Yogyakarta, 7 juli 2017
Deburan ombak memecah keheningan.diatas batu karang aku duduk bersila menikmati indahnya pemandangan sore ini,matahari yang mulai kembali keperaduannya dan sebentar lagi akan digantikan oleh sinar rembulan.aku menggulung rambutku dan memejamkan mata perlahan,merasakan setiap sentuhan lembut angin pantai. “excusme.. may I sit down?” seseorang bertanya padaku,aku membuka mataku dan untuk beberapa detik mengamati seorang anak laki-laki yang kira-kira usianya sebaya denganku.anak laki-laki itu mengenakan casual t-shirt dan celana jeans selutut. “yes” jawabku singkat “beautiful” timpalnya. “what?” responku terkejut. “oh sorry, I mean ini indah” aksen bule nya tetap dominan walaupun dia mengucapkan bahasa indonesia. “kau pendatang?” tanyaku penasaran “ya bisa dibilang begitu. Sejujurnya aku dan mom kesini hanya untuk mengisi liburan. Mungkin lusa aku akan kembali ke new york” jelasnya. “jadi kau berasal dari new york?” aku mengamati setiap guratan wajah laki-laki di hadapanku. “mom asli indonesia dad keturunan indonesia, tapi mereka bekerja di new york”jelasnya lagi. “bayu” ia mengulurkan tangan kanannya “ra” aku membalas uluran tangannya tapi sepertinya bayu terlihat bingung “ra? Hanya itu ?” tanyanya. “rashelma” aku buru-buru menimpalinya. “ra apa besok kau akan kembali kesini?” ia memandang manik mataku penuh harap. “tentu saja.aku menginap didekat sini” aku bangkit dari dudukku “baiklah,sampai jumpa besok” bayu bangkit dan melambaikan tangan tanda perpisahan. Aku membalas lambaian tangannya dan kembali kepenginapan karena hari sudah mulai gelap.
“ra mau kemana kau pagi-pagi begini?” tanya mama. “hanya bermain disekitar sini” jawabku dan terus melanjutkan langkah “pukul delapan kita akan sarapan bersama” itu kebiasaan mama--mengingatkan sarapan. “oke mom” aku berteriak karena langkahku semakin jauh. Seperti janjiku kepada bayu kemarin aku menunggunya ditempat kita berpisah kemarin. “raaa”.aku menoleh kebelakang, bayu berlari-lari kecil kearahku ia mengenakan casual t-shirt berwarna hitam dengan celana selutut berwarna coklat muda. “kupikir kau akan membiarkanku menunggu untuk waktu yang lama.” Aku menarik nafas “mau kemana kita?” lanjutku. “terserah,karena kau yang tau” ia menoleh kearahku. “baiklah, bagaimana jika kita menikmati ombak pagi ini?” usulku “boleh,tapi..” dia mengedarkan pandangannya kesekeliling pantai,seperti orang sedang mencari sesuatu “bagaimana jika kita beradu siapa yang basah duluan berarti dia pemenangnya” sarannya.”oke,maksudmu kita berlari sampai ke tepi pantai itu dan membasahi diri dengan ombak,dipagi yang masih dingin ini?” tanyaku memperjelas “yap.. smart girl”. Aku dan bayu mengambil posisi masing-msing dan berlari pada hitungan ketiga. Angin laut meniup setiap helai rambutku namun aku tidak mau kalah darinya “aku harus menang” batinku menyemangati diri sendiri. Kita berdua sampai garis finish secara bersamaan jadi tidak ada yang kalah pada pagi ini. “ra” panggilnya “harus kuakui kau adalah gadis yang menyenangkan” ungkapnya.mendengar pengakuannya jantungku berdetak tak karuan. “thanks” aku menunduk “thanks? Hanya itu?” ia memicingkan sebelah matanya “ lalu apalagi yang bisa kukatakan selain itu?” tanyaku bingung. “aku tau aku hanya anak setara SMA yang jatuh cinta pada seorang gadis yang baru saja kutemui kemarin. Tapi sungguh aku tidak berbohong,aku serius. Maukah kau mendengarkan pengakuanku?”