Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bukan Kamu
MENU
About Us  

       Di perjalanan, mereka banyak berbincang-bincang mulai dari kegiatan sekolah, pelajaran-pelajarannya, sampai ke dosennya juga. Tanpa sengaja, Aldi melirik kaca sepion motornya. Ada seorang yang mengikuti dirinya dan Muti. Sepeda kencana berwarna merah, yang di tunggangi pria berjaket coklat dengan helm berwarna biru tua.

            "Mut, di belakang kaya ada yang ikutin kita?" tanya Aldi.

            "Emang iya? Mana?" ucapnya kaget.

            "Itu, lo lihat kaca sepion. Tapi lo jangan nengoke ke belakang, orang yang naik motor itu kayanya gue kenal".

(Tama) umpatnya dalam hati.

            "Hmm. Itu Tama Di.”

            "Oh dia, pantes."

            "Lo risih ya? Sorry !! Kita berhenti dulu, biar gue yang ngomong sama dia biar engga ikutin kita."

            "Eh, engga kok. Biarin aja."

            Muti menoleh ke belakang, tapu pura-pura tidak melihat ke arahku.

            “(Cuma ini yang bisa gue lakuin buat lo, maaf banget kalo lo terusik karena gue).” Bisiknya di dalam relung hati terdalam.

            Sore-sore seperti ini sedap sekali menyantap nasi bebek hangat dan es teh manis di pinggir jalan, di temani deru suara bising yang berlalu lalang di sekelilingnya. Ada yang berukuran besar, sedang bahkan kecil dan yang berroda dua.

            Mereka menyantap nasi bebek itu dengan lahapnya, dengan nikmatnya, dengan serunya, dengan santainya sampai-sampai mereka kekenyangan.

            "Yang bayar lo kan?" tanya Aldi tiba-tiba.

            Mata Muti langsung melotot ke arah Aldi, matanyapun hampir keluar.

            "Lo gila?" ucap Muti sekenanya.

            "Gue engga bawa dompet, ketinggalan".

            "Sadis." Muti memasang wajah panik sekaligus bad moodnya dia.

            "Boong-boong, kiding gue. Jangan di tekuk gitu bibirnya." Ucap Aldi tertawa terbahak-bahak.

            "Lo?” Muti mengeluarkan wajah ganasnya. Langsung saja Aldi di cubitin sama Muti.

            "Udah.. Udah.. Sakit.. Sakit.. Entar engga gue baya nih !!" keluhnya.

            "Eh, iya deh iya. Tapi jangan gitu lagi ahh lokan tahu gue engga bawa uang." Peringatan Muti pada Aldi.

            "Hmmm." Aldi hanya berdeham.

            Muti hanya menggerutu.

                                                ***

            Dari kejauhan Tama hanya mampu memandang keakraban antara dia dan Aldi tak ada kecanggungan. Semua santai bersendau gurau. Ia hanya ingin Muti bersamanya.

            "Apakah aku bisa seperti itu? Bahagia bersamamu?" keluhnya.

            Setelah tiba di rumah. Muti langsung melaksanakan kewajibannya kepada Sang Khaliq. Selepas dari itu Muti membuka buku, dan mempelajari pelajaran yang akan di bahas besok. Kumandang adzan terdengar kembali, segeralah Muti mensucikan diri dan bersujud kepadamu.

            Rasa lelah mulai menghampiri raga Muti, dan ia memutuskan untuk merebahkan punggungnya di atas bantalan empuk, terpejam sudah matanya. Kalau sudah begini tidak ada yang bisa menggugat apa lagi membangunkannya, untung saja besok tidak ada tugas yang harus di kerjakan.

            Sejak tadi handphone Muti terus berbunyi, tak ada yang mengangkat. Sunyi, hanya ada seorang wanita cantik yang terbujur pulas dengan selimutnya. Fey? Fey tidak ada di kostan kadang ia pulang sekitar jam 9 atau jam 10 tergantung situasi dan kondisinya.

            Sudah 30 panggilan tak terjawab, aku tak bisa menghubungi tidak ada yang mengangkat. Tama semakin gelisah, bingung, merasa takut, merasa aneh terhadapnya.

            "Fey, Muti lagi sama lo?" suara pria itu dari sebrang sana.

            "Engga Tam, gue baru sampe di kostan nih. Emang kenapa?"

            "Dari tadi gue telphone engga di angkat, gue takut dia kenapa-kenapa !!"

            "Pantes aja ini udah jam 9, pasti dia udah tidur." Jelas Fey.

            "Apaan sih, tadi gue telphone dia itu sekitar jam setengah 8 tadi masa iya udah tidur. Jangan boong ke gue deh !!" selidiknya.

            "Siapa yang boong sih Tam. Kalo dia lagi kecapekan pasti tidurnya di bawah jam 9 kadang juga suka abis isya dia langsung tidur. Gue tahu sifat Muti Tam." Jelasnya.

            "Yang bener nih? Dia engga kenapa-kenapakan? Apa mungkin dia engga mau angkat telphone dari gue?"

"Dia engga mungkin kaya gitu Tam, gue tahu Muti. Dari pada lo engga percaya, tunggu deh gue masuk ke kostan dulu gue mau pastiin dia lagi tidur."

            "Oke, kalo kaya gitu".

            3 menit kemudian.

            "Tuhkan, gue bilang apa dia lagi tidur. Pules banget. Lo lihat deh?"

            "Aduh Fey Fey, mana bisa gue lihat. Guekan lagi di rumah".

            "Oh iya gue lupa, gue kirimin fotonya sekalian deh biar lo puas."

            "Iya deh."

            Tut... Tut... Tut... Tut...

            Tamapun mengakhiri pembicaraaannya.

            Fey take photo Muti yang sedang tertidur sangat-sangat pulas. Masih tetap ia memakai kerudung seperti biasa.

            Cissss. Send.

            "Gimana Tam? Udah puas lo, percayakan? Muti lagi tidur." Fey mengirim pesan singkat.

            "Iya gue puas. Thanks Fey ;)"

            Esok pagi, Muti berangkat tanpa Aldi. Tak seperti biasanya Muti berangkat pagi. Tama sudah standby di depan gerbang. Tiba-tiba,,

            "Muka lo lucu kalo lagi tidur !!" ucapnya yang mulai menggoda Muti.

            "Maksudnya?" ucap Muti tak mengerti apa yang dibicarakan olehnya.

            "(menunjukkan foto Muti yang tertidur pulas). Ini lo kan yang lagi tidur?", Mutipun menoleh.

Seperti biasa, Muti selalu memelototkan matanya jika ada sesuatu tak mengenakan menimpa dirinya.

            "Dapet dari mana lo?" ucap Muti ganas.

            "Dari Fey !!"

            "Fey? Ya ampun", ucap Muti menepuk jidatnya.

            Muti langsung pergi begitu saja dari hadapanku. Tangan ku bergerak menahannya.

            "Mau kemana?"

            "Bukan urusan lo."

            "Lo malu sama foto ini, santai aja lagi."

            "Malu lo bilang? Sorry cuma kaya gitu doank gue engga bakalan malu. Dan gue peringatin sama lo jangan temuin gue lagi, jangan deketin gue lagi, jangsan sms atau telphone gue apalagi ngomong sama gue lagi. Ngerti?" jelas Muti tanpa titik dan koma.

            "Hah? Gue engga ngerti Mut? Kenapa lo kaya gini? Lo marah? Lo benci sama gue? Tapi apa alasan lo bilang kaya gitu?" Ucap Tama bertanya-tanya.

            "Lo engga usah banyak tanya alasannya kenapa gue nyuruh lo kaya gitu. Ini satu-satunya cara buat gue selametin lo".

            "Apa sih maksud lo? Satu-satunya cara buat selametin gue. Apa sih gue ngerti."

            Muti lari sekencang-kencangnya untuk menjauh darinya. Tama masih bingung kenapa ia seperti itu. Ia memutuskan untuk mencari alasannya.

            Setiap malam aku memberikannya pesan singkat, tapi tak kunjung di balas. Di telphone selalu Fey yang mengangkat dan Fey berkata ia tak mau menerima telphone dariku.

            “Di kampus ia selalu menghindariku dan terus menjauh. Sulit untuk ku gapai. Sampai pada akhirnya aku kembali pada dunia gelapku yang waktu itu. Kelam, sunyi, tak beradab, jauh dari kata mulia, mabuk-mabukan, make obat-obatan lagi, pulang malam lagi, frontal lagi, dan kesepian lagi.” Ia berfikir begitu jauh.

            “Sudah 3 minggu, tak ada kabar yang kuterima dari Muti lenyap bagai ditelan bumi. Di kampus aku tak pernah bertemu dengannya, walaupun aku tahu ia selalu rajin ke kampus. Akupun semakin hancur tanpanya. Frustasi. Itu yang aku rasakan saat ini.” Tama berucap di hatinya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • nanisarahhapsari

    @ReonA masih baru bngt ini hehe. Makasih :)

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    Ceritanya keren kok kak, diksinya lumayan, cuma harus memerhatikan Puebi aja. Semangaaattt

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Amherst Fellows
6348      1718     5     
Romance
Bagaimana rasanya punya saudara kembar yang ngehits? Coba tanyakan pada Bara. Saudara kembarnya, Tirta, adalah orang yang punya segunung prestasi nasional dan internasional. Pada suatu hari, mereka berdua mengalami kecelakaan. Bara sadar sementara Tirta terluka parah hingga tak sadarkan diri. Entah apa yang dipikirkan Bara, ia mengaku sebagai Tirta dan menjalani kehidupan layaknya seorang mahasis...
IMAGINATIVE GIRL
2659      1340     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
Everest
1894      788     2     
Romance
Yang kutahu tentangmu; keceriaan penyembuh luka. Yang kaupikirkan tentangku; kepedihan tanpa jeda. Aku pernah memintamu untuk tetap disisiku, dan kamu mengabulkannya. Kamu pernah mengatakan bahwa aku harus menjaga hatiku untukmu, namun aku mengingkarinya. Kamu selalu mengatakan "iya" saat aku memohon padamu. Lalu, apa kamu akan mengatakannya juga saat aku memintamu untuk ...
Cowok Cantik
13948      2166     2     
Romance
Apa yang akan kau lakukan jika kau: seorang laki-laki, dianugerahi wajah yang sangat cantik dan memiliki seorang ibu dari kalangan fujoshi? Apa kau akan pasrah saja ketika ditanya pacarmu laki-laki atau perempuan? Kuingatkan, jangan meniruku! Ini adalah kisahku dua tahun lalu. Ketika seorang laki-laki mengaku cinta padaku, dan menyebarkannya ke siswa lain dengan memuat surat cintanya di Mading...
An Invisible Star
2128      1089     0     
Romance
Cinta suatu hal yang lucu, Kamu merasa bahwa itu begitu nyata dan kamu berpikir kamu akan mati untuk hidup tanpa orang itu, tetapi kemudian suatu hari, Kamu terbangun tidak merasakan apa-apa tentang dia. Seperti, perasaan itu menghilang begitu saja. Dan kamu melihat orang itu tanpa apa pun. Dan sering bertanya-tanya, 'bagaimana saya akhirnya mencintai pria ini?' Yah, cinta itu lucu. Hidup itu luc...
Dia Dia Dia
13536      2166     2     
Romance
Gadis tomboy yang berbakat melukis dan baru pindah sekolah ke Jakarta harus menahan egonya supaya tidak dikeluarkan dari sekolah barunya, saat beberapa teman barunya tidak menyukai gadis itu, yang bernama Zifan Alfanisa. Dinginnya sikap Zifan dirasa siswa/siswi sekolah akan menjadi pengganti geng anak sekolah itu yang dimotori oleh Riska, Elis, Lani, Tara dan Vera. Hingga masalah demi masalah...
Perfect Candy From Valdan
3164      1323     2     
Romance
Masa putih abu-abu adalah masa yang paling tidak bisa terlupakan, benarkah? Ya! Kini El merasakannya sendiri. Bayangan masa SMA yang tenang dan damaiseperti yang ia harapkan tampaknya tak akan terwujud. Ia bertanya-tanya, kesalahan apa yang ia buat hingga ada seorang senior yang terus mengganggunya. Dengan seenaknya menyalahgunakan jabatannya di OSIS, senior itu slalu sukses membuatnya mengucapka...
I have a dream
317      257     1     
Inspirational
Semua orang pasti mempunyai impian. Entah itu hanya khayalan atau angan-angan belaka. Embun, mahasiswa akhir yang tak kunjung-kunjung menyelesaikan skripsinya mempunyai impian menjadi seorang penulis. Alih-alih seringkali dinasehati keluarganya untuk segera menyelesaikan kuliahnya, Embun malah menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya. Suatu hari, Embun bertemu dengan s...
SHEINA
353      250     1     
Fantasy
Nothing is Impossimble
Senja Menggila
382      270     0     
Romance
Senja selalu kembali namun tak ada satu orang pun yang mampu melewatkan keindahannya. Dan itu.... seperti Rey yang tidak bisa melewatkan semua tentang Jingga. Dan Mentari yang selalu di benci kehadirannya ternyata bisa menghangatkan di waktu yang tepat.