Loading...
Logo TinLit
Read Story - 40 Hari Terakhir
MENU
About Us  

“Tidak.”

Meskipun singkat tetapi jawaban Joana benar-benar tidak terduga dan membuat semua orang yang berada di sana melongo. Sebab selama dua tahun belakangan hubungannya dengan Randy Bagaskara bisa dikatakan sangat baik-baik saja, romantis bahkan mengantarkan keduanya sebagai pasangan selebriti terfavorit, berturut-turut keduanya menyabet penghargaan yang sama di beberapa stasiun televisi berbeda.

Tidak bisa dibanggakan, memang, terlebih kalau dibandingkan dengan penghargaan-penghargaan lain yang sebelumnya sudah pernah Randy raih sebagai penyanyi papan atas Indonesia sejak lima belas tahun terakhir, tetapi paling tidak ini telah membuktikan bahwa keduanya diidamkan oleh banyak orang, terutama para penggemar yang setiap hari memberikan dukungan di media sosial serta berlangganan di kanal Youtube pribadi milik Joana.

Pertemuan pertama mereka dimulai pada tiga tahun lalu, lebih tepatnya saat Joana menjadi pembawa acara untuk wawancara musik pada promosi album baru Randy di salah satu saluran Youtube musik terkenal di Indonesia, Raja Musika.

Berbekal sikap ramah dan selera musik yang sama, keduanya menjadi lebih dekat hingga memutuskan jalan bersama seminggu kemudian, yang sebagai youtuber tentu diabadikan oleh Joana di akun miliknya. Seketika penggemar berdatangan, memberikan komentar suka dan meminta keduanya kembali berkolaborasi. Tanpa sadar mereka kemudian berpacaran.

Namun satu yang pasti, Randy tidak pernah menyangka bahwa menjalin hubungan dengan selebriti sosial media akan mengantarkannya pada ekspektasi, karena sebelum-sebelumnya dia tidak pernah mendapatkan dukungan sedemikian besar, terlebih para penggemar terus memintanya melakukan banyak hal bersama Joana, ditambah mereka juga mengawasi gerak-gerik Randy.

Tidak ada lagi cerita Randy bisa jalan dengan perempuan lain di mal, bahkan asisten pribadinya, Maria, sempat ikut terseret dan mendapatkan perundungan sebelum pada akhirnya dia dan Joana memberikan klarifikasi.

Anehnya, Randy tidak keberatan dengan hal tersebut. Dia justru gembira dan berniat menikahi Joana. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dia pikirkan, bahkan Dion hanya tertawa saat Randy menyampaikan rencana tersebut. Seolah-olah meledek, tidak percaya.

“Lo serius?”

“Apa muka gue kelihatan bercanda?”

Dion yang sebelumnya nyengir langsung bangkit, menegakkan punggungnya dan menatap sang sahabat dengan penuh selidik. “Joana hamil?”

“Ngawur!” Randy melemparkan bungkus rokok di tangannya pada Dion, lalu berdiri. “Gue merasa kalau ini sudah waktunya. Usia gue sudah tiga puluh enam tahun, bukan waktunya lagi untuk main-main. Lagi pula, Joana memenuhi semua kriteria untuk dijadikan pasangan. Dia bukan hanya cantik tapi juga cerdas.”

“Kalau ngomongin cantik dan cerdas, semua cewek yang sebelumnya lo dekati juga begitu,” kata Dion sembari meletakkan kembali bungkus rokok ke atas meja tanpa mengalihkan pandangan dari wajah berbunga-bunga milik sahabat sekaligus rekan kerjanya tersebut.

Sebagai manajer Randy, Dion tentu paham betul bagaimana watak pria berambut hitam legam dengan kulit sawo matang tersebut, pria yang dikatakan sebagai salah satu selebriti paling populer dan berpengaruh di Indonesia, menjadi idola bagi banyak perempuan, tetapi sayang seribu sayang nyaris tidak pernah serius dalam percintaan.

“Milly? Kurang cantik dan pintar apa? Dia bahkan dosen. Mona? Jangan ditanya, kariernya juga bagus. Tapi ujung-ujungnya, lo tinggal juga.”

“Joana beda, Yon.”

“Lo dulu juga bilang begitu ke yang lain,” ungkap Dion penuh keraguan. “Pas masih pacaran dipuja, begitu bosan langsung dibuang begitu saja.

“Dengar, Ran! Menikah itu sangat berbeda dengan pacaran. Lo akan menghabiskan seumur hidup dengan perempuan yang sama, bahkan buat orang Asia kayak kita pernikahan bukan hanya antara kita dengan pasangan, melainkan juga dengan keluarganya. Lo nggak lupa kan Joana anak siapa?”

Randy menoleh, mengangguk penuh percaya diri. “Bokapnya petinggi kepolisian. Bukankah itu bagus?”

“Iya, tapi –”

Sebelum mulut Dion berkata-kata lebih banyak, Randy keburu menyela, “Sudah! Sudah! Keputusan gue sudah bulat! Gue di sini cuma kasih tahu, bukan minta restu. Mending sekarang lo bantuin gue menyiapkan acara lamarannya.”

Begitulah acara ini kemudian terjadi, sebuah acara lamaran mewah dengan nuansa gemerlap penuh lilin romantis di tepi pantai. Bahkan atas permintaan Randy, Dion sengaja mengosongkan pantai dari para turis dan hanya mengizinkan tamu undangan untuk masuk, beberapa di antaranya ialah orang tua Joana, teman-teman terdekat serta beberapa wartawan yang mendapatkan undangan eksklusif.

Hanya Joana yang tidak diberitahu. Randy juga meminta semua orang merahasiakannya dari gadis berambut pendek tersebut.

Yang Joana tahu, ini sekadar acara makan malam biasa. Tidak lebih. Itulah kenapa begitu melihat Randy berlutut dan menyodorkan sebuah cincin berlian bermata merah kepadanya, Joana sangat terkejut.

“Kamu mau kan menikah denganku?”

Randy kembali mengulang pertanyaan, membuat Joana menutup mulut dengan kedua tangan, serta penonton penasaran dengan jawaban yang akan keluar dari mulut gadis itu. Meski kebanyakan dari mereka –termasuk penonton di rumah –begitu yakin kalau Joana akan menerima Randy menjadi suaminya.

Bahkan Wina, ibu kandung Joana sudah menyeka air mata, menangis haru sambil memeluk suaminya. Sayangnya, mereka harus kecewa karena alih-alih mengangguk, Joana justru berjalan meninggalkan dermaga.

“Jo?” Randy buru-buru bangkit guna mengejar kekasihnya. “Tunggu! Kamu kenapa sih?”

Joana berhenti melangkah, lalu berbalik menatap pria bersetelan biru tersebut. “Aku yang harusnya tanya, kamu kenapa tiba-tiba bikin acara kayak begini? Kamu bahkan belum ngomong apa-apa ke aku lho.”

“Ini kejutan, Jo!” jawab Randy. “Kalau aku kasih tahu kamu …, dengar, Sayang!” Tangannya berupaya meraih tangan kiri Joana, yang seketika mendapat tolakan kasar. “Oke! Kalau kamu memang nggak mau jawab sekarang, nggak apa. Tapi kamu pakai dulu cincinnya ya.”

“Nggak!”

Pernyataan Joana bagai sambaran petir di malam berlangit gelap di pantai perkotaan. Yang bukan hanya menyambar Randy, tetapi juga semua orang termasuk penonton di rumah. “Sayang, kita lagi dilihat banyak orang lho.”

“Terus kenapa? Kamu kan yang mengundang mereka? Biar sekalian mereka tahu kalau aku nggak mau menikah sama kamu,” tegas Joana sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan lokasi, disusul oleh orang tuanya yang tergopoh-gopoh, tentu setelah berpamitan dan meminta maaf kepada Randy.

“Biar Om bicarakan dulu ke dia.” Ronald Suseno Dane, ayah kandung Joana hanya menepuk-nepuk calon menantunya yang gagal dengan penuh empati sebelum pergi.

*_*

Begitulah kehidupan seorang Randy berubah dalam sekejap, karena kurang dari dua jam setelah siaran langsung penolakan Joana, gadis itu membuat pernyataan resmi di kanal Youtube pribadinya.

Sebuah klarifikasi sekaligus permintaan maaf yang ditujukan untuk para penggemar. Dengan berderai air mata Joana menyatakan di depan kamera, “Bukannya aku nggak mencintai Randy, justru sebaliknya aku sangat mencintainya. Bisa dibilang seluruh duniaku selama dua tahun belakangan hanya berpusat pada Randy. Hanya saja, dia nggak begitu. Hidup Randy penuh dengan perempuan. Aku nggak siap kalau harus diselingkuhi lebih jauh lagi. Aku juga nggak siap merasakan sakit lebih lama lagi, karena asal kalian tahu, Randy sama sekali jauh dengan apa yang ada di kamera. Dia kasar, sering main perempuan dia juga suka mukulin aku.”

Dion dan Maria yang menyaksikan video tersebut melalui televisi di rumah pribadi Randy seketika menoleh, menatap pria tersebut yang terduduk lemas di sofa ruang tamu.

“Ini benar?”

Pertanyaan Maria langsung dibalas pelototan mata tajam dari Randy. “Lo pikir? Memang dasar manipulatif itu cewek. Bisa-bisanya dia fitnah gue kayak begini.”

