Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ratu Blunder
MENU
About Us  

Apakah ada yang lebih lucu dari mimpi yang hancur berkeping-keping di depan jutaan pasang mata? Malam itu, di kamar tidur Lala yang sebenarnya lebih mirip gudang makeup ilegal, Lala akan menjadi sebuah bukti nyata.

Kamera menyala, cincin light seperti mahkota bercahaya menyilaukan yang menerangi wajah Lala. Secercah harapan untuk menjadi influencer sempurna, berbinar di matanya. Di meja kecil di depannya, berjejer rapi foundation mahal yang Lala beli dengan menyisihkan uang jajan berbulan-bulan, palet eyeshadow dengan warna-warni bak pelangi, dan sepasang bulu mata palsu yang terlihat begitu mewah, seakan-akan bisa mengabulkan semua doanya dengan cepat tanpa hambatan.

Nama lengkapnya Anastasia Putri, tapi di sekolah, teman-temannya lebih sering memanggilnya Lala. Dan ya, Lala punya mimpi. Mimpi untuk menjadi beauty influencer hits, yang videonya ditonton jutaan orang, yang setiap review-nya jadi panduan wajib para beauty enthusiast.

"Oke, guys, selamat datang di video pertamaku!" suara Lala terdengar sedikit melengking di rekaman, jelas sekali ada kegugupan yang berusaha ia tutupi. "Hari ini, kita akan mencoba tutorial makeup yang lagi hype banget: Flawless Glam Look ala artis Korea!"

Lala menatap bayangan dirinya di cermin, meyakinkan diri bahwa ia sanggup melakukan semuanya. Wajahnya tanpa makeup sebenarnya lumayan cantik alami, kok. Dengan kulit sawo matang khas Indonesia, pipi chubby yang lumayan menggemaskan, dan mata yang— yah, lumayan lebar untuk diberi eyeliner tebal. Senyum dipaksakan selebar mungkin, memperlihatkan deretan gigi rapi yang untungnya tak pakai behel.

"Langkah pertama, kita mau aplikasikan foundation!" seru Lala penuh semangat, mengangkat botol kaca kemasan elegan ke hadapan kamera. Cairan itu berkilau menggoda. Ia menuangkannya perlahan ke punggung tangan, lalu mengambil spons beauty blender berwarna pink cerah. "Pastikan merata ya, guys! Dari dahi, hidung, pipi, sampai dagu. Gerakannya menepuk-nepuk lembut..."

Spons beauty blender itu terasa empuk di kulit Lala. Ia menepuk-nepuk dengan ritme yang sudah ia hapalkan dari ratusan video tutorial yang ia tonton. Perlahan, wajahnya mulai terlihat lebih halus, pori-pori tersamarkan. Yes! Ini dia awalnya! Lala hampir bersorak.

Namun kemudian, entah dari mana datangnya, sebuah dengungan keras memecah kesunyian kamar. Lala tersentak, sponsnya tergelincir, dan foundation di punggung tangannya— BLOSH!— tumpah ruah ke atas meja. Tidak hanya itu, cipratannya mendarat manis di pipi kirinya, membentuk pola abstrak seperti peta Pulau Jawa.

"Astaga!" Lala menjerit. Kamera masih merekam. Buru-buru ia geser botol foundation yang kini mengotori meja makeup kesayangannya. Wajah Lala memerah, bukan karena blush on, tapi karena malu. Dengungan itu ternyata dari drone mini milik Kak Dimas, yang kini melayang-layang persis di luar jendelanya, seperti nyamuk raksasa.

"Lala! Pinjam charger laptop!" teriak Kak Dimas dari luar, suaranya teredam kaca jendela.

"Sebentar! Lagi syuting!" balas Lala geram. 

Ini, sih, judulnya bukan bikin konten kecantikan. Saat ini dia seperti cosplay jadi bintang film horor yang lagi syuting disponsori oleh foundation tumpah.

Setelah membersihkan kekacauan dengan tisu basah yang ternyata malah bikin tambah berantakan, Lala kembali ke depan kamera. Wajahnya sudah tidak semulus tadi. Ada bekas foundation yang tak bisa hilang sempurna di meja. Namun, the show must go on, kan?

"Oke, guys, maaf, ya, ada sedikit insiden tadi," tawa Lala hambar. "Lanjut ke langkah berikutnya, eyeliner!"

Lala mengambil liquid eyeliner berbentuk spidol. Ini senjata andalannya. Biasanya, Lala jago membuat wing eyeliner yang runcing dan sempurna. Ia menarik garis tipis di kelopak mata kanan. Sempurna. Sekarang mata kiri. Lala menahan napas, fokus penuh. Ujung eyeliner bergerak lincah. Yes, hampir selesai.

Tiba-tiba, ponsel Lala bergetar keras di saku celana. Ponsel itu sudah disetting mode getar paling heboh agar Lala tidak ketinggalan notifikasi dari grup chat kelas. Getaran itu membuat tangan Lala tersentak. Garis eyeliner yang hampir sempurna itu melesat entah ke mana, dan kini ada garis hitam tebal melintang dari sudut mata kiri hingga ke dekat alis, membentuk lengkungan aneh seperti busur panah.

"AARGH!" teriak Lala lagi, kali ini lebih dramatis. Ia melihat hasil kerjanya di cermin. Mata kanannya terlihat seperti seorang model majalah, sedangkan mata kirinya... seperti karakter manga yang habis kena tonjok. Lala hampir ingin menangis.

"Lala! Mama minta tolong beliin kerupuk di warung Bi Inah!" Terdengar teriakan Mama dari ruang makan.

"YA AMPUN, MA!" Lala nyaris saja mengumpat, tetapi urung, takut dikutuk jadi batu menangis seperti Darmi yang durhaka pada ibunya.

Lala menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ini cuma latihan, Lala. Cuma latihan. Namun, sayangnyabkamera masih menyala dan otomatis merekam semua adegan. Lala mematikan notifikasi ponsel dan mencoba menghapus eyeliner tadi dengan cotton bud. Tentu saja, itu malah memperparah keadaan. Matanya kini terlihat seperti mata panda raksasa yang mengalami insomnia sebulan.

"Oke, guys, ini... ini adalah look yang... bold?" Lala mencoba tersenyum, tapi rasanya lebih mirip meringis. "Kita lanjut ke eyeshadow, ya?"

Lala mengambil palet eyeshadow dengan semangat yang sudah luntur. Warna-warna cerah itu terlihat menantang. Ia memilih warna shimmer keemasan. Dengan kuas kecil, Lala mulai mengaplikasikannya di kelopak mata. Tapi karena tangannya masih gemetar dan matanya iritasi, bubuk eyeshadow itu malah berjatuhan. Pertama di pipi, lalu di hidung, dan parahnya, ada yang masuk ke matanya.

"Aduh, perih!" Lala mengucek mata, dan itu adalah kesalahan terbesar sepanjang masa. Bubuk eyeshadow itu menyebar, membuatnya terlihat seperti habis menangis darah emas. Atau mungkin ia baru saja keluar dari tambang emas ilegal.

Di tengah kekacauan itu, Lala mencoba memasang bulu mata palsu. Dengan tangan gemetar, ia mengambil penjepit. Lem bulu mata itu lengket di jarinya. Lala mencoba menempelkannya di kelopak mata. Tapi saking groginya, bulu mata itu malah menempel terbalik, menutupi sebagian pandangannya. Lalu, saat ia mencoba memperbaikinya, bulu mata itu terlepas dan terbang, mendarat sempurna di rambut depannya, persis seperti tanduk unicorn mini.

Lala hanya bisa terdiam. Ia mematikan kamera. Napasnya terengah-engah. Penampilannya kini sungguh sangat berantakan. Wajah belepotan, rambut berantakan, dan bulu mata yang kini jadi hiasan kepala. Ini bukan Flawless Glam Look. Ini Disaster Glam Look. Lala melihat kembali hasil rekaman yang masih belum diedit. Di sana, ia melihat dirinya yang berusaha keras, lalu pasrah, lalu akhirnya tertawa kecil melihat betapa konyolnya dirinya.

"Hahaha, ya ampun, ini apaan sih?" Lala bergumam pada diri sendiri, mengusap bekas eyeshadow di hidungnya.

Lala memutuskan untuk tetap mengunggah video itu. Toh, udah capek-capek bikinnya. Buat lucu-lucuan aja kalo, ya. Ia memotong bagian-bagian yang terlalu memalukan, tapi tetap mempertahankan esensi kekacauan itu. Ia beri judul "Tutorial Makeup Paling Gagal Sedunia (Edisi Perdana)."

Keesokan harinya, Lala terbangun dengan deringan notifikasi yang tak henti-henti. Ponselnya bergetar heboh di samping bantal. Ia mengernyit. Jangan-jangan video lamanya yang joget-joget nggak jelas saat SMP viral lagi?

Lala membuka aplikasi media sosial. Matanya melotot. View videonya... ratusan ribu? Komennya juga bejibun? Lala menggosok mata. Apa ia nggak salah lihat?

Untuk memastikan, Lala mengecek lagi berulang-ulang. Jumlah Like-nya terus bertambah. Komennya rata-rata berisi kalimat ambigu, entah pujian atau bernada mengejek.

"NGAKAK BANGET KAK!", "SUMPAH INI REAL BANGET!", "Ratu Blunder is real!"

Ratu Blunder? Lala mengerutkan kening. Apa-apaan ini? Ia terus menscroll komentar. Ada yang bilang ia "jujur banget", ada yang bilang "ngakak sampai perut kram", dan ada juga yang mulai memanggilnya "Ratu Blunder". Nama panggilan baru yang aneh, tapi entah kenapa, rasanya pas.

Kemudian, sebuah notifikasi lain muncul. Akun meme besar dengan jutaan follower bernama "@RecehBangetOfficial" menandai videonya. Dengan jantung berdegup, Lala mengeklik notifikasi itu. Dan di sana, terpampang videonya yang paling epic dan memalukan: adegan saat ia mencoba tutorial makeup ala bintang K-Pop tapi berakhir dengan wajah mirip badut sirkus. Itu adalah hasil eksperimen dadakan setelah tutorial pertama. Akun itu menambahkan caption super singkat: "Ratu Blunder is real."

Video itu meledak. Jumlah view-nya jauh melampaui jumlah view yang pernah ia impikan. Jutaan. Orang-orang berbondong-bondong men-tag teman mereka, mengomentari betapa mereka bisa relate dengan kegagalan Lala. Wajah badut Lala menjadi meme di mana-mana.

Lala, Anastasia Putri, sang calon beauty influencer sempurna, kini resmi menjadi Ratu Blunder, si bintang meme internet. Dan ini baru permulaan dari tutorial hidupnya yang paling apes.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • azrilgg

    Kocak juga, ya, Lala

    Comment on chapter Prolog: Ratu Blunder
Similar Tags