Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bukan Kamu
MENU
About Us  

       Sesungguhnya Aldi pun mengajak Muti pulang bersama dirinya, namun Muti dengan sangat halus menolaknya. Muti berterus terang jika ia memiliki keperluan bersama Tama. Aldi yang mengetahuinya menjadi sangat khawatir jika Muti bersamanya. Aldi selalu mengingatkan untuk tetap hati-hati terhadapmya. Muti sebagai seorang wanita mengerti WARNING yang Aldi tujukan untuk dirinya.

       “Lo udah lama nungguin gue di sini?” ucap wanita yang datang dari belakang tubuhnya.

       “Engga juga sih, paling udah ada 10 menitanlah.” Tama yang melirik jam tangannya yang berwarna coklat itu.

       Muti hanya mengangguk-anggukan kepala. Tama menstarter motor ninja merah yang dirinya bawa ke manapun.

       “Cepatlah naik. Pakai helm ini!” titahnya pada Muti.

       Muti tidak banyak bertanya dan langsung menaiki motor ninja merah itu, di dalam lubuk hatinya Muti bertanya, sebenarnya kita mau kemana? Membuatku penasaran saja dengan tingkah pria yang satu ini. Muti hanya dia tidak mengeluarkan suaranya.

       Tama sedari tadi memperhatika wajah Muti melalui kaca sepion yang bertengger di sana, melihat wajah itu kembali membuat hatinya begitu tentram dan nyaman. Tak sedikit pun Tama memalingkan wajah Muti yang terlihat bingung.

       “Jangan memasang wajah seperi itu, membuatku selalu saja memperhatikanmu. Tenang saja aku hanya membawamu untuk berjalan-jalan sebentar, tak perlu khawatir aku tidak akan berbuat yang kurang ajar terhadapmu karena kamu adalah gadis yang aku sayang.” Jelasnya datar menatap Muti melalui kaca sepion.

       “Hah? Apa? Sayang? Maksudnya?” ucap Muti yang tidak terlalu mendengar ucapan terakhir yang Tama ucapkan terhadap gadis itu.

       “Hmmm.” Tama hanya berdeham saja untuk menghindari pertanyaan Muti.

       “Apa yang dia katakan? Aduh, aku tidak terlalu mendengarnya. Tadi apa katanya, sayang? Apa benar itu? Atau telingaku yang gangguan? Kenapa dia selalu saja diam dan memasang wajah datarnya seperti itu, membuatku gelisah saja.” Rutuknya dalam hati.

       “Ternyata mereka berangkat ke sebuah rumah makan. Di sana tertera.

       “Restoran Pempek Palembang.”

"Hah? Pempek?" jawab Muti sedikit kaget.

"Kenapa? Lo engga suka?" tanyak Tama.

"Kenapa engga suka? Pempek itu makanan favorit gue. Gue suka banget."

"Hah? Lo suka? Gue juga suka, pempek itu makanan favorit gue juga." ungkapku.

"Kok bisa ya samaan gini?" ucap Muti.

"Mungkin kita berjodoh." celetukku.

"Apaan sih Tam." ucap Muti.

Masuklah mereka ke dalam restoran itu. Mereka duduk di bangku nomor 7. Mereka memesan Pempek Kapal Selam 2 porsi yang jumbo sama Pempek Lenjer 2 porsi.

Suasana hening sejenak, tidak ada suara apa pun.

"Pasti lo mabuk beratkan tadi malam gara-gara omongan gue ke lo itu?", Muti memulai percakapan.

"Kata siapa? Engga juga deh!” tanyaku.

"Tomy. Lo jangan bohong deh sama gue. Maaf ya?" ucap Muti lagi.

"Kalo iya emang kenapa? Lo perduli sama gue?" ucapku menantang.

"Perdulilah, lo kaya gitu gara-gara guekan? Lagian aneh banget mabuk berat cuma gara-gara gue. Emang gue siapa lo?" ucap Muti tanpa bersalah.

"Lo? Orang yang bisa buat gue tenang." ucapku singkat.

"Hah? Engga ngerti gue", ucap Muti yang agak sedikit bingung.

"Lupain ajalah. Engga penting." ucapku.

Tak lama kemudian pesanan datang ke meja yang di singgahi oleh ku dan Muti.

