Title | : Aku Takut Tidur Malam Ini |
Category | : Short Story |
Language | : Bahasa Indonesia |
Published | : Apr 2021 |
Total Hits | : 235 |
Total Readers | : 145 |
Total Likes | : 0 |
Status | : Completed |
Total Pages | : 1 |
Rating | : - |
Written by | : NoviDyah_02 |
Descriptions
Kukkuruyuk-kukuruyuk, tekek-tekek... suara kokok ayam yang diikuti suara tekek, binatang melata sebangsa cicak ini membangunkan Nadia. Nadia baru saja memejamkan mata, namun ia segera terbangun dengan raut wajah penuh kebingungan. Dilihat jam beker di dekat jam tidurnya. Jam itu menunjukkan 23.23 menjelang tengah malam. “Ternyata baru jam sebelas malam”, ucap Nadia. Di dalam hati ia juga bertanya tentang gerangan apakah yang membuat ayam berkokok tengah malam seperti ini. Suara tekek yang mengiringi semakin menambah suasana malam yang mencekam itu. Nadia berfikir apa yang sebenarnya tengah ia hadapi. Selalu dengan mimpi yang sama dan jam yang sama yang membuat ia terbangun di tengah malam.
Nadia mencoba melarikan diri dari kejaran orang yang tidak dikenalnya. Semakin cepat langkah kakinya ia gerakkan dan ia terus mencoba menjauh, namun sayangnya: nihil, hasilnya sia-sia saja. Kemanapun kaki Nadia melangkah ia akan tetap dibuntuti orang-orang itu. Sejenak ia merasa tenang karena ia telah menempuh jarak yang lumayan jauh dan orang-orang itu sepertinya tidak terlihat lagi. Namun tiba-tiba adegan berubah menjadi gelap. Tubuh Nadia tidak bisa ia gerakkan lagi. Seluruh badannya merasakan sakit. Di dalam alam bawah sadarnya tubuh Nadia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Nadia mencoba memberontak. Ada apa lagi ini. Hal aneh apa yang membuat mimpinya semakin mencekam. Nadia merasa semakin takut. Ia menangis dan mengucapkan banyak doa di dalam mimpinya. Segala macam upaya terus ia lakukan. Hingga menjelang saat-saat terakhir usahanya, Nadia berteriak “Allahu Akbar”. Barulah kemudian ia dapat bangun dari mimpinya itu. Itulah kilasan kisah Nadia di dalam mimpinya.
Nadia mulai menangis kali ini, ia gelisah memikirkan mimpi yang sama yang terus terjadi. Sudah lebih dari seminggu hal ini terjadi. Bahkan jika ia serius dalam menghitungnya, belasan hari telah ia lalui dengan mimpi yang sama. Nadia mulai memikirkan hal yang aneh-aneh. Apakah karena ia baru saja menempati kamar ini dan sebelumnya belum diadakan syukuran sebagaimana tradisi yang biasa dilakukan, sehingga penghuni kamar ini menghantuinya. Kemarin mbak Nurul mendapatkan pesan singkat dari temannya yang mengatakan ada penghuni dari dunia lain di kamar itu. Seharusnya kalian sering-sering baca ayat suci Al-Qur’an, itulah saran dari pesan singkat itu. Semoga dengan hal itu akan ada perubahan positif yang terjadi.
Nadia berfikir, membaca Al Qur’an itu suatu kebutuhan yang tanpa ada hal semacam itu-pun, ia akan dengan senang hati untuk melakukannya dan membiasakannya. Nadia memang belum pernah melihat sosok makhluk yang dibicarakan itu, namun bukan berarti Nadia tidak percaya. Nadia sadar betul akan adanya sosok lain yang harus diakui eksistensinya oleh manusia. Nadia merasa seharusnya semakin bersyukur dengan nikmat belum dapat melihat sosok-sosok aneh seperti tu, karena bisa jadi jika ia dipertemukan dengan sosok semacam itu, malah akan menimbulkan berbagai macam spekulasi yang entah itu akan bermuara ke hal-hal negatif atau positif baginya.
Maka setelah serangkaian mimpi yang sama yang terus terulang, beragam spekulasi-pun terus bermunculan. Spekulasi kedua-pun ia munculkan. Apakah ini peringatan dari Tuhan bahwa mungkin usianya tidak lama lagi. Rasa sakit itu muncul sebagai peringatan yang mungkin akan berlibat ganda rasanya jika ajal telah mendekat. Nadia semakin menambah buliran air yang keluar dari matanya. Berapa banyak dosa yang telah dilakukan olehnya. Apakah memang waktunya telah habis. Entahlah, mungkin itu hanya sebatas penafsiran mimpi Nadia yang mungkin saja juga benar. Lalu keesokan harinya Nadiia mulai mengirimkan pesan singkat kepada teman-temannya. Nadia memang biasanya meminta maaf kepada semua teman-temannya di kala ia merasa memang harus melakukannya. Yah, seperti biasa beragam tanggapan akan muncul dari teman-temanya itu. Hal yang paling sering diutarakan adalah, “Ana apa tha Nad?, kamu ki ora nduwe salah apa-apa kok mbek kita. Dadi ora usah sms koyo ngono kui. Serem dadine marakke kita-kita kuatir.” (“Ada apa sih, Nad?, kamu tidak mempunyai kesalahan dengan kami. Jadi tidak perlu mengirim sms seperti itu.. Serem dan membuat kita malah merasa kuatir.”) Tapi Nadia memiliki keyakinan bahwa tidak ada salahnya melakukan hal seperti itu toh ia hanya memanfaatkan sisa gratisan sms. Nadia hanya akan ber-khusnudzan kepada Allah. Semoga apa yang ia takutkan tidak akan menjadi kenyataan. Bukankah Allah itu sebagaimana prasangka hambaNya. Jika hamba itu berpikiran positif maka Nadia yakin ia akan menuai hasil yang positif.
Di hari yang lain, Nadia memutuskan untuk bertanya kepada Mbak Retno akan permasalahan yang menimpanya. Ternyata ketika mereka saling mengutarakan pendapat, entah itu suatu kebetulan atau memang begitu keadaan yang tengah terjadi, Mbak Retno mengatakan bahwa ia juga merasakan hal yang sama. “Istilah Jawane iku, tindiyen Nad”, jawaban Mbak Retno pertama waktu itu. (Bahasa Jawanya itu: tindiyen (nama:red), Nad). Apa mungkin kamu belum berdoa sebelum tidur, jangan lupaa untuk berwudhu, mensucikan diri untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun Nadia sudah melakukan itu semua, maka gugurlah pula spekulasi ketiga itu. Nadia malah semakin bertanya-tanya akan masalah yang sebanarnyanya menimpanya itu. Nadia takut untuk tidur di malam hari. Jadi ia memutuskan untuk tidur lebih malam lagi dengan harapan mimpi buruk tidak menghampirinya.
Namun sayangnya, tebakannya juga keliru. Mimpi buruk itu masih saja menyertainya. Masalah baru malah muncul disebabkan Nadia tidur terlalu malam. Keesokan paginya, Nadiapun mengantuk ketika mengikuti pembelajaran di kelas.
Sekilas lamunan menyertai Nadia. Apa jangan-jangan aku hanya masih berada dalam mimpi? Mimpi di dalam mimpi. Ah semakin menakutkan untuk sekadar memikirkannya saja. Apakah de javu? Apakah de javu akan berulang kali ku alami. Tapi sepertinya aneh jika de javu seperti ini terus berulang. “Ya Tuhan, apa yang seharusnya aku fikirkan dan apa yang seharusnya aku lakukan?”, batin Nadia terus menyeruak.
Sejenak Nadia ingin melepaskan hal-hal seperti ini. Hal yang seharusnya membuat ia tenang setelah beristirahat malah membuatnya lelah karena harus takut bahkan jika hanya berupa mimpi yang menghampiri tidurnya.
Hari ini genap hari ke tiga puluh Nadia mengalami mimpi buruk di dalam tidurnya. Wajah Nadia terlihat pucat dan sayu. Nadia bingung bagaimana ia melepaskan diri dari masalah yang dihadapinya. Tanpa sengaja, hari itu Nadia merasa terpanggil untuk mengirimkan pesan kepada salah satu teman dekatnya. Di dalam pesan itu, teman Nadia berujar bahwa akhir-akhir ini ia sangat merindukan Nadia. Ia bertanya gerangan apakah yang dialami Nadia hingga Nadia tidak pernah mengirimkan kabar. Setiap malam sebelum tidur, Alifia, teman Nadia selalu menunggu pesan Nadia. Alifia tidak dapat menghubungi Nadia karena kontak di ponselnya baru saja diperbaharui di Galeri. Alifia tidak pernah tidur dengan nyeynyak selama tiga puluh hari terakhir ini.
Mungkinkah Alifia yang menyebabkan mimpi buruk terus menghampiri Nadia? Melalui mimpi buruk itu, sesungguhnya Alifia mencoba mengirimkan pesan rahasia bahwa ia sangat merindukan Nadia. Malam ini Nadia memutuskan untuk mencoba memahami mimpinya lebih mendalam. Pukul 22.00 malam, Nadia melangkahkan kakinya untuk mengambil air wudhu. Ia baca surat-surat pendek penghantar tidur. Perlahan ia memasuki dunia mimpinya. Tiba-tiba muncul sosok yang tak dikenalnya. Nadia takut dan ingin lari. Namun Nadia memutuskan untuk memberanikan diri. “Maaf, apakah yang membuat anda terus memanggil saya?”, Nadia mencoba memulai percakapan.
“Syukurlah sekarang kamu sudah tidak mencoba melarikan diri lagi. Aku hanya ingin menyampaikan pesan kerinduan dari seorang teman sejati. Ini pesannya”, sosok itu-pun melangkah menjauh setelah memberikan sepucuk surat. Perlahan Nadia membaca surat itu,
“Nadia, aku kangen sekali sama kamu. Kenapa tak sehari-pun kau mengingatku? Hingga kau baca surat ini maka akan ku putuskan untuk terus hadir di dalam mimpimu.”
Alifia
Perlahan Nadia mulai tersenyum dalam tidur di dunia nyatanya.
Maafkan aku Alif. Aku lupa untuk selalu mengirimkan kabar kepadamu setiap hari. Terima kasih karena telah sabar untuk terus mengingatkanku.
Nadia
Pagi yang cerah menyambut Nadia hari ini. Mulai sekarang aku tidak akan takut lagi. Dari mimpi yang buruk aku belajar banyak hal, salah satunya untuk terus bersyukur dan bercermin bahwa mungkin ada pesan yang harus ku ingat hari ini atau mungkin ada sesuatu yang salah yang harus ku ingat. Mulai hari ini Nadia memutuskan untuk tidak akan takut tidur dan bermimipi lagi.
.....................................................
Nadia mencoba melarikan diri dari kejaran orang yang tidak dikenalnya. Semakin cepat langkah kakinya ia gerakkan dan ia terus mencoba menjauh, namun sayangnya: nihil, hasilnya sia-sia saja. Kemanapun kaki Nadia melangkah ia akan tetap dibuntuti orang-orang itu. Sejenak ia merasa tenang karena ia telah menempuh jarak yang lumayan jauh dan orang-orang itu sepertinya tidak terlihat lagi. Namun tiba-tiba adegan berubah menjadi gelap. Tubuh Nadia tidak bisa ia gerakkan lagi. Seluruh badannya merasakan sakit. Di dalam alam bawah sadarnya tubuh Nadia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Nadia mencoba memberontak. Ada apa lagi ini. Hal aneh apa yang membuat mimpinya semakin mencekam. Nadia merasa semakin takut. Ia menangis dan mengucapkan banyak doa di dalam mimpinya. Segala macam upaya terus ia lakukan. Hingga menjelang saat-saat terakhir usahanya, Nadia berteriak “Allahu Akbar”. Barulah kemudian ia dapat bangun dari mimpinya itu. Itulah kilasan kisah Nadia di dalam mimpinya.
