Loading...
Logo TinLit
Read Story - Crusade
MENU
About Us  

“Lucy... kau baik-baik saja?” seorang perempuan berwajah melankolis dengan ekspresi cemas datang menghampiri Lucius di ruang ganti.

“Wahh! Lihat dirimu, tak ada goresan. Bagaimana bisa?” Di hadapan Lucius ada seorang laki-laki dengan ekspresi ceria tersenyum lebar sambil mengacungkan ibu jarinya.

“Aku bisa menduganya. Selamat, Lucius. Ini kali ketiga kau menjadi juara di turnamen ksatria. Kalau kau bisa menang di turnamen umum dan naga kau bisa mencetak rekor.” Kata perempuan berambut merah muda yang terlihat pandai.

“Ya, dan julukanmu mungkin harus kita ubah dari petugas kebersihan menjadi si bodoh tak terkalahkan.” Ujar laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya.

Lucius menoleh ke arah suara berasal.

“Heh, si bodoh yang selalu kalah.” Laki-laki di samping Lucius menanggapinya.

Lucius masih diam memperhatikan mereka semua dengan tatapannya yang santai.

 “Ka-kalian to-tolong jangan bertengkar.” Perempuan berwajah melankolis itu sekarang terlihat lebih sedih, dan bahkan mungkin akan menangis sebentar lagi. Penyebabnya sedih sendiri tidak diketahui.

“Aline, jangan mewek dong. Kenapa kau mudah sekali menangis sih.”

“Jet, diamlah.” Perempuan berambut merah muda itu menggenggam tangan Aline. “Semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan.”

Bukannya tenang, Aline justru malah mulai menangis.

Jet menghela napas.

Lucius mengambil ranselnya, “Eriza, tolong bantu Aline agar berhenti menangis.”

“Baiklah.” Jawab Eriza, si perempuan berambut merah muda. “Kau mau ke mana?”

“Dia palingan mau ke kelas, lalu tidur sampai dia sudah merasa puas memejamkan mata.” Tukas Jet.

“Aku ada di kantin kalau kalian mencariku.” Jawab Lucius. Lalu pergi.

“Kau tidak mau membantuku?” tanya Eriza pada laki-laki yang berdiri di antara Aline dan Jet.

“Untuk apa?”

“Kau lupa ya? Kan kau yang memulainya.” Kata Jet.

“Apa maksudmu? Bukannya kau ya yang mulai duluan?” katanya dengan menaikkan alisnya sebelah.

“Apa katamu?!”

Aline akhirnya menangis. Eriza yang sejak tadi berusaha menenangkan Aline masih tetap bertahan dan bersabar menghadapi Aline.

“Kemari kau!”

“Kau yang kemari!”

Eriza kemudian memukul keduanya. Tepat di wajah mereka, sampai membuat mereka terguling ke belakang. “Bisakah kalian diam? Aline, tidak apa-apa. Semuanya sudah terkendali. Sudah ya menangisnya, ya? Lihat, mereka sudah tidak bertengkar lagi.” Eriza memaksakan wajahnya terlihat ceria. Yang pada kenyataannya berkebalikan dengan ekspresi sehari-harinya.

 

“Hiyahhh, kenyangnya.”

“Aku tak tahu kau dapat uang dari mana untuk mentraktirku, tapi tadi itu enak sekali.”

“Jangan khawatirkan itu.” Kata bocah itu menyombongkan dirinya.

Matahari bergerak turun saat Lucas dan bocah itu berjalan kembali ke rumah mereka masing-masing.

“Da, aku duluan. Sampai bertemu besok.”

Lucas melambai pada bocah itu di persimpangan. “Ya, hati-hati di jalan.”

Satlered. Adalah kota di mana Lucas tinggal dan lokasi Saint Jackson berada. Salah satu kota yang cukup terkenal berkat adanya sekolah bersejarah, Saint Jackson. Seperti umumnya kota modern, Satlered juga memiliki banyak fasilitas serta bangunan yang cukup menggambarkan sebuah kota modern di zamannya. Nuansa modern yang menyelimuti kota Satlered sudah terbukti ampuh untuk menghipnotis para turis dari berbagai negara. Tentunya, Saint Jackson salah satu—mungkin satu-satunya senjata ampuh untuk memikat para turis datang ke Satlered.

Biru dan jingga warna lampu kota menerangi setiap sisi jalan yang terasa hampa karena minimnya pepohonan. Cahaya keemasan yang berasal dari jendela rumah penduduk lokal menyeruak keluar meramaikan gemerlap malam yang sepi di Satlered. Menjadi kota modern tidak membuat kota tersebut lantas selalu ramai. Terutama kalau kota itu adalah kota wisata. Kurangnya aktivitas yang terjadi di kota itu bisa menjadi perhatian khusus pemerintah setempat, bahkan presiden. Itu karena kota wisata masuk dalam daftar sumber pendapatan utama sebuah Negara. Dan lagi, nilai dari sekolah bersejarah sangatlah mahal juga dihormati oleh seluruh penduduk di bumi.

Di zaman modern ini, setiap bangunan sudah tidak lagi menggunakan bahan-bahan bangunan seperti pada masa lampau. Apapun yang dulu digunakan untuk membangun sebuah gedung atau rumah, sekarang sudah tak digunakan lagi. Saat ini bahan yang paling utama dan mendasar untuk digunakan adalah grafena. Inilah pemandangan yang biasa dilihat di Satlered oleh setiap turis yang berwisata di sana. Bangunan, kebanyakan. Beberapa diantaranya berbahan grafena. Dengan sedikit modifikasi yang akhirnya bisa dijadikan sebagai bahan bangunan.

Invasi yang hampir setiap tahun terjadi telah mendorong beberapa pimpinan Negara bertindak dan secara terpaksa membuat keputusan yang krusial. Untuk mencegahnya kerugian yang setiap tahunnya terus bertambah, pemerintah tak punya pilihan lain selain membuat kebijakan baru untuk membuat aturan dalam membuat bangunan. Salah satu di antaranya pemilihan bahan dasar yang akan digunakan untuk membuat sebuah bangunan. Sebagaimana yang sering terjadi ketika invasi terjadi. Kebanyakan dari target mereka para penjajah adalah gedung-gedung atau rumah-rumah yang mudah untuk dihancurkan.

Maka dari itu, pemilihan bahan dasar yang tepat berguna untuk mengurangi dampak yang berkemungkinan menghancurkan bangunan dengan mudah. Setiap Negara pun akhirnya menyepakati dan memutuskan untuk menggunakan paling tidak grafena sebagai bahan dasar sebuah bangunan. Untuk hasil yang maksimal, sampai saat ini masih diteliti material apa yang cukup kuat sebagai bahan bangunan, dan sistem perlindungan seperti apa yang ampuh untuk menghalau serangan para penjajah, semua diteliti dengan tekun oleh seluruh ilmuwan di setiap Negara. Bahan dasar grafena pun dinilai masih kurang cukup memuaskan melihat beberapa tahun belakangan masih dapat dihancurkan oleh para penjajah yang kembali datang ke bumi.

Lambatnya perkembangan teknologi di bumi jadi masalah utama kenapa para penjajah bisa dengan mudah memasuki atmosfer bumi dan dengan leluasa berkeliaran di seluruh penjuru bumi. Meski ada berbagai macam tindakan yang dibuat oleh beberapa Negara, semua itu masih belum cukup.

Saat ini, pemerintah memutuskan untuk memusatkan keamanan pada kota yang memiliki kontribusi lebih pada Negara. Baik secara ekonomi maupun hal lainnya. Satlered menjadi salah satu kota yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah Amerika Serikat. Berkat Saint Jackson, salah satu sekolah bersejarah. Ini juga yang menjadi penyebab Satlered memiliki tampilan yang lebih modern serta canggih dibanding kota-kota lain yang berada di sekitarnya.

Kemegahan stadion Satledown jadi salah satu bukti perhatian khusus dari pemerintah. Stadion yang sampai saat ini tiap tahunnya terus mengalami perbaikan dan peningkatan. Dana yang dikucurkan pemerintah pun tak main-main. Dalam setahun pemerintah bisa mengeluarkan dana sebesar sepuluh triliun US Dollar hanya untuk memastikan kalau lampu di stadion Satledown tidak kehabisan baterai. Untungnya, dana yang dikeluarkan pemerintah untuk stadion itu tidak sia-sia. Seperti yang diharapkan, Saint Jackson membuat stadion Satledown sebagai ladang uang yang kapan saja bisa memberikan pemerintah tambahan uang. Dan Saint Jackson hanyalah salah satu dari empat sekolah bersejarah yang dimiliki Amerika Serikat.

Dalam rangka membantu meringankan pemerintah serta satuan tugas, sebuah kelompok pun dibentuk. Dengan segala perjanjian dan hak khusus yang diberikan untuk mereka, terciptalah peraturan perundang-undangan yang baru.

Sebuah kelompok yang dibentuk untuk bertanggung jawab mengurus sebuah kota mendapatkan hak khusus oleh pemerintah, salah satunya; mereka punya wilayah mereka sendiri. Setiap wilayah mereka bernamakan distrik yang kemudian dibagi menjadi nomor. Jumlahnya tergantung besarnya kota tersebut. Untuk Satlered, ada setidaknya Sembilan distrik yang diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk menjaga dan mengurus kota tersebut.

Distrik 9, tempat di mana rumah Lucas berada. Sebuah wilayah yang terdiri dari kumpulan rumah bergaya sedikit tradisional dengan bahan dasar bangunan berupa kayu dan beton. Setiap distrik memang punya ciri khas mereka masing-masing. Itu adalah hak khusus untuk seseorang yang tinggal di distrik.

Jalanan yang masih berbahan dasar batu dan bata memiliki daya tarik tersendiri bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya. Sengaja dipertahankan dari pergerakan waktu yang membuat semuanya serba teknologi dan modern.

Jika ingin melihat sebuah tempat yang mungkin tak tersentuh teknologi atau kemajuan zaman, kalian bisa datang ke salah satu distrik. Setiap distrik sama halnya dengan berbagai macam suku pada masa lampau yang bertempat tinggal di sebuah Negara bersama-sama. Mereka ingin memiliki wilayah yang menggambarkan sebuah kemandirian, wilayah yang sangat mencerminkan atau menyerupai mereka atau yang paling menggambarkan jati diri mereka. Dan tentunya, setiap distrik memiliki pemimpin yang mereka hormati, yang mereka sebut; Aldrich.

Setiap distrik hanya bisa dipimpin oleh seorang lelaki, Aldrich. Tapi ada pengecualian di distrik 9. Pemimpin di distrik itu adalah seorang perempuan. Seorang wanita paruh baya, mereka menyebutnya; Hedda. Ini menjadi satu-satunya kasus di mana sebuah distrik dipimpin oleh seorang perempuan. Hedda belum pernah ada sebelumnya, tapi Hedda adalah sebutan untuk perempuan yang menjadi pemimpin dari sebuah distrik. Mungkin distrik 9 adalah satu-satunya distrik dari seluruh dunia yang dipimpin oleh Hedda.

“Habis berjalan-jalan?”

“Hanya melihat-lihat.” Jawab Lucas sedikit gugup.

“Biar kutebak, kau pasti datang ke stadion itu lagi bersama Mikie?” wanita paruh baya itu menatap menyelidik.

Lucas menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Hehehe.” Lucas nyengir.

Wanita paruh baya itu mendengus. “Jangan buat masalah. Meski kau ini keponakanku, aku tidak akan berbaik hati padamu. Paham?”

“Baik bibi.” Kata lucas tersenyum.

“Bagus. Sekarang masuklah, sebentar lagi makan malam. Aku ada urusan. Kau makan saja duluan. Mungkin aku akan pulang terlambat.” Wanita itu meraih mantelnya. “Repotnya menjadi Hedda.” Keluhnya.

 

“Aku pulang.” Ucap Lucius ketika membuka pintu rumahnya.

Di ruang tamu, duduk seorang pria paruh baya bertubuh kekar dengan rambut yang hampir memutih seluruhnya. Berpakaian santai di depan layar tipis mengambang, menyaksikan tayangan berita terbaru dengan secangkir kopi di atas meja.

“Kerja bagus. Kau jadi juara lagi. Selamat.” Katanya dengan ekspresi datar yang sejak semula menampilkan wajah galak.

Lucius berjalan ke dapur. Mengambil gelas dan menuangkan air dari teko ke dalam gelasnya.

“Sebagai anak seorang Aldrich, kau memang tidak mengecewakan. Aku harap suatu saat kau bisa menjadi seorang Aldrich juga. Meneruskanku.” Lanjutnya dengan nada suara yang berat.

Lucius diam dan tak menanggapi. Ia memilih tetap berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

“Melelahkan.” Ucap Lucius sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lavioster
4089      1145     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Night Stalkers (Segera Terbit)
750      586     4     
Horror
Ketika kematian misterius mulai menghantui sekolah di desa terpencil, Askara dan teman-temannya terjebak dalam serangkaian kejadian yang semakin tak masuk akal. Dimulai dari Anita, sahabat mereka yang tiba-tiba meninggal setelah mengalami kejang aneh, hingga Ifal yang jatuh pingsan dengan kondisi serupa. Mitos tentang kutukan mulai beredar, membuat ketakutan merajalela. Namun, Askara tidak per...
the invisible prince
1565      852     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?
Luka dalam Asmara
1878      882     0     
Romance
Penyihir wanita yang dikhianati oleh sang kekasih memicu sebuah penyakit yang menjangkit umat manusia dari masa ke masa. Wabah darah merebak, manusia berubah menjadi monster haus darah. Namun semua berubah ketika gadis bernama Eva yang merupakan reinkarnasi jiwa penyihir jatuh cinta dengan monster yang dia ciptakan.
The Trinity
363      268     1     
Short Story
Hiding under the US Goverment, lies a group of 3 soldiers, the Trinity was formed because these soldiers are not ordinary soldiers, they have the strength of a thousand man, bravery of a tiger, and as fearless as a lion, the Trinity was a group to stop crime and heavy group criminal, the group consist of Ela, Sledge, and Capitao, the Trinity’s main goal was to stop the criminal group known as t...
When I Was Young
9443      1955     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
La Nuit
20500      2392     8     
Mystery
La Nuit artinya Malam, yang diambil dari bahasa Prancis. Mengisahkan 3 remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah, mencari bukti yang membuat kakak tiri Ren meninggal dan juga kecelakaan orang tua Gemi. Pelaku tersebut, belum di tangkap, sampai akhirnya salah satu dari mereka menjadi korban.
VampArtis United
1283      756     3     
Fantasy
[Fantasi-Komedi-Absurd] Kalian harus baca ini, karena ini berbeda... Saat orang-orang bilang "kerja itu capek", mereka belum pernah jadi vampir yang alergi darah, hidup di kota besar, dan harus mengurus artis manusia yang tiap hari bikin stres karena ngambek soal lighting. Aku Jenni. Vampir. Bukan yang seram, bukan yang seksi, bukan yang bisa berubah jadi kelelawar. Aku alergi darah. B...
The Red String of Fate
651      451     1     
Short Story
The story about human\'s arrogance, greed, foolishness, and the punishment they receives.
Kebaikan Hati Naura
643      365     9     
Romance
Naura benar-benar tidak bisa terima ini. Ini benar-benar keterlaluan, pikirnya. Tapi, walaupun mengeluh, mengadu panjang lebar. Paman dan Bibi Jhon tidak akan mempercayai perkataan Naura. Hampir delapan belas tahun ia tinggal di rumah yang membuat ia tidak betah. Lantaran memang sudah sejak dilahirikan tinggal di situ.