Gadis berwajah pucat itu mengerjapkan matanya perlahan-lahan sebelum akhirnya kedua matanya terbuka dengan sempurna.
Putih. Hanya itu yang kini ada dalam jarak pandangannya. Belum lagi ketika bau-bauan menyengat seolah menusuk indera pendengarannya. Ia sudah bisa menebak dimana tempat keberadaannya sekarang.
Seperti film, kejadian beberapa jam lalu mendadak berputar di dalam otaknya. Gadis itu hanya bisa tersenyum miris mengingatnya.
Pandangannya bergerak ke segala penjuru. Sepi. Sungguh menyedihkan. Bahkan setelah apa yang terjadi ia tetap sendirian. Lantas kenapa Tuhan tidak sekalian mengambil nyawanya saja toh pada akhirnya ia akan tetap kembali pada kesendiriannya.
Cklek!
Bunyi pintu yang dibuka dari luar perlahan terdengar, membuat gadis itu tersentak tanpa sadar. Ia menoleh mendapati seorang lelaki masuk ke dalam ruangannya.
Gadis itu hanya terdiam, menunggu lelaki tersebut untuk bersuara. Namun lelaki itu pun hanya diam. Bahkan ketika mereka sudah berhadapan, lelaki itu tak kunjung membuka mulutnya. Lelaki itu hanya menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Gadis berwajah tirus itu hanya bisa menundukan kepalanya dalam-dalam tidak berani untuk membalas tatapannya. Hingga kehangatan menjulur ke seluruh tubuhnya terasa saat sebuah tangan menggenggam tangannya dengan erat. Membuat ia mau tidak mau mengangkat kepalanya.
"Nikah sama gue yuk Ta!"
***
Hallo ini baru prolog yaa, hope you like it guys! Thank you ❤