Nadia mulai menangis kali ini, ia gelisah memikirkan mimpi yang sama yang terus terjadi. Sudah lebih dari seminggu hal ini terjadi. Bahkan jika ia serius dalam menghitungnya, belasan hari telah ia lalui dengan mimpi yang sama. Nadia mulai memikirkan hal yang aneh-aneh. Apakah karena ia baru saja menempati kamar ini dan sebelumnya belum diadakan syukuran sebagaimana tradisi yang biasa dilakukan, sehingga penghuni kamar ini menghantuinya. Kemarin mbak Nurul mendapatkan pesan singkat dari temannya yang mengatakan ada penghuni dari dunia lain di kamar itu. Seharusnya kalian sering-sering baca ayat suci Al-Qur’an, itulah saran dari pesan singkat itu. Semoga dengan hal itu akan ada perubahan positif yang terjadi.
Nadia berfikir, membaca Al Qur’an itu suatu kebutuhan yang tanpa ada hal semacam itu-pun, ia akan dengan senang hati untuk melakukannya dan membiasakannya. Nadia memang belum pernah melihat sosok makhluk yang dibicarakan itu, namun bukan berarti Nadia tidak percaya. Nadia sadar betul akan adanya sosok lain yang harus diakui eksistensinya oleh manusia. Nadia merasa seharusnya semakin bersyukur dengan nikmat belum dapat melihat sosok-sosok aneh seperti tu, karena bisa jadi jika ia dipertemukan dengan sosok semacam itu, malah akan menimbulkan berbagai macam spekulasi yang entah itu akan bermuara ke hal-hal negatif atau positif baginya.
Maka setelah serangkaian mimpi yang sama yang terus terulang, beragam spekulasi-pun terus bermunculan. Spekulasi kedua-pun ia munculkan. Apakah ini peringatan dari Tuhan bahwa mungkin usianya tidak lama lagi. Rasa sakit itu muncul sebagai peringatan yang mungkin akan berlibat ganda rasanya jika ajal telah mendekat. Nadia semakin menambah buliran air yang keluar dari matanya. Berapa banyak dosa yang telah dilakukan olehnya. Apakah memang waktunya telah habis. Entahlah, mungkin itu hanya sebatas penafsiran mimpi Nadia yang mungkin saja juga benar. Lalu keesokan harinya Nadiia mulai mengirimkan pesan singkat kepada teman-temannya. Nadia memang biasanya meminta maaf kepada semua teman-temannya di kala ia merasa memang harus melakukannya. Yah, seperti biasa beragam tanggapan akan muncul dari teman-temanya itu. Hal yang paling sering diutarakan adalah, “Ana apa tha Nad?, kamu ki ora nduwe salah apa-apa kok mbek kita. Dadi ora usah sms koyo ngono kui. Serem dadine marakke kita-kita kuatir.” (“Ada apa sih, Nad?, kamu tidak mempunyai kesalahan dengan kami. Jadi tidak perlu mengirim sms seperti itu.. Serem dan membuat kita malah merasa kuatir.”) Tapi Nadia memiliki keyakinan bahwa tidak ada salahnya melakukan hal seperti itu toh ia hanya memanfaatkan sisa gratisan sms. Nadia hanya akan ber-khusnudzan kepada Allah. Semoga apa yang ia takutkan tidak akan menjadi kenyataan. Bukankah Allah itu sebagaimana prasangka hambaNya. Jika hamba itu berpikiran positif maka Nadia yakin ia akan menuai hasil yang positif.
Di hari yang lain, Nadia memutuskan untuk bertanya kepada Mbak Retno akan permasalahan yang menimpanya. Ternyata ketika mereka saling mengutarakan pendapat, entah itu suatu kebetulan atau memang begitu keadaan yang tengah terjadi, Mbak Retno mengatakan bahwa ia juga merasakan hal yang sama. “Istilah Jawane iku, tindiyen Nad”, jawaban Mbak Retno pertama waktu itu. (Bahasa Jawanya itu: tindiyen (nama:red), Nad). Apa mungkin kamu belum berdoa sebelum tidur, jangan lupaa untuk berwudhu, mensucikan diri untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun Nadia sudah melakukan itu semua, maka gugurlah pula spekulasi ketiga itu. Nadia malah semakin bertanya-tanya akan masalah yang sebanarnyanya menimpanya itu. Nadia takut untuk tidur di malam hari. Jadi ia memutuskan untuk tidur lebih malam lagi dengan harapan mimpi buruk tidak menghampirinya.
