#23 april 2017
#Seoul, korea selatan bandara internasional Incheon seoul
Kerumunan orang berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing ada yang menunggu kenalan mereka baik pacar, teman maupun keluarga mereka di bandara tersebut. Gadis tomboy, berbaju putih tinggi semampai berjalan santai dengan ransel yang berada di pundaknya beserta koper-koper yang berisi barang barang kesayangannya dan juga earphone di telinga yang selalu menemaninya dimanapun, iya berjalan dengan santai keluar dari bandara terbesar di korea tersebut. Ahh, bukan bandara terbaik di dunia.
Gadis manis berambut ikal tersebut kini masuk kedalam sebuah mobil merah mewah yang didalamnya telah ada seorang supir yang menunggu dan mobil tersebut berjalan laju membelah jalanan Kota Seoul.
Gadis itu tiba di suatu tempat wisata yang ada di Seoul, *gyeongbok palace.
Zein berjalan memasuki tempat wisata tersebut, ada lima istana yang berlokasi di Seoul, Istana Gyeongbok, Changgyeong Palace, Istana Changdeok, Doksu Palace, dan Kyonghi Palace. Istana-istana tersebut juga di kenal sebagai “Five Grand Palaces” yang dibangun pada masa dinasti Joseon. Diantara lima istana tersebut, istana gyeongbok adalah yang terbesar dan terkenal, dan disinilah sekarang Zein berjalan menyusuri istana yang diyakini memiliki arti dalam bahasa inggris ‘Palace of Shining Happiness’.
Zein berjalan ke utara istana tersebut , kaki gadis manis ini terhenti tepat di tengah jembatan kolam yang menuju sebuah paviliun heksagonal yang dikelilingi oleh kolam teratai, pohon dan bunga.
“tempat yang menakjubkan” gumam gadis tomboy ini.
Tak jauh dari tempatnya berdiri iya mendengar sayup sayup suara orang yang ia kenal, orang yang paling dekat dengannya.
“aiisshhh, tuu orang gak tau terima kasih banget masih untung di tolong ehh malah marah-marah sama gue. Gue tonjok tuuhh muka baru tau rasa!” omel seseorang dengan bahasa ibunya yang fasih , tak salah lagi Zein tau siapa orang itu.
“Zeeiiinnn” teriak wanita itu dan melangkah ke arah Zein, wanita berhijab itu dengan senyum sumringah nya menatap Zein.
“Kan udah gue bilang ga usah ke sini, langsung saja ke rumah. Kerja gue masih banyak yang harus diurus dengan klien disini,” ucap wanita itu.
“Gue kesini bukan buat cari lo.” cuek Zein singkat dan berlalu pergi, wanita itu terdiam sejenak.
“ahhh yaa Allah kenapa gue dikirimin keponakan yang nyebelin dan dingin nya tingkat tinggi gini, ahhh kakak ipar dan abangku tersayang, apa salah gue lo kasih keponakan kaya gini!” gerutu wanita itu panjang lebar. Ia menghentakkan kakinya tak karuan menahan kesal oleh tingkah laku keponakannya itu. Wanita itu terdiam, menyadari orang-orang di sekitarnya tengah menatap aneh kepadanya. Akhirnya wanita berhijab itu memutuskan pergi dari tempat ia berdiri tadi.
* istana di seoul, korea selatan dibangu oleh dinasti joseon
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
#24 april 2017
#seoul, korea selatan FABULOUS HIGH SCHOOL
Kegaduhan di sebuah kelas 2-A High School itu terus berlanjut, sedangkan seorang pemuda yang awalnya tidur-tiduran dengan menaruh kepalanya diatas meja. Karena merasa risih ia pun bangun dari tidurnya. Seketika kelas yang awalnya ramai bak pasar itu senyap seperti kuburan, semua mata tertuju pada pemuda itu mereka memandang takut kepada lelaki tersebut, tapi dengan dingin nya lelaki itu beranjak pergi tak mempedulikan tatap orang-orang yang ada dikelas itu.