.aku hanya diam menunggu ia melanjutkan kalimatnya “aku mencintaimu. Apa itu cukup ? untuk membuatmu percaya?” kali ini aku mendengar nada bicaranya yang sangat serius. “dan kau berjanji untuk tidak menyakitiku ?” tanyaku “apapun itu” jawabnya. “lalu bagaimana dengan jarak antara new york dan indonesia?” tanyaku. “kau hanya perlu menunggu satu bulan ra,aku akan menyelesaikan urusanku di new york and then I will stay in indonesia”. Mungkin menurutnya itu akan membuatku jauh lebih tenang,tapi menurutku itu tidak bepengaruh apapun. “baiklah,aku akan menunggumu bayu” aku menyunggingkan seulas senyuman. “ra aku ingin kau berbalik” perintahnya, tapi aku hanya memicingkan mata tanda tidak mengerti “balik badanmu”.aku hanya diam menuruti perintahnya ia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya dan memakaikannya dileherku “nah sekarang coba lihat aku” pintanya. Aku memandang manik matanya berusaha mencari sebuah kejujuran yang terselip disetiap kata-katanya. “kau mau menungguku hanya sebentar ?” “bukankah aku tadi sudah berkata? Aku menunggumu bayu” aku menajamkan pandanganku. Matahari mulai meninggi saat itu aku baru tersadar hari sudah semakin siang,aku melirik arloji kecil yang melekat ditanganku “bay,apakau mau ikut denganku ?” aku teringat pesan mama sebelum aku pergi tadi. “baik” dia mengandeng lembut telapak tangaku dan berjalan bersisian menuju penginapanku “mah... ra pulang” aku memasuki pintu utama “ayo ra makan. Itu?” mama melemparkan pandangannya kearah bayu “mah. Ini bayu,teman ra” “bayu ini mamaku” aku memandang mereka bergantian. “bayu tante” ia menyalami mama. “pakaianmu basah nak! Ra ambilkan baju kering untuk bayu” perintah mama “ok,sekalian ra ganti baju” aku menuju kamarku dan mengganti pakaianku,aku mengambil satu pasang casual t-shirt milik papa. “bay. Ganti pakaianmu lalu bergabunglah” perintahku—dengan sedikit meniru gaya mama. “nak bayu tinggal dimana?” karena breakfast ini terasa sepi maka mama memutuskan untuk membuka pembicaraan “new york.tapi disini saya menginap diresort sebelah, tante” jawabnya setelah menelan makanan dimulutnya “jauh sekali. Hanya liburan ?” mama meletakkan sendoknya “bisa dibilang begitu,tapi sebulan lagi saya pindah keindonesia tante. Saya mengambil kuliah diperminyakan yang berada di indonesia” jelasnya. “kau ini satu tahun lebih tua dariku ?” aku menghentikan kunyahanku dan memandang kearahnya “tentu saja” ia mengedikkan matanya. “ayo.. tambah lagi” tawar mama,membuatku cepat-cepat mengalihkan pandangan.
“apakah harus aku memanggilmu dengan sebutan “kakak” ?” tanyaku setelah kita berada di luar penginapan. “tidak perlu,aku tidak ingin terlihat terlalu tua” timpalnya. Ia mengandeng tanganku dan berjalan menuju mobilnya. “mau kemana kita?” tanyaku bingung “ini” ia menunjukkan googlemaps dengan destination malioboro.aku hanya mengangguk dan mengikutinya. “memangnya kau punya sim ?” tanyaku “sim? Ada,new york” ia nyengir membuat deretan giginya yang rapi terlihat. “oiya kapan kau akan kembali ke new york?” tanyaku “besok pagi, makanya aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu.sebelum sebulan berikutnya kita harus komunikasi jarak jauh” ia tetap fokus pada jalanan. “ayo turun” bayu membuka pintu mobilnya dan berjalan duluan,aku menyusulnya. “aku hanya ingin membeli beberapa merchandise untuk teman-temanku di new york.bisa kau membantuku ra?” “tentu saja,dengan senang hati” aku menyunggingkan seulas senyum. Dan siang itu aku menemaninya berkeliling mencari banyak barang,setelah merasa cukup ia mengajakku kembali ke penginapan.
“ra, aku ingin nanti sore kau menemuiku” ucapnya sebelum kita berpisah ke penginapan masing-masing “tentu jam 5 sore?” tanyaku memastikan “oke”. Kami berbalik menuju penginapan masing-masing. “raa.. mama mau pergi mencari bahan makanan untuk nanti malam.kau mau ikut ?” “tidak,ra ada janji dengan bayu” aku menutup pintu kamar dan memainkan ponselku. Mataku terasa pedih karena terlalu lama menatap layar ponsel jadi, ku putuskan untuk tidur dan bangun pukul empat sore nanti.
“tempat ini indah bukan?” bayu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. “ya begitulah.kau mau tau apa yang lebih indah?” aku menatap manik matanya dan segera menarik tangannya menuju sebelah selatan bibir pantai. “jadi apa yang lebih indah?” tanyanya tak mengerti “menyaksikan detik-detik terakhir matahari hari ini” aku menatap lurus kedepan sejauh mata memandang hanya ada tenangnya air laut dan matahari yang sinarnya mulai meredup. “ra... ditengah redupnya cahaya mentari saja,kau tetap terlihat cantik” pujinya,ia menatapku dan kata-katanya berhasil membuatku tersipu malu “bayu.. ini bukan saatnya untuk mengejekku.” Aku buru-buru merubah ekspresiku. “aku berkata seperti apa kata hatiku ra. Aku menyayangimu dan kuharap ini bukan sunset terakhir bersamamu” ia duduk diatas pasir dan aku mengikutinya. “apa maksudmu berkata seperti itu? Bukankah kau hanya perlu waktu sebulan dan akan kembali ke Indonesia?” aku menatapnya tajam. “ra dengarkan aku,sebulan itu bukan waktu yang singkat.dimana ada setidaknya tiga puluh hari. Dan aku tidak tahu tuhan memberiku waktu sampai kapan. Ra hal apapun nanti yang akan terjadi setelah aku tidak disampingmu, maukah kau berjanji untuk tetap melanjutkan hidupmu demi aku, atau setidaknya untuk dirimu sendiri?” sorot matanya meredup terpancar sebuah kesedihan dari sorot matanya. “apa maksudmu bayu?” aku masih tidak mengerti “berjanjilah ra” desaknya. “oke, I promise”. Dia menyentuh kepalaku lembut dan menyandarkannya dibahunya. Dalam hitungan menit lagi sinar mentari akan benar-benar hilang. “ra..” suara bayu membangunkanku. “ayo pulang hari sudah mulai gelap. Oiya ran anti malam kau datang ya ke resort. Kita makan malam bersama dengan keluargaku dan ajak mamamu.” Bayu melangkah pergi duluan dan aku menyusulnya setelah beberapa saat.
Malamnya aku benar-benar datang bersama mama, ya meski dengan sedikit perdebatan tapi akhirnya mama mau mengerti. “masuk ra, tante terimakasih sudah datang” bayu membukakan pintu. Acara makan mala mini berlangsung seperti pada umumnya. Berkenalan,beradu opini dan yang terakhir pamit. Aku kembali kekamar sekitar pukul sebelas malam dan langsung segera tidur karna beok pagi kita harus berkemas dan siangnya kita kembali ke Jakarta.
Jakarta, 10 juli 2017
Pagi ini aku bersiap masuk sekolah seperti biasa. Aku meneguk segelas susu dan berjalan menuju pintu “ra ada telfon. Tolong diangkat” mama berteriak dari dapur. “halo” suara diseberang mengawali pembicaraan. “iya dengan keluarga supantyo.maaf anda mencari siapa?” “ra? Sayang ini tante nak. Pesawat bayu mengalami kecelakaan sekarang ia dirawat di rumah sakit harapan indah.” Tanpa berpikir panjang aku menutup paksa sambungan teleponnya dan segera menuju rumah sakit harapan indah.
Aku menuju meja resepsionis untuk menanyakan dimana kamar bayu. Dan tanpa berpikir panjang segera berjalan ke sana. “tante, tante baik-baik saja ?” tanpa aku sangka tante resa—mama bayu.Memelukku “tante baik-baik saja ra, bayu hanya kembali ke new York sendirian karena tante masih memiliki sedikit urusan.” Jelasnya ketika melepaskan pelukan “lalu bagaimana keadaan bayu sekarang ?” “masih belum sadar” tante resa mengajakku masuk keruangan tempat bayu dirawat. “ra, boleh tante merepotkanmu?” “tentu” “tante titip bayu.ada urusan yang harus tante selesaikan” tante resa mengambil tasnya “baik tante”. Tubuh tante resa tenggelam dibalik pintu, hari ini aku memutuskan untuk tidak masuk kelas dan membuat ijin palsu bahwa aku sakit. Aku memadang setiap lekukan wajahnya. Hidungnya yang mancung yang kini tertutup oleh alat bantu pernafasan. “aku mengerti sekarang,apa maksud perkataanmu kala itu.”. “permisi..” seorang pria paruh baya dengan jas putihnya memasuki ruangan “bias nona tunggu diluar” seorang perawat yang membersamainya menyuruhku untuk keluar ruangan.aku menuruti perintahnya dan duduk dibangku yang telah disediakan, sesekali aku mengecek ponselku. Dua puluh menit kemudian pria paruh baya dan seorang perawat itu keluar ruangan “keluarga adnan bayu” panggilnya, aku segera bangkit dan mengikutinya memasuki ruangan. “pasien sudah siuman, tetapi kami perlu pemeriksaan lebih lanjut.kondisinya sudah cukup stabil,namun pasien masih diharuskan beristirahat total”. Aku hanya mengangguk mendengar penjelasanya setelah itu pria paruh baya itu meniggalkan ruangan.aku mendekat menuju ranjang bayu,ia berusaha bangun dan melepas alat bantu pernafasannya.aku melemparkan seulas senyum kepadanya namun ia malah memandangku sebaliknya,ia tampak kebingungan. “siapa kau ?” tanyanya. Dua kalimat yang seolah membuat duniaku runtuh seketika.bayu bertanya siapa aku?.aku berusaha tenang “aku ra, rashelma” aku mencoba menyakinkan.dan saat itu pintu terbuka,tante resa dating. “ra bisa ikut tante sebentar?” tante resa menarik lembut tanganku menuju keluar. “ra, maafkan tante.tapi ini diluar kehendak kita semua.bayu kehilangan ingatannya,amnesia parsial.hanya memory sebulan terakhir yang hilang.maka dari itu hari ini juga tante akan membawanya kembali ke new York.maafkan tante ra” tante resa menyelesaikan kalimatnya,kemudian memelukku dan memasuki ruangan kembali.aku memutuskan untuk pulang kerumah karena persaanku hancur begitu saja. “bayu,apakah aku terlambat untuk mengatakan. Aku juga mencintaimu” batinku dalam isak tangis.
Satu tahun kemudian,
Hari ini 7 juli tepat setahun setelah kejadian itu, aku? Telah lulus dari bangku SMA dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di daerah Yogyakarta.seperti ucapannya,aku harus tetap melanjutkan hidup dengan baik. Sore ini seperti kejadian setahun lalu aku berada dipantai yang sama namun dengan suasana yang berbeda. Dan hanya dalam hitungan menit lagi matahari mulai tenggelam. “excusme may i..” pria itu belum sempat menyelesaikan kalimatnya,aku menoleh dan bersiap untuk pergi. “ra tunggu.” Cegahnya,ia menhan pergelangan tangaku. “ra,semuanya terjadi karena takdir.bukan maksudku untuk melupakanmu” jelasnya “cukup bayu. Harusnya kau tidak kembali lagi,harusya kau tetap lupakan saja aku” “ra aku memang kehilangan ingatanku tapi aku berusaha untuk sembuh. Karena kalung itu, kalung itu selalu membayangiku dan akhirnya aku sembuh dan bisa mengingatmu lagi.” “dan aku berusaha melanjutkan hidupku tanpamu,seperti perkataanmu” bayu maju selangkah dan memeluk paksa tubuhku. “ra mulai sekarang aku ingin merubah kata-kataku, aku ingin kau melanjutkan hidupmu bersamaku, aku masih mencintaimu ra dan akan tetap begitu” “apa aku terlalu terlambat untuk mengatakan, aku juga mencintaimu?” mendengar kata-kataku bayu mempererat pelukannya. hanya butiran pasir dan ombak yang menyaksikan kejadian ini,menjadi saksi bisu bahwa ini bukan sunset terakhirku bersamanya.