Loading...
Logo TinLit
Read Story - 40 Hari Terakhir
MENU
About Us  

 

“Gue benar-benar nggak habis pikir kalau Randy bisa berbuat sejauh itu.” Dion yang sudah memegang sendok tidak menyentuh nasi dan potongan ayam berbumbu potongan daun jeruk di hadapannya. Tatapannya lurus ke depan, seolah tengah menerawang sesuatu yang jauh pada gedung kantor kepolisian yang ada di seberang jalan.

Lelah, tentu saja. Matahari bahkan sudah sepenuhnya tenggelam saat mereka keluar dari kantor polisi, dan untuk menetralkan kembali energi yang telah terbuang seharian, Dion mengajak Maria dan Milly menikmati makan malam di restoran cepat saji depan polsek, sementara Raina –yang sejak tadi sudah diteleponin terus-terusan oleh Leon –tak bisa bergabung dan memilih balik duluan naik angkutan kota,

“Kak Randy bahkan nggak pernah membicarakan hal ini ke kita,” sambung Maria, kemudian dihelanya napas panjang lewat mulut. “Ngerasa kecolongan banget.”

“Itu berarti kalian nggak benar-benar mengenal Randy.” Dengan suara tidak begitu jelas dan lebih mirip orang berkumur-kumur, Milly menjawab. Namun, sebelum menyambung perkataannya, dia terlebih dahulu menelan potongan ayam goreng keju di mulutnya. “Karena berbeda dengan kalian, hal ini justru nggak mengherankan sama sekali buatku.

“Jujur, sebetulnya menurutku Randy orang yang baik. Sangat baik, malah. Sayangnya, seperti yang kita semua ketahui ..., dia playboy. Jadi, sering disalah pahami.”

Maria dan Dion tersenyum mendengar pengakuan mantan kekasih Randy yang satu itu. Selain karena tahu betapa bucinnya wanita ini pada Randy, mereka pun paham betul kalau apa yang dikatakan Milly sama sekali tidak berlebihan. Dan salah satu alasan dia bisa mendapatkan hati banyak perempuan pun juga karena kebaikan hatinya. Sebuah kemampuan yang rasa-rasanya memang hampir dimiliki oleh setiap ‘buaya’ macam Randy.

“Itu mah sudah tabiatnya, Kak. Nggak bisa diubah.”

“Dia begitu juga bukan karena mau,” sergah Milly. “Setidaknya, pada awalnya.” Dia mengambil segelas kola di atas meja dan meneguk isinya. “Bukan maksudku ingin membelanya, tetapi kalian harus tahu bahwa Randy bisa tumbuh menjadi pria yang ..., karena trauma masa lalunya.” Dia melempar tatapan sendu pada Maria dan Dion secara bergantian. “Perceraian orang tuanya tidak mudah.”

“Kami tahu.”

Milly menggeleng. “Kalian tidak tahu. Kalau kalian tahu, tidak mungkin kalian sangsi padanya. Katakan saja, kalian sempat berpikir dia menjadi pelaku juga, kan? Sama seperti yang dituduhkan oleh Joana dan kakaknya, bukan?”

“Kami –“

“Dion, Maria,” sela Milly. “Ada sesuatu yang harus kalian ketahui tentang Randy ..., selama aku berpacaran dengannya, tidak sekalipun aku pernah bosan meminta Randy berobat.

“Dia bukan tidak mau, justru dia sudah semangat melakukan pengobatan. Termasuk untuk mulai bertahan pada satu perempuan. Kalian pikir, Randy berubah murni karena Joana?” Melihat kedua kawannya kebingungan, Milly segela menggeleng. “Nggak mudah buat Randy mengubah kebiasaannya.

“Aku masih ingat dengan jelas di saat dia menceritakan betapa buruk hubungannya dengan sang ayah. Randy membenci kelakuan papanya, tapi makin hari dia justru tumbuh seperti beliau.

“Jangan kalian pikir dia tidak tersiksa karenanya. Justru, Randy banyak mengalami ketakutan. Untuk itulah, aku memintanya datang ke psikolog.

“Setidaknya, kalaupun kami tidak bisa bersama, aku ingin mendampinginya pulih. Sekalipun sudah menjadi mantan, kami tetap bisa berteman, bukan?”

*_*

“SEMOGA KAK RAINA BISA DAPAT JUARA!” Kinan, keponakan Leon berteriak dengan kencang sebelum nasi kuning buatan ayahnya yang berada di tengah ruangan dipotong oleh empunya acara.

