Loading...
Logo TinLit
Read Story - Young Marriage Survivor
MENU
About Us  

Pertemuan bersama kedua orang tua Kia belum menghasilkan keputusan yang pasti. Salim memutuskan untuk menunda untuk membahas mengenai pernikahan hingga Kia menyelesaikan ujian nasionalnya. Mungkin hal ini bisa dikatakan gencatan senjata.

Dua minggu berlalu, hari Senin esok Kia melaksanakan ujian nasional. Galih tidak begitu mencemaskan nilai ujian gadis itu. Pertama, Galih tahu pasti bahwa Kia gadis yang cerdas, rajin, dan pintar. Kedua, toh ujian nasional SMA tidak berpengaruh apapun kecuali untuk ijazah. Masuk perguruan tinggi tidak membutuhkan nilai ujian nasional kecuali untuk sekolah kedinasan, mungkin.

Dua minggu waktu gencatan senjata ini Galih manfaatkan untuk fokus terhadap kesibukannya di kampus juga pekerjaan sampingannya. Kuliah memasuki minggu ETS yang sangat menguras tenaga, pikiran, dan emosinya. Ia harus mengerjakan tugas besar yang diberikan dosennya, belajar materi untuk ETS, posisinya sebagai asisten dosen membuatnya harus meluangkan waktu untuk memberikan tutorial kepada adik tingkatnya. Belum lagi pekerjaannya yang lain sebagai tutor privat dan bisnis online yang juga tetap berjalan seperti biasanya. Jika kepala dan tubuh ini made in China, mungkin Galih sudah meledak setelah hari ketiga di minggu neraka ini.

Oh, bukan hanya sampai di situ. Mama Galih tiba-tiba menelpon di hari Kamis dan menyuruh Galih untuk pulang di akhir minggu. Galih punya firasat jika mamanya sudah mendengar keputusannya untuk menikahi Kia. Nada bicara mamanya seakan tidak ingin dibantah juga menahan amarah.

Galih memakirkan motor di garasi rumahnya. Butuh sekitar 2,5 jam perjalanan dari Surabaya menuju rumahnya di Malang. Setelah memantapkan diri sejenak, Galih masuk ke dalam rumahnya. Shinta, Mama Galih, ternyata sudah berdiri menyambut Galih di balik pintu ruang tamu. Galih terenyak sekejap melihat ekspresi mamanya yang tampak kesal. Galih melemparkan senyum manisnya kemudian menyalami tangan Shinta.

“Assalamu’alaikum, Ma,” sapa Galih. Shinta masih berdiri terpaku di balik pintu.

“Wa’alaikumussalam,” jawab Shinta kemudian.

Melihat ekspresi mamanya yang dingin, Galih mencoba mencairkan suasana. “Kok jutek gitu sih mukanya, Ma? Galih udah pulang, nih!”

Shinta melirik ke arah lain, tangannya masih bersedekap di depan dada. Shinta bukanlah tipe wanita yang mudah marah. Dia wanita yang santai dan mudah membawa diri. Namun ketika mendengar cerita suaminya mengenai Galih yang ingin segera menikah membuat harga dirinya terluka sebagai seorang ibu. Bagaimana bisa anak sulungnya itu tidak menceritakan hal sepenting itu kepadanya?

“Mama lagi kesel sama kamu. Kamu itu anak siapa sih? Mama gak habis pikir sama jalan pikiranmu,” ujar Shinta dengan nada kesal juga merajuk.

Galih tersenyum kecil ketika melihat tingkah mamanya. Terkadang Galih merasa ia lebih dewasa daripada mamanya. “Galih baru datang nih, Ma. Masa jauh-jauh dari Surabaya disambut sama pertanyaan yang Mama sendiri tahu pasti jawabannya apa.”

 “Galih!” ujar Shinta keki.

Galih segera masuk menuju ruang makan, lalu meletakkan ranselnya di kursi. Galih tidak mau memperpanjang durasi merajuk mamanya.

“Masak apa hari ini, Ma? Galih lapar. Tadi setelah ngantar barang langsung pulang, gak sempat sarapan.”

Meskipun dalam keadaan kesal, Shinta masih tetap memasakkan sarapan untuk anaknya yang berniat pulang ke rumah. Ia menemani anak sulungnya makan sembari bertanya mengenai apapun yang mengganjal di hati dan pikirannya. Galih juga menceritakan segalanya dari awal hingga akhir, dari alasannya menikah hingga ujung pertemuannya dengan kedua orang tua Kia.

Mendengar cerita Galih, Shinta merasa takjub dengan anak sulungnya itu. Tidak terasa anaknya telah tumbuh menjadi seorang pria yang kini sudah berani melamar gadis untuk menjadi pendamping hidupnya. Awalnya ia memang merasa kesal dan sudah beprasangka yang tidak-tidak kepada Galih. Namun setelah mendengar cerita Galih, hatinya pun luluh.

“Menurut Mama gimana?” tanya Galih setelah menceritakan kisahnya.

Shinta bernapas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan anaknya. “Kamu memangnya gak mau nunda sampai kamu lulus kuliah dulu?”

Galih menggeleng. “Nggak, Ma. Galih udah setengah jalan. Kalau mundur sekarang, Galih bakal susah untuk memulai lagi,” jawabnya.

“Kamu tahu kan papamu itu keras kepala? Kalau papamu bilang gak bakal kasih kamu uang buat biaya hidup kalian berdua nanti, papamu akan benar-benar menepati omongannya.”

Galih mengangguk, setuju dengan pendapat mamanya. “Iya, Galih tau. Galih juga siap kok. Finansial Galih juga lumayan untuk anak usia belasan. Hampir satu semester ini Galih alhamdulillah bisa hidup dari keringat Galih sendiri.”

Shinta mengulurkan tangan untuk mengelus kepala sang anak. “Kamu memang seratus persen anak papamu, Gal. Keras kepalanya itu loh, sama persis.”

Galih tersenyum ke arah mamanya. “Galih minta doa restu dari Mama, ya.”

Air mata Shinta tiba-tiba menetes tanpa terelakkan. Ia segera menghapusnya kemudian tersenyum kepada Galih. “Apapun. Asalkan kamu berada di jalan yang benar dan bisa bertanggung jawab atas jalan yang kamu pilih, Gal.”

“Terima kasih ya, Ma.”

Untuk pertama kalinya Galih secara tulus memberikan pelukannya kepada Shinta. Ia bukan tipe anak yang blak-blakan menunjukkan rasa cinta kepada kedua orang tuanya. Ia juga bukan tipe lelaki yang gemar melakukan kontak fisik kecuali di momen yang membuat nalurinya tergerak seperti saat ini. Sebagian beban di pundak Galih terangkat. Setidaknya ada seorang yang mau mendukung keputusannya.

Setelah sesi sarapan yang cukup panjang, Galih beranjak ke kamarnya. Tiba-tiba ia teringat Kia yang akan menghadapi ujian nasional. Galih sedikit merasa bersalah karena harus membebani Kia dengan perkara ini. Ia tahu hal ini pasti juga berat bagi Kia.

Galih merogoh ponsel di ransel dan mulai mengetikkan chat di aplikasi chatting.

ajatigalih: semangat buat UN nya, ya... Gak usah kepikiran yg macem2. Insyaallah bakalan ada jalan keluarnya.

Beberapa menit kemudian muncul balasan dari Kia.

kiaranuansa: iya... makasih ya, Mas. Mas Galih juga semangat ETS nya.

kiaranuansa: sebenernya kalo disuruh ga kepikiran jg ga bisa. tapi kalo beneran ga direstuin gimana?

ajatigalih: ya nanti dipikirin lg. Ga usah buang2 tenaga sama yg belum pasti terjadi

kiaranuansa: tapi namanya pikiran mana bisa dikendaliin

ajatigalih: bisa kalo kamu fokus sama yg lain. Sama ujianmu besok misalnya.

 kiaranuansa: baiklah.

Galih tersenyum simpul membayangkan Kia yang menyerah membalas chatnya. Mungkin Galih tidak akan bisa tersenyum seperti ini jika Kia menyerah dalam hubungan ini.

 

-T B C-

Menurut kalian tokoh Galih di cerita ini gimana sih? Pada suka gak sih kalau ketemu tipe cowok model Galih gini? Cowok yang ordinary tapi pekerja keras dan sedikit keras kepala. 

 

Pasuruan, 25 Juni 2018.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • orenjiflower

    Hai @reik
    Aku gatau kenapa chapternya bisa kosong, padahal statusnya terpublish dan di draftnya ada isinya :(
    Maaf atas ketidaknyamanannya, barusan aku publish ulang dan setelah aku cek isinya udah ada.
    Happy reading :)

    Comment on chapter [1] Bu, Aku Mau Menikah
  • reik

    Chapter 2 nya kosong ya?

    Comment on chapter [1] Bu, Aku Mau Menikah
Similar Tags
Enigma
1695      913     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Untouchable Boy
675      470     1     
Romance
Kikan Kenandria, penyuka bunga Lily dan Es krim rasa strawberry. Lebih sering dikenal dengan cewek cengeng di sekolahnya. Menurutnya menangis adalah cara Kikan mengungkapkan rasa sedih dan rasa bahagianya, selain itu hal-hal sepele juga bisa menjadi alasan mengapa Kikan menangis. Hal yang paling tidak disukai dari Kikan adalah saat seseorang yang disayanginya harus repot karena sifat cengengnya, ...
Premium
The Secret Of Bond (Complete)
6459      1485     1     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...
Sanguine
5628      1719     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
BORU SIBOLANGIT
549      322     8     
Short Story
Dua pilihan bagi orang yang berani masuk kawasan Hutan Sibolangit, kembali atau tidak akan keluar darinya. Selain citra kengerian itu, Sibolangit dikaruniakan puncak keindahan alami yang sangat menggoda dalam wujud Boru Sibolangit -Imora dan Nale, tidak sembarang orang beruntung menyaksikannya.
Cinta Untuk Raina
5242      1704     2     
Romance
Bertahan atau melepaskan? Pilihan yang sulit untuk Raina sebenarnya karna bertahan dengan dengan Adit tapi hati Adit sudah bukan milik Raina lagi hanya akan menyakitinya, sedangkan melepaskan Raina harus rela kehilangan sosok Adit di hidupnya yang selama ini menemaninya mengarungi cinta selama hampir 2 tahun dan perjalanan cinta itu bukan hal mudah yang di lalui Raina dan Adit karena cinta merek...
Shinta
6646      1899     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
Meta(for)Mosis
11288      2349     4     
Romance
"Kenalilah makna sejati dalam dirimu sendiri dan engkau tidak akan binasa. Akal budi adalah cakrawala dan mercusuar adalah kebenaranmu...." penggalan kata yang dilontarkan oleh Kahlil Gibran, menjadi moto hidup Meta, gadis yang mencari jati dirinya. Meta terkenal sebagai gadis yang baik, berprestasi, dan berasal dari kalangan menengah keatas. Namun beberapa hal mengubahnya menjadi buru...
Secarik Puisi, Gadis Senja dan Arti Cinta
1220      814     2     
Short Story
Sebuah kisah yang bermula dari suatu senja hingga menumbuhkan sebuah romansa. Seta dan Shabrina
Sepasang Dandelion
6977      1383     10     
Romance
Sepasang Dandelion yang sangat rapuh,sangat kuat dan indah. Begitulah aku dan dia. Banyak yang mengatakan aku dan dia memiliki cinta yang sederhana dan kuat tetapi rapuh. Rapuh karena harus merelakan orang yang terkasihi harus pergi. Pergi dibawa oleh angin. Aku takkan pernah membenci angin . Angin yang selalu membuat ku terbang dan harus mengalah akan keegoisannya. Keindahan dandelion tak akan ...