Loading...
Logo TinLit
Read Story - Goresan Luka Pemberi Makna
MENU
About Us  

 

“Ku tak bisa membohongi perasaan..

Ya.. aku tau Rasa itu masih ada..bahkan utuh seperti sediakala...

Apakah ini salah?

Salah.. ini adalah kesalahan terbesarmu..

Kenapa? Menyesal?

Bukan.. ini merupakan sebuah prinsip

Mar, jika kau tau namamu selalu kusebut dalam doaku

Tak henti ku meminta kepada-NYA untuk kesehatanmu

Walaupun sayatan luka ini masih perih dirasa”

Malam itu aku perang argumen dengan diriku sendiri mengenai sosok masa laluku. Tak terasa aku melamun, dan bayang-bayang kenangan datang silih berganti menghampiriku.  Ya.. mungkin aku merindukannya, tepatnya merindukan kenyamanan ketika disampingnya. Terlalu banyak kenangan yang telah aku lewati dengannya hingga hampir dua tahun masih terbayang sosoknya. Ntahlah.. mungkin dia sudah melupakan aku.. lagi pula dia sudah memiliki pacar, mana mungkin dia mengingatku...

Walaupun aku berusaha untuk bangun dari keterpurukan ini, hati ini enggan berpaling, pasti ada saja yang membuatku tersenyum ketika mengingat kenangan bersamanya..terlalu manis kah? Emang coklat?

Sebenarnya awal kedekatan kami sangat tidak disengaja bahkan pada awalnya aku mengacuhkan dia, namun perjalanan pahit manis cerita kami itu yang membuat indah dan berwarna. Okay, aku bakal cerita bagaimana ceritaku bersamanya..

Awalnya nggak sengaja aku kenal sama dia. Ketika aku daftar SMA swasta kan bertepatan dengan wisuda anak SMP yang seangkatanku. Nah di situ bapakku bilang “dek, itu anak kyai nya sini lo” ku lihat remaja cowok manis, putih, cakep. Namun aku hanya bisa memandanginya dari jauh tanpa sempat untuk berkenalan ataupun sekadar menyapa.

***

Nah, ketika ospek SMA tiba aku melihat cowok yang menurut ku sama dengan anak kyai yang aku lihat ketika wisuda. Ntahlah.. aku juga ragu apa bener? Maklum kalau orang baru ketemu, kelihatannya sama semua.. LOL

Setelah beberapa hari aku sadar cowok itu bukan yang aku liat saat wisuda. Tapi hanya mirip mukanya. Ternyata nama cowok yang aku liat di wisuda sudah pindah dari yayasan tersebut. Nah,  cowok yang aku bilang mirip dengan orang yang aku liat di wisuda namanya Amar.

Karena aku merasa penasaran, setiap aku  melihat Amar, selalu reflek untuk mengamatinya. Aku pikir Amar itu orangnya cuek, pendiam, pintar. Sayangnya itu hanya sebuah ekspektasi, tapi kenyataan Amar genit dan sok-sokan nya masyaAllah, kayaknya semua siswa diajak kenalan  sama dia. Pertamanya aku ngerasa risih banget. Apalagi dia juga deket sama temen cewekku yang centil, bak sejoli yang tidak terpisahkan.

Suatu ketika Amar mendekati sahabatku yang bernama Sinta, ketika mereka mau ngobrol pasti ngajakin aku (karena dalam sistim sekolahku berbasis pesantren jadi seorang cewek dan cowok tidak boleh ngobrol berduaan).  Jadi tak salah jika aku sedikit banyak tau tentang dia. Namun tak berapa lama Shinta dan Amar saling berjauhan karena Shinta balikan sama mantan pacarnya dan aku bersahabat dengan Amar.

**

          Hari demi hari hubungan persahabatan kami semakin erat, kami sering berbagi cerita dan menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama. Sampai suatu ketika aku mengetahui bahwa dia memiliki sakit gagal ginjal. Aku sangat syok mendengarnya. Dia menceritakan secara detail jika Ia sudah melakukan transplantasi ginjal dan setahun 2 kali harus cuci darah dan chek up. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena obrolan kami hanya lewat pesan sosial media. Namun suatu hari, ketika jam istirahat aku melihat Amar duduk di bangku paling pojok sambil memegang perutnya. Karena sedang jam istirahat, di kelas tidak ada seorangpun selain aku dan Amar, ku beranikan diri untuk mendekatinya. “Kok nggak jajan ke kantin? Lagi sakit perut?” kataku “nggak ah, lagi males aja. nggak, sakit ginjalnya kumat lagi”  jawabnya singkat  “Get Well Soon”  Cuma kata-kata itu yang bisa aku katakan padanya, etah kenapa aku jadi gerogi jika ngobrol langsung dengannya. Kemudian aku tinggalkan dia sendirian di kelas.

 Pagi harinya, ketika aku hendak naik tangga ke kelas, aku berpapasan dengan Amar.”udah sehat?” reflek aku bertanya. “udah, makasih ya” kemudian senyuman mengakhiri obrolan kami. Raut mukanya lebih ceria dan bersemangat seperti sedia kala, membuatku tersipu malu. Aku merasakan kenyamanan saat didekatnya dan aku merasakan getaran-getaran ketika berbicara dengannya. Akhirnya aku menyadari bahwa aku menyukai nya... what????  Sekarang aku percaya kata-kata “wit ing trisno jalaran soko kulino”. Namun perasaan ini hanya aku pendam dalam hati, karena aku takut bila aku mengungkapkan perasaanku dia menjadi jauh ataupun membenciku.

***

Pagi harinya, di sekolah sudah ramai dengan hiruk -pikuk siswa. Saat aku membuka pintu, kulihat teman-teman memberikan selamat ulang tahun kepada Amar. Aku kaget bukan kepalang bahwa aku lupa hari ini Amar ulang tahun. Disudut belakang, teman-teman meledeki Amar ketika memberikan kue ke Devi. “ciye... ciye” seru teman-teman. Disitu kulihat Amar dan Devi tersipu malu. Dengan lemasnya aku melangkahkan kaki ke tempat dudukku. Oke, aku sudah mengetahui bahwa Devi adalah sosok yang dikagumi oleh Amar. Seharian ini aku hanya termenung, dan yang bikin aku yakin lagi statusnya Amar disosial media yaitu “senyumanmu adalah hadiah terindah untukku”. Aku berusaha tegar dan memastikan untuk terakhir kalinya dengan bertanya kepada adikku. “dik, kamu tau cewek yang disukai Amar? Kata dia kamu tau” tanya ku “nggak tau, dia kalau ngobrol cuma ngomongin kamu”. Aku kaget mendengar pernyataan adikku.

Namun aku bersikap biasa aja, supaya aku nggak kepedean. Disisi lain aku merasa bersalah sama Amar karena aku tidak memberikan selamat ulang tahun. Akhirnya aku mempunyai ide untuk memberikan kue ultah. Saat aku memberikan kue ulang tahun dia kaget dan tersipu malau kalau aku memberi nya kue.“maaf telat ngasihnya, hmm tapi kayaknya lebih istimewa senyumannya Devi ya” kataku sambil mencoba mencairkan suasana. “makasih ya, nggak kok, istimewa semua” jawabnya sambil tersenyum. Aku pun pamit meninggalkannya. 

“sebenarnya aku mau jujur sama kamu, AKU SUKA SAMA KAMU”

Pagi hari aku dikagetkan oleh pesan facebook dari Amar dengan tulisan capslock. Karena nggak percaya, ku cubit pipiku “auuu.. sakit, berarti bukan mimpi”. Rasanya seperti melayang-layang di angkasa dan jatuh diantara bintang-bintang. Senang banget n tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dengan cepat ku balas pesannya lewat twitter  “Aku juga suka sama  kamu” . akhirnya aku mengetahui jawaban atas pertanyan-pertanyaan dahulu. Namun yang membuatku bingung , mengapa Amar mendekati Devi? Bahkan memuji senyumannya?? Sambil mempersiapkan diri pergi ke sekolah mp3, ku putar lagu zigas-sahabat jadi cinta. “ mungkin cobaan untuk persahabatan, atau mungkin sebuah takdir tuhan, tak bisa hatiku menafikan cinta, karna cinta tersirat bukan tersurat, meski bibirmu berkata tidak matamu trus pancarkan sinarnya” “ahhh lagu itu sesuai dengan keadaanku sekarang”

Karena aku datang mepet bel masuk, aku belum sempat bertanya pada Amar mengenai Devi. Kemudian aku mendapatkan ide untuk memberikan surat. “Mar, nanti ke lantai 3 gedung sekolah ya, ada yang mau aku tanyain” isi suratku dengan secuil kertas yang diestafet ke arah Amar. Amar hanya membalas dengan mengangkat ibu jari tanda setuju.

Setelah pelajaran usai, aku bergegas naik kelantai tiga. Ku menunggu Amar disebuah bangku kecil di sudut balkon di lantai tiga. Hari ini cuaca lagi bersahabat denganku, langit berwarna biru cerah, merdunya siulan burung sedang bercengkrama dengan kawanannya, dan tiupan angin yang membuat jilbab ku berterbangan, membuatku tambah bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh tuhan. Tidak ada lima menit , Amar menghampiriku. Dia melambaikan tangan dan mendekatiku, setiap langkahnya membuat jantungku berdegup kencang bak genderang perang . Poni ikalnya berayun-ayun tertiup angin dan senyum lebar merekah dari wajahnya, membuatku meleleh. “hei” sapa ku singkat “mau ngomong apa?” jawabnya sambil duduk tepat didepanku. Karena terlalu gugup,lidah ku semakin kelu untuk  mengeluarkan kata-kata. “hmmm.. kenapa kamu mendekati Devi jika kamu suka sama aku?” dia kelihatan kaget ketika aku mempertanyakan soal Devi. “sebenarnya aku mendekati Devi disuruh oleh Pak Umar guru fisika supaya aku bisa belajar bareng sama Devi” dia pun mulai menjelaskan “yang benar?” “benar, dari pertama aku mengagumi dan menyukaimu” kami pun terdiam. “iya deh aku percaya kok, hmm.. enak ya suasananya.. anginnya spoi-spoi dan langitnya cerah” “Ia cerah, secerah hatiku” kata Amar. Aku hanya nyungir mendengar perkataan Amar.

***

Kini hari-hari ku dan Amar semakin terasa berwarna, aku juga semakin mengetahui dia lebih dalam, begitu pula Amar. Tak hanya itu, Amar sangat dekat dengan orang tuaku. Orang tuaku juga sudah menanggap Amar seperti anaknya,  jadi tak heran jika Amar main ke rumah, serasa Amarlah yang anak kandung orang tuaku. Tapi tidak denganku, aku nggak terlalu dekat bahkan belum dikenalkan dengan orang tua Amar,bukan hanya rumah Amar jauh melainkan ayah Amar galak. Ya apapun alasannya aku berusaha untuk mengerti.

Suatu ketika setelah selesai jam pelajaran,  Amar merasa kesakitan dibagian ginjalnya dan Ia tak kuat untuk berjalan. Akhirnya Amar digotong oleh teman-teman menuju mobil sekolah menuju rumah sakit terdekat. Disitu aku merasa kalut dan bingung harus berbuat apa, aku putuskan menyusl Amar. Ku buka pintu ruangan no 103 dan kulihat seorang yang biasanya bersemangat dan tertawa lepas ketika menghiburku, kini Ia tumbang. Ia terbaring lemas diatas tempat tidur, Wajahnya pucat dan terlihat belasan selang menancap ditubuhnya. Napasnya yang dibantu tabung oksigen masih terdengar tersengal-sengal. Tubuhku langsung lemas, seperti tak sanggup, ku cobasatu demi satu langkah aku mendekatinya. Aku duduk disampingnya dan tak terasa air mataku menetes dan membasahi tangan Amar. “Ya Allah, sembuhkan Amar, dia adalah orang yang baik dan angkatlah penyakitnya” pintaku kepada Allah dan berharap dikabulkan oleh-NYA.

Tak berapa lama, om nya Amar datang. Ku hapus air mataku dan menyalami om nya Amar. “dek, sebaiknya kamu sekarang pulang aja, kan sudah sore nanti kamu dicariin sama orang tua kamu” kata Om nya Amar  “tapi Amar belum sadar om?” jawabku singkat. “ada om yang bisa jagain Amar,lagi pula orang tuanya Amar  dalam perjalanan ke rumah sakit” “Iya om, semoga Amar cepat sembuh”. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah.

Setelah sampai rumah, aku masih kepikiran soal Amar, ku coba menghubungi dia tapi tidak ada jawaban. Sebenarnya aku ingin menunggu di rumah sakit, namun aku juga sungkan dengan keluarganya Amar. Jadi aku putuskan hanya membantu dengan doa.

Setelah seminggu tanpa kabar, Amar akhirnya berangkat ke sekolah. Wajahnya masih terlihat sedikit pucat namun tak separah ketika terbaring di rumah sakit. “udah sembuh?”tanyaku “udah dong” jawabnya dengan penuh semangat. “oh ya, ini aku bawa roti isi buat kamu, maaf  aku cuma bawa roti isi aja” kataku sambil memberikan kotak makan. “tenang, apapun yang kamu kasih ke aku bakal aku makan sampai habis” . akupun tersipu malu. Hari ke hari keadaan Amar semakin membaik, dan dia kembali menjadi Amar yang selalu ceria dan bersemangat

***

Tak terasa kedekatanku dengan Amar sudah hampir menginjak dua tahun, tak semulus yang diharapkan malah di tahun kedua inilah krikil kecil mulai berdatangan. Kata-kata manis pun jarang diucapkan. Suatu hari aku melihat instagram nya Amar, ada seorang cewek memegang kertas bertuliskan “Semangat UN Amar” di tag ke instagramnya Amar. Serasa tersambar petir disiang bolong tak terasa air mata ini menetes. Begitu tega Amar melakukan semua ini padaku. Aku benar-benar terpukul. Kemudian aku menghubungi Amar melalui pesan media sosial. Aku meminta penjelasan sejelas-jelasnya, namun yang terjadi aku berantem hebat dengannya beradu mulut yang belum pernah sekalipun terjadi sebelumnya. Dan keputusan akhirnya aku meminta berakhirnya kedekatan ini dan Amar memintaku mengakhiri inbox ini.

Aku menangis sejadi jadinya, setelah hampir dua tahun bersama berakhir seperti ini. Sampai seminggu aku masih menangisinya. Bayang-bayangnya selalu muncul dalam pikiranku. Namun aku berusaha tegar, karena sebentar lagi aku harus menghadapi ujian nasional. Ketika aku bertemu dengan Amar dikelas, kami saling bungkam bahkan pura-pura tidak melihat. Memang salah, namun aku masih merasa sakit hati  dan yang lebih parah tidak ada satu kata maaf terucap dari mulut Amar. Sekeras itukah hatimu? secepat itukah kau melupakanku??

Di lain sisi aku mulai berpikir positif dan mensyukuri keputusan Allah yang memisahkan aku dan Amar, karena kedekatan antara laki-laki dan perempuan bukan mahram tidak diajarkan dalam agama islam, bahkan hukumnya haram. Mungkin kejadian itu adalah sebuah teguran dari Allah karena, Allah merasa cemburu telah diduakan oleh makhluknya sendiri.oleh karena itu aku berusaha bersikap positif menanggapi hal yang telah terjadi. Walaupun aku masih menyayangi nya dan susah untuk melupakannya, biarlah perasaan ini aku kubur di dalam lubuk hatiku yang paling dalam dan hanya Allah yang mengetahuinya. Jika kelak Amar memang jodohku dimanapun dan kemanapun Ia pergi pasti akan kembali kepadaku. Jika Amar bukan jodoh ku pasti Allah menggantikan dengan yang lebih baik.  “Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku” – Umar bin Khattab.

 

 

Tags: romance

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lepas SKS
206      180     0     
Inspirational
Kadang, yang buat kita lelah bukan hidup tapi standar orang lain. Julie, beauty & fashion influencer yang selalu tampil flawless, tiba-tiba viral karena video mabuk yang bahkan dia sendiri tidak ingat pernah terjadi. Dalam hitungan jam, hidupnya ambruk: kontrak kerja putus, pacar menghilang, dan yang paling menyakitkan Skor Kredit Sosial (SKS) miliknya anjlok. Dari apartemen mewah ke flat ...
KASTARA
486      381     0     
Fantasy
Dunia ini tidak hanya diisi oleh makhluk hidup normal seperti yang kita ketahui pada umumnya Ada banyak kehidupan lain yang di luar logika manusia Salah satunya adalah para Orbs, sebutan bagi mereka yang memiliki energi lebih dan luar biasa Tara hanya ingin bisa hidup bebas menggunkan Elemental Energy yang dia miliki dan mengasahnya menjadi lebih kuat dengan masuk ke dunia Neverbefore dan...
Photobox
6569      1641     3     
Romance
"Bulan sama Langit itu emang bersama, tapi inget masih ada bintang yang selalu ada." Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu. Jaket itu milik Bul...
Titik
355      237     0     
Romance
Ketika semua harapan hilang, ketika senyummu menjadi miliknya. Tak ada perpisahan yang lebih menyedihkan.
Sacrifice
6853      1742     3     
Romance
Natasya, "Kamu kehilangannya karena itu memang sudah waktunya kamu mendapatkan yang lebih darinya." Alesa, "Lalu, apakah kau akan mendapatkan yang lebih dariku saat kau kehilanganku?"
A - Z
3110      1055     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Bintang, Jatuh
3963      1559     0     
Romance
"Jangan ke mana mana gue capek kejar kejar lo," - Zayan "Zay, lo beneran nggak sadar kalau gue udah meninggal" - Bintang *** Zayan cowok yang nggak suka dengan cewek bodoh justru malah harus masuk ke kehidupan Bintang cewek yang tidak naik kelas karena segala kekonyolannya Bintang bahkan selalu mengatakan suka pada Zayan. Namun Zayan malah meminta Bintang untuk melupakan perasaan itu dan me...
She Is Falling in Love
552      348     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
IMAGINATIVE GIRL
2810      1380     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
LAST MEMORIES FOR YOU ARAY
590      433     5     
Short Story
Seorang cewe yang mencintai seorang cowo modus,php, dan banyak gebetannya. Sejak 2 tahun Dita menyukai Aray, tapi Aray hanya menganggapnya teman. Hingga suatu hari di hari ulang tahun Aray ia mengungkapkan perasaan yang selama ini bernama cinta, yang tak pernah ia sadari. Tapi semua sudah terlambat dihari ulang tahunnya juga hari dimana kepergian Dita untuk selama-lamanya.