Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nemeea Finch dan Misteri Hutan Annora
MENU
About Us  

Nemeea, Pafeta dan Master Boni, berjalan beriringan menuju rumah mereka di desa huma penyembuh.
Pertemuan di rumah Gladys sudah usai. Nemeea memandang pekarangan rumah Gladys, Liana, makhluk magis pembimbing Idris Velarion terlihat bersama Kaelion, elang raksasa yang dengan senang hati merebahkan badannya di pekarangan Gladys. Setelah memastikan Kaelion nyaman, Liana memasuki tendanya, yang terbuat dari sulur dengan semburat ungu yang nyata.
Nemeea mengambil napas, menjauh dari keinginan kecilnya untuk bersama Liana menghadap Idris Velarion. Betapa bahagianya ia jika ia bisa berbicara kepada Idris tentang rencana Master Boni dengan totem intan milik Stredelon. Waktu pelunasan pajak adalah tujuh hari. Jika dia berhasil membujuk Idris, Nemeea terbebas dari janji dan bisa terus bersama Pat, di rumah mereka, di desa huma penyembuh. Nemeea membayangkan membangun rumah kayu untuk  tupai yang mereka ambil dari ladang terbengkalai. Dia bisa mewujudkan rencana itu bersama Pafeta. 
Rasa sesal muncul dalam hatinya, mengapa ia tidak menanyakan mengenai totem itu? Apa seharusnya dia bertanya mengenai totem itu? Perjalanan menuju rumah mereka penuh kerikil.
“Aku tidak paham dengan mu Kak,” ucap Pat. “Mengapa kau berusaha keras menyembunyikan rencana Master Boni?”
“Kita baru mengenalnya satu malam Pat,” Nemeea menyampaikan satu-satunya alasan yang terdengar logis di kupingnya.
“Liana tidak merasa tidak enak hati dengan kita.” ucap Pat.
Nemeea tidak mempunyai jawaban untuk pernyataan Pat yang menurutnya ada benarnya. Jawaban justru dilontarkan oleh Master Boni.
“Pat, kali ini aku setuju dengan Kakakmu,” ucap Master Boni. “Problematika Liana adalah soal lain, dia memikirkan negara ini. Kita memikirkan nasib kita sendiri.”
“Master Boni, bukan kau yang harus berpisah dengan keluarga mu jika tidak bisa menawarkan hal lain sebagai jaminan!” Pafeta berkata gusar. Nemeea terkejut mendengar jawaban Pat.
“Pat, aku tidak pernah mengajari mu mengatakan hal seperti itu! Itu tidak sopan!” Nemeea berseru kepada Pafeta.
Pat terkejut, bola matanya berkaca-kaca. Belum pernah kakaknya berkata selantang itu kepadanya. Untung saja rumah mereka sudah di depan mata. Dia segera berlari ke dalam rumah dan masuk ke kamarnya.
“Master Boni, maafkan aku. Kelakuan Pafeta hari ini benar-benar luar biasa,” ucap Nemeea. Dari ekor matanya, Nemeea dapat melihat lampu kamar Pat dinyalakan. 
Master Boni menggeleng. “Tidak apa-apa, wajar dia bertindak seperti itu.”
“Aku akan menyuruhnya minta maaf kepada mu besok. Keras kepalanya itu lama-lama semakin menjadi,” ucap Nemeea
Master Boni menepuk bahu Nemeea, “tidak usah dipikirkan.” Master Boni menarik napas panjang sebelum menjelaskan, “tapi kurasa dia benar-benar sedih Nemeea. Bagaimana pun ucapannya ada benarnya, dia yang akan kehilangan Kakak. Kurasa, biarkan saja dulu sampai dia siap untuk meminta maaf kepadaku. Sungguh Pat sebenarnya adalah anak yang manis.”
Nemeea mengangguk pelan, merasa tak banyak yang bisa ia lakukan. “Ya, aku tahu.”
Master Boni permisi untuk melanjutkan perjalanan ke rumahnya yang berada tepat di sebelah rumah Nