Anjeli yang sedang bersantai menikmati popcorn dan menonton film itu pun kaget mendengar sinyal darurat di kamarnya. Anjeli pun bergegas ke ruang komputer yang biasa mereka lakukan pencurian. Sinyal itu berasal dari sepatu High heels milik Anjelina. Sepatu itu memiliki kamera perekam yang dapat memantau. Kamera itu bisa merekam jika si pemakai melepaskan sepatunya.
Anjelina melihat rekaman pendek itu yang merekam kejadian Anjelina saat dikejar oleh polisi. Anjelina pun langsung mengganti komputer dan melacak keberadaan Anjelina melalui kalung pemberian Anjeli. Tak lama kemudian, Anjeli menemukan keberadaan Anjelina. Dia terkejut karena Anjelina berada di kantor polisi. Anjeli pun bergegas pergi menolong Anjelina.
Sementara itu, Anjelina di interogasi oleh salah satu polisi yang bernama Johar. Anjeli tidak menjawab salah satu jawaban dan hanya diam karena dia ketakutan, Jai Dixit memantau di balik kaca 1 arah sebelah ruang interogasi. Akhirnya polisi itu menyerah dan kembali menuju ruang dibalik kaca 1 arah.
" Aku menyerah, Tuan Jai. Dia tidak bisa diandalkan. Aku sudah memancing kemarahannya tapi dia sangat kuat." Kata Johar.
" Tenang saja, tidak lama lagi dia akan menjelaskan semuanya setelah aku interogasi." Akhirnya Jai Dixit pergi menuju ruang interogasi.
" Anjeli, aku tahu kau tidak bisa menerima kepergian kakakmu dan kau menuduhku membunuh kakakku. Tapi kenyataannya tiada bukti kalau aku yang membunuhnya." Kata Jai Dixit sambil berdiri di depan Anjelina.
" AKU BUKAN AN..." Tiba-tiba dibenak teringat ucapan Anjeli jika Anjelina tertangkap, dia harus menyamar jadi Anjeli.
" Kau bukan apa, Anjeli?" Tanya Jai Dixit.
" Ehm...Maksudku aku bukannya menuduhmu tapi aku melihat sendiri kau berada didepan Kak Gaurav dan tiba-tiba dia...dia..." Anjelina pun terhenti dan mulai menangis karena teringat kematian Gaurav.
" Setahuku kau tidak begitu cengeng?" Jai Dixit heran. Anjelina malah menangis sekencang-kencangnya dan membuat Jai Dixit mencoba menenangkannya.
" Baiklah... aku tidak akan membahasnya lagi. Jadi begini, apa maksudmu mencuri barang-barang itu?"
" Aku tidak akan menjawabnya sampai kau menyadari kesalahanmu atas yang kau perbuat." Anjelina kesal.
" Kau jangan memancing amarahku, Anjeli!"
" Setahuku kau tidak pemarah?"
" Huh...Dasar anak licik! Aku muak dengannya! Masukan dia dalam sel!" 2 Penjaga yang sedari tadi berdiri menjaga Anjelina pun bergegas membawa Anjelina ke dalam sel.
" Tunggu, kau tidak boleh membawaku ke dalam sel! Hentikan! Lepaskan aku!" Anjelina pun mencoba melawan tetapi tidak bisa. Jai Dixit pun masih tidak menemukan apa yang dia cari.
Anjelina pun dibawa ke sel penjara paling aman dan terjaga karena Anjeli dan Anjeli sekarang menjadi pencuri paling licin di dunia. Sel itu dimodifikasi hanya untuk penjahat paling berbahaya.
Ruangannya sangat tertutup dan hanya ada 1 tempat tidur, dindingnya terbuat dari besi dan pintunya terdapat pengunci dengan kata sandi, jika keluar memerlukan kata sandi yang hanya diketahui oleh ketua penjaga.
Anjelina pasrah dan terduduk di tengah-tengah ruangan itu. Dia tidak percaya kalau sekarang dia ada di penjara. Anjelina pun menangis karena sudah dijebak oleh Bhairav. Tak lama kemudian, ada suara Anjeli di depan pintu.
" Psst... Anjelina! Ini aku." Dengan nada kecil.
" Anjeli! Bagaimana kau bisa masuk?"
" Aku membajak CCTV penjaga. Anjelina, bantu aku untuk membuka pintu ini." Sambil menarik-narik pintu.
" Pintu itu hanya dibuka dengan kata sandi. Apakah kau membawa komputer miniku?"
Menarik...
Comment on chapter Twins Sister