama seperti ketika mereka hanya sebagai sahabat baik. Hyun Soo merasa Siwon hanya membutuhkannya sebagai seorang sahabat bukan kekasih. Ia paham kesibukan Siwon karena ia pun sama sibuknya dengan pekerjaan sebagai seorang manager di perusahanan ayah Siwon. Tapi disedikit waktu yang mereka punya untuk bersama tidak ada perbedaan sikap Siwon padanya. Siwon memberinya mimpi tapi tidak memberinya kenyataan. Siwon selalu mempunyai cara untuk membuatnya yakin semua impian itu akan terwujud. Selama ini ia yang harus mengalah dan menuruti semua keinginan Siwon. Lama kelamaan Hyun Soo kehilangan rasa pada Siwon. Benar, dia masih menyayangi Siwon sampai saat ini, tapi satu tahun belakangan ini tidak ada lagi ketertarikan fisik yang dirasakan. Ia tahu Siwon menyayanginya tapi dia tidak merasakan cinta didalmmnya. Makanya Hyun Soo memutuskan untuk menjauh dari Siwon sementara waktu. Ia ingin menata kembali perasaannya pada Siwon.
“Apakah kamu mencintaiku?” tanya Hyun Soo tiba-tiba. “Tentu saja,” jawab Siwon cepat. “Hyun Soo…,Kau kan tahu bagaimana perasaanku padamu.”
“Tidak, aku tidak tahu,” jawab Hyun Soo tegas, “Siwon… Jebal… hanya setahun saja.. kalo memang saat itu kau masih mencintaiku kita masih bisa bersama. Ok.”
“Tapi kau tidak mau menemuiku selama setahun itu, aku tidak bisa,” kata Siwon, “Apakah kau sudah tidak menyayangiku lagi Hyun Soo?”
“Aku masih dan akan selalu menyayangimu Siwon,” Hyun Soo mengakui, “tapi rasa itu dihati ini sudah hilang.”
“Apakah kau membenciku?” Siwon bertanya dengan sedih.
“Tidak…,” Hyun Soo menghela napas,” aku tidak pernah bisa membencimu… dan tidak ingin membencimu…”
“Jadi mengapa kau tidak ingin bertemu denganku?” Siwon bertanya lagi dengan sedih.
“Siwon… jebal… percakapan ini sudah berulang-ulang kita lakukan…,” Hyun Soo sudah sangat kesal. “terserah kau mau terima keputusanku atau tidak. Aku sudah tidak ingin membahasnya lagi.” Lalu segera berlalu menninggalkan Siwon masuk ke dalam restauran.
“Hyun Soo… tunggu…,” Siwon hendak mengikuti Hyun Soo namun tertahan oleh rekan bisnis ayahnya di pintu masuk restauran. Dilihatnya Hyun Soo yang sedang berbicara dengan orangtuanya untuk memohon diri pulang terlebih dahulu. Dilihatnya Dong Hae mengikuti Hyun Soo pergi. Dia menahan geram sambil tersenyum mencoba berkonsentrasi pada apa yang ditanyakan rekan bisnis ayahnya dan menjawabnya sengan sopan sebelum pamit dan segera mengejar Hyun Soo dan Dong Hae. Sementara itu Han Ji Bin terburu-buru memasuki kedalam lift yang terbuka, sebelum tertutup ia melihat sekilas Siwon yang keluar dari lift disebelahnya melintas. “Ah… itu orang tadi sekilas mirip Siwon oppa…” pikir Han Ji Bin, “Ah… tapi tidak mungkin… Siwon oppa sedang sakit. Tidak mungkin dia berada di hotel ini. Aduh aku terlambat sekali nich… semoga appa tidak terlalu marah…” Han Ji Bin berdoa sambil berdiri tidak sabaran menunggu lift itu sampai dilantai yang dia tuju. Begitu pintu lift terbuka, dihadapan Han Ji Bin telah berdiri ke dua orang tuanya dan dua pasang teman bisnis ayahnya.
“Appa…,” Han Ji Bin berbisik lirih sambil menunduk ketakutan melihat tatapan ayahnya. Ayah Han Ji Bin melangkah masuk ke dalam lift diikuti ibu dan kedua rekan bisnis.
“Ah… Han Ji Bin mana sopan santunmu, beri salam pada Paman dan bibi Choi serta Paman dan Bibi Choi,” ayahnya member perintah.
“Annyeong Haseumnika?, Paman dan bibi Choi, Paman dan Bibi Sung,” Han Ji Bin memberi salam dengan hormat. “Saya Han Ji Bin, Senang berkenalan dengan paman dan bibi. Saya minta maaf terlambat hadir.”
“Aigo… putrimu cantik dan ramah,” puji bibi Choi, “berapa umurmu sayang?”
“Duapuluhsatu, bibi,” sahut Han Ji Bin sopan.
“Unnie… kau pasti bahagia punya anak yang manis seperti ini,” Bibi Choi memuji Han Ji Bin didepan ibunya yang hanya tersenyum mendengarakn pujian itu.
“Ya… ya… sangat manis hingga bisa membuatmu sakit kepala…,” gerutu ayah Han Ji Bin. “Kalo perilakunya setengah saja dari putrimu Hyun Soo, aku akan sangat bahagia…” tambah Ayah Han Ji Bin sambil memandang tajam ke arahnya. Han Ji Bin menunduk menghindari tatapan ayahnya. “Ah… Lee oppa… jangan begitu, putrimu juga sangat manis dan sopan,” Bibi Choi membela Han Ji Bin. Lift terbuka sehingga ayahnya tidak memberikan komentarnya lagi. Mereka beriringan berjalan kearah lobi Hotel. Di depan pintu lobi mobil keluarga Choi tiba terlebih dahulu. Mereka berpamitan disusul mobil keluarga Choi. Setelah saat mobil keluarga Lee datang ayah Han Ji Bin berkata.
“Tadi kau datang sendiri kan, sekarang pulanglah sendiri,” segera masuk kedalam mobil. “Masuk tidak usah perdulikan dia.” Memerintahkan ibu Han Ji Bin yang baru saja hendak berbicara.
“Sudah oemma masuk saja, aku bisa pulang sendiri,” Han Ji Bin tersenyum pada ibunya yang tampak sedih.
“Baiklah, segera pulang ya… hati-hati dijalan,” ibunya mengelus sayang kepalanya sebelum masuk kedalam mobil.
“Ne.. oemma… hati-hati dijalan appa… ” ucap Han Ji Bin sambil tersenyum manis. “Sampai bertemu dirumah.” Ayahnya hanya mendengus kesal sebelum menyuruh sopir menjalankan mobilnya. Han Ji Bin menunggu sampai mobil ayahnya menghilang dari pandangan. Sebelum melangkah kembali kedalam hotel.