Read More >>"> Waiting
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Waiting
MENU
About Us  

Sore itu langit begitu cerah. Matahari memancarkan sisa-sisa cahayanya, menunggu untuk tenggelam. Dedaunan kuning mulai gugur dari ujung ranting. Di sebuah taman kota, para pengunjung sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Namun ada dua sosok remaja yang tampak asik dengan kisah romansa mereka. Duduk bercanda gurau di bangku dekat jalan setapak. Pasangan yang sangat serasi. Si perempuan kecil, hidung pesek, dengan rambut yang dikuncir kuda, sungguh sangat imut. Dan si laki-laki tinggi, tampan, dengan paras yang hangat. Begitu banyak cinta diantara mereka.

"Dis, tutup matamu. Aku ingin memberikan sesuatu." pinta Tobi dengan lembut.

Gadis menatap pacarnya sesaat, lalu memejamkan mata. Tangan Tobi bergerak merogoh kantong celananya. Ia mengambil sesuatu yang sudah dipersiapkannya. Sebuah kalung. Berbentuk lumba-lumba, kesukaan gadis. Dengan susah payah menabung selama berbulan-bulan akhirnya ia bisa membelinya.

"Buka matamu." kata Tobi sambil memperlihatkan kalung yang dipegangnya.
Gadis membuka matanya. Dia begitu terkejut.
"Wow!! Ini indah sekali Tobi! Aku sangat menyukainya. Terima kasih Tobi." jawab Gadis penuh semangat. Matanya begitu berbinar-binar.

Tangan Tobi meraih kalung yang dipandang oleh Gadis, ia buka pengaitnya dan memakaikannya di leher Gadis. Gadis terdiam. Dia mendongak menatap wajah Tobi yang begitu dekat dengan wajahnya. Aliran darahnya sejenak berhenti. Jantungnya berdebar-debar. Tidak bisa bernapas. Sontak wajahnya berubah begitu merah.

"Hei..Apa ini? Kenapa mukamu sangat merah? Haha." Goda Tobi. Ia tertawa begitu kencang lalu mengacak-acak rambut pacarnya itu. Tatapannya tidak lepas dari Gadis. Ada sedikit kesedihan yang tersirat dari tatapannya itu.

Tobi terdiam. Teringat akan sesuatu.
"Aku berangkat ke Amerika besok," kata Tobi tiba-tiba. 
Terkejut, Gadis mengangkat wajahnya dan menoleh menatap Tobi. "Kenapa begitu cepat?"
Tobi menjawab dengan ragu. "Ada beberapa berkas yang harus diurus sebelum mulai kuliah."

Gadis memalingkan wajah dan menggigit bibir. Akhirnya saat ini datang, ketika mereka harus berpisah. Tobi mendapatkan beasiswa kuliah di Amerika. Gadis tahu ini akan terjadi, tapi kenapa begitu cepat.

"Maukah kamu menungguku?" gumam Tobi lirih.

Gadis tertegun. Tobi menatapnya dengan penuh harap. Tatapan mereka tenggelam menjadi satu.
"Aku tidak akan menuntut apapun darimu. Hanya satu permintaan saja. Tunggulah sampai aku kembali dan melamarmu. Sebelum saat itu tiba, jagalah hatimu untukku. Aku akan kembali." pinta Tobi.
Gadis menatap Tobi sesaat, hatinya terasa lemah. Tanpa disadari, ia mengangguk.

 

***

 

"Cepat habiskan makananmu Dis, sebentar lagi waktu makan siang berakhir." kata Ririn, sahabat Gadis.
Gadis tersadar dari lamunannya, buru-buru ia habiskan makan siangnya. Teringat begitu banyak tumpukan pekerjaan di mejanya.
"Pelan-pelan Dis. Kau akan tersedak jika makan seperti itu. Tak apa sedikit terlambat. Aku duluan ya." kata Reno sebelum akhirnya pergi.
"Sepertinya si Reno ada rasa deh sama kamu Dis. Dia perhatian banget." goda Ririn.
"Ah...biarkan saja." jawab Gadia cuek.

Sudah 5 tahun sejak kepergian Tobi. Gadis selalu menepati janji untuk menjaga hatinya selama ini. Bukan hanya satu atau dua orang saja yang telah ditolaknya. Hati Gadis sudah menjadi milik Tobi, untuk selamanya.


Akhirnya malam pun tiba. Hari ini sangat melelahkan untuk Gadis, pasalnya di kantor sedang kedatangan tamu penting. Alhasil, seluruh karyawan juga ikut repot. Gadis sudah mandi dan berganti piyama. Ia langsung merebahkan dirinya. Tangannya meraih guling dan dipeluknya. Entah kenapa malam ini dia begitu merindukan Tobi. Ia sangat ingin Tobi datang melengkai bagian hatinya yang kosong. Ia sangat membutuhkan pelukan hangat Tobi. Hatinya terasa sangat sesak. Tetesan air mata mulai jatuh. Dia berharap Tobi datang, setidaknya di mimpinya malam ini saja. Gadis memejamkan matanya. Terlelap dengan bayangan Tobi dan pelukan hangatnya.

 

Keesokan paginya Gadis bangun dengan mata yang sembab. Langit sepertinya kompak dengan suasana hatinya. Ia cemberut karena harus membatalkan semua agendanya hari ini. Akhirnya ia memutuskan kembali pada kasurnya dan melanjutkan tidur.

"Dis." Gadis mendengar suara tak asing memanggilnya. Suara hangat yang begitu dirindukan.
"Tobi!" teriak Gadis saat membuka matanya. Mendapati Tobi yang berdiri di pintu kamarnya.
Dia berlari kearah Tobi yang terdiam membeku. "Akhirnya kamu kembali! Aku sangat merindukanmu." Gadis memeluk Tobi begitu erat.

Kesunyian yang begitu hangat. Seketika lukanya hilang, terbang begitu saja. Ia merasa seperti bermimpi, ia tidak percaya apa yang dilihatnya sekarang ini. Tobi! Kekasihnya yang sekian lama dinanti. Dirapatkan pelukannya itu, ia hanya ingin merasakan kebahagiaannya kembali.

"Kapan kau sampai? Kenapa tidak ngabarin sih!" tanya Gadis dengan kesal.
"Hehe...Surprise." jawab Tobi lembut. "Ayo kita pergi, aku tunggu di teras ya."
"Kemana?" tanya Gadis.
"Taman."
Gadis hanya menatapnya. Ia segera bergegas. Butuh waktu sejam untuknya bersiap. Ia ingin tampil sangat cantik. Tobi harus jatuh cinta untuk kedua kalinya, pikir Gadis dalam hati.

"Ayo kita berangkat." seru Gadis sambil menggandeng tangan Tobi. Ini kencan mereka setelah sekian lama. Ia terus saja memandang kekasihnya itu, tak rela sedetikpun kehilangan momen bersama. Wajah Tobi terlihat sedikit tirus dan pucat. Namun dia tetap selalu terlihat tampan bagi Gadis.

Sepanjang perjalanan hanya mereka lewatkan dengan tertawa dan bercerita. Pemandangan yang dulu selalu mereka lewati. Tanpa sadar mereka sudah hampir sampai di taman.
"Wah, tidak terasa ya. Sudah sampai aja."
"Apa kita harus mencari taman yang lebih jauh? Haha." Tobi menatap Gadis. Mereka tertawa bersama.
Tobi menarik tangan Gadi. Diajaknya mencari tempat duduk. Akhirnya mereka memilih duduk di bangku yang sama, dekat jalan setapak.
"This ain't a dream!" Ucap Gadis dengan riang dalam hatinya.
Ratusan detik mereka habiskan untuk bercerita, tertawa dan memeluk satu sama lain. Seakan membayar 5 tahun yang hilang.
Tobi berhenti berbicara, hanya menatap dan tersenyum pada Gadis.

"Dis, kamu mau berjanji satu hal padaku?"
Gadis memalingkan wajahnya. "Apa?"
"Suatu saat nanti, ketika aku harus pergi. Kamu janji ya bakal jatuh cinta lagi, tapi tidak boleh melupakanku."
Gadis menggeleng. "Aku tidak mau. Siapa juga yang akan membiarkanmu pergi lagi!"
"Ayolah, seandainya saja begitu. Kamu harus berjanji ya?" Tobi menatap Gadis dengan sedih.
"Ya, baiklah. Tetapi sekarang kamu harus selalu di sampingku seperti ini. Memeluk, menjaga, dan membuatku selalu bahagia seperti ini."
Tobi tersenyum dan membelai rambit Gadis dengan lembut. Ia menunduk dan mencium kening Gadis.

Gadis menutup matanya.
Ia seperti sedang melayang, tiba-tiba ada suara yang cukup keras menyadarkannya.
"Non...bangun non. Ada surat dari Amerika." Bi Inah menggoyang-goyang badan Gadis. 
Mimpinya berakhir. Ternyata hanya harapan semu.

Gadis membuka matanya. Dengan setengah sadar diambilnya surat dari bi Inah dan mulai membuka isinya...

                                 

                                                                 DEATH SERTIFICATE

I, Brenda Mcquail, Clerk of the Country Commission in the Country and State aforesaid, it being an office record.......
............that TOBI WIJAYA died at ..
.................

 

 

Gadis berhenti membaca.

"Apa ini! Tidak mungkin!" teriaknya histeris.

Bi inah memeluk Gadis, mencoba menenangkan majikannya itu.

Gadis terdiam. Ia tak bisa mencerna semuanya. Pikirannya kosong. Ia tidak percaya dengan kenyataan yang diterimanya. Rasanya baru tadi Tobi datang, menggandeng tangannya dan memeluknya. Kata-kata Tobi, kencannya, ciuman hangat itu. Permintaan anehnya! 

"Kamu janji ya bakal jatuh cinta lagi, tapi tidak boleh melupakanku."

Kata-kata itu terus tergiang memenuhi kepalanya. Ini seakan bukan mimpi. Luka itu, yang semula sudah sembuh kembali menganga. Gadis merasa tak bernyawa. Mengapa rasa sepi dan kehilangan muncul lagi dalam hatinya. 
Gadis menggigil dalam kesedihan.
Pandangannya memudar.
Brak!
Gadis terjatuh, kesadarannya hilang.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 3 0 1
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kenangan Hujan
464      341     0     
Short Story
kisah perjuangan cinta Sandra dengan Andi
Tembak, Jangan?
213      178     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Kereta Antar Dunia
748      465     1     
Fantasy
Bagaimana jika kereta api yang kamu naiki malah membawamu pergi ke dunia-dunia yang belum pernah kamu lihat sebelumnya? Ini bukan hanya soal perjalanan. Tapi juga tentang perjuangan menemukan jati diri, menguak misteri kehidupan yang terlewat di masa lalu, dan mencari arti kehidupan sebenarnya hidup di dunia. "Mereka yang tidak memiliki tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupan akan muda...
DANGEROUS SISTER
7490      1774     1     
Fan Fiction
Alicea Aston adalah nama barat untuk Kim Sinb yang memiliki takdir sebagai seorang hunter vampire tapi sesungguhnya masih banyak hal yang tak terungkap tentang dirinya, tentang jati dirinya dan sesuatu besar nan misterius yang akan menimpanya. Semua berubah dan menjadi mengerikan saat ia kembali ke korea bersama saudari angkatnya Sally Aston yang merupakan Blood Secred atau pemilik darah suci.
MANTRA KACA SENIN PAGI
3072      1140     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Melodi Sendu di Malam Kelabu
461      296     4     
Inspirational
Malam pernah merebutmu dariku Ketika aku tak hentinya menunggumu Dengan kekhawatiranku yang mengganggu Kamu tetap saja pergi berlalu Hujan pernah menghadirkanmu kepadaku Melindungiku dengan nada yang tak sendu Menari-nari diiringi tarian syahdu Dipenuhi sejuta rindu yang beradu
Slap Me!
1303      588     2     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
Love Invitation
515      357     4     
Short Story
Santi and Reza met the first time at the course. By the time, Reza fall in love with Santi, but Santi never know it. Suddenly, she was invited by Reza on his birthday party. What will Reza do there? And what will happen to Santi?
Love and Pain
535      311     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.
MANGKU BUMI
103      94     2     
Horror
Setelah kehilangan Ibu nya, Aruna dan Gayatri pergi menemui ayahnya di kampung halaman. Namun sayangnya, sang ayah bersikap tidak baik saat mereka datang ke kampung halamannya. Aruna dan adiknya juga mengalami kejadian-kejadian horor dan sampai Aruna tahu kenapa ayahnya bersikap begitu kasar padanya. Ada sebuah rahasia di keluarga besar ayahnya. Rahasia yang membawa Aruna sebagai korban...