“Masalahnya dia punya bukti visum dan bakal bawa masalah ini ke kantor polisi,” sahut Dion. Pria berkaca mata itu hanya bisa geleng-geleng kepala, lalu memijit keningnya sendiri. “Hancur! Hancur! Semua yang sudah kita bangun dengan susah payah lenyap begitu saja dalam sekejap.”

“Semua orang menghujat dan meminta Kak Randy ditangkap,” Maria menunjukkan layar ponselnya pada dua pria di hadapannya.  “Bahkan di X ada banyak netizen yang bongkar twit-twit lama Kak Randy. Astaga!” dia membelalakkan mata, menutup mulut dengan sebelah tangan. “Mereka juga tahu kalau Kak Randy pernah dituntut sama Kak Mona atas kasus penipuan?”

“Mereka percaya?”

Pertanyaan Randy seketika membuat dua kawannya itu menoleh, tanpa sepatah kata pun tetapi tatapan mereka seolah berkata, “Lo pikir?”

“Terus gue harus gimana?”

Dion menjawab dengan lemah. “Tahu deh. Gue balik dulu. Nanti gue pikirin lagi.”

“Gue juga pamit, Kak, sudah ditungguin keluarga di rumah.” Maria ikut bangkit, menyusul Dion yang lebih dulu berjalan ke arah pintu. Meninggalkan Randy yang depresi seorang diri.

Randy sendiri tidak kuat membaca komentar jahat di akun media sosialnya. Dan untuk menghilangkan stres, dia memilih meminum beberapa teguk alkohol di rumah, karena untuk ke bar saja tidak mudah. Bila ada yang mengetahui dia pergi ke klub, pasti akan ada yang menggoreng-nya. Lengkap dengan narasi-narasi penuh giringan dan merusak namanya.

Tepat ketika jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam, ponsel pintarnya berdering. Setengah mabuk, Randy mengangkat tanpa melihat siapa yang menelepon. “Halo?”

“Apa kabar, Sayang?”

Mendengar suara Joana yang ada di seberang, mata Randy seketika terbuka. “Jo? Kamu apa-apaan sih? Kenapa bikin video kayak begitu? Kamu mau hancurin hidup aku?”

“Memang.” Joana tertawa setelah mengatakannya. “Kenapa? Nggak senang?”

“Gila kamu!” gumam Randy. “Aku nyangka kamu bisa kayak gini.”

“Sama. Aku juga nggak nyangka kamu bisa nipu orang sampai milyaran rupiah.”

Ucapan Joana seketika membuat Randy tercekat, sekujur tubuhnya mendadak kaku dan udara di sekitarnya menipis, sampai-sampai dia butuh berpegangan pada dinding untuk tetap berdiri. “Mau kamu apa?”

“Aku hanya penasaran, kalau semua bukti-bukti ini aku sebarin di youtube kira-kira reaksi orang-orang bakal gimana ya? Atau, kalau nggak, apa aku titipkan saja ke Bokap? Karena kan aku dengar kamu juga sudah dituntut sama –”

“Nggak usah basa-basi! Bilang saja kamu mau berapa?”

Terdengar suara ketukan kecil di seberang telepon, seolah Joana sengaja mengulur waktu, menekan kesabaran Randy. Beberapa kali pemuda itu perlu mengulang pertanyaan, mendesak hingga Joana pada akhirnya tertawa, dengan berbisik dia mengatakan, “Dengar, Ran, jangan kamu pikir aku butuh uang haram kamu.”

“Jangan bertele-tele!” Randy berteriak pada ponsel pintarnya, muka pria muda tersebut memerah, macam kepiting rebus yang dibumbui saos cabai. “Jadi, mau kamu apa? Kenapa kamu hancurkan hidup aku, Joana?”

“Kalau kamu mau tahu temui aku di tempat biasa sekarang. Aku tunggu sebelum tengah malam. Nanti kamu akan tahu jawabannya.”

Klik.

Sambungan diputus.

Tak ingin membuang banyak waktu, Randy bergegas mengambil kunci mobilnya di dalam lemari penyimpanan, lalu mengemudikan kendaraan tersebut melewati jalanan perkotaan yang padat. Beberapa kali dia mengklakson kendaraan lain, apalagi jam di dashboard mobil telah menunjukkan pukul sebelas empat puluh lima.

Begitu melewati lampu merah, Randy segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sangat tinggi. Satu-satunya yang ada di kepalanya sekarang hanyalah Joana. Dari mana perempuan itu bisa mendapatkan bukti-bukti penipuan yang dia lakukan? Dan apakah tujuan Joana mendekatinya selama ini? Mungkinkah gadis itu agen yang dikirim pihak kepolisian?

Persetan dengan semua itu.

Randy hanya ingin kariernya selamat. Dia tidak rela jika harus kehilangan segala pencapaian yang sudah payah dia bangun sejak muda. Saking kalut isi kepalanya, Randy sampai tidak sadar saat sebuah kendaraan sepeda motor mendadak menyeberang, beruntung dia bisa dengan cepat menginjak rem.

“Goblok! Mau mati lo!” Randy berteraik dari jendela, memaki pemuda berjaket dengan logo salah satu restoran ayam goreng yang hampir dia tabrak. “Kalau naik motor pakai mata.”

Walau tidak sepenuhnya salah, pemuda itu mengangguk, mengucap maaf dan melanjutkan kembali kendaraannya. Di sisi lain, Randy juga melanjutkan perjalanan, pukul tengah malam hanya tersisa beberapa menit lagi, sementara di depan terdapat lampu merah yang akan memakan waktu cukup lama.

Merasa mampu, Randy menginjak gas mobil dan hendak menyeberang sebelum lampu kuning berubah warna. Sayangnya, dugaan Randy salah karena tepat saat dia melintasi garis putih terdengar suara klakson panjang dari arah kanan, yang begitu dia toleh terdapat sebuah truk besar melaju menuju ke arahnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Paint of Pain
1117      738     33     
Inspirational
Vincia ingin fokus menyelesaikan lukisan untuk tugas akhir. Namun, seorang lelaki misterius muncul dan membuat dunianya terjungkir. Ikuti perjalanan Vincia menemukan dirinya sendiri dalam rahasia yang terpendam dalam takdir.
Samudra di Antara Kita
35181      5731     136     
Romance
Dayton mengajar di Foothill College, California, karena setelah dipecat dengan tidak hormat dari pekerjaannya, tidak ada lagi perusahaan di Wall Street yang mau menerimanya walaupun ia bergelar S3 bidang ekonomi dari universitas ternama. Anna kuliah di Foothill College karena tentu ia tidak bisa kuliah di universitas yang sama dengan Ivan, kekasihnya yang sudah bukan kekasihnya lagi karena pri...
After School
3346      1363     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
Reandra
2044      1144     67     
Inspirational
Rendra Rangga Wirabhumi Terbuang. Tertolak. Terluka. Reandra tak pernah merasa benar-benar dimiliki oleh siapa pun. Tidak oleh sang Ayah, tidak juga oleh ibunya. Ketika keluarga mereka terpecah Cakka dan Cikka dibagi, namun Reandra dibiarkan seolah keberadaanya hanya membawa repot. Dipaksa dewasa terlalu cepat, Reandra menjalani hidup yang keras. Dari memikul beras demi biaya sekolah, hi...
Potongan kertas
936      486     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
Sekotor itukah Aku
22474      3856     5     
Romance
Dia adalah Zahra Affianisha. Mereka biasa memanggilnya Zahra. Seorang gadis dengan wajah cantik dan fisik yang sempurna ini baru saja menginjakkan kakinya di dunia SMA. Dengan fisik sempurna dan terlahir dari keluarga berada tak jarang membuat orang orang disekeliling nya merasa kagum dan iri di saat yang bersamaan. Apalagi ia terlahir dalam keluarga penganut islam yang kaffah membuat orang semak...
Merayakan Apa Adanya
488      351     8     
Inspirational
Raya, si kurus yang pintar menyanyi, merasa lebih nyaman menyembunyikan kelebihannya. Padahal suaranya tak kalah keren dari penyanyi remaja jaman sekarang. Tuntutan demi tuntutan hidup terus mendorong dan memojokannya. Hingga dia berpikir, masih ada waktukah untuk dia merayakan sesuatu? Dengan menyanyi tanpa interupsi, sederhana dan apa adanya.
Anak Magang
123      115     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Atraksi Manusia
515      381     7     
Inspirational
Apakah semua orang mendapatkan peran yang mereka inginkan? atau apakah mereka hanya menjalani peran dengan hati yang hampa?. Kehidupan adalah panggung pertunjukan, tempat narasi yang sudah di tetapkan, menjalani nya suka dan duka. Tak akan ada yang tahu bagaimana cerita ini berlanjut, namun hal yang utama adalah jangan sampai berakhir. Perjalanan Anne menemukan jati diri nya dengan menghidupk...
Yu & Way
169      137     5     
Science Fiction
Pemuda itu bernama Alvin. Pendiam, terpinggirkan, dan terbebani oleh kemiskinan yang membentuk masa mudanya. Ia tak pernah menyangka bahwa selembar brosur misterius di malam hari akan menuntunnya pada sebuah tempat yang tak terpetakan—tempat sunyi yang menawarkan kerahasiaan, pengakuan, dan mungkin jawaban. Di antara warna-warna glitch dan suara-suara tanpa wajah, Alvin harus memilih: tet...