Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nemeea Finch dan Misteri Hutan Annora
MENU
About Us  

Nemeea tertegun, memandang tulisan tangan Pat.
Jari-jari langsingnya gemetar memandang kata-demi kata yang tertulis di atas kertas. Master Boni yang memahami hancurnya hati Nemeea,  mengambil posisi berat sebagai pengambil keputusan. “Nemeea, kita ke rumahku sekarang, aku mungkin memiliki informasi mengenai lokasi Idris Velarion.”
Rumah Master Boni hanya berjarak dua rumah dari Nemeea, namun jarak itu terasa begitu jauh. Nemeea mengikuti Master Boni. Langkahnya gontai. Master Boni mempersilahkan Nemeea masuk dan duduk di bangku yang terbuat dari kayu sebelum secara serius memandang kepada lemari tuanya yang antik. Lemari itu memiliki ukiran yang indah dan terbuat dari kayu yang baik kualitasnya. Tak lama setelah itu, dia mengambil dingklik dari sudut ruangan dan mulai menggunakan penopang itu untuk mencari di bagian lemari yang tertinggi. Kegiatan itu membuahkan hasil karena kemudian Master Boni menarik sebuah perkamen dari lemari dan menyerahkan perkamen itu kepada Nemeea. “Peganglah baik-baik sementara aku turun dari kursi.”
Nemeea mengambil perkamen itu dengan patuh, lalu menggenggamnya dengan erat. Master Boni menyadari Nemeea yang masih terkejut tidak bisa berbuat apa apa bagi pencarian Pat. Dia memaksa Nemeea duduk, lalu memanggil Gladys dari rumahnya. Gladys datang tergopoh bersama Priscilla dan Russel.
Nemeea memandang Priscilla, pandangannya kosong. Priscilla memeluknya, disusul dengan  Gladys. Tangis Nemeea mulai terdengar.
“Kasihan betul kau Nemeea! Mata mu jadi merah dan bengkak begini!” Gladys menepuk nepuk bahu Nemeea, lalu memeluknya kembali.
“Aku akan mengambil teh yang kujerang pagi ini. Kau harus minum teh itu agar tenang, aku menjerangnya dengan baik pagi ini.” ucap Priscilla, lalu menghilang di ambang pintu.
“Mengapa Pat melakukan ini pada ku?” isaknya.
Di satu sisi, sepupu Priscilla, Russel, duduk dengan ribut di salah satu kursi kayu milik Master Boni. Decitan kursi kayu itu menenggelamkan suara tangis Nemeea. “Kau harus kuat Nemeea, kau Kakaknya. Adikmu itu sekarang mungkin menunggumu.” kata Russel.
Priscilla melewati ambang pintu dengan teko teh di tangannya. Teko teh itu mengeluarkan wangi harum menenangkan. Dia menuangkan teh itu ke dalam cangkir yang terbuat dari tanah liat, uapnya mengepul di udara. “Minumlah dulu, biarkan Russel dengan dirinya sendiri.” ucap Priscilla. “Bagaimanapun kau kaget karena berita ini, tenangkan dirimu dulu.”
Russel membuang pandangannya, tidak suka dengan ucapan menohok dari sepupunya.
Sedang Master Boni gundah, dia ingin menolak ucapan Russel, tapi ucapannya memang ada benarnya.
“Nemeea maafkan aku, tapi aku setuju dengan Russ. Kau harus menguatkan diri, demi Pat.” ucap Master Boni.
Nemeea mengusap air matanya yang enggan pergi lalu menatap Master Boni. 
“Tapi, apa yang harus kulakukan Master Boni? Aku tidak tahu kemana mereka pergi dan Liana membawa elang, di belahan Stredelon mana aku harus mencari mereka? Sudah sejauh apa mereka pergi?” kata-kata mengalir dari mulut Nemeea, bicaranya berdengung, matanya sembab dan bengkak.
Master Boni membentangkan perkamen ya di atas mejanya.
“Peta lama Stredelon,” jawab Master Boni. Di atas perkamen yang terbuat dari kulit lembu itu, tergambar dengan jelas peta rinci mengenai Stredelon. 
Nemeea menguatkan diri untuk bangkit, Priscilla membantunya.
“Perkamen ini sudah tidak beredar lagi sejak masa invasi. Sebagian besar desa-desa di dekat Pusatk Kota Stredelon sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinta.” Jari-jari Master Boni yang berwarna oranye menelusuri peta itu. “Nah ini dia, Lembah Gunung Erba.”
Nemeea memandang serius pada sebuah lembah yang dikelilingi pegunungan.
“Ini benar-benar lokasi Lembah yang Liana sebut semalam?” tanya Nemeea.
“Nama itu sudah lama tidak terdengar, karena jalan masuknya tertutup bebatuan besar, membuat wilayah itu tidak bisa dihuni lagi.” ucap Master Boni. “Akan tetapi, kita lihat sendiri, Liana, pembimbing magis Pangeran Idris adalah makhluk magis yang kuat. Kurasa dia dengan mudah memindahkan batu-batu itu.” jelas Master Boni.
“Lokasi ini bisa aku capai dengan mudah Master Boni?” tanya Nemeea.
“Kita bisa mencapai lokasi ini dalam satu setengah hari perjalanan.” tanya Master Boni.
“Kita?”
“Nemeea, tentunya ini bukan hanya masalahmu saja. Aku juga terlibat dalam masalah ini. Aku telah membuka percakapan mengenai Idris Velarion.” kata Master Boni mantap.
Sudut alis Nemeea terangkat, “aku tidak menyalahkanmu sama sekali Master Boni. Kau tidak berkewajiban ikut, ini perjalanan yang berbahaya, dan… ”
“Nemeea,” Master Boni memotong ucapan Nemeea “Bahkan jika aku tidak merekomendasikan Idris Velarion, aku akan tetap membantu. Kau tetanggaku!”
“Aku juga akan ikut Nemeea,” Priscilla menepuk bahu Nemeea mantap.
Nemeea melongo, ia melihat Priscilla.
“Kau tahu, aku mungkin bisa berguna,” ucap Russel.
“Aku akan menyiapkan apapun yang kalian butuhkan.” Gladys menggenggam tangan Nemeea.
“Kalian… Terimakasih.” hati Nemeea menghangat. Air mata mengalir lembut ke pipinya, kali ini bukan karena rasa sedih, namun rasa haru yang membuncah dalam hatinya.

***

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menyiapkan perbekalan. Dalam waktu singkat persiapan Nemeea dan Master Boni telah selesai. Setelah diskusi singkat, Priscilla dan Russel memutuskan untuk tinggal di desa huma penyembuh, dengan alasan siapa tahu Pat pulang terlebih dahulu kesini.
“Kurasa ini keputusan yang tepat,” ucap Master Boni. “Dengan kalian ada disini, kami akan lebih tenang, setidaknya jika Pat memutuskan kembali, akan ada kalian yang menjaganya.”
Waktu yang mereka miliki untuk menemukan Pat dan membawanya pulang ke desa huma penyembuh kurang dari enam hari, “Aku tahu aku juga musti kembali kesini cepat-cepat, aku adalah jaminan bagi desa ini.”ucap Nemeea.
Mata cokelat Nemeea menatap padang rumput yang membentang di hadapannya. Ia hanya bisa berharap bisa segera menemukan Pat dan membawanya pulang.
“Tidak udah kau pikirkan hal itu,” ucap Priscilla. “Aku yakin kau akan pulang sebelum waktu yang ditentukan oleh Eryndel Mournshade.”
Russel memandang Nemeea sangsi, namun memilih tidak mengatakan apa-apa.
“Kalian adalah penjelajah tercepat di desa ini. Aku yakin kalian akan mampu menemukan Pat dan membawanya pulang ke desa huma penyembuh.” Gladys menggenggam tangan Nemeea erat.
Master Boni menepuk bahu Nemeea, “kami akan menemukan Pat, doakan kami ya agar perjalanan kami lancar dan bisa kembali dengan selamat.”
“Kami akan mendoakan kalian,” ucap Gladys lirih.

Master Boni dan Nemeea memulai perjalanan dengan kecepatan tinggi. Mereka setidaknya sudah berlari selama setengah hari. Matahari sudah mulai condong ke arah barat. Akan tetapi, sampai saat ini, mereka belum menemukan jejak Pat ataupun Liana.
Nemeea menghela napas berat, “Master Boni, sebenarnya kemana perginya mereka? Apakah jalan nya benar-benar hanya satu ini saja yang menuju Lembah Gunung Erba?”
Master Boni, menelusuri peta Stredelon di tangannya, “Pada peta lama memang demikian, jalan ini hanya satu saja.”
“Rimbun sekali jalan disini Master Boni, aku tidak yakin bahwa seseorang lewat baru-baru ini. Seandainya ada patahan daun, atau jejak kaki di tanah ini, atau apapun yang bisa membuat ku lebih yakin bahwa jalan ini adalah jalan yang benar,”
Master Boni mengangkat wajah dari peta tuanya, dia menandai cabang pohon terdekat dengan gumpalan bulunya.