Di sisi lain, seorang gadis berpenampilan tomboy itu berdiri tepat didepan gerbang FABULOUS HIGH SCHOOL yang menjulang tinggi, dengan santai nya dia berjalan memasuki Sekolah yang bisa dikatakan terbesar dan elite Se-kota Seoul itu, FABULOUS HIGH SCHOOL adalah sekolah yang didalamnya hanya ada anak anak bangsawan, para pewaris, sekolah elit yang benar-benar diisi oleh anak anak kelas 1, namun ada juga anak-anak yang diberada disana hanya karena beasiswa, dan itu bisa dibilang mereka termasuk dari golongan bawah di sekolah itu. Satu hal sekolah itu juga dikuasai oleh satu kelompok yaitu, 3 pangeran dan 1 putri, mereka adalah para pewaris perusahaan terbesar di Negara tersebut.
Kegaduhan kembali berlanjut setelah lelaki dingin itu pergi meninggalkan kelas 2-A tersebut.
“Sung Jae-ah,” panggil seorang gadis dengan julukan Putri di High School.
“hmm” senyumnya.
“Minho-ssi dimana?” Tanya gadis itu lagi yang baru saja tiba dari suatu tempat.
“Aku tidak tahu dimana dia, yang pasti dia tadi pergi begitu saja,” jawab lelaki manis itu sekenanya. Gadis yang bernama Yoon So Hee tersebut manggut-manggut mengerti.
Ditengah keributan itu, tiba tiba terdengar suara langkah kaki yang menuju kelas tersebut, suara gagang pintu terbuka dan muncullah wanita sekiranya berumur 35 tahunan, bersama seorang gadis tomboy yang bertubuh tinggi, berkulit hitam manis, hidung nya mancung, sedangkan bibir nya sedikit tebal,mata nya memiiki keunikan mata sebelah kanan berwarna hitam pekat sehitam malam sedangkan mata kirinya berwarna biru sebiru air di lautan ,rambut ikal yang hitam pekat bak malam tanpa cahaya itu ia biarkan tergerai begitu saja (sungguh paras yang indah namun satu yang membuat keindahan itu hilang dari kata kesempurnaan, wajah nya yang datar tak memiliki sedikit pun ekspresi baik itu dari sorot matanya sekalipun), para murid lelaki yang awalnya tersihir dengan pesona gadis itu seketika mereka merasakan hawa dingin yang menyebar di seluruh ruang kelas itu dalam hati mereka berkata.
mulai saat ini ada dua es dikelas ini.
“Selamat pagi semua” sapa sang guru wali kelas mereka. “Hari ini kalian kedatangan murid baru dari Indonesia, perkenalkan dirimu” lanjutnya – guru cantik itu
“ *Annyeonghaseyo, je ireumen Putri Zein imnida.” ucap gadis itu singkat, seluruh kelas tercengang mendengar perkenalan sesingkat itu, seseorang mengacukan tangan.
“Yaa silahkan Ji Kang Joon” tunjuk guru wali kelas mempesilahkan pria manis itu bertanya.
“Dari tingkat kasta mana? Keluarga bangsawan? Orang kaya baru kah? Anak keluarga terhormat ATAU Anak peduli sosial?” Tanya pria manis itu dengan sikap sok polosnya. Seketika seluruh mata dikelas tertuju pada gadis asal Indonesia itu. Termasuk sosok gadis manis menatap dengan antusias dan penuh harap entah apa yang diharapkan.
“Jika saya tak ingin mengungkapkan identitas saya bagaimana pendapatmu?” jawab gadis itu dingin dan datar.
“**Wae-yo kami disini ingin tahu. Ataukah jangan-jangan kamu adalah siswa dari kalangan peduli sosial ?” tebaknya pria bernama lengkap Ji Kang Joon ini dengan senyum smirk nya siswa-siswi yang melihat bergidik ngeri tapi tidak untuk gadis ini dengan santai dan tak ada ekspresi sedikit pun,lalu dia menjawab
“Maaf ***Seonsaengnim sudah bolehkah saya duduk?” pinta gadis pindahan itu tak mempedulikan pertanyaan dari lelaki bernama kang joon tersebut, wajahnya tetap saja datar menatap dingin lelaki yang ingin mengorek identitas nya itu.
“ahh, Baiklah kalau begitu kamu bisa duduk dibangku yang kosong itu” tutur wali kelas mereka, tapi gadis itu tak beranjak ia ragu bangku kosong itu ada dua , ia tolehkan pandangannya kepada guru itu sekali lagi tetap dengan wajah datar nya.
“Ahh iya, bangku yang disudut sana ya” ucap sang wali kelas gadis itu melangkah dengan santainya menuju bangku yang disebut guru barunya itu sedangkan kang joon lelaki manis itu menatap kesal gadis itu.
“Ohh iya, Choi Min-ho ada dimana ? kenapa bangkunya kosong?” Tanya wanita cantik berkacamata itu, sahabat-sahabat Min ho menoleh kearah bangku kosong tepat di samping murid baru tersebut.
“Dia tadi keluar saem, dan kami tidak mengetahui kemana dia, “ tutur salah satu murid di kelas itu.
*Halo, nama saya adalah Putri Zein
** mengapa?
*** Guru
_____________________________________________________________________________
Pada jam istirahat Gadis itu berjalan dengan santainya, ditemani earphone kesayangan nya . semua mata menatap kearahnya, awalnya tatapan kagum kepada gadis itu namun aura dingin dan intimidasi dari gadis itu membuat mereka tersadar dan spontan mereka menunduk takut .
Bertambah lagi malaikat maut di sekolah ini
Seperti itulah gumaman mereka.
“ZEEEEIIINNNNN” pekik seseorang semua mata tertuju pada gadis yang bersuara cempreng itu, mendengar pekikan itu langkah gadis tomboy itu terhenti, alis nya terangkat sebelah dan ia berbalik kebelakang mencari kearah sumber suara. Gadis yang memekik tadi berlari kecil menghampiri gadis yang dipanggilnya tadi.
“nugu ??” Tanya gadis tomboy itu cuek.
“lupa sama aku ? aku kim ga eun, teman mu semasa SD di Indonesia” jelas gadis manis bermata bulat ini
“Kim ga eun ?” pikir gadis tomboy ini penuh tanda Tanya
“Aahh, kim ga eun.” Gumam gadis itu mengingat sesuatu hingga gadis manis bernama ga eun tersebut tersenyum lebar karena gadis dihadapannya yang notabane nya sahabat kecil itu mengingatnya.
“Kim ga eun, gadis gembul itu kan” tebak gadis bernama zein, senyum ga eun yang awalnya lebar memudar berubah menjadi tatapan kesal.
“Yaaa , zein. Bisa kah kau melupakan bentuk tubuh ku waktu kecil itu,” kesal gadis bermata bulat ini, zein gadis itu tersenyum tipis, tipis sekali hingga tidak ada yang bisa melihat senyum itu iya melangkah kembali meninggalkan sahabat kecil nya itu, ga eun mengikuti dibelakang gadis itu iya mulai mengoceh panjang lebar kepada gadis tomboy itu namun, gadis itu memilih mendengarkan saja tak ada untuk nya keinginan untuk menyambut atau membalas setiap ocehan sahabat kecilnya yang sudah lama tak pernah berjumpa. gadis dingin ini melangkah kan kaki nya pasti tanpa memperdulikan semua tatapan orang orang yang memandang kearahnya ia tak berfikir akan kemana namun menurut nya kemana sajalah kemana dia mampu melangkah
“Zeiinn , mau kemana ?” Tanya gadis berpipi chubby itu namun tak dijawab oleh yang ia tanyai, sedikit kesal namun ia memilih mengikuti saja gadis itu
“Kalau dia tersesat kan ada aku yang menuntun jalannya” fikir gadis mungil ini sembari tersenyum kecil.
Zein terus berjala hingga langkah kaki nya terhenti tepat diujung koridor sekolah
Terdengar ada keributan disana, para murid di sekolah ini hanya dapat melihat tanpa bisa ikut campur, walau mereka iba dengan gadis yang mereka lihat didepan mereka tapi nampaknya mereka lebih sayang nyawa mereka masing masing.
“BERSIHKAN SEPATU KU!!!” bentak lelaki tinggi manis itu dengan nada tinggi kepada gadis yang saat ini tepat duduk di hadapannya itu , ahh lupakan kata manis itu sekarang lebih tepat dikatakan menyeramkan ketimbang kata MANIS tersebut.
“ehh, umm… *mianhe … **jeongmal mianhe” lirih gadis itu sembari ingin mengusap sepatu mahal tersebut dengan telapak tangannya, mencoba membersihkan sepatu itu. Lelaki tersebut langsung menarik kakinya dari tangan gadis mungil dihadapannya itu.
“Jangan sentuhkan tangan mu yang entah bekas apa ke sepatu kesayangan ku ini, buka blazer mu dan bersihkan sepatu ku” lanjut lelaki yang bernama lengkap Choi Min Ho ini meninggikan suaranya lagi. Gadis itu bukan hanya ketakutan, tubuhnya juga bergetar menahan tangis. Dengan berat hati, ia membersihkan sepatu pemilik suara yang dari tadi mengundang perhatian seluruh penjuru koridor sekolah yang besar itu.
Di tengah keheningan, saat semua mata menatap ke satu arah, terdengar suara langkah kaki yang memecah keheningan beradu dengan lantai marmer sekolah itu.
“Hei….., gadis malang kenapa kau melakukan itu?” seorang gadis tomboy pun bersuara, dan gadis chubby yang mengikutinya segera berlari kecil menghampiri gadis malang yang tadi jadi pusat perhatiaan semua orang sembari bergumam khawatir.
“yaaa, Seul-ah ***neo gwenchanh ni?”
“nee, Ga Eun-ah ****gwenchana” balas gadis malang itu. Gadis berpipi chubby yang rupanya adalah Kim Ga Eun membantu gadis malang yang rupanya bernama Seul tersebut berdiri.
Sekarang seluruh mata tertuju pada seorang gadis yang berdiri dengan melipatkan tangan di dadanya, gadis tomboy itu menatap datar seperti biasanya kepada lelaki di hadapannya ini, lelaki yang baru saja meneriaki seorang gadis malang yang dia pastikan itu adalah sahabat teman masa kecilnya itu. Lelaki itu juga membalas tatapan gadis itu.
Tatapan keduanya sama-sama dingin tak berekspresi, namun entah mengapa di sana tersirat aura intimidasi yang kuat, semua yang ada di sana seakan menggigil karena aura dingin kedua orang ini.
“****Neo....” lirih lelaki di hadapannya ini tak suka, gadis yang baru beberapa jam lalu menyandang status sebagai siswi sekolah tersebut hanya menatap lelaki di hadapannya ini datar, melipatkan tangannya berdiri santai dan akhirnya ia berlalu pergi meninggalkan koridor sekolah tersebut tak memperdulikan tatapan-tatapan heran, takut, tak suka orang-orang kepadanya dan juga reaksi tak suka lelaki itu, lelaki itu benar-benar tak dipedulikan oleh gadis itu dan gadis dingin bernama Zein itu terang terangan mengibarkan bendera perang dengannya.
* maaf
** sungguh maaf
*** kau tidak apa-apa
**** kau