Di tengah perjalanan, Kandini pun berhenti sejenak untuk minum di dekat sungai karena dia kelelahan. Katif diam-diam pergi tanpa sepengetahuan Kandini. Katif melihat ada seorang Putri cantik dan Pangeran gagah perkasa yang sedang melihat sungai. Katif pun segera menemui Kandini dan memberitahukannya.
Kandini mencari Katif tapi tiba-tiba Katif muncul di semak-semak.
" Kau dari mana saja? Aku mencarimu kemana-mana."
" Kandini, aku tadi melihat ada Putri cantik dan Pangeran yang gagah perkasa ada di dekat sungai. Ayo kita lihat dari dekat!" Seru Katif.
" Baik...baiklah... Ayo, Javas!" Mereka pun pergi.
Kandini bersembunyi di balik pohon sedangkan Katif bersembunyi di semak-semak. Tiba-tiba Katif menghampiri Putri itu.
" Katif, jangan kesana! Kemari!" Katif tidak menghirauinya.
Putri itu melihat Katif yang menghampirinya. Putri itu mencoba merabanya tapi tiba-tiba Katif kabur dan sembunyi di balik semak-semak itu lagi. Tapi Putri itu melihat ada seseorang dibalik pohon itu, dia mencoba menghampirinya.
" Siapa itu?" Tanya Putri sambil mendekati pohon itu. Kandini takut untuk menjawab karena selama ini dia tak pernah bertemu bangsawan.
" Salam, Yang Mulia." Dia menjawab pelan sekali.
" Kemari... aku tidak ingin menakutimu." Kandini menghela nafas dan mulai menampakkan wajahnya. Katif yang muncul dari atas itu pun sekarang ada di bahu Kandini.
" Jadi kera itu milikmu? Kera itu sungguh lucu." Kandini menundukkan kepalanya. " Siapa namamu?" Tanya Putri sambil mengangkat kepala Kandini.
" Aku Kandini dan ini Katif, keraku." Sambil menunjuk Katif.
" Kamu berasal dari mana?"
" Aku dari Desa Mandala."
" Jauh sekali. Kenapa kamu ke Kerajaan Nagasta?"
" Aku sedang merantau untuk menempati janji ibuku yaitu aku harus ke kerajaan yang dipimpin 1 Raja bijak dan memiliki 4 saudara tapi mereka menikahi 1 ratu. Putri tahu dimana itu?"
" Kau sudah tiba di kerajaan itu tapi maksud kedatanganmu ke Kerajaan Nagasta apa?"
" Ayah dan ibuku meninggal karena penyakit yang mematikan. Sebelum kematiannya, ibuku menyuruhku pergi ke kerajaan Nagasta untuk menemui takdirku." Pangeran yang sedari tadi melihat sungai itu pun menghampiri mereka berdua.
" Ada apa, Agniya? Siapa dia?" Tanya Pangeran gagah berani itu.
" Aku akan menceritakannya nanti. Kandini, apa kau tidak lapar? Ayo kita ke istana!" Kandini mengagguk-angguk. Dia pun memanggil Katif dan Javas untuk membawanya.
Kandini dibawa oleh kereta kerajaan bersama dengan Pangeran dan Putri tersebut.
" Yang Mulia, aku disini rakyat baru jadi aku belum mengenal Yang Mulia." Kata Kandini sambil mengelus-elus Katif.
" Aku Putri Agniya dan dia Pangeran Bimadara." Jawab Ratu Agniya.
" Pangeran Bimadara, apakah kau Pangeran pertama yang akan dinobatkan menjadi raja pertama?"
" Tidak, kakakku lah yang akan menjadi raja sedangkan aku saudara kedua." Jawab Pangeran Bimadara.
" Hm...ngomong-ngomong kamu Kandini yang mengalahkan Raksasa Digdaya ya?"
" Benar, Yang mulia."
Tak lama kemudian, mereka sampai di istana. Istana itu begitu megah dan sedikit modern. Penduduknya begitu ramai walaupun kerajaan itu terlihat baru dibangun.
Di depan gerbang, ada 2 pria kembar tidak identik dan ternyata dia adalah Pangeran ke-4 dan ke-5. Kandini memberi salam kepada pangeran tersebut.
" Siapa dia, Agniya?" Tanya pangeran ke-4 yang cukup tampan tersebut.
" Dia Kandini, dia datang kesini untuk menemui takdirnya." Jawab Putri Agniya. Tiba-tiba Katif menghampiri Kandini dan naik keatas bahunya.
" Apakah itu keramu?" Katif naik ke bahu pangeran itu.
" Katif, jangan lancang!" Seru Kandini. Pangeran itu mengajak bicara dengan Katif. " Kau mengerti perkataan Katif?" Tanya Kandini.
" Iya, aku memiliki keajaiban bisa berbicara dengan hewan." Mereka pun masuk ke istana.
Kandini dibawa oleh Putri Agniya ke kamar khusus. Putri Agniya menyuruh pelayannya untuk membersihkan tubuh Kandini. Setelah itu, Kandini memakai baju yang sangat mewah dan indah.
" Putri Agniya, kenapa kau memberiku baju seperti ini? aku seharusnya tidak pantas memakai baju ini karena aku anak nelayan."
" Sejak dulu, aku ingin sekali punya anak perempuan tapi tidak salah jika kau mau menjadi anak angkatku. Kau bisa memanggilku ibu."
" Benar, kah?" Putri Agniya mengagguk-angguk. Kandini pun senang dan tidak percaya kalau dia sudah menjadi anak Putri Agniya.
" Ibu, aku ingin tahu nama-nama pangeran alias ayahku?"
" Pangeran pertama bernama Pundhistira, dia orang yang sangat bijak dan bahkan tidak pernah marah. Pangeran kedua bernama Bimadara, dia bertubuh gemuk dan besar tapi dia berhati lembut, tadi sudah kau temui, kan. Pangeran ketiga bernama Arnaka, dia tampan dan disukai oleh para wanita tapi sekarang dia sedang mengasingkan diri untuk menjalani hukumannya. Pangeran keempat bernama Nismara, dia tampan tapi kurang tampan dibandingkan Arnaka dan dia bisa berbicara dengan hewan seperti kamu. Pangeran kelima bernama Sadina, dia kembar dengan Nismara tapi lebih tampan Nismara dan dia bisa meramalkan masa depan." Ratu Agniya menjelaskan panjang lebar.
" Tapi ibu kan belum memberitahukan para pangeran kalau kau ingin mengadopsikan aku."
" Itu masalah mudah. Para pangeran pasti menyanggupinya."
" Ibu, maukah kau menceritakan masa kecil pangeran?" sambil duduk di tempat tidurnya.
" Kau ingin mulai darimana? Bagaiman kalau asal mula kerajaan tempat tinggal pangeran?"
" Hm... Baiklah kalau begitu."
Putri Agniya mulai menceritakan kisah panjang asal mula kerajaan tempat tinggal pangeran.