“Kalau aku jadi Liana, aku tidak akan lewat jalan yang ada di peta,” ucap Master Boni. “Terlalu mudah untuk dilacak.”
“Aku pun berpikir hal yang sama. Akan tetapi, dia tidak mungkin juga mengambil jalur yang benar-benar baru.”
“Dan biasanya jalan itu juga tidak jauh dari jalur utama.”
“Kita bisa berpencar Master Boni,”
“Ya, bertemu lagi disini ketika matahari semakin di sudut ya. Ini kesempatan kita menemukan jejak, sebelum matahari terbenam.”
Master Boni bergerak ke arah utara, sedangkan Nemeea cenderung ke timur laut. Liana tentu memahami medan disini dibanding dengan dirinya dan Master Boni. Akan tetapi, jika Liana membawa Pat yang belum berpengalaman menyusuri hutan, Liana akan memilih jalan yang mudah, atau bahkan terbang sekalian dengan Kaelion!
Nemeea menyibak dedaunan demi menemukan secercah harapan akan jejak yang nyata.
“Nemeea!” Suara master Boni yang menggelegar menembus dedaunan. Kuping runcing Nemeea bergerak kencang, lalu ia berlari ke arah suara.
“Hei ada apa!”seru Nemeea.
“Aku menemukan sesuatu.” gumam Master Boni. Nemeea memperhatikan jejak yang saat ini sedang diteliti Master Boni. Nemeea sedikit tahu mengenai hewan apa yang bisa meninggalkan jejak sebesar itu.
“Gajah, kurasa kau menemukan jejak gajah Master Boni.” ucap Nemeea.
Cuping hidung Master Boni kembang-kempis, mengendus jejak gajah itu dengan seksama.
“Bukankah hal itu hal biasa Master Boni? Gajah sering melintasi tempat ini.” Nemeea penasaran dengan jejak yang ditemukan Master Boni.
“Jejak ini baru terebntuk Nemeea, tampak dibuat agar seseorang dapat sampai ke tempat tujuan dengan lebih cepat, dan mudah. Lihat, jalan ini cukup landai, cabang-cabang juga dibentuk dan dipatahkan segaris dengan jalur dari peta lama.”
“Benarkah?!” Nemeea ganti memandangi peta milik Master Boni. Ternyata betul, jalan ini sejajar dengan jalan dari peta lama.
“Ayo kita telusuri, jika betul jalan ini dibentuk sejajar, di depan akan berkelok sedikit sebelum menuruni ceruk itu sedikit.” ucap Master Boni.
Nemeea mengikuti Master Boni, menelusuri jalan yang penuh dengan dahan pohon yang baru patah itu. Perasaan Nemeea  menguat setiap melihat dahan pohon itu, tanah yang penuh rumput menyulitkan Nemeea melihat jejak di tanah, memang terlihat jejak gajah yang membentuk jalan ini. Tetapi yang Nemeea cari bukan hanya jejak gajah, melainkan tapak mungil milik adiknya, Pafeta!
Setelah melewati jalan yang melandai, mereka berdua menemukan fakta bahwa jalan itu berbelok, persis sejajar dengan jalur utama. Semangat Nemeea membara, dia bergerak dengan cepat menyusuri jalan baru itu.
“Apa yang kau pikirkan sekarang Nemeea?” tanya Master Boni.
“Kurasa Pat sudah bersama Liana.” jawab Nemeea. “Dan gajah itu membantunya membuka jalan. Gajah terkenal setia dengan raja terdahulu kan Master Boni?”
“Iya. Aku sejujurnya masih belum paham mengapa makhluk magis itu dia tidak membawa Pat dengan Kaelion.”
“Tidak apa-apa, kurasa ada baiknya bagi kita, jika kaki-kaki ini kumaksimalkan kerjanya, kita bisa menyusul mereka.”
Angin berhembus dalam vegetasi tertutup seperti sebuah aliran napas segar di tengah kelembaban hutan. Nemeea menarik napas dalam-dalam, mengambil udara dalam lompatannya di serasah hutan yang berlumut. Dia harus segera menemukan Pat!
Pat belum pernah berkelana sendiri di Stredelon, dan itu membuat Nemeea khawatir.
Matahari mulai menghilang, hanya cahaya remang-remang yang bisa dilihat. Nemeea memutuskan untuk memanjat pohon rimbun. Dengan perlengkapannya, ia naik ke salah satu dahan pohon, kaki-kakinya yang ringan membantu melakukannya. Dari atas, Nemeea bisa melihat jalan yang baru saja dibentuk, jalan itu berliku dan tampak berujung di sebuah puncak bukit. Nemeea mengedarkan pandangannya dan melihat jalan utama yang mereka tinggalkan, hal itu menandakan perjalanan mereka tepat.
“Dari atas terlihat dua jalur Master Boni, jalur ini sudah tepat. Mungkinkah Pat sudah masuk ke Lembah Gunung Erba?”
“Untuk masuk ke Lembah Gunung Erba, kita perlu menemukan celah berbatu Nemeea, tempat bebatuan yang mengubur jalan masuk ke Lembah. Aku khawatir pekerjaan mencari celah ini akan menjadi sulit karena vegetasi yang lebat juga ketiadaan sinar matahari.”
“Kurasa jika rombongan Idris Velarion betul tinggal disini, mereka akan punya jalur khusus Master Boni, selain celah berbatu itu.”
“Aku yakin dengan hal itu.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
No Life, No Love
1277      951     2     
True Story
Erilya memiliki cita-cita sebagai editor buku. Dia ingin membantu mengembangkan karya-karya penulis hebat di masa depan. Alhasil dia mengambil juruan Sastra Indonesia untuk melancarkan mimpinya. Sayangnya, zaman semakin berubah. Overpopulasi membuat Erilya mulai goyah dengan mimpi-mimpi yang pernah dia harapkan. Banyak saingan untuk masuk di dunia tersebut. Gelar sarjana pun menjadi tidak berguna...
Ikhlas Berbuah Cinta
1231      831     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Cinderella And The Bad Prince
1468      996     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
Langit Tak Selalu Biru
83      70     4     
Inspirational
Biru dan Senja adalah kembar identik yang tidak bisa dibedakan, hanya keluarga yang tahu kalau Biru memiliki tanda lahir seperti awan berwarna kecoklatan di pipi kanannya, sedangkan Senja hanya memiliki tahi lalat kecil di pipi dekat hidung. Suatu ketika Senja meminta Biru untuk menutupi tanda lahirnya dan bertukar posisi menjadi dirinya. Biru tidak tahu kalau permintaan Senja adalah permintaan...
Tanda Tangan Takdir
216      176     1     
Inspirational
Arzul Sakarama, si bungsu dalam keluarga yang menganggap status Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai simbol keberhasilan tertinggi, selalu berjuang untuk memenuhi ekspektasi keluarganya. Kakak-kakaknya sudah lebih dulu lulus CPNS: yang pertama menjadi dosen negeri, dan yang kedua bekerja di kantor pajak. Arzul, dengan harapan besar, mencoba tes CPNS selama tujuh tahun berturut-turut. Namun, kegagal...
Konfigurasi Hati
557      380     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
HABLUR
1031      481     6     
Romance
Keinginan Ruby sederhana. Sesederhana bisa belajar dengan tenang tanpa pikiran yang mendadak berbisik atau sekitar yang berisik agar tidak ada pelajaran yang remedial. Papanya tidak pernah menuntut itu, tetapi Ruby ingin menunjukkan kalau dirinya bisa fokus belajar walaupun masih bersedih karena kehilangan mama. Namun, di tengah usaha itu, Ruby malah harus berurusan dengan Rimba dan menjadi bu...
FINDING THE SUN
529      257     15     
Action
Orang-orang memanggilku Affa. Aku cewek normal biasa. Seperti kebanyakan orang aku juga punya mimpi. Mimpiku pun juga biasa. Ingin menjadi seorang mahasiswi di universitas nomor satu di negeri ini. Biasa kan? Tapi kok banyak banget rintangannya. Tidak cukupkah dengan berhenti dua tahun hanya demi lolos seleksi ketat hingga menghabiskan banyak uang dan waktu? Justru saat akhirnya aku diterima di k...
Langkah Pulang
484      341     7     
Inspirational
Karina terbiasa menyenangkan semua orangkecuali dirinya sendiri. Terkurung dalam ambisi keluarga dan bayang-bayang masa lalu, ia terjatuh dalam cinta yang salah dan kehilangan arah. Saat semuanya runtuh, ia memilih pergi bukan untuk lari, tapi untuk mencari. Di kota yang asing, dengan hati yang rapuh, Karina menemukan cahaya. Bukan dari orang lain, tapi dari dalam dirinya sendiri. Dan dari Tuh...
Let Me be a Star for You During the Day
1077      583     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...