Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dinding Kardus
MENU
About Us  

Tiba malam yang sangat mencekam. Hujan deras ditemani petir di luar membuat kami resah yang hanya berlindung di dalam rumah kardus. Sedikit demi sedikit kardus mulai basah, bocor. Lantai tanah yang kami pijak perlahan tergenang air hujan. Bercampur dengan bau sampah belakang rumah kecilku. Itu sebabnya Ajat, Asep, dan Dani lebih memilih tinggal di kolong jembatan dibandingkan menyusun rumah dari karton atau kardus bekas.

Untung saja mereka menginap malam ini. Aku mengambil plastik besar yang kupungut dari tempat pembuangan sampah. Melapiskannya diatas rumah kardus. Dani dan Asep membantuku, Ajat tidak mau keluar karena takut petir. Kami bertiga basah kuyup demi menyelamatkan rumah kardus. Walaupun kecil, ada beberapa barang di dalamnya yang menurutku penting untuk diselamatkan.

Ajat menyeret keluar air hujan yang merangsek masuk menggunakan potongan triplek, yang lagi-lagi aku pungut dari tempat sampah.

Hujan di luar masih belum reda. Kami kelaparan. Perut kami mulai keroncongan menagih santapan untuk meredakannya. Bahan makanan yang kumiliki sudah habis. Aku lupa untuk mencuri beberapa bahan makanan. Biasanya Asep selalu membawa makanan kalau mau menginap disini. Semuanya saling tatap. Hanya ada satu pilihan untuk menyelamatkan perut kami.

Kubuka plastik kecil berisi rumput segar. Persediaan yang selalu kuandalkan ketika kehabisan bahan makanan. Beberapa genggam rumput kucuci menggunakan air hujan. Tanpa khawatir sedikitpun apakah hujan ini beracun atau tidak. Ajat dan Asep tengah menyalakan tungku di tengah rumah. Semoga saja rumahku tidak terbakar. Dani menampung air hujan menggunakan panci kecil. Yang nantinya akan kami gunakan untuk merebus rumput.

“Jang, garamnya ada kan?” Ajat berseru sambil meniup-niup tungku.

“Ada. Di kotak makanan ada banyak. Penyedap tambahan juga ada. Kalau perlu rempah-rempah juga tinggal ambil tuh.” Jawabku sambil mengiris rumput yang telah kucuci.

“Oke, daripada cuma direbus. Aku buat sup ya?”

“Wah bagus tuh!” Sahut Dani sambil menaruh pancinya di atas tungku yang sudah menyala.

Ajat beranjak menuju kotak makananku, mengambil beberapa siung bawang merah dan bawang putih. Lantas menghaluskannya menggunakan ulekan yang kucuri di pasar. Dia menambahkan tiga buah cabai merah, lantas menghaluskannya lagi.

Air dalam panci sudah mendidih. Ajat memasukan bumbu yang dia racik. Aroma sup buatannya mulai tercium, membuat perutku tidak sabar menunggu makanan seperti apa yang akan dia buat. Setelah menunggu sebentar, Ajat memasukkan rumput yang sudah kupotong-potong tadi. Dia menutup panci dengan sangat rapat. Bahkan memberatinya dengan batu. Agar rumputnya menjadi lebih lembut setelah direbus dengan waktu yang lumayan lama, katanya.

Setelah yakin rumput matang, dia menambahkan beberapa sendok garam dan sebungkus penyedap tambahan. Syuk. Dia mengambil sesendok kuah sup, lantas mencicipinya. Dia tersenyum riang. Masakannya berhasil.

“Kamu pandai memasak ternyata, Jat.” Asep memuji masakan Ajat sambil menyantapnya.

“Ah tidak juga. Kebetulan bahannya serba ada.” Timpal Ajat merendah.

Bukan ingin melebih-lebihkan. Tapi memang masakannya lezat sekali. Aku tidak merasa sedang memakan rumput yang tumbuh di sekitaran jalan menuju rumahku. Aku merasa sedang makan cah kangkung di warteg yang harga seporsinya delapan ribu rupiah jika ditambah nasi. Tekstur rumput yang keras berubah menjadi sangat lembut dengan bumbu yang menyerap sampai ke dalam. Mirip kangkung.

“Untung ada kamu, Jat.” Kataku sambil menyiduk lagi sup di panci.

Dani tidak banyak bicara. Dia berkali-kali tambah saking nikmatnya sup rumput buatan Ajat. Kami tertawa melihat Dani yang kelaparan. Malam ini sepertinya kami bisa tidur nyeyak dengan perut terisi.

<<<>>> 

Pasar Tegalega sudah ramai. Aku sedang tidak ingin mencuri hari ini. Sisa-sisa makanan yang bisa kupungut sudah cukup. Apalagi para pedagang yang sering kucuri barangnya selalu baik padaku. Membuatku merasa bersalah setiap kali ingin mencuri dagangan mereka.

Sambil memulung rongsokan, sesekali aku memungut barang dagangan yang sudah sedikit basi. Sepertinya masih bisa kumakan. Sebelumnya aku meminta izin pada para pedagangnya. Mereka mempersilakanku.

“Copet!!! Tolong!!!”