"Makasih mba." ucapnya berbarengan.

"Iya sama-sama", ucap pelayang dengan ramah.

Mereka melahap hidangan yang ditunggu-tunggu, tak ada rasa kecangguan di antara mereka bak sepasang merpati yang yang sedang bercengkrama di atas pohon yang rindang, di bawah kolong langit yang teduh ditemani angin yang menyapa.

"Eh tunggu-tunggu." (Muti sambil meletakkan garpu dan pisau di piringnya.

"Kenapa?" tanya Tama aneh.

"Itu...tu..." menunjuk sudut bibir.

"Itu apa sih?" memegang yang di tunjuk Muti.

"Sini deh", Muti mengelap sudut bibir Tama yang terkena kuah pempek.

"Hmmm. Makasih ya?"

"Iya, sama-sama." Ucap Muti tersenyum.

"Tangan lo jadi kotor donk?"

"Udah engga apa-apa kok nanti juga cuci tangan." Muti.

Tama hanya mengangguk saja, tanda bahwa ia mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Muti.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • nanisarahhapsari

    @ReonA masih baru bngt ini hehe. Makasih :)

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    Ceritanya keren kok kak, diksinya lumayan, cuma harus memerhatikan Puebi aja. Semangaaattt

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Daniel Whicker
8563      1906     13     
Mystery
Sang patriot ikhlas demi tuhan dan negaranya yang di khianati oleh negara dan dunia.. Dan Ayahnya pun menjadi korban kesadisan mereka...
Sekilas Masa Untuk Rasa
3956      1288     5     
Romance
Mysha mengawali masa SMAnya dengan memutuskan untuk berteman dengan Damar, senior kelas dua, dan menghabiskan sepanjang hari di tribun sekolah sambil bersenda gurau dengan siapapun yang sedang menongkrong di sekolah. Meskipun begitu, Ia dan Damar menjadi berguna bagi OSIS karena beberapa kali melaporkan kegiatan sekolah yang menyimpang dan membantu kegiatan teknis OSIS. Setelah Damar lulus, My...
unREDAMANCY
8469      1992     6     
Romance
Bagi Ran, Dai adalah semestanya. Ran menyukai Dai. Ran ingin Dai tahu. Simple. Celakanya, waktu tak pernah berpihak pada Ran. Ini membingungkan. Ran tak pernah berpikir akan mengalami cinta sendirian begini. Semacam ingin bersama tapi dianya nggak cinta. Semacam ingin memaksa tapi nggak punya kuasa. Semacam terluka tapi ingin melihatnya bahagia. Ini yang namanya bunuh dir...
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1956      922     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
complicated revenge
21755      3373     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."
PENTAS
1238      723     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
Forgetting You
4107      1496     4     
Romance
Karena kamu hidup bersama kenangan, aku menyerah. Karena kenangan akan selalu tinggal dan di kenang. Kepergian Dio membuat luka yang dalam untuk Arya dan Geran. Tidak ada hal lain yang di tinggalkan Dio selain gadis yang di taksirnya. Rasa bersalah Arya dan Geran terhadap Dio di lampiaskan dengan cara menjaga Audrey, gadis yang di sukai Dio.
Raha & Sia
3466      1300     0     
Romance
"Nama saya Sia Tadirana. Umur 17 tahun, siswi kelas 3 SMA. Hobi makan, minum, dan ngemil. Sia nggak punya pacar. Karena bagi Sia, pacaran itu buang-buang waktu." *** "Perkenalkan, nama saya Rahardi. Usia saya 23 tahun, seorang chef di sebuah restoran ternama. Hobi saya memasak, dan kebetulan saya punya pacar yang doyan makan. Namanya Sia Tadirana." Ketik mereka berd...
Satu Koma Satu
16139      2906     5     
Romance
Harusnya kamu sudah memudar dalam hatiku Sudah satu dasawarsa aku menunggu Namun setiap namaku disebut Aku membisu,kecewa membelenggu Berharap itu keluar dari mulutmu Terlalu banyak yang kusesali jika itu tentangmu Tentangmu yang membuatku kelu Tentangmu yang membirukan masa lalu Tentangmu yang membuatku rindu
Beach love story telling
3037      1488     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...