Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mind Maintenance: Service Berkala untuk Isi Kepala
MENU
About Us  

Coba ingat, saat pertama kali belajar menyetir, apa hal yang paling bikin deg-degan?

Bukan soal gas.
Bukan soal belok.

Tapi soal ngerem.
Kapan harus ngerem, seberapa dalam ngeremnya, dan bagaimana supaya ngeremnya nggak bikin orang di belakang marah.

Rem adalah fitur penting dalam kendaraan.
Tapi ironisnya, rem kehidupan sering kali kita lupakan.

Kita lebih sering diajari untuk:

“Terus semangat, ayo gas terus!”
“Jangan berhenti, kamu bisa lebih dari ini!”
“Jangan kalah, jangan mundur!”

Dan akibatnya?
Kita lupa bahwa hidup pun perlu direm.
Supaya tidak menabrak.
Supaya tidak terjun bebas.
Supaya tidak kehilangan arah atau... kehilangan diri sendiri.

 

^“Terus Jalan” Tidak Selalu Hebat

Banyak dari kita bangga karena terus berjalan, terus sibuk, terus aktif.

Padahal, kadang kita lupa:
Tujuan hidup bukan jadi sibuk. Tapi jadi utuh.

Sibuk tanpa makna hanya akan membawamu ke jalan buntu.
Gas terus tanpa rem, hanya akan membuatmu menabrak batasmu sendiri.

 

^Tanda-Tanda Kita Butuh Rem (Tapi Diabaikan)

Kadang hidup sudah ngasih kode. Tapi kita pura-pura nggak lihat.
Berikut ini beberapa sinyal halus bahwa kamu mungkin sudah harus mulai ngerem sebentar:

Bangun pagi dengan rasa takut, bukan semangat

Mulai tidak menikmati hal-hal yang dulu kamu cintai

Sulit tidur, sulit bangun, dan sulit menjawab pertanyaan: “Apa kabar?”

Sering merasa “aku harus kuat” tanpa tahu kenapa

Nggak pernah punya waktu untuk diri sendiri, tapi selalu siap untuk orang lain

Kalau kamu menemukan dirimu di satu atau lebih dari daftar di atas, itu bukan lemah. Itu tanda: rem kamu sudah aus.

 

^Apa yang Terjadi Kalau Terus Dipaksakan?

Kita bisa “terlihat” baik-baik saja, tapi dalam diam:

Pikiran mulai berisik

Emosi mudah meledak

Tubuh gampang sakit

Perasaan jadi tumpul

Relasi jadi renggang

Dan yang paling menyedihkan: kita mulai kehilangan diri sendiri

Seperti mobil tanpa rem:
cepat, tapi nggak terkendali.
menakjubkan, tapi berbahaya.
Dan akhirnya? Menabrak. Menyakiti. Menyesal.

 

^Belajar Berhenti: Kapan dan Bagaimana?

Berhenti bukan menyerah.
Berhenti bukan kalah.
Berhenti bisa jadi bentuk perlindungan.
Karena kamu tahu: kamu manusia.

Berikut ini beberapa momen di mana berhenti sejenak sangat penting:

1. Saat Kamu Tidak Lagi Menikmati Apa yang Kamu Kejar

Kalau tujuan hidupmu hanya membuatmu cemas, bukan semangat mungkin kamu sedang di jalur yang salah.

Berhenti. Cek ulang. Masih pentingkah tujuan itu untukmu?

2. Saat Suaramu Sendiri Tenggelam oleh Suara Orang Lain

Kalau kamu nggak bisa lagi membedakan mana keinginanmu dan mana tuntutan orang lain, berhentilah sebentar untuk mendengar dirimu sendiri.

3. Saat Tubuh Sudah Memberi Alarm Tapi Kamu Abaikan

Sakit kepala terus, dada sesak, punggung tegang, menstruasi nggak teratur, susah tidur semua itu adalah bahasa tubuh yang bilang, “Tolong, rem dulu.”

4. Saat Kamu Terlalu Takut untuk Diam

Kalau diam membuatmu gelisah, mungkin kamu sedang lari dari sesuatu dalam dirimu. Bukan dari hidup, tapi dari luka yang belum kamu lihat.

 

^Rem Itu Bukan Hanya untuk Fisik, Tapi Juga Mental

Rem bukan cuma istirahat fisik, tapi juga jeda mental.
Contoh bentuk rem kehidupan yang bisa kamu coba:

Unplug: Matikan notifikasi seharian. Rasakan dunia tanpa distraksi.

Declutter schedule: Kurangi rapat yang bisa jadi email.

Silent hour: Waktu di mana kamu nggak ngobrol dengan siapa pun, bahkan diri sendiri, hanya duduk.

Self-check in: Tanyakan pada dirimu: "Apa aku benar-benar ingin ini? Atau hanya karena takut dibilang gagal?"

Stop scrolling: Kadang, rem terbaik adalah berhenti melihat hidup orang lain.

 

^Rem Itu Bisa Menyelamatkan Arah

Pernah nggak kamu menyadari arahmu salah setelah kamu berhenti?

Karena saat ngebut, kamu terlalu sibuk fokus ke depan.
Tapi saat berhenti, kamu punya kesempatan untuk:

melihat ke kiri kanan

melihat kembali tujuan

melihat kembali apakah ini jalan yang kamu pilih atau orang lain yang pilihkan

Kadang, kamu harus berhenti bukan karena kamu lelah…
Tapi karena kamu pantas meninjau ulang jalannya.

 

^Tantangan Terbesar dari “Rem”: Rasa Bersalah

Salah satu alasan kita susah ngerem adalah karena rasa bersalah.

Bersalah karena tidak produktif

Bersalah karena mengecewakan ekspektasi

Bersalah karena “terlalu banyak mikir”

Bersalah karena memilih istirahat dibanding kerja tambahan

Tapi ingat: Istirahat bukan pemborosan. Itu investasi.
Supaya kamu bisa lanjut dengan lebih sadar dan lebih utuh.

 

^Belajar Berkata: “Cukup Dulu.”

Kata paling sulit dalam hidup dewasa bukan “aku cinta kamu”, tapi…

“Cukup dulu.”

Kita harus belajar mengatakan ini tanpa rasa bersalah:

“Cukup dulu kerja hari ini.”

“Cukup dulu menyenangkan orang.”

“Cukup dulu mikirin masa depan.”

“Cukup dulu jadi kuat.”

Karena kamu bukan pelari maraton tanpa garis akhir.
Kamu manusia biasa.
Yang kalau terlalu lama lupa ngerem, bisa lupa arah pulang.

 

^Penutup: Pelan Bukan Berarti Gagal

Dalam hidup, bukan siapa yang paling cepat yang menang.
Tapi siapa yang paling tahu kapan harus rem, kapan harus jalan, dan kapan harus belok.

Kamu boleh berhenti.
Kamu boleh pelan.
Kamu boleh bilang "aku capek."
Itu bukan kelemahan, itu kebijaksanaan.

Jadi mulai sekarang, beranilah memegang rem.
Rem bukan berarti berhenti selamanya.
Rem adalah jeda yang menyelamatkan.

Kamu bukan mesin.
Dan kamu tidak harus gas terus.
Boleh kok, pelan-pelan dulu.
Yang penting, masih tahu arah.

Dan hari ini, mungkin saat yang tepat untuk rem sebentar.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Time and Tears
308      235     1     
Romance
Rintik, siswi SMA yang terkenal ceria dan berani itu putus dengan pacarnya. Hal berat namun sudah menjadi pilihan terbaik baginya. Ada banyak perpisahan dalam hidup Rintik. Bahkan temannya, Cea harus putus sekolah. Kisah masa remaja di SMA penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Tak disangka pula, pertemuan dengan seorang laki-laki humoris juga menambah bumbu kehidupan masa remajanya. Akankah Ri...
Ratu Blunder
64      51     2     
Humor
Lala bercita-cita menjadi influencer kecantikan terkenal. Namun, segalanya selalu berjalan tidak mulus. Videonya dipenuhi insiden konyol yang di luar dugaan malah mendulang ketenaran-membuatnya dijuluki "Ratu Blunder." Kini ia harus memilih: terus gagal mengejar mimpinya... atau menerima kenyataan bahwa dirinya adalah meme berjalan?
Wait! This's Fifty-Fifty, but...
141      125     0     
Romance
Is he coming? Of course, I'm a good girl and a perfect woman. No, all possibilities have the same opportunity.
Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
2412      1354     0     
Inspirational
Judul ini bukan hanya sekadar kalimat, tapi pelukan hangat yang kamu butuhkan di hari-hari paling berat. "Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari" adalah pengingat lembut bahwa menjadi manusia tidak berarti harus selalu tersenyum, selalu tegar, atau selalu punya jawaban atas segalanya. Ada hari-hari ketika kamu ingin diam saja di sudut kamar, menangis sebentar, atau sekadar mengeluh karena semua teras...
Let me be cruel
5567      2802     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
Ilona : My Spotted Skin
594      428     3     
Romance
Kecantikan menjadi satu-satunya hal yang bisa Ilona banggakan. Tapi, wajah cantik dan kulit mulusnya hancur karena psoriasis. Penyakit autoimun itu membuat tubuh dan wajahnya dipenuhi sisik putih yang gatal dan menjijikkan. Dalam waktu singkat, hidup Ilona kacau. Karirnya sebagai artis berantakan. Orang-orang yang dia cintai menjauh. Jumlah pembencinya meningkat tajam. Lalu, apa lagi yang h...
Aku Ibu Bipolar
51      44     1     
True Story
Indah Larasati, 30 tahun. Seorang penulis, ibu, istri, dan penyintas gangguan bipolar. Di balik namanya yang indah, tersimpan pergulatan batin yang penuh luka dan air mata. Hari-harinya dipenuhi amarah yang meledak tiba-tiba, lalu berubah menjadi tangis dan penyesalan yang mengguncang. Depresi menjadi teman akrab, sementara fase mania menjerumuskannya dalam euforia semu yang melelahkan. Namun...
Gerhana di Atas Istana
22358      5497     2     
Romance
Surya memaksa untuk menumpahkan secara semenamena ragam sajak di atas kertas yang akan dikumpulkannya sebagai janji untuk bulan yang ingin ditepatinya kado untuk siapa pun yang bertambah umur pada tahun ini
Wilted Flower
346      264     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Metanoia
53      45     0     
Fantasy
Aidan Aryasatya, seorang mahasiswa psikologi yang penuh keraguan dan merasa terjebak dalam hidupnya, secara tak sengaja terlempar ke dalam dimensi paralel yang mempertemukannya dengan berbagai versi dari dirinya sendiri—dari seorang seniman hingga seorang yang menyerah pada hidup. Bersama Elara, seorang gadis yang sudah lebih lama terjebak di dunia ini, Aidan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan...