Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ketika Cinta Bertahta
MENU
About Us  

            Pandangannya masih tertuju pada sesosok pria yang duduk di depannya. Bertopang dagu sambil memainkan bolpoin yang ada di tangan kananya. Sesekali ia tersenyum tanpa sebab. Entah apa yang sedang ia pikirkan. 

            “Oke.. See you next week” kata dosen bahasa inggris.

“See you Mom” jawab para mahasiswa seraya berdiri dan membereskan bukunya masing – masing.

            Lelaki yang sejak tadi dia perhatikan mulai beranjak dari tempat duduknya. Lelaki itu melangkahkan kaki keluar kelas.

“eh eh eh” gumamnya.

Ia terbangun dari lamunannya. Ia nampak tergesa gesa. Segera diraihnya buku yang ada di depannya dan ia melangkah meninggalkan ruang kelas. Matanya masih tertuju pada lelaki tadi.

Bruukkkk... kakinya tersandung meja. Ia jatuh tersungkur. Rambutnya menjadi berantakan.Beberapa mahasiswa yang masih ada di ruangan itu tertawa terbahak bahak.

“Kenapa kalian tertawa? Lucu?” Bentaknya.

Sekali lagi dia memandang lelaki itu, namun sayang yang ia lihat hanyalah punggung lengkap dengan ransel hitam yang besar.  Wajahnya menunjukkan kekesalan yang luar biasa. Segera mungkin dia berdiri. Diambilnya buku yang berserakan dan dimasukkannya buku tadi kedalam tas tenteng warna merah. Setelah ia merapikan baju dan rambutnya, ia melangkah keluar ruangan.

Dari atas, dia melihat lelaki tadi sedang berdiri di samping tangga. Lelaki itu sedang berbicara dengan temannya. Dengan gayanya yang centil, dia turun dari tangga.

Plok.. Plok.. Plok.. Bunyi langkah kakinya. Perlahan dan mempesona. Seettt... Ia mengibaskan rambutnya ketika lewat disamping pria itu.

“Subhanallah cantiknya... ” Gumam teman lelaki itu.

Ia tersenyum bangga. Dengan percaya diri dia terus melangkahkan kaki. Roknya yang selutut bergerak senada dengan langkah kakinya.

“Mia tunggu aku” terdengar suara wanita berseru dari belakang.

Ya. Namanya adalah Mia. Wanita cantik  bertubuh proporsional. Tinggi semampai dengan rambut panjang hitam bergelombang. Bibirnya merah lengkap dengan blush on warna pink di pipi. Bau parfumnya yang khas sudah tercium dari jarak 5 meter. Ketika dia lewat, tak ada pasang mata yang tak takjub melihatnya, kecuali satu. Lelaki itu. Dia tak pernah memperhatikan Mia.

“Evi..?! Tumben kelihatan batang hidungnya” gumam Mia sambil menunggu Evi yang berlari dari arah belakang.

“Hai cintaakuu. ” sapa Evi sambil merangkulkan tangannya ke pundak Mia

“Ada cerita apa hari ini? Siapa lagi yang tersepona dengan kecantikan sahabatku ini?” kata Evi dengan wajah ceria

“Ups... terpesona maksudku.. hehe” sambung Evi sambil tertawa menggoda.

“tersepona tersepona apanya?! Yang ada hari ini itu hari sial” gerutu Mia dengan wajah cemberut.

“Hee...? Kok bisa ?” tanya Evi kaget.

“Aku tadi jatuh di kelas, dan temen – temen menertawaiku. Malu lah aku. Seorang Mia jatuh di kelas. Duh bisa jadi trending topik nih gue.” Mia bercerita dengan muka masam.

“Uluh uluh sayangku... Sudah jangan sebel benini dong. . .” Bujuk Evi.

“Kamu itu jatuh gara – gara sepatumu tuh kurang tinggi. Itu liat hils mu baru 10 cm kan? Kurang tinggi itu. makanya kamu jatuh. Hhehehe” kata Evi dengan nada bercanda.

“Ah apaan sih kamu Ev. Kemarin rambut sama baju. Hari ini sepatu. Besok apa bu ustadzah? Trus aku harus berhijab dan berpenampilan tertutup kayak kamu gitu? Pake sepatu trepes , pake ransel.. aduuhh sory ya bukan seleraku itu.” jawab Mia ketus

“Aduh nak, bunda kan Cuma bisa mengingatkan kamu nak. Kalo kamu belum siap ya gak papa. Eits jangan salah berhijab itu tidak cupu. Aku bisa lebih hits dari kamu lo kalo aku mau. Weekkk...” jawab Evi dengan menjulurjan lidahnya sebagai tanda meledek.

“iihh... sini coba tandingi aku kalo bisa.. buktikan bunda baweeelll...” jawab Mia sambil menggelitik Evi.

Mereka berdua beruaha saling menggelitik satu sama lain. Mereka tertawa lepas seakan tak ada beban yang ada dalam pikiran.

“khem”  tiba – tiba seorang lelaki lewat sambil berdeham.

Seketika itu juga mereka berdua diam. Mia menatap lelaki itu dengan cermat. Ia mengenal lelaki itu. ya, dia adalah pria yang  tadi duduk di depannya.  Pria itu berlalu begitu saja tanpa berkata apapun. Melihat lelaki itu tadi, Mia merasa semakin kesal.

“Evi, aku pergi dulu ya, ada perlu nih. Byee..” kata Mia yang langsung saja meninggalkan evi sambil melambaikan tangan.

“Hati – hati sayang.. Bunda harap kamu dapat hidayah hari ini.” teriak Evi sambil membalas lambaian tanya Mia.

            Mia melangkahkan kaki dengan cepat. Tau apa yang dia kejar? Dia mengejar lelaki itu. Terus berjalan sampai di kolam air mancur di tengah kampus. Saat itu senja mulai datang.

“Hai kamu. Berhenti.” Teriak Mia dari belakang.

Lelaki itu berhenti. Mia mempercepat langkahnya menghampiri lelaki itu.

“Ada apa?” tanya lelaki itu

“Siapa namamu? Kenapa aku baru melihatmu. Anak baru ya?” tanya Mia dengan santai

“Nama saya Ridwan” jawabnya dengan santai.

“Kamu tahu siapa saya?” tanya Mia lagi

“Tidak” jawabnya dengan singkat tanpa melihat kearah Mia.

“Eh jadi orang itu kalau diajak bicara jangan lihat ke bawah terus. Menghargai sedikit kenapa? Kamu ini ya gak tau sopan santun sama sekali.” Kata Mia mengomel.

“Maaf saya harus pergi” jawab Ridwan singkat.

“Eh tunggu dulu. Kamu kan yang di dekat tangga tadi? Kenapa kamu mengacuhkanku padahal semuanya melihatku dengan kagum?” tanya Mia penasaran.

“Jangan bangga atas kecantikan raga. Semua itu harusnya kamu jaga, bukan malah dipertontonkan dengan leluasa. Maaf, aku tak suka. Permisi assalamualaikum.” jawab Ridwan dengan jelas dan langsung meninggalkan Mia.

 

            Malam itu dikamarnya, Mia melamun. Kata – kata Ridwan terus terngiang dikepalanya. Semua itu harus kamu jaga, bukan dipertontonkan. Maaf aku tak suka. Kata – kata itu membuat Mia pusing. dengan cepat dia bangkit dari tempat tidurnya dan berkaca. Rambut ini indah. Tapi kenapa dia tidak suka? Kulit ini putih bersih, tapi kenapa dia tidak suka? Apa yang kurang dariku?

Sudah lama mia menatap kaca itu, lalu ia teringat dengan sahabatnya Evi. Berhijab itu tidak cupu. Kata – kata itu terlintas dalam pikiran Mia. Semoga kamu mendapat hidayah hari ini. sosok Evi tergambar jelas sedang melambaikan tangan.

“ Jangan – jangan...” gumam Mia

Ia segera membuka lemari bajunya. Ia mengambil sebuah kerudung. Lalu dipakainya kerudung itu.

“Cantik sih, tapi cantik tidak pake kerudung ah” gumam Mia sendirian.

“Ah bodo amat. Biarin lah.” Kata Mia sambil melempar jilbabnya ke kasur.

Ia merebahkan tubuhnya. Berusaha memejamkan mata. Namun sosok Ridwan selalu terbayang. Ia seperti dihantui oleh Ridwan. Mia mulai jengkel. Ia memaksakan diri untuk tidur dan akhirnya ia benar – benar tertidur.

Keesokan harinya.

“Subhanallah.. Alhamdulillah..  Cantiknya sayangku... Ini benar Mia?” kata Evi terkagum melihat Mia

“Iya ini aku” jawab Mia dengan senyum simpul di wajahnya.

Evi mengamati dengan seksama penampilan Mia. Memang hari ini Mia berubah 180 derajat. Dia mengenakan hijab. Tidak lagi dengan hils tapi dengan sepatu terepes biasa.

“Aku aneh ya?” tanya Mia

“Enggak sayang. Kamu cantik. Lebih cantik dari biasanya. Aku suka. Pertahankan dan tingkatkan ya.” Jawab Evi dengan senang.

Kemudian mereka berjalan menuju ruang kelas. Hari ini mereka ada mata kuliah diruang yang sama. Dengan dandanan yang sekarang, Mia malah menjadi pusat perhatian semua orang. Bukan hanya pria namun juga wanita. Banyak yang bilan Mia makin cantik, namun tak jarang juga yang mencibirnya. Yang bilang bahwa itu hanya akan bertahan satu hari.

Mia sama sekali tak menghiraukannya. Bagaimanapun tanggapan orang Mia tidak peduli. Yang ia butuhkan adalah komentar sahabatnya dan itu positif. Itu sudah cukup melegakan bagi Mia. namun ada satu hal yang masih mengganjal dihatinya. Siapa lagi kalau bukan Ridwan. Benar juga, tak lama kemudian, dia bertemu dengan Ridwan. Mereka berpapasan. Berharap mendapat respon yang positif namun mia hanya mendapat kekecewaan. Ridwan sama sekali tidak tertarik padanya.

Sehari dua hari, sebulan dua bulan. Mia sudah mulai terbiasa dengan penampilannya yang sekarang. Namun ia masih memikirkan Ridwan yang selalu mengacuhkannya.

“Aduh.. Kenapa aku kepikiran dia terus sih” kata Mia dalam hati.

“Apa jangan – jangan aku sedang jatuh cinta?” Mia tersenyum manis.

Pulang kuliah, Mia tidak sengaja berpapasan dengan Ridwan.

“Alhamdulillah” gumam Ridwan tanpa melihat Mia.

“Hei sebentar. Jangan Pergi dulu” kata Mia.

Ridwan menghentikan langkahnya.

“Apa ada yang salah denganku? Kenapa kau mengacuhkanku?” kata Mia dengan antusias ingin tau jawaban dari semua tanda tanya nya. Ridwan hanya diam

“Kau tau? Aku selalu memperhatikanmu setiap saat. Aku selalu berpikir kenapa kamu tidak sama seperti lelaki lain yang mengagumiku. Aku selalu terbayang tentangmu. Kalimat yang kau katakan padaku waktu itu membuatku terus berpikir. Aku berubah karena kamu. Walau sahabatku selalu menceramahiku tiap hari tapi entah kenapa hatiku tak tergerak sedikitpun. Baru ketika melihat dan mendengar jawabanmu waktu itu, aku sadar bahwa aku .. bahwa aku mencintaimu” Mia berkaca – kaca mengatakannya.

“Maaf sebelumnya. Cintailah Dia yang maha membuat cinta. Berubahlah karena Dia, jangan berubah karena hambanya. Cinta kepada hamba hanya membuat hati kecewa, tapi cinta kepada Sang Maha Cinta akan membuat hati berbunga. Karena sesungguhnya semua lelah yang didasari oleh ketulusan dijalan-Nya, insyaallah akan berubah menjadi lillah. Aku senang melihatmu berubah. Teruskanlah. Luruskan niatmu. Aku tidak memandangmu semata mata karena aku bukan muhrim mu. Dan maaf, saya sudah mempunyai istri. saya tidak bisa menerima cintamu.  Teruslah berhijab, perbaiki diri. Insyaallah akan didatangkan oleh Allah yang lebih baik dari saya. Maafkan aku. Assalamualaikum. ” penjelasan Ridwan kepada Mia dengan penuh kelembutan. Kemudian ridwan meninggalkan Mia.

Penjelasan singkat yang dibuat Ridwan membuat Mia terdiam. Air mata Mia menetes. Jatuh dengan deras tak bisa terbendung lagi. Hatinya hancur. Rasanya hari ini adalah hari paling menyakitkan dalam hidupnya. Ia pulang dengan mata sembab. Kembali dia terus memikirkan kata – kata yang diucapkan Ridwan. Genap satu bulan dia galau dan dia kembali dengan senyuman yang muncul di bibirnya.

“Hay sayangku. Mau kemana? “ tanya Evi.

“Mau ke mading nih. Karyaku terpilih untuk dimuat di mading. Mau nemenin aku gak? ” Jawab Mia senang.

“Ayo.. Apa sing enggak buat muslimah hits. Hehe” jawab Evi sambil meledek.

“aah.. apaan sih.” Kata Mia

________________________________________________________________________________________________________________                                                                         Ketika Cinta Bertahta   

 

            Dalam hidup, kita pasti menemukan seseoran yang kita pikir, kita  mencintainya. Setiap hari kita mmikirkannya. Mencari tau apa yang dia suka dan tidak. Bahkan, Kita merubah diri kita sesuai apa yang dia suka.  Kita berjuang mati – matiann untuk mendapatkan perhatiannya. Namun, semua yang kita perjuangkan belum tentu berakhir sesuai dengan harapan.

