Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kota Alkroma: Tempat Ternyaman
MENU
About Us  

Rumah tua yang lebih kecil dari rumah-rumah sebelahnya itu terlihat masih berdiri kokoh. Terlihat cat tembok yang telah usang dan beberapa retak di dekat atapnya. Atap yang terbuat dari genting tanah liat masih tersusun dengan rapi, setidaknya rumah itu tidak memberikan bencana kebocoran.

Rumah itu tidak bagus, tapi nyaman untuk ditinggali. Rumah itu sudah seperti sebagian dirinya. Banyak momen berharga yang mulai digali oleh ingatannya. Memang rumah itu bukan rumah impiannya, lingkungan rumahnya juga tidak sesuai dengan karakternya, dan ada banyak alasan untuk meninggalkan rumah itu. Hanya saja sekarang Kina menyadari bahwa rumah itu berharga untuk dirinya.

“Kamu mau ngapain?” tanya Kina saat melihat adiknya keluar dari rumah dan menenteng ember.

“Mau nyiram tanaman obat kak. Kayak biasanya.” Rambut adiknya itu dicepol ke atas seperti biasanya.

“Aku bantuin.” Kina mengekor di belakang adiknya.

Adiknya itu terlihat cekatan dalam mengetahui letak selang air, teko penyiram tanaman, ember yang digunakan untuk menampung air, dan gayung.

“Ini buat, Kakak. Lebih besar tekonya. Kuat nggak, Kak? Kalau enggak biar aku aja.” Gyn hendak mengambil kembali teko besar tetapi ditahan oleh Kina.

“Bisa lah.” Kina lalu mengambil gayung dan memasukkan air ke dalam teko. “Ini kenapa nggak pakai selang aja sih nyiramnya?”

“Nanti airnya pada naik ke atas, Kak. Menggenang juga di permukaan tanah. Nggak baik nanti buat akarnya.” Gyn mengambil gayung setelah kakaknya mengisi teko. Dia tersenyum melihat perubahan kakaknya. Padahal kakaknya dari dulu sangat anti dalam membantu pekerjaan rumah.

“Aku yang sebelah sini, kamu sebelah situ ya.” Kina menunjuk bagian seberang. Kina menyiram satu baris tanaman. Terlihat cahaya kecil bersinar di tanaman tersebut. Dia tersenyum kecil dan terlihat bahagia. “Gyn lihat, mereka tahu kalau kita menyiramnya.”

Gyn tersenyum melihat kakaknya. Dia dengan cepat mendatangi kakaknya. Tanaman obat itu bercahaya sebentar dan redup setelahnya. Cahayanya kecil sehingga Gyn sebelumnya tidak menyadari kehadiran mereka.

“Wah, aku baru lihat juga, Kak.”

“Mungkin ini terjadi karena kita telah mengetahui keberadaan mereka. Sebelumnya mungkin memang ada tapi kita tidak tahu saja,” jelas Kina dengan ceria. Gyn mengangguk sambil tersenyum lebar. Dia senang kakaknya mulai berubah.

“Emmm … besok berangkat bareng boleh nggak, Kak?” Kina berjalan selangkah ke depan. Matanya fokus menatap jajaran tanaman obat dan menyiramkan air di atasnya. “Kalau nggak boleh, nggak apa—“

“Besok pake satu sepeda ada.” Kina menoleh kepada adiknya. “Bukankah kamu ingin berangkat bareng dari dulu?” Kina memiringkan kepalanya.

“Iya, Kak. Aku mau aku mau, hehe. Makasih, Kak.” Gyn loncat-loncat kecil di tempatnya.

Kina tersenyum lebar melihat ekspresi adiknya. Dia lalu kembali menyembunyikannya dengan menyiram tanaman selanjutnya. Ternyata berdamai dengan diri sendiri menyenangkan.

***

Kina kali ini berangkat pagi-pagi. Dia sudah bersiap untuk berangkat bersama adiknya. Kamarnya kali ini terasa lebih nyaman untuk ditinggali setelah kejadian kemarin-kemarin. Mungkin peri penjaga rumah itu sudah mengetahui keadaan dirinya kemarin.

“Tahu gitu aku baik-baikin kamu daridulu.” Kina mengucapkannya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Suhu udara di ruangannya berubah menajdi lebih hangat. Rumah itu seakan menjawab pernyataannya. Kina tersenyum kecil. Akhir-akhir ini sepertinya dia sudah banyak tersenyum, dia sepertinya sudah melepaskan dendam yang ada.

“Udah siap?” tanya Kina ketika mereka sudah duduk di atas sepeda.

“Siap, Kak. Hayukkkk.”

“Berangkattt.” Gyn mengacungkan tangannya ke depan seorang seperti seorang superhero. Lalu tangannya dibuka lebar-lebar menikmati udara pagi.

“Itu si Yonel-yonel sekarang gimana sama kamu di sekolah?” tanya Kina penasaran. Sudah lama rasanya dia tidak mencari tahu keadaan adiknya.

“Masih gitu-gitu aja sih, Kak. Kadang masih ngusilin tapi udah lumayan mendingan daripada sebelumnya. Apalagi kalau lagi makan, mereka nggak mau deket-deket aku lagi. Haha.”

“Bagus deh. Setidaknya mereka nggak macem-macem.” Kina menghentikan kayuhannya karena menuruni bukit di dekat rumah mereka. “Kamu nanti pulangnya nunggu kakak nggak apa-apa?” tanya Kina yang baru menyadari perbedaan waktu pulang keduanya.

“Iya, nggak apa-apa. Sekalian nanti aku bisa baca-baca buku di perpustakaan. Aku lagi semangat mencari tahu peri tumbuhan, peri penjaga rumah …” Kina mendengarkan rencana panjang adiknya dalam diam.

Ternyata adiknya itu memang sangat cerewet. Dia biasanya mendengar adik, ayah, dan ibunya saling berbicara satu sama lain di rumah, tapi sekarang dia mendengar adiknya secara langsung. Ternyata adiknya sudah tumbuh menjadi sedewasa sekarang. Ada banyak waktu yang telah dia lewati kemarin.

Dia berharap bisa menembusnya mulai sekarang. Sejak dulu dia beranggapan bahwa kehadiran adiknya itu salah, tapi dia baru menyadari ternyata memiliki adik juga menyenangkan. Mendengar dia berbicara dan bercerita cukup menyenangkan. Hanya karena rasa irinya dia membenci adiknya.

“Kak … aku seneng banget kakak udah mulai nerima aku.” Gyn memeluk pinggang Kina dengan dalam. Dia berharap rasa sayangnya tersalurkan dengan baik.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lilliput
414      304     0     
Short Story
Apa Kau percaya lilliput? Mungkin terdengar klasik dan kuno, tapi ketika Aku membuka pintu kamar itu, Aku percaya!
Warna Jingga Senja
4396      1214     12     
Romance
Valerie kira ia sudah melakukan hal yang terbaik dalam menjalankan hubungan dengan Ian, namun sayangnya rasa sayang yang Valerie berikan kepada Ian tidaklah cukup. Lalu Bryan, sosok yang sudah sejak lama di kagumi oleh Valerie mendadak jadi super care dan super attentive. Hati Valerie bergetar. Mana yang akhirnya akan bersanding dengan Valerie? Ian yang Valerie kira adalah cinta sejatinya, atau...
Melihat Tanpamu
163      129     1     
Fantasy
Ashley Gizella lahir tanpa penglihatan dan tumbuh dalam dunia yang tak pernah memberinya cahaya, bahkan dalam bentuk cinta. Setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil, hidupnya perlahan runtuh. Ayahnya dulu sosok yang hangat tapi kini berubah menjadi pria keras yang memperlakukannya seperti beban, bahkan budak. Di sekolah, ia duduk sendiri. Anak-anak lain takut padanya. Katanya, kebutaannya...
Lukisan Kabut
565      407     4     
Short Story
Banyak cara orang mengungkapkan rasa sayangnya kepada orang lain. Hasilnya tergantung bagaimana cara orang lain menerima perilaku ungkapan sayang itu terhadap dirinya.
Mask of Janus
19523      3351     9     
Fantasy
"Namun, jangan pernah memberikan topeng kepada mereka yang ingin melakukan hal-hal jujur ... karena mereka akan mengambil dunia dari genggamanmu." Vera van Ugde tidak hanya bermain di depan layar sebagai seorang model internasional, tetapi juga di belakang layar di mana dunia gelap berada. Vera adalah seorang mafia. Hanya saja, sekelompok orang--yang memanggil diri mereka sebagai par...
Crystal Dimension
326      226     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
Who are You?
1414      637     9     
Science Fiction
Menjadi mahasiswa di Fakultas Kesehatan? Terdengar keren, tapi bagaimana jadinya jika tiba-tiba tanpa proses, pengetahuan, dan pengalaman, orang awam menangani kasus-kasus medis?
Helling Dormitory
1308      844     3     
Mystery
Setelah kejadian kebakaran menewaskan ibu dan adik-adiknya, Isaura dikirim oleh ayahnya ke salah satu sekolah asrama di Bogor Di asrama barunya ia dan teman-teman yang lain dihadapkan dengan berbagai kejadian tak masuk akal.
Baniis
674      420     1     
Short Story
Baniis memiliki misi sebelum kepergian nya... salah satunya yaitu menggangu ayah nya yang sudah 8 meninggalkan nya di rumah nenek nya. (Maaf jika ada kesamaan nama atau pun tempat)
Janji-Janji Masa Depan
15544      3620     12     
Romance
Silahkan, untuk kau menghadap langit, menabur bintang di angkasa, menyemai harapan tinggi-tinggi, Jika suatu saat kau tiba pada masa di mana lehermu lelah mendongak, jantungmu lemah berdegup, kakimu butuh singgah untuk memperingan langkah, Kemari, temui aku, di tempat apa pun di mana kita bisa bertemu, Kita akan bicara, tentang apa saja, Mungkin tentang anak kucing, atau tentang martabak mani...