Tidak seperti rencana, perayaan justru diadakan di restoran ayam goreng dengan dihadiri oleh seluruh karyawan. Selain karena awal pekan tak banyak pesanan, Yunus dan Lia juga ingin berbagi kesenangan dengan pegawai mereka. Pun Raina juga cukup dekat dengan Ida dan Yoga, tidak ada salahnya mencari banyak dukungan.

“Jangan lupa minta keluarga kalian untuk ikutan voting Raina.” Yunus memperingati kedua karyawannya.

“Gampang.” Mbak Ida menyanggupi. “Tenang saja, Rain, aku bakal minta ayah, ibu dan adik-adikku buat mendukungmu. Kalau perlu semua orang di gang tempat tinggalku, aku minta juga.”

“Yang penting lo harus kasih performa terbaik, Rain!” Yoga tak mau kalah ikut menimpali. “Jangan sampai kita di sini sudah dukung lo semaksimal mungkin, malah lo sendiri yang nggak semangat.”

“Dan ingat, kalau ada yang ngiming-ngimingi lo apa pun, jangan digubris!” terang Lia. “Kamu belum lupa kan kejadian sepuluh tahun lalu?”

“Dia masih terlalu bocil, Sayang.”

“Oh iya. Jadi, intinya, dulu pernah ada seorang peserta yang bagus banget justru gagal lanjut ke babak selanjutnya karena dipacarin sama produser musik yang jadi bintang tamu. Kabarnya, dia diiming-imingi kesuksesan instan.”

“Apa pun yang instan itu nggak baik, Raina.”

“Alon-alon, asal klakon,” imbuh Lia.

Menyaksikan pemandangan tersebut, Randy yang sejak tadi terduduk di sudut ruangan hanya bisa tersenyum kecil.

Ada perasaan hangat yang merambat di dadanya saat menyaksikan betapa banyak orang yang peduli pada Raina. Paling tidak, tanpa kehadiran dia dan Rindu, gadis kecilnya itu tetap bisa bahagia dan dicintai orang sekitar.

Namun di sisi lain, Randy juga merasa pedih saat mengingat kembali kenangan masa lalunya bersama Luna.

Bukan hanya pandai menyanyi dan membuat lagu, Luna juga punya bakat alami sebagai bintang. Sayangnya, Randy tidak paham bagaimana mungkin gadis se-ber-prestasi itu bisa takut berkompetisi.

Andai Randy bisa mengulang waktu. Andai Tuhan memberinya kesempatan untuk melarang Luna pergi. Andai dia tidak mengundang Romi ke pestanya. Namun, bila semua andai itu dikabulkan, mungkin detik itu Randy tak akan pernah bertemu dengan Raina.

Putri kecil yang tidak pernah dia ketahui kehadirannya. Tanpa pernah hadir selama dua puluh tahun hidup Raina, masih berhakkah Randy bangga pada pencapaian anaknya?

*_*

Apakah setiap orang tua pasti merasa bangga pada pencapaian anaknya?

Sandy Bagaskara dan istrinya, Asri, baru saja keluar dari bandara dan sedang dalam perjalanan menuju kediaman mereka. Di dalam mobil mewah yang melaju di jalanan mantan ibu kota yang sesak, pria yang masih tampak sangat tampan di usia tujuh puluh tahun tersebut tampak menghubungi seseorang via telepon. “Anda tenang saja, masalah ini tidak akan berpengaruh pada kualitas persahabatan kita, Pak Dane.

“Namanya juga percintaan anak-anak, tetapi sayangnya, saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk Lusiana. Saya dan istri bisa saja memaafkan Joana, tetapi maaf sekali, untuk Lusi ..., kami tetap akan menyerahkan semuanya ke pengadilan. Dan kalau sampai terjadi apa-apa pada anak kami, saya tidak segan untuk melakukan yang seharusnya saya lakukan pada anak putri Anda.”

*_*

Seperti biasa, Randy menikmati malam di luar jendela kamar Raina. Balkon tanpa jalan keluar, dia menyebutnya. Menikmati udara dingin yang berembus sembari berharap bintang-bintang akan muncul di balik kota penuh awan hitam tersebut.

Randy merasa bahwa waktunya di dunia tidaklah akan lama. Dia mungkin akan mati, dan perasaan takut itu kian menjadi. Namun, alih-alih takut pada kematian itu sendiri, kini Randy jauh lebih takut bila harus meninggalkan Raina.

Apakah Raina akan hidup baik ke depannya? Apakah Leon bisa menjaga Raina? Dan apakah gadis itu bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik nantinya? Bagaimana bila Raina tetap miskin? Bagaimana kalau Leon mendadak berubah seperti Siswoyo? Dan siapa yang akan melindungi Raina? Siapa yang akan menjaganya?