Namun sayangnya, tebakannya juga keliru. Mimpi buruk itu masih saja menyertainya. Masalah baru malah muncul disebabkan Nadia tidur terlalu malam. Keesokan paginya, Nadiapun mengantuk ketika mengikuti pembelajaran di kelas.
Sekilas lamunan menyertai Nadia. Apa jangan-jangan aku hanya masih berada dalam mimpi? Mimpi di dalam mimpi. Ah semakin menakutkan untuk sekadar memikirkannya saja. Apakah de javu? Apakah de javu akan berulang kali ku alami. Tapi sepertinya aneh jika de javu seperti ini terus berulang. “Ya Tuhan, apa yang seharusnya aku fikirkan dan apa yang seharusnya aku lakukan?”, batin Nadia terus menyeruak.
Sejenak Nadia ingin melepaskan hal-hal seperti ini. Hal yang seharusnya membuat ia tenang setelah beristirahat malah membuatnya lelah karena harus takut bahkan jika hanya berupa mimpi yang menghampiri tidurnya.
Hari ini genap hari ke tiga puluh Nadia mengalami mimpi buruk di dalam tidurnya. Wajah Nadia terlihat pucat dan sayu. Nadia bingung bagaimana ia melepaskan diri dari masalah yang dihadapinya. Tanpa sengaja, hari itu Nadia merasa terpanggil untuk mengirimkan pesan kepada salah satu teman dekatnya. Di dalam pesan itu, teman Nadia berujar bahwa akhir-akhir ini ia sangat merindukan Nadia. Ia bertanya gerangan apakah yang dialami Nadia hingga Nadia tidak pernah mengirimkan kabar. Setiap malam sebelum tidur, Alifia, teman Nadia selalu menunggu pesan Nadia. Alifia tidak dapat menghubungi Nadia karena kontak di ponselnya baru saja diperbaharui di Galeri. Alifia tidak pernah tidur dengan nyeynyak selama tiga puluh hari terakhir ini.
Mungkinkah Alifia yang menyebabkan mimpi buruk terus menghampiri Nadia? Melalui mimpi buruk itu, sesungguhnya Alifia mencoba mengirimkan pesan rahasia bahwa ia sangat merindukan Nadia. Malam ini Nadia memutuskan untuk mencoba memahami mimpinya lebih mendalam. Pukul 22.00 malam, Nadia melangkahkan kakinya untuk mengambil air wudhu. Ia baca surat-surat pendek penghantar tidur. Perlahan ia memasuki dunia mimpinya. Tiba-tiba muncul sosok yang tak dikenalnya. Nadia takut dan ingin lari. Namun Nadia memutuskan untuk memberanikan diri. “Maaf, apakah yang membuat anda terus memanggil saya?”, Nadia mencoba memulai percakapan.
“Syukurlah sekarang kamu sudah tidak mencoba melarikan diri lagi. Aku hanya ingin menyampaikan pesan kerinduan dari seorang teman sejati. Ini pesannya”, sosok itu-pun melangkah menjauh setelah memberikan sepucuk surat. Perlahan Nadia membaca surat itu,
“Nadia, aku kangen sekali sama kamu. Kenapa tak sehari-pun kau mengingatku? Hingga kau baca surat ini maka akan ku putuskan untuk terus hadir di dalam mimpimu.”
Alifia
Perlahan Nadia mulai tersenyum dalam tidur di dunia nyatanya.
Maafkan aku Alif. Aku lupa untuk selalu mengirimkan kabar kepadamu setiap hari. Terima kasih karena telah sabar untuk terus mengingatkanku.
Nadia
Pagi yang cerah menyambut Nadia hari ini. Mulai sekarang aku tidak akan takut lagi. Dari mimpi yang buruk aku belajar banyak hal, salah satunya untuk terus bersyukur dan bercermin bahwa mungkin ada pesan yang harus ku ingat hari ini atau mungkin ada sesuatu yang salah yang harus ku ingat. Mulai hari ini Nadia memutuskan untuk tidak akan takut tidur dan bermimipi lagi.
.....................................................
Similar Tags
Reality Record
2388
803
0
Fantasy
Surga dan neraka hanyalah kebohongan yang diciptakan manusia terdahulu. Mereka tahu betul bahwa setelah manusia meninggal, jiwanya tidak akan pergi kemana-mana. Hanya menetap di dunia ini selamanya. Namun, kebohongan tersebut membuat manusia berharap dan memiliki sebuah tujuan hidup yang baik maupun buruk.
Erno bukanlah salah satu dari mereka. Erno mengetahui kebenaran mengenai tujuan akhir ma...
Nightmare
542
378
1
Short Story
Ketika mimpi buruk datang mengusik, ia dihadapkan pada kenyataan tentang roh halus yang mengahantui. Sebuah 'dreamcatcher' sebagai penangkal hantu dan mimpi buruk diberikan. Tanpa ia tahu risiko sebenarnya.
Pic Source :
-kpop.asiachan.com/Ash3070
-pexels.com/pixabay
Edited by :
Picsart
Cerita ini dibuat untuk mengikuti thwc18
Archery Lovers
3442
1710
0
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan.
"Apakah kau bisa mendengarnya mereka"
"Suara?"
apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Faith Sisters
1865
1140
3
Inspirational
Kehilangan
Tumbuh
Percaya
Faith Sisters berisi dua belas cerpen yang mengiringi sepasang muslimah kembar Erica dan Elysa menuju kedewasaan Mereka memulai hijrah dari titik yang berbeda tapi sebagaimana setiap orang yang mengaku beriman mereka pasti mendapatkan ujian Kisahkisah yang relatable bagi muslimah muda tentang cinta prinsip hidup dan persahabatan
Ansos and Kokuhaku
2992
870
9
Romance
Kehidupan ansos, ketika seorang ditanyai bagaimana kehidupan seorang ansos, pasti akan menjawab; Suram, tak memiliki teman, sangat menyedihkan, dan lain-lain.
Tentu saja kata-kata itu sering kali di dengar dari mulut masyarakat, ya kan.
Bukankah itu sangat membosankan. Kalau begitu, pernah kah kalian mendengar kehidupan ansos yang satu ini...
Kiki yang seorang remaja laki-laki, yang belu...
One-room Couples
996
478
1
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini.
"Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...
Coneflower
2938
1415
3
True Story
Coneflower (echinacea) atau bunga kerucut dikaitkan dengan kesehatan, kekuatan, dan penyembuhan. Oleh karenanya, coneflower bermakna agar lekas sembuh. Kemudian dapat mencerahkan hari seseorang saat sembuh.
Saat diberikan sebagai hadiah, coneflower akan berkata, "Aku harap kamu merasa lebih baik."
— — —
Violin, gadis anti-sosial yang baru saja masuk di lingkungan SMA. Dia ber...
Apakah kehidupan SMA-ku akan hancur hanya karena RomCom? [Volume 2]
1380
624
0
Romance
Di jilid dua kali ini, Kisaragi Yuuichi kembali dibuat repot oleh Sakuraba Aika, yaitu ia disuruh untuk bergabung dengan klub relawan yang selama ini ia anggap, bahwa melakukan hal seperti itu tidak ada untungnya.
Karena godaan dan paksaan dari Sakuraba Aika terus menghantui pikirannya. Akhirnya ia pun terpaksa bergabung.
Seiring ia menjadi anggota klub relawan. Masalah-masalah merepotkan pun d...
Rumah yang Tak Pernah Disinggahi Kembali
407
289
0
Short Story
Tawil namanya. Dia berjalan hingga ke suatu perkampungan. Namun dia tidak tahu untuk apa dia berada di sana.
Something Went Wrong
Success