            Tuhan mempertemukan kita dengan seseorang dengan sebuah alasan. Bisa untuk menetap selamanya atau hanya singgah semata. Semua sudah digariskan oleh Tuhan. Pastinya, Tuhan menghadirkan seseorang dalam hidup kita tidaklah sia – sia. Berusahalah mencari penjelasan akan hadirnya seseorang itu. Bisa saja dia hadir untuk mengajarkanmu kebaikan, kesabaran, keikhlasan atau untuk membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Percayalah pada apa yang Tuhan berikan untuk kita. sabar dan ikhlas dalam menerima pemberian-Nya

            Lalu, apa cinta yang sebenar – benarnya cinta itu? cinta yang sebenarnya cinta adalah cinta kepada Tuhan sang maha cinta. Tuhan tak akan pernah menyakiti kita. Jika kita memberi cinta satu gelas, Tuhan akan memberika cinta-Nya kepada kita satu piring. Begitu seterusnya. Cinta Tuhan tak akan pernah mati untuk kita. Dia lah yang pertama dan yang utama yang harus kita cintai.

Insyaallah

________________________________________________________________________________________________________________

“Aku malu Ev. Tulisan amatir kayak gini masak dipajang di mading” kata Mia cemberut.

“Ah.. Pasang aja. Insyaallah bermanfaat.” Jawab Evi

“Tapi kaaannn...”

“Hayo.. gaboleh menjawab kalo dibilangin sama bunda. Mia gak boleh nakal” sela Evi

“Iya deh iya. Bawel dasar.” Jawab Mia ketus

 

Merekapun masuk ke ruang kelas. Mia masih mengenakan jilbabnya. Dan hatinya sekarang sudah tertata. Ia bersyukur Tuhan telah mempertemukannya dengan Ridwan. Walaupun cintanya tak terbalas, namun Ridwan dapat membuatnya jadi pribadi yang lebih baik lagi.

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • vestyn

    Cerita yang menarik. Sederhana dan berkesan.
    Like This😊😊

  • vestyn

    πŸ‘πŸ‘πŸ˜πŸ˜πŸ˜

Similar Tags
Perjalanan Move On Tata
491      333     0     
Short Story
Cinta, apasih yang bisa kita katakan tentang cinta. Cinta selalu menimbulkan rasa sakit, dan bisa juga bahagia. Kebanyakan penyakit remaja sekarang yaitu cinta, walaupun sudah pernah merasakan sakit karena cinta, para remaja tidak akan menghilangkan bahkan berhenti untuk bermain cinta. Itulan cinta yang bisa membuat gila remaja.
The Sunset is Beautiful Isn't It?
2289      708     11     
Romance
Anindya: Jangan menyukai bunga yang sudah layu. Dia tidak akan tumbuh saat kamu rawat dan bawa pulang. Angkasa: Sayangnya saya suka bunga layu, meski bunga itu kering saya akan menjaganya. β€”//β€” Tau google maps? Dia menunjukkan banyak jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kadang kita diarahkan pada jalan kecil tak ramai penduduk karena itu lebih cepat...
Perahu Waktu
435      297     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
Dua Warna
667      459     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
PENYESALAN YANG DATANG TERLAMBAT
760      470     7     
Short Story
Penyesalan selalu datang di akhir, kalau diawal namanya pendaftaran.
The Second Lady?
453      327     6     
Short Story
Tentang seorang gadis bernama Melani yang sangat bingung memilih mempertahankan persahabatannya dengan Jillian, ataukah mempertahankan hubungan terlarangnya dengan Lucas, tunangan Jillian?
Just For You
6239      2050     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
RINAI : Cinta Pertama Terkubur Renjana
448      328     0     
Romance
Dia, hidup lagi? Mana mungkin manusia yang telah dijatuhi hukuman mati oleh dunia fana ini, kembali hidup? Bukan, dia bukan Renjana. Memang raga mereka sama, tapi jelas jiwa mereka berbeda. Dia Rembulan, sosok lelaki yang menghayutkan dunia dengan musik dan indah suaranya. Jadi, dia bukan Renjana Kenanga Matahari Senja yang Rinai kenal, seorang lelaki senja pecinta kanvas dengan sejuta war...
Summer Whispering Steam
4596      1364     1     
Romance
Nagisano Shizuka, Okinawa, angin laut yang lembut dan langit biru yang luas, kedai kopi yang menjadi persinggahan bagi siapa saja yang ingin beristirahat sejenak dari kesibukan dunia. Dikenal sebagai β€œMimpi Panjang di Musim Panas Semesta”, selamat datang di Nagisano Shizuka. Yuki, sang manajer, menjalankan kedai ini bersama rekan-rekannyaβ€”Estrella, Arlend, Hayato, dan lainnya. Hari-hari ...
DEUCE
679      384     0     
Short Story
\"Cinta dan rasa sakit itu saling mengikuti,\" itu adalah kutipan kalimat yang selalu kuingat dari sebuah novel best seller yang pernah kubaca. Dan benar adanya jika kebahagiaan dan kesakitan itu berjalan selaras sesuai dengan porsinya..