Mendra menyuruh Agni, Bisma, Ricki dan Candra untuk ikut mencari Brighten Cave bersama Aryan dan Harris. Mereka berangkat ke Kota Mumza pukul 1 siang naik Kereta. Keretanya cukup ramai karena saat itu sedang ada liburan. Mereka berbincang-bincang tanpa henti dan tak terasa sudah sampai di tujuan. Stasiun kota Mumza sangat indah bahkan sedikit lebih besar dibanding stasiun kota Packeham, tempat tinggal Aryan dan Harris.
Mereka menginap di hotel bintang 5. Aryan dan Harris heran dengan Mendra karena mampu membiayai hotel bintang 5 itu.
" Kak Mendra, kenapa kita menginap di hotel mewah seperti ini? Apa kau tidak takut uangmu habis?" Tanya Harris.
" Itu rahasia." Mendra pun tersenyum " Ayo kita menuju ke kamar kita, aku sedikit capek karena perjalanan yang cukup panjang."
Mereka menuju lift tapi Aryan melihat lambang Brighten Brave di langit-langit hotel. Kamar di hotel itu sangat besar bahkan cukup untuk 20 orang. Aryan dan Harris semakin heran dengan hotel itu.
" Aryan, apa ini tidak terlalu berlebihan? Kamar ini begitu mewah, aku takut mereka tak bisa membayarnya." Tanya Harris.
" Iya aku juga. Tapi tunggu Harris, aku tadi melihat lambang Brighten Brave di langit-langit hotel."
Harris kaget mendengarnya.
Harris dan Aryan bertanya pada Mendra kenapa mereka mendapat kamar yang mewah dan kenapa ada lambang Brighten Brave di hotel itu.
" Hotel ini milik Brighten Brave. Dulu ada pemimpin Brighten Brave yang tinggal di kota Mumza. Dia sangat kaya jadi dia membuat hotel bintang 5 untuk orang umum dan anggota Brighten Brave di kota ini. Tapi jika ada anggota Brighten Brave ingin tinggal atau menginap di kota ini maka dia akan menginap tanpa biaya." Jawab Mendra.
" Tapi bagaimana bisa kalau kalian adalah anggota Brighten Brave?" Tanya Aryan.
" Menunjukan kartu identitas Brighten Brave." Jawab Agni yang sejak tadi merapikan pakaiannya yang ada di tasnya.
Aryan dan Harris pun paham dengan perkataan mereka.
Mereka berencana ke Museum Kota besok pagi karena hari sudah menjelang malam.
Keesokan Harinya, mereka bersiap-siap untuk pergi ke Museum kota. Museum itu tidak begitu jauh dengan hotel.
Museum Kota Mumza sangat bagus. Museum itu begitu lengkap dan besar. Mereka mencari letak Belati itu. Belati itu berada di bagian sejarah. Mereka melihat belati yang terpajang di tembok.
Belati itu dilindungi oleh sebuah kaca. Tiba-tiba ada seorang pria yang muncul dibelakang mereka tak lain adalah pemandu museum.
" Belati ini adalah kunci dari Brighten Cave." Kata Pemandu museum.
" Eh... maaf pak, darimana bapak tahu kalau belati ini kunci?" Tanya Harris.
" Karena aku sudah lama bekerja disini dan sudah menjadi anggota Brighten Brave." Sambil mengeluarkan jam yang bergambar lambang Brighten Brave.
" Benar, dia adalah Paman Ismet. Dia adalah pamanku." Kata Mendra.
Mereka berjabat tangan. Paman Ismet bertanya pada mereka kenapa mereka pergi ke Museum Kota. Aryan dan Harris menjelaskan semuanya pada Paman Ismet yang dibantu oleh Mendra. Paman Ismet tahu maksud dari kedatangan mereka. Mereka meminta bantuan pada Paman Ismet.
" Sebenarnya Museum ini sangat ketat penjagaannya tapi aku pasti menolong kalian. Temui aku di belakang museum pukul 7 malam, oke?" Mereka mengangguk.
Aryan dan Harris berterima kasih pada Paman Ismet.
Sebelum pergi, mereka melihat benda bersejarah yang dipandu oleh Paman Ismet.
Matahari mulai terbenam, Mereka pergi ke belakang Museum Kota untuk menemui Paman Ismet. Sebelum mereka kebelakang museum Kota, Mereka melihat pintu depan Museum terdapat 2 penjaga. Paman Ismet sudah menunggu di belakang Museum Kota. Paman ismet menyuruh mereka untuk masuk ke pintu belakang Museum sebelum ada orang yang mencurigai mereka.
" Disini setiap sudut ada banyak sekali CCTV jadi aku menyuruh salah satu kalian yang bisa meretas CCTV. Dan satu lagi aku butuh 2 orang untuk memancing penjaga-penjaga itu ke ruang khusus penjaga dan menguncinya." Ujar Paman Ismet.
" Candra bisa meretas semua alat elektronik, Agni dan Bisma yang akan memancing penjaga." Kata Mendra.
" Tapi bagaimana dengan penjaga CCTVnya?" Tanya Aryan.
" Biar aku yang urus. Aku dan Candra akan pergi ke ruang CCTV, Agni dan Bisma memancing penjaga setelah itu Ricki, Mendra, Aryan dan Harris mengambil Belati itu dan menggantinya dengan Belati tiruan." Mereka paham yang dibicarakan Paman Ismet dan melaksanakannya.
" Aku akan beri isyarat dengan cara menggerak-gerakan CCTV." Kata Candra.
Paman Ismet dan Candra pergi ke tempat ruang CCTV sedangkan mereka masuk ke Museum dan menunggu isyarat.
Beberapa menit kemudian, CCTV sudah digerak-gerakan menandakan Agni dan Bisma mulai memancing penjaga. Dalam sekejab, penjaga-penjaga itu sudah lenyap karena bantuan Agni dan Bisma. Setelah itu giliran Ricki, Mendra, Aryan dan Harris melakukan aksinya.
Mereka berusaha membuka kaca. Ternyata, Kaca itu terdapat kata sandi berupa identitas penjaga. Mereka bingung harus melakukan apa. Tiba-tiba, kaca itu terbuka dengan sendirinya. Mereka menukarkan Belati itu dengan Belati tiruan. Mereka segera keluar agar tidak ketahuan.
" Tunggu, Bagaimana dengan Paman Ismet?" Tanya Aryan.
" Aku tidak apa-apa, jangan khawatirkan aku. Cepat pergilah jangan sampai ketahuan. Hidup Brighten Brave!" Seru Paman Ismet.
Mereka berterima kasih kepada Paman Ismet dan pergi dari Museum Kota menuju hotel. Mereka kecapekan setelah mengambil belati itu. Aryan mengambil belati itu di tas milik Harris.
" Lihatlah ini, Harris! Belati ini begitu indah. Ukirannya begitu mendetail." Harris mengangguk.
" Kak Candra, bagaimana kakak bisa meretas CCTV?" Tanya Harris.
" Oh itu... aku menggunakannya dengan komputer canggihku." Jawab Candra.
" Kalau Kak Agni dan Kak Bisma, bagaimana kakak bisa membawa penjaga itu ke ruangan khusus penjaga?" Harris kembali bertanya.
" Kita pancing dengan uang, Hahahah....." Jawab Agni.
Harris mengangguk dan tertawa. Mereka berencana pergi ke Balai Kota Cinkina besok. Mereka pun bersiap diri untuk tidur.