Esoknya, Anjeli langsung kembali ke india. Di pesawat, Anjeli melihat berita tentang aksi pencuriannya kemarin. Wajah Anjeli diperlihatkan oleh berita itu tapi saat dipesawat, Anjeli tidak dapat dikenali karena dia sedang menyamar. Dia sangat bingung harus melakukan apa selanjutnya. Dia sudah melakukan yang sudah dia lakukan tapi itu tidak membuat Jai Dixit lengah. Jai Dixit selalu berhasil dari jebakannya.
Sampainya di India, Anjeli pulang ke rumah dengan rasa kebingungan dan kegelisahan. Tapi dia masih ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Dia pun segera pulang dan merayakannya. Sebelum sampai di rumah, dia membeli kotak kado untuk barang yang akan dia kado.
Akhirnya, dia sampai di rumah. Ketika dia memasuki garasi, ruangannya begitu gelap. Dia mencoba memanggil Anjelina tapi tidak menjawab. Tiba-tiba lampu menyala dan Anjelina muncul dengan membawa kue beserta lilin.
" Happy Birthday, Anjeli." Ucap Anjelina.
" Happy Birthday too, Anjelina." Jawab Anjeli. " Oh ya, aku punya sesuatu untukmu." Sambil mengeluarkan sebuah kado berbentuk kotak motif garis berwarna biru putih.
" Aku juga." Jawab Anjelina sambil meletakkan kue itu dan mengeluarkan sebuah kado berbentuk kotak motif polkadot berwarna ungu putih. Mereka pun membuka kadonya.
Ternyata Anjeli mendapatkan pigura yang didalamnya ada sebuah foto Anjeli, Anjelina dan Gaurav. Di balik pigura itu ada sebuah kalung dan yang didalamnya ada sebuah foto orang tua mereka. Selanjutnya Anjelina mendapatkan gelang berlian yang cukup besar.
" Wah... Anjeli gelang ini indah sekali!" Anjelina senang.
" Sebenarnya itu bukan gelang berlian biasa. Gelang itu seperti GPS jika kau memakainya aku bisa melacakmu. Lagipula gelang itu hasil buatanku." Jawab Anjeli.
" Tapi bagaimana aku bisa melacakmu?"
" Tenang, aku juga memakainya." Sambil menunjukkan sebuah gelang yang sedikit berbeda dengan gelang pemberian Anjeli. Anjeli pun kembali melihat pigura pemberian Anjelina.
" Aku memberimu itu untuk selalu mengingat kita." Kata Anjelina
" Lalu foto orang tua kita?"
" Itu untukmu jika kau merindukan mereka dan ingin selalu didekat mereka kau bisa melihat foto itu. Aku juga memakainya." Sambil menunjukkan sebuah kalung dibalik bajunya. " Oh ya aku lupa, aku ada kencan malam ini tapi aku tidak bisa berdandan."
" Tenang saja Anjelina, aku ahlinya berdandan. Ayo!" Anjeli pun menyeret Anjelina ke kamarnya dan menyuruh duduk di depan meja rias.
Anjeli pun mengeluarkan sebuah kotak dari lemarinya. Kotak itu berisi dress selutut berwarna biru laut. Anjelina sangat menyukainya dan segera memakainnya. Setelah itu, Anjeli menyuruh Anjelina duduk kembali ke meja rias.
" Sekarang lepas kacamatamu." Kata Anjeli.
" Tapi aku tidak bisa melihat." Jawab Anjelina.
" Sudahlah! Lepas saja!" Anjelina pun melepas kacamatanya dan Anjeli pun segera mengambil peralatan make up dan merias Anjelina.
Tak lama kemudian, Anjeli selesai merias. Anjelina mencoba bercermin tetapi pandangannya kabur, dia pun langsung mengambil kacamatanya.
" Apa yang kau lakukan, Anjelina?" Tanya Anjeli sedikit kaget.
" Aku tidak bisa melihat. Jika aku kencan tidak memakai kacamata, aku akan sulit berjalan. Walaupun bercermin aku tetap saja melihat kacamata."
" Tenang Anjelina, aku punya sesuatu untukmu." Anjeli pun mengeluarkan sebuah kotak soflens.
" Kotak soflens?" Anjelina kebingungan.
" Benar sekali, jadi kau diamlah dan aku akan memasangkan ini." Anjeli pun langsung memasangkan sebuah soflens. Akhirnya Anjeli selesai merias Anjelina.
" Anjeli... apakah ini aku? Aku begitu berbeda. Sejak kapan kau pintar merias?" Anjelina tertegun.
" Aku mengisi waktu luangku dengan melihat tutorial merias."
" Wah Anjeli... aku tidak percaya aku secantik ini." Anjeli tersenyum.
" Apakah kau akan mengaca terus sampai dunia ini kiamat? Apa yang kau tunggu? Cepat pergilah, pasti dia menunggu!"
" Oh ya, aku lupa! Terima kasih Anjeli."
" Tunggu, aku punya sesuatu untukmu." Anjeli pun memberika sepatu high heels yang tidak begitu tinggi berwarna putih.
" Wah, indah sekali!"
" Pergilah dan jangan lupa jika ada sesuatu denganmu tinggal tekan saja tombol di kalungmu, oke?"
" Oke." Anjelina pun memeluk Anjeli dan klakson mobil berbunyi yang menandakan Bhairav sudah datang untuk menjemput Anjelina.
Anjelina pun keluar dan menghampiri Bhairav yang berada di samping mobil. Bhairav melihat saudara kembar Anjelina di depan pintu rumah.
" Hi, Bhairav!"
" Hi, Anjelina! Siapa dia, Anjelina? Dia seperti mirip denganmu."
" Owh... dia adalah saudara kembarku namanya Anjeli." Anjeli pun juga menghampiri mobil itu.
" Kau Bhairav, ya? Salam kenal aku Anjeli."
" Iya benar, salam kenal."
" Kita lanjutkan lagi perkenalan mu dengan Anjeli nanti karena pestanya akan segera dimulai, lebih baik kita segera pergi."
" Ya benar!" kata Bhairav sambil membuka pintu untuk Anjelina. " Silakan masuk, tuan putri." Akhirnya pun mereka berdua pergi meninggalkan Anjeli.
Menarik...
Comment on chapter Twins Sister