“Ya Tuhan,” ucap Randy sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan. “Gue nggak pernah berdoa sebelumnya, Tuhan, tapi maukah Kau mendengarku? Aku mohon jaga anakku. Aku tahu, aku berdosa tapi dia sama sekali nggak ada sangkut pautnya denganku. Jangan buat dia menanggung karmaku, Tuhan.”

“Nggak ada anak yang menanggung dosa orang tuanya, Ran.” Suara Raina sontak membuat pria itu kaget dan langsung menoleh, benar saja, gadis itu ternyata telah berada di mulut jendela, bersiap keluar dari dalam kamar untuk menghampiri Randy.

“Raina?” Mata Randy membulat, kaget. “Kamu dengar?”

Gadis itu mengangguk, bibirnya mengembangkan senyum. “Sori. Gue nggak sengaja dengar doa lo.” Dia duduk di samping Randy. “Serius deh, Ran. Jangan percaya omongan orang-orang di sosmed. Nggak ada dosa turunan, seenggaknya di agama gue begitu. Masa iya Tuhan jahat? Sudah ngasih bapak yang jahat, masih tega ngasih pasangan yang jahat juga ke orang? Nggak lah. Tuhan nggak mungkin sejahat itu.”

Randy bergeming, tidak percaya kalimat itu akan meluncur dari mulut Raina.

“Lagian itu bukan sepenuhnya salah lo kok,” lanjut Raina dengan tatapan tertuju pada gemerlap lampu perkotaan di kejauhan. “Dalam kasus lo ..., lo bahkan nggak tahu anak itu ada.

“Jadi, bagaimana? Lo mau gue bantuin ngomong ke mantan lo?”

Mulut Randy rasanya getir, dan perutnya mendadak nyeri. Lalu, dia menggeleng. “Aku belum siap, Rain.”

“Terus, kapan lo siapnya?”

“Aku nggak mau dia menemuinya di saat kondisiku kayak begini.”

Raina mengangguk-anggukkan kepalanya. “Gue ngerti. Lo pasti takut kalau mantan lo nganggap ini halu, kan? Lo tenang saja kali, Ran. Kita sudah sejauh ini.”

“Ini beda, Raina.” Randy terdengar putus asa. “Kamu nggak akan bisa bantuin aku kali ini!” Dia menekan ucapannya, tetapi segera menyadari bahwa itu membuat Raina tak nyaman. “Maaf. Aku nggak seharusnya bicara begitu.”

“Nggak masalah,” jawab Raina. “Yang jelas, lo nggak seburuk itu kok, Ran. Maksud gue ..., lo bahkan memperlakukan kakaknya Joana –“

“Itu hanya hal kecil, toh, sudah jadi kewajibanku untuk ..., karena bagaimanapun juga akulah membawa Romi ke sana. Itu bagian dari tanggung jawabku. Kebaikan sebesar apa pun nggak bakal ada yang bisa menghapus dosa-dosaku, Raina.”

“Nggak ada manusia yang nggak berdosa, Randy.”

“Aku beda, Raina.”

“Apanya?”

Randy memejamkan matanya sejenak, menarik napas panjang lalu menghelanya lewat mulut. “Kalau nggak ada kejadian ini, gue mungkin nggak akan pernah tahu kalau ternyata ....”

“Itu berarti Tuhan percaya sama lo, Ran. Dia mau lo berubah. Nggak semua orang dapat kesempatan kedua.” Raina meletakkan tangannya ke belakang leher, lalu merebahkan punggungnya ke lantai yang diaci kasar itu, menatap langit hitam di atasnya. “Gue awalnya juga bertanya-tanya kenapa mendadak bisa lihat hantu, eh, ternyata Dia sengaja ngasih mentor buat gue.” Dia melirik Randy dan menaik turunkan sebelah alisnya. “Kalau nggak begini, mana mungkin seorang Randy Bagaskara mau ngajarin orang kayak gue? Ya, nggak?”

Randy terkekeh. “Biaya kursus gue mahal lho, Rain.”

“Ya gue tahu. Di tempat kurus nyanyi milik lo harganya selangit. Padahal bukan lo sendiri yang ngelatih. Oh iya, tabung lo bagaimana? Sudah bertambah?”

Randy merogoh saku celananya guna mengeluarkan benda yang dimaksud oleh Raina. “KKM.”

“HAH? SERIUS?” Raina duduk tanpa aba-aba, mukanya bunga. “Ini berarti?” Yang segera disambung anggukan kecil oleh Randy. “Ya Tuhan ....” Raina menutup mulutnya dengan kedua tangan, senang bukan main. “Ah, selamat, Randy. Kita harus kasih tahu Kak Dion dan yang lainnya.”

“Besok saja sekalian kalau gue sudah sadar. Kita buat kejutan untuk mereka. Bagaimana?”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Monday
306      239     0     
Romance
Apa salah Refaya sehingga dia harus berada dalam satu kelas yang sama dengan mantan pacar satu-satunya, bahkan duduk bersebelahan? Apakah memang Tuhan memberikan jalan untuk memperbaiki hubungan? Ah, sepertinya malah memperparah keadaan. Hari Senin selalu menjadi awal dari cerita Refaya.
Bifurkasi Rasa
138      118     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
2824      955     1     
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya! Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya! Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan! Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
UNTAIAN ANGAN-ANGAN
271      237     0     
Romance
“Mimpi ya lo, mau jadian sama cowok ganteng yang dipuja-puja seluruh sekolah gitu?!” Alvi memandangi lantai lapangan. Tangannya gemetaran. Dalam diamnya dia berpikir… “Iya ya… coba aja badan gue kurus kayak dia…” “Coba aja senyum gue manis kayak dia… pasti…” “Kalo muka gue cantik gue mungkin bisa…” Suara pantulan bola basket berbunyi keras di belakangnya. ...
Teman Berakhir (Pacar) Musuhan
740      454     0     
Romance
Bencana! Ini benar-benar bencana sebagaimana invasi alien ke bumi. Selvi, ya Selvi, sepupu Meka yang centil dan sok imut itu akan tinggal di rumahnya? OH NO! Nyebelin banget sih! Mendengar berita itu Albi sobat kecil Meka malah senyum-senyum senang. Kacau nih! Pokoknya Selvi tidak boleh tinggal lama di rumahnya. Berbagai upaya buat mengusir Selvi pun dilakukan. Kira-kira sukses nggak ya, usa...
[END] Ketika Bom Menyulut Cinta (Sudah Terbit)
1306      648     5     
Action
Bagaimana jika seorang karyawan culun tiba-tiba terseret dalam peristiwa besar yang mengubah hidupnya selamanya? Itulah yang dialami Maya. Hari biasa di kantor berubah menjadi mimpi buruk ketika teror bom dan penculikan melanda. Lebih buruk lagi, Maya menjadi tersangka utama dalam pembunuhan yang mengejutkan semua orang. Tanpa seorang pun yang mempercayainya, Maya harus mencari cara membersihka...
Paint of Pain
882      644     29     
Inspirational
Vincia ingin fokus menyelesaikan lukisan untuk tugas akhir. Namun, seorang lelaki misterius muncul dan membuat dunianya terjungkir. Ikuti perjalanan Vincia menemukan dirinya sendiri dalam rahasia yang terpendam dalam takdir.
BALTIC (Lost in Adventure)
4605      1523     9     
Romance
Traveling ke Eropa bagian Barat? Itu bukan lagi keinginan Sava yang belum terwujud. Mendapatkan beasiswa dan berhasil kuliah master di London? Itu keinginan Sava yang sudah menjadi kenyataan. Memiliki keluarga yang sangat menyanyanginya? Jangan ditanya, dia sudah dapatkan itu sejak kecil. Di usianya ke 25 tahun, ada dua keinginannya yang belum terkabul. 1. Menjelajah negara - negara Balti...
That's Why He My Man
818      561     9     
Romance
Jika ada penghargaan untuk perempuan paling sukar didekati, mungkin Arabella bisa saja masuk jajan orang yang patut dinominasikan. Perempuan berumur 27 tahun itu tidak pernah terlihat sedang menjalin asmara dengan laki-laki manapun. Rutinitasnya hanya bangun-bekerja-pulang-tidur. Tidak ada hal istimewa yang bisa ia lakukan di akhir pekan, kecuali rebahan seharian dan terbebas dari beban kerja. ...
Tic Tac Toe
386      312     2     
Mystery
"Wo do you want to die today?" Kikan hanya seorang gadis biasa yang tidak punya selera humor, tetapi bagi teman-temannya, dia menyenangkan. Menyenangkan untuk dimainkan. Berulang kali Kikan mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan perundungannya. Akan tetapi, pikirannya berubah ketika menemukan sebuah aplikasi game Tic Tac Toe (SOS) di smartphone-nya. Tak disangka, ternyata aplikasi itu b...