10 tahun kemudian, Anjeli dan Anjelina dewasa itu merencanakan untuk mencuri salah satu benda bersejarah di Museum nasional Skotlandia yang terletak di kota Edinburgh. Anjeli akan mengambil benda itu yang dibantu oleh Anjelina yang bisa meng-Hack sistem. Mereka membuat rencana dan membuat alat canggih.
Keesokan harinya, Anjeli menyamar sebagai wanita biasa sedangkan Anjelina hanya dirumah membantu Anjeli. Anjeli melihat-lihat benda yang hendak dia curi dan akhirnya dia menemukannya yaitu buah catur yang diukir dengan sangat indah. Anjelina yang sedang sibuk membuka keamanan itu akhirnya berhasil dan sekarang dapat melihat CCTV di ruangan yang ditempati Anjeli. Anjelina pun mencoba meng-Hack CCTV keamanan agar penjaga itu tidak dapat melihat Anjeli. Setelah turis-turis di ruangan itu pergi dan CCTV dialihkan, saatnya Anjeli beraksi. Dia mengganti baju, memakai sebuah topeng beserta topi dan mengeluarkan alat canggihnya. Buah catur itu dikelilingi oleh kaca pelindung, Anjeli pun membuka kaca itu, mengambil buah catur dan menggantikannya dengan logam berhuruf AA, lalu Anjeli mengembalikannya kaca tersebut.
“ Kerja bagus, Anjeli.” Kata Anjelina yang terdengar di headset canggih Anjeli.
Anjeli yang bepakaian hitam itu pun langsung keluar dari salah satu jendela. Ketika hendak keluar, Anjeli kepergok oleh 2 penjaga dan Anjeli pun langsung lari. 2 penjaga itu memanggil 2 polisi terkenal yang bertepatan mereka berada di negara Skotlandia. Anjeli yang hendak keluar lewat pagar itu melihat 2 polisi itu dan ternyata dia adalah Jai Dixit dan partner barunya yang bernama Ali.
“ Rencana kita gagal!” Kata Anjeli.
“ Saatnya rencana B.” Jawab Anjelina. Anjeli pun keluar lewat dinding pagar. Setelah itu, Anjeli mengeluarkan skateboard canggih buatannya dan menaikinya lalu dia pergi. Jai Dixit, Ali dan polisi-polisi itu mengejar Anjeli.
“ Apa yang harus aku lakukan selanjutnya, Anjelina?” Tanya Anjeli.
“ Tenang, aku akan mengurusnya.” Dengan sigapnya, Anjelina langsung meng-hack semua sistem di seluruh negara Skotlandia. Anjelina menyuruh Anjeli untuk menyalakan kamera di dada Anjeli.
Anjelina melihat di depan Anjeli layaknya Anjelina sedang berada di sampingnya. Di depan Anjeli terdapat lampu lalu lintas, Anjelina pun langsung membuat lampu itu menjadi merah di setiap jalan agar Anjeli bisa melewatinya. Setelah Anjeli melewatinya, Anjelina mengubah lampu itu menjadi hijau di setiap jalan agar di setiap jalan menjadi macet dan Jai dixit, Ali dan polisi-polisi itu tidak bisa lewat.
“ Ali, kau kejar dia bagaimana pun juga! Sementara aku akan mengejarnya lewat udara.” Peritah Jai dixit dan dia pun langsung pergi. Ali pun mencari jalan lain.
“ Sepertinya kita berhasil, Anjelina.” Seru Anjeli sambil menoleh ke belakang. Tiba-tiba Anjeli dihujani tembakan dari atas dan ternyata yang menembaki adalah Jai Dixit menaiki sebuah helikopter. Dengan skateboard canggihnya, dia pun langsung pergi menuju sebuah hutan.
Setelah Anjeli masuk ke hutan, Jai Dixit tidak bisa melihatnya lagi dan dia memutuskan untuk mencarinya di bawah. Jai Dixit tidak bisa menemukannya Anjeli, tapi tiba-tiba Jai Dixit melihat orang berlari di depannya dan Jai Dixit mengejarnya sampai ke sebuah jurang. Anjeli yang masih memakai topeng itu pun hendak terjun ke jurang tapi Jai Dixit menghentikannya.
“ Berhenti!” Perintah Jai Dixit sambil menodongkan pistol dan Anjeli pun berhenti. “ Angkat tangan dan berbalik!” Lanjut Jai Dixit. Anjeli mengangkat tangan tapi tidak berbalik. “ Aku bilang BERBALIK! Atau…”
“ Atau apa, tuan Jai Dixit?” Tanya Anjeli sambil berbalik arah. Jai Dixit terdiam. “ Apakah kau mau menembakku? Tembak saja tapi kau tidak bisa menemukan benda-benda yang aku curi.” Dengan perlahan-lahan Anjeli berjalan mundur menuju jurang. Jai Dixit mencoba memperingatkannya tapi Anjeli tiba-tiba membuka kain yang ada dibawah lengannya seperti sebuah sayap dan terbang menuju jurang. Jai Dixit pun dengan sigapnya mencoba menembakkan pada Anjeli tapi meleset. Akhirnya Jai Dixit kembali dengan tangan hampa.
Anjeli yang melayang-layang di jurang itu pun akhirnya behenti disuatu tempat yang penuh dengan pohon-pohon indah. Anjeli pun membuka mantel yang terdapat kain seperti sayap itu dan berjalan menuju ke sebuah gubuk kecil.
Gubuk itu hanya ada sebuah ranjang, kamar mandi kecil, tumpukan makanan dan koper besar yang Anjeli selalu bawa. Anjeli pun melepas bajunya dan topeng, meletakkan benda curian dan mengganti pakaian. Tiba-tiba Anjeli menerima telepon dan tenyata Anjelina yang menelpon.
“ Anjeli, aku sudah memesan tiket untukmu. Tugasmu disini sudah selesai, waktunya kau pulang.” Anjelina pun menutup telponnya. Anjeli pun membereskan barang dan pergi dari gubuk itu lalu Anjeli pergi menuju bandara. Sambil menunggu, Anjeli melihat TV yang menampilkan sebuah berita tentang pencurian di Museum nasional Skotlandia. Akhirnya Anjeli berangkat menuju India.
Menarik...
Comment on chapter Twins Sister