“kay, kamu kenapa ? daritadi aku perhatikan kamu murung dan tidak bersemangat ? apa ada masalah ?” tanya Darwin
Kayla hanya menggeleng
“ikut gue deh Kay” darwin menggandeng tangan kay dan mengajak kay ke sebuah tempat yang tenang
“ini apa win? Kenapa ada rumah pohon dan lapangan kecil disini ? bagaimana bisa kamu menemukan tempat yang indah ini ?” tanya kayla
“disini biasanya aku menenangkan fikiran ku jika aku sedang galau, kali ini kubiarkan kamu sendiri disini untuk menenangkan fikiran mu” darwin hendak meninggalkan kay, tetapi kay menahan tangan darwin
“jangan win, aku butuh kamu. Aku butuh bahu kamu, boleh kamu temenin aku sebentar disini ?” pinta kayla
“iya kay” darwin mengiyakan pinta kayla
“kalo kamu disuruh menikah muda dengan orang yang nggak kamu kenal, apa yang kamu lakukan win ?” pertanyaan kay membuat darwin terkejut
“kok tiba-tiba kamu tanya gitu kay? Siapa yang mau menikah muda?”
“jawab saja pertanyaan ku win”
“ya jelas tidak mau lah kay, pertama gue laki-laki. Gue mau ngasih nafkah gimana coba sama istri dan anak gue, sedangkan gue belum cukup materi. Ke-2 gue nggak kenal sama calon istri gue, sedangkan nikah itu atas dasar cinta kay, bukan paksaaan” seketika kay menjauhkan kepalanya yang sudah sedari tadi menempel di pundak darwin.
“tapi gue nggak bisa berbuat apa-apa win, ketakutan gue akan murka papah”
“coba jelasin pelan-pelan kay, gue yakin bokap lo mau terima kay”
“lo nggak ngerti gimana watak bokap gue win”
“apa salahnya dicoba kay”
“iya win nanti gue coba ngomog ke bokap”
“btw makasi ya udah mau minjemin tempat ini dan minjemin bahu lo dan dengerin cerita gue”
“bahu gue akan selalu ada buat lo kay”
Kay tersenyum melihat ke arah mata darwin, ia merasakan kenyamanan dalam mata darwin.
Akhirnya setelah cerita dengan darwin, kay merasa lebih tenang dan sudah lebih enak an untuk kembali pulang ke rumah.
“kay.. lihat deh mamah sudah pilihin baju nikah buat kamu, nanti kamu pake jilbab ya sesuai dengan permintaan farhan” ucap mama
“mama atur aja deh, aku capek ma mau tidur” sahut ketus kay
Kenapa semua harus sesuai dengan permintaan farhan, kenapa tidak meminta persetujuan dariku dulu ? batin kay.
Kay segera mandi dan langsung tidur. Sudah sangat muak rasanya jika harus bertemu mama dan papa yang ujung-ujungnya adalah membicarakan masalah pernikahan.
Rasanya akan sia-sia jika melihat perisapan yang telah dilakukan oleh mama dan papa terhadap pernikahanku. Sangat mustahil aku merengek membatalkan pernikahan ini. Toh juga farhan sudah menyetujui pernikahan ini. Tidak ada gunanya aku merengek kepada mama dan papa. Batin kay
Kay kembali merapatkan selimutnya dan segera tidur lebih cepat.
Akhirnya hari terkutuk itu datang. Kayla tidak menyangka akan mengakhiri masa lajangnya dengan sangat dan amat mengenaskan. Menikah dadakan, dan dengan orang yang tak dikenal. Apes betul pikirnya.
Kebaya berbalut warna putih sudah dikenakan kayla, lengkap dengan hijab putih dan hiasan kepala yang menambah kecantikannya. Make-up natural membuatnya terlihat sempurna hari itu. Tapi tidak dengan batin kayla yang sudah luluh lantah memikirkan nasibnya.
Kayla mendengar dari ruang yang terpisah, satu tarikan nafas tegas dan lantang farhan mengucapkan ijab qobul untuk nya. Seperangkat alat Sholat dan lantunan ayat suci menjadi pengiring mas kawin dalam pernikahannya.
Semua orang meng-elu elukan sang pengantin yang membuat banyak orang iri dan berdecak kagum dengan ketampanan dan ke-sholeh-an farhan sang mempelai pria.
Kayla harus menutupi wajah muram, sedih dan kesalnya. Dia harus tetap tersenyum dihadapan banyak orang. Kay kemudian dihantar menuju mempelai pria yang tak lain adalah suaminya dan mencium tangan suami nya dengan penuh kasih sayang. Walaupun sebenarnya itu adalah siksaan baginya.
Setelah ijab qobul di pagi nya, malamnya kay dan farhan harus menyiapkan tenaganya untuk resepsi. Kay mengundang beberapa teman kampusnya, termasuk darwin.
“gila kay. Lo udah nikah aja selamat ya sayangku” tutur tanti
“enak nih, bentar lagi ena-ena “ sahut ilung
“selamat ya kay, semoga bahagia “ sambil menatap kay dalam-dalam dan tidak melepas genggaman tangan darwin. Begitupa dengan kay yang terus menatap darwin
Farhan yang melihat kejadian itu langsung berdehem. Seketika kay dan darwin melapaskan pandangan dan genggaman tangan mereka.