Seorang pembeli yang tidak jauh dariku berteriak minta tolong. Telunjuknya mengarah pada anak laki-laki seusiaku yang berlari menerobos ramainya pengunjung pasar. Tubuhku bergerak sendiri. Seperti memiliki inisiatif, untuk mengejar seorang pencopet kecil.

Srrt! Aku menahan laju lariku. Sekilas terbayang dipikiranku, bahwa aku juga sama dengannya. Aku tidak berhak menangkapnya, kami sama-sama pencuri.

Sambil menggendong karung di punggung, aku berbalik. Kembali memulung tanpa peduli apa yang akan terjadi pada ibu korban copet itu. Atau…

<<<>>> 

Para pengunjung pasar tengah mengerumuninya. Sesuai dugaanku, badannya babak belur dihajar habis-habisan. Padahal dia hanyalah seorang anak kecil berusia sekitar tiga belas tahun yang mungkin kelaparan. Setelah puas menghajar dan mengambil barang yang dia curi, orang-orang bubar begitu saja.

Aku menghampirinya, perasaan senasib membuatku iba melihatnya yang hampir pingsan. Aku memapahnya ke rumah kardus. Dia tidak banya bicara. Sekitaran mulutnya lebam terkena pukulan orang-orang, mungkin.

“Namamu?” Aku bertanya singkat.

“Denden.”

“Aku Ujang. Kau mencopet ibu itu sendirian?” Tanyaku sambil terus berjalan.

“Iya. Kenapa?” Jawabnya singkat. Mulutnya masih sulit bebicara.

“Haha. Bodoh! Lain kali kau harus bekerja sama untuk mencopet dengan rapi. Bahkan yang memukulimu tadi bukan hanya pengunjung biasa, mereka sama sepertimu. Tukang copet. Aku berani bertaruh, saat asyik memukulimu, mereka pasti sambil memangsa dompet orang di sekitarnya.”

Dia hanya menyeringai sinis. Mungkin aku terlalu terbuka pada orang baru.

<<<>>> 

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (12)
  • AyPurnama

    @EttaGurl makasih kak :D ikutin terus yaa

    Comment on chapter Rongsokan
  • EttaGurl

    Ceritanya keren, kak. Sudut pandangnya baru. :3

    Comment on chapter Rongsokan
Similar Tags
UNTAIAN ANGAN-ANGAN
323      274     0     
Romance
“Mimpi ya lo, mau jadian sama cowok ganteng yang dipuja-puja seluruh sekolah gitu?!” Alvi memandangi lantai lapangan. Tangannya gemetaran. Dalam diamnya dia berpikir… “Iya ya… coba aja badan gue kurus kayak dia…” “Coba aja senyum gue manis kayak dia… pasti…” “Kalo muka gue cantik gue mungkin bisa…” Suara pantulan bola basket berbunyi keras di belakangnya. ...
TRIANGLE
12121      1917     3     
Romance
"Apa pun alasannya, yang namanya perselingkuhan itu tidak bisa dibenarkan!" TRIANGLE berkisah tentang seorang gadis SMA bernama Dentara dengan cerita kesehariannya yang jungkir balik seperti roller coaster. Berasa campur aduk seperti bertie botts bean. Berawal tentang perselingkuhan pacar tersayangnya. Muncul cowok baru yang berpotensi sebagai obat patah hati. Juga seorang dari ...
A & B without C
274      242     0     
Romance
Alfa dan Bella merupakan sepasang mahasiswa di sebuah universitas yang saling menyayangi tanpa mengerti arti sayang itu sendiri.
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
588      332     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
3600 Detik
3012      1098     2     
Romance
Namanya Tari, yang menghabiskan waktu satu jam untuk mengenang masa lalu bersama seseorang itu. Membuat janji untuk tak melupakan semua kenangan manis diantara mereka. Meskipun kini, jalan yang mereka ambil tlah berbeda.
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
14971      2074     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...
TAKSA
407      317     3     
Romance
[A] Mempunyai makna lebih dari satu;Kabur atau meragukan ; Ambigu. Kamu mau jadi pacarku? Dia menggeleng, Musuhan aja, Yok! Adelia Deolinda hanya Siswi perempuan gak bisa dikatakan good girl, gak bisa juga dikatakan bad girl. dia hanya tak tertebak, bahkan seorang Adnan Amzari pun tak bisa.
INTERTWINE (Voglio Conoscerti) PART 2
3548      1095     2     
Romance
Vella Amerta—masih terperangkap dengan teka-teki surat tanpa nama yang selalu dikirim padanya. Sementara itu sebuah event antar sekolah membuatnya harus beradu akting dengan Yoshinaga Febriyan. Tanpa diduga, kehadiran sosok Irene seolah menjadi titik terang kesalahpahaman satu tahun lalu. Siapa sangka, sebuah pesta yang diadakan di Cherry&Bakery, justru telah mempertemukan Vella dengan so...
Lost Daddy
5303      1200     8     
Romance
Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata bahwa ayah sangat mencintai ibu. Oleh sebab itu, ia perlu waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Namun alasan itu tidak sesuai fakta. AYAH TIDAK LAGI MENCINTAIKU! (Aulia) Dari awal tidak ada niat bagiku untuk mendekati...
My Sweety Girl
11572      2615     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...