Read More >>"> Strange and Beautiful ([4] Penyelidikan Berlanjut) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Strange and Beautiful
MENU 0
About Us  

Berbekal nama Muhammad Hamas Saifullah yang diucapkan Ike, aku mencoba mencari jejak digitalnya. Kuketikkan nama tersebut di mesin pencarian, kemudian keluar beberapa hal yang berkaitan dengannya.

Ada akun facebook, twitter, instagram, linkedln, ada pula artikel website kampus kami, artikel dari beberapa koran digital nasional dan lokal, hingga namanya juga tercantum di website sekolah SMA-nya.

Aku mencoba membukanya satu per satu. Aku mulai dari artikel-artikel yang menuliskan tentang prestasinya di skala nasional maupun internasional. Ternyata ia pernah mengikuti kompetisi merakit mobil cepat di Jepang. Ia juga pernah mengikuti olimpiade matematika ketika di SMA.

Wah, ternyata orang bernama Hamas ini bukanlah orang biasa.

Aku mulai membuka akun media sosialnya. Laman akun facebooknya aktif sekitar tiga bulan yang lalu, melihat dari postingan yang dibagikannya. Kebanyakan isi profil facebooknya mengenai teknologi mesin kekinian, mobil, gadget, kebijakan pemerintah dan beberapa kali mengenai quotes dan pengetahuan Islam.

Aku sedikit kagum melihat isi profil facebooknya. Cukup menandakan seorang laki-laki yang berpendidikan. Tidak ada foto alay, tidak ada kata-kata puitis lebay, dan tidak ada kesombongan yang dipamerkan dengan berlebihan.

Aku berlanjut membuka profil instagram yang hanya mempunyai 8 posting berisi potret candid dirinya, pemandangan, dan rakitan mesin mobil. Tidak jauh berbeda dari akun facebooknya. Hanya saja aku sedikit terkejut dengan jumlah pengikutnya yang mencapai lebih dari lima ribu. Ternyata dia cukup terkenal.

Belum berhenti sampai di sana, aku juga membuka akun twitter dan likedln miliknya. Lagi-lagi di twitter postingan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan mesin, mobil, teknologi, dan beberapa hal mengenai politik. Aku ingat Ike yang berkata bahwa Kak Hamas adalah ketua divisi kajian strategis. Wajar saja jika ia cukup jeli dan kritis dengan kebijakan pemerintah dan perpolitikan di Indonesia.

Apa dia yakin mau menikah denganku? Apa yang istimewa dariku?

Aku beranjak dari ranjang menuju kamar Bang Reza. Ketika aku mengetuk pintu kamarnya, ia memersilakanku untuk masuk. Bang Reza sedang fokus dengan PC yang ada di hadapannya. Tak lama kemudian ia menghentikan gerakan jari di tombol keyboard dan memandangiku yang duduk di tepi ranjangnya.

“Kenapa? Lemes gitu mukanya.”

“Bingung.”

“Udah ada yang ngajak nikah kok malah bingung,” gumamnya.

“Anin kan gak kenal sama dia. Gimana mau gak bingung? Semisal Abang ada di posisi Anin gimana coba?”

Bang Reza hanya bisa mengendikkan kedua bahunya dengan raut muka mengejek.

“Anin tadi sempat tanya ke teman Anin yang kebetulan adik tingkatnya Kak Hamas, dia bilang Kak Hamas orangnya pintar, alim, gak sombong. Pokoknya banyak yang suka lah. Terus aku coba stalking di google. Wah, ternyata prestasinya udah skala internasional.”

“Nah, bagus dong. Hasil stalking kamu menunjukkan kalau si Hamas orang yang tepat untuk dijadikan imam keluarga.”

“Masalahnya adalah... kenapa dia malah mau sama Anin? Kalau Anin ketik nama Anin di google, gak ada tuh koran yang ngeliput prestasi Anin.”

“Lah situ emangnya punya prestasi?”

Aku berdecak kesal. Punya abang cuma sebiji tapi resenya maksimal banget.

“Kan orang pintar gak harus nikah sama orang pintar juga. Albert einstein contohnya. Nih, Abang bilangin ya, Nin. Laki-laki itu gak butuh wanita yang pintar dan punya banyak prestasi untuk dinikahi. Dia butuh wanita yang bisa menentramkan hatinya, mengurus rumah dan hartanya, merawat dan mendidik anak-anaknya. Mungkin menurut Hamas kamu adalah wanita itu,” ucap Bang Reza serius.

“Kalau kamu sering dengar kalau wanita kan dinikahi atas tiga hal. Kecantikan, kekayaan, dan agamanya. Ya meskipun kalau menurut Abang sih kamu juga biasa-biasa aja di tiga hal itu. Abang juga baru sadar, Hamas lihat kamu dari apanya sih?!”

Aku melebarkan kedua kelopak mataku. Wah, abang satu ini memang benar-benar keterlaluan. Awalnya muji-muji, ujungnya dijatuhin juga.

“Aaargh! Serius nih, Bang!”

Bang Reza terbahak melihatku kesal dan menampilkan wajah penuh frustasi. Setelah puas terbahak, ia mencoba mengatur napasnya sebelum kembali menatapku.

“Abang yakin Hamas punya pertimbangan tersendiri, Nin. Abang juga gak sembarangan nyodorin laki-laki ke kamu. Abang sama Hamas udah temenan lama dan Abang yakin kalau Hamas akan cocok sama kamu. Tapi kalau kamu merasa gak cocok ya gak apa-apa, semua teseah kamu.”

Ia mengulurkan tangannya ke bahuku dan mengusapnya. Namun berhubung aku masih kesal, aku segera menepisnya dan beranjak keluar dari kamarnya.

“Bilang makasih dulu, woy! Main kabur aja!” teriaknya.

Sebenarnya aku yakin jika orang yang bernama Hamas adalah pria idaman yang pantas dijadikan calon suami. Masalahnya adalah apakah ia pantas bersanding denganku?

“Ibu dulu waktu dilamar ayah gimana perasaannya?” tanyaku ketika kami berdua menyiapkan makan malam di dapur.

Tanpa mengehentikan aktivitasnya mengiris bawang, ibu menjawab pertanyaanku. “Waktu itu Ibu masih belum tahu apa-apa. Belum tahu kalau pacaran itu ternyata gak ada di dalam Islam. Jadinya Ibu sama ayah pacaran dulu sebelum nikah. Ketika Ibu lulus kuliah dan dilamar sama ayah, ya ibu langsung jawab iya,” jawabnya.

“Anin masih belum tahu Kak Hamas orangnya kaya gimana. Anin mungkin udah cari tahu beberapa hal. Tapi Anin belum tahu kepribadiannya, omongannya, visi misinya cocok sama Anin.”

Aku menghela napas memikirkan tentang hal yang mengganguku ebberapa hari terakhir. Aku harus segera memutuskan secepat dan setepat mungkin.

“Kan masih ta’aruf, Nin. Ta’aruf itu gak harus berlanjut ke nikah. Kamu coba jalani dulu, ngobrol dan cari tahu tentang Hamas dari anaknya sendiri juga orang terdekatnya. Kalau cocok ya lanjut, kalau gak cocok ya sudah. Kita semua gak ada yang memaksa kamu untuk cepat-cepat menikah, kok. Berhubung ada yang menawarkan diri, apa salahnya untuk dicoba? Lagipula kata abangmu dia anaknya gak neko-neko, agamanya baik, dan bertanggung jawab.”

“Mau ya coba buat ta’aruf?” rayu ibu seraya mengerlingkan sebelah matanya padaku.

Aku menghela napas. Ujung-ujungnya ibu malah menyuruhku untuk mengenal lebih jauh sosok yang menawarkan diri untuk menjadi suamiku. Tapi bukankah kata Coldplay, ‘if you never try you’ll never know’?

- T B C -

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • EttaGurl

    Pake proposal donggg.... :""""

    Comment on chapter [1] Todongan Keluarga
Similar Tags
Pemeran Utama Dzul
362      241     4     
Short Story
Siapa pemeran utama dalam kisahmu? Bagiku dia adalah "Dzul" -Dayu-
Loading 98%
615      371     4     
Romance
Secret Love
318      210     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
Just For You
4848      1786     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Cinta Aja Nggak Cukup!
4842      1560     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Meet Mettasha
244      194     1     
Romance
Mettasha Sharmila, seorang gadis berusia 25 tahun yang sangat senang mengkoleksi deretan sepatu berhak tinggi, mulai dari merek terkenal seperti Christian Loubotin dan Jimmy Choo, hingga deretan sepatu-sepatu cantik hasil buruannya di bazar diskon di Mall dengan Shabina Arundati. Tidak lupa juga deretan botol parfum yang menghiasi meja rias di dalam kamar Metta. Tentunya, deretan sepatu-sepat...
Perihal Waktu
385      267     4     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"
Katanya Buku Baru, tapi kok???
456      307     0     
Short Story
ARRA
1235      567     6     
Romance
Argana Darmawangsa. Pemuda dingin dengan sebentuk rahasia di balik mata gelapnya. Baginya, hidup hanyalah pelarian. Pelarian dari rasa sakit dan terbuang yang selama ini mengungkungnya. Tetapi, sikap itu perlahan runtuh ketika ia bertemu Serra Anastasya. Gadis unik yang selalu memiliki cara untuk menikmati hidup sesuai keinginan. Pada gadis itu pula, akhirnya ia menemukan kembali sebuah 'rumah'...
Shymphony Of Secret
406      283     1     
Romance
Niken Graviola Bramasta “Aku tidak pernah menginginkan akan dapat merasakan cinta.Bagiku hidupku hanyalah untuk membalaskan dendam kematian seluruh keluargaku.Hingga akhirnya seseorang itu, seseorang yang pernah teramat dicintai adikku.Seseorang yang awalnya ku benci karena penghinaan yang diberikannya bertubi-tubi.Namun kemudian dia datang dengan cinta yang murni padaku.Lantas haruskah aku m...