Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bukan Kamu
MENU
About Us  

       Pagi menjelang, seperti biasa Muti dan Aldi berangkat kuliah bersama. Sampai di sekolah dengan in time. Seorang gadis yang berpakaian sexy tinggi semampai datang menghampiri mereka di parkiran kampus, wajahnya yang agak judes menandakan bahwa dirinya adalah orang kaya.

            "Heh lo?" panggil Liona.

            Muti hanya celangak-celinguk karena tidak tahu siapa yang dipanggil Liona.

            "Gue panggil lo, bukan orang lain." Tegasnya.

            "Oh, lo panggil gue? Tapi nama gue bukan heh, gue punya nama !!" jelas Muti.

            "Oke oke oke, gue panggil nama lo. Muti, gue pengen ngomong sama lo?" pinta Liona dengan nada bicara menyombongkan diri.

            "Ngomong apaan? Tinggal ngomong apa susahnya?"

            "Tapi ga di sini", ucap Liona dengan melirik Aldi.

            "Kenapa lo lihatin gue? Hah?" juteknya.

            "PD banget lo, ihh." Jawab Liona.

            "Hmm, Di. Lo duluan aja deh nanti gue nyusul. Oke?" titah Muti pada Aldi.

            Muti tahu lirikan itu mengisyaratkan bahwa Aldi tidak boleh berada di antara mereka.

            "Oke deh, tapi lo engga apa-apa gue tinggal sama cewek ini?"

            "Iya engga apa-apa, tenang aja." Ucap Muti mengedipkan sebelah mata pada Aldi.

            Lagi-lagi Aldi tahu apa yang harus dia lakukan, Aldi selalu mengerti tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Muti. Dia paham tabiat Muti.

                                                ***

            "Lo gue peringatin sekarang, jangan deketin Tama sebelum kehidupan dia gue hancurin !!" peringatnya dengan tatapan tajam yang mengarah pada Muti.

            "Maksudnya? Lo larang gue temenan sama Tama gitu? Hello siapa lo? Ngatur-ngatur hidup gue? Ibu gue juga bukan. Tama aja engga ngelarang gue buat temenan sama dia. Apa hak lo?" tegasnya penuh keberanian.

            "Muti, sekali lagi gue bilangin sama lo. Gue itu bisa ngelakuin apa aja yang gue mau, gue orang kaya. Gue bisa milikin segalanya dan gue juga bisa milikin Tama. Bukan hanya itu, gue itu bisa ancurin hidup siapapun di dunia ini, Tama aja bisa gue ancurin apa lagi hidup lo Mut." Ancam Liona yang mulai terfikir oleh Muti.

            "Lo boleh ancurin hidup gue, asal jangan Tama. Lagian apa lo bisa ancurin hidup Tama? Hah? Tama juga orang kaya sama seperti lo, malah Tama lebih dari lo." Ceplos Muti.

            "Iya gue tahu itu, tapi lo engga tahukan kalo bokapnya Tama itu kolega papah gue. Gue bisa hasut papahnya Tama buat bikin dia jadi milik gue selamanya dan hidup lo itu bisa ancur, lo engga bakal bisa sama dia. Tama bisa lebih ancur dari pada lo karena Tama suka sama lo, lo itu ujung tombaknya dia. Kalo ujung tombaknya dia patah pasti Tama menderita." Jelasnya panjang lebar.

            Muti mencerna kat-kata yang keluar dari mulut Liona, Muti sadar dia harus mengalah untuk Liona. Dia tidak ingin aku menderita, dia tidak mau aku hancur, bahkan dia tidak ingin aku masuk ke dalam dunia yang sangat menyedihkan seperti waktu itu lagi.

            "Jadi, apa yang lo mau dari gue? Gue engga punya apa-apa, gue cuma cewek miskin !!"

            "Gue cuma pengen, lo jauhin Tama jangan deket-deket sama dia apa lagi ngobrol sama dia. Gue muak lihat lo berdua. Ngerti? Lo harus nurutin kata-kata gue kalo lo engga mau Tama menderita."

            Muti berfikir, sebenarnya ia tak mau seperti ini.

            "Oke, gue bakal nurtin kemauan lo. Asal lo jangan pernah buat Tama ancur, kasian dia." Keluh Muti.

            "Oke,oke. Ga bakal ngelakuin itu sama dia. Lo turutin kemauan gue, semua beres."

            "Gue masih ragu sama omongan lo?" Muti.

            "Pegang kata-kata gue." Ucap Liona serius.

            Muti terpaksa melakukan ini semua demi Tama.

            Jam sudah menunjukkan pukul 8. Muti segera lari ke kelasnya.

            "Sorry, gue duluan." Ucapnya meninggalkan Liona.

            Liona hanya tersenyum licik.

            Di tangga kampus, Muti bertemu dengannya. Tama sempat menyapanya, tapi tak ada jawaban malah Muti buang muka terhadap. Sungguh aneh.

                                                ***

            Muti mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi ia tidak fokus dengan apa yang disampaikan oleh dosen yang mengajar, Muti terus memikirkan Tama. Sampai pada akhirnya, jam telah menunjukkan jam 3 sore. Tanpa disadari handphonenya bergetar terus.

From Tama : "Mut?"

Tak ada balasan yang diberikan Muti padaku.

            From Tama : "Kemana aja?"

            Tak kunjung di balas. Muti sedang merenung memandangi handphonenya yang terus bergetar tanda pesan masuk.

            From Tama : "Kok engga dibalas?"

            Tak ada jawaban.

            From Tama : "Kenapa sih? Lo marah sama gue?"

            Masih dengan hal yang sama, tak dibalas sedikti pun.

            From Tama : "Gue tunggu lo di parkiran, lo harus dateng sekarang."

            Karena tidak ingin membuat Tama menunggunya terpaksa ia balas.

            From Muti : "Engga usah, gue engga ada waktu ketemu sama lo. Gue sibuk."

            Rasa kecewa dalam hatiku mulai merasuk, benci iya, sedih iya, tapi gimana lagi aku harus menerima keanehan Muti terhadapku hari ini.

            Di dekat parkiran, Aldi seperti biasa menunggu Muti keluar dari dalam kelasnya. Karena tak kunjung datang, Aldi meneleponnya.

            "Dimana Mut? Pulang bareng yuk?"

            Muti mengiyakan ajakan Aldi, dan meminta menunggunya di depan gerbang kampus. Memang biasanya Aldi dan Muti pulang bersama.

            "Sorry nunggu lama!!" Muti datang.

            "Iya engga apa-apa." Ucap Aldi santai.

            "Sialan." Ucap Tama memukul stir motorku

            Dari kejauhan aku melihat Aldi dan Muti pulang bersama. Dia menolak ajakan Tama, ia sangat benci terhadap itu. Dia tak pernah tahu perasaan Tama padanya. Tama cemburu Mut dan ia tak pernah mengerti kemauan dan keinginan Tama terhadapnya.

            Tanpa sengaja Muti melihat ku di dekat gerbang sekolah yang tak jauh dari keberadaan dirinya, dan yang terjadi adalah dia memalingkan wajahnya. Ia tak menoleh untuk sekedar memberikan senyuman yang biasa ia berikan padaku.

            "Sorry, gue terpaksa ngelakuin ini Tam. Gue engga mau lo kenapa-kenapa, lo engga boleh hancur cuma gara-gara cewek kaya gue. Hidup lo terlalu berharga buat gue." Rintihnya dalam hati.

            "Kita mau kemana dulu nih?" tanya Aldi di sela-sela perjalanan.

            "Engga usah kemana-kemana deh, kita pulang aja langsung." Ucapnya.

            "Tumben lo engga pengen kemana-mana? Kenapa?" ucap Aldi penasaran.

            "Engga kenapa-kenapa. Gue cuma pengen istirahat aja di rumah, kayanya hari ini gue capek banget." Ucap Muti menjelaskan.

            "Ouuuhh. Tapi lo engga apa-apakan? Kalo lo ngerasa engga enak badan karena kecapean kasih tahu gue, gue takut lo kenapa-kenapa." Aldi merasakan bahwa Muti sedang kurang sehat.

            "Iya, tenang aja." Ucap Muti dengan santainya.

            Tibalah Muti di depan kostannya.

            "Sana masuk, istirahat, jangan lupa makan, kalo perlu minum obat terus tidur." Nasihatnya.

            "Siap bos." ucap Muti sambil hormat.

            "Ya udah, gue balik dulu."

            "Oke." Ucap Muti menjentikkan jarinya.

            Dari kejauhan, mata  itu tak berpaling sedikitpun dari dirinya. Tama ingin menggapainya untuk tetap berada di sampingnya, bersamanya dan di sisinya.

            Sesampainya di kosan, Muti segera membersihkan dirinya dan bersujud kepada Allah karena waktu sudah menunjukkan pukul 3 lewat seperapat jam.

            "Gue engga tahu, apa yang harus gue lakuin." Ucap Muti yang tengah berbaring di ranjang tidurnya.

            "Gue engga mau buat hidup Tama hancur, gue harus ngejauhin lo bahkan gue pendam rasa gue buat lo."

            Setelah ia memikirkan Tama, ia merasa lapar tapi di rumah engga ada apa-apa. Muti malas keluar rumah untuk membeli makan, padahal hari belum malam. Masih sore, jam 15.45.

            Dia memutuskan untuk mengirim pesan singkat kepada Aldi.

            "Di? Bisa beliin gue nasi bebek engga? Gue laper pengen makan, tapi di rumah engga ada makanan !!"

            "Oke, gue mau OTW ke sana !! Apa lo mau kita berdua ke sana, dari pada di makan di rumah, rasanya beda", beberapa detik Aldi membalas pesan singkat itu.

"Hmm, ya udah deh. Tunggu gue ganti baju dulu." Muti membalasnya.

            "Udah engga usah, gue udah di depan gerbang." Aldi mencegah Muti untuk berlama-lama di dalam kamar kostnya.

            Mutipun keluar dari kamarnya.

            "Udah siap Mut? Ayo cepet !!" titahnya.

            "Nanti dulu, masa iya gue pake baju tidur. Lo engga malu apa !!" bantahnya.

            "Engga usah, gue engga bakal malu. Masa iya cuma masalah pakaian gue malu !!" tegasnya.

            "Iya deh, gue ambil uang dulu sebentar!!" pintanya.

            "Aduh, kelamaan lo. Gue yang teraktir !!" tawarnya.

            "Bener nih? Gue langsung ke situ?" ucap Muti sambil memicingkan matanya.

            "Iya, cepet sini."

            "Asik." Ucap Muti berlari ke arah Aldi.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • nanisarahhapsari

    @ReonA masih baru bngt ini hehe. Makasih :)

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    Ceritanya keren kok kak, diksinya lumayan, cuma harus memerhatikan Puebi aja. Semangaaattt

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Dieb der Demokratie
16906      1974     16     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
Frasa Berasa
66781      7415     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
fall
4668      1395     3     
Romance
Renata bertemu dua saudara kembar yang mampu memporak-porandakan hidupnya. yang satu hangat dengan segala sikap manis yang amat dirindukan Renata dalam hidupnya. satu lagi, dingin dengan segudang perhatian yang tidak pernah Renata ketahui. dan dia Juga yang selalu bisa menangkap renata ketika jatuh. apakah ia akan selamanya mendekap Renata kapanpun ia akan jatuh?
Astronaut
6841      1763     2     
Action
Suatu hari aku akan berada di dalam sana, melintasi batas dengan kecepatan tujuh mil per detik
always
1211      662     6     
Romance
seorang kekasih yang harus terpisah oleh sebuah cita-cita yang berbeda,menjalani sebuah hubungan dengan rasa sakit bukan,,,bukan karena saling menyakiti dengan sengaja,bahkan rasa sakit itu akan membebani salah satunya,,,meski begitu mereka akan berada kembali pada tempat yang sama,,,hati,,,perasaan,,dan cinta,,meski hanya sebuah senyuman,,namun itu semua membuat sesuatu hal yang selalu ada dalam...
Iskanje
5593      1520     2     
Action
Dera adalah seorang mahasiswa pindahan dari Jakarta. Entah takdir atau kebetulan, ia beberapa kali bertemu dengan Arif, seorang Komandan Resimen Mahasiswa Kutara Manawa. Dera yang begitu mengagumi sosok lelaki yang berwibawa pada akhirnya jatuh cinta pada Arif. Ia pun menjadi anggota Resimen Mahasiswa. Pada mulanya, ia masuk menwa untuk mencari sesuatu. Pencariannya menemui jalan buntu, tetapi ia...
An Hourglass from the Opus Kingdom
489      284     3     
Science Fiction
When a girl, rather accidentaly, met three dwarfs from the Opus Kingdom. What will happen next?
Hug Me Once
8873      2000     7     
Inspirational
Jika kalian mencari cerita berteman kisah cinta ala negeri dongeng, maaf, aku tidak bisa memberikannya. Tapi, jika kalian mencari cerita bertema keluarga, kalian bisa membaca cerita ini. Ini adalah kisah dimana kakak beradik yang tadinya saling menyayangi dapat berubah menjadi saling membenci hanya karena kesalahpahaman
Shut Up, I'm a Princess
991      576     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Strange and Beautiful
4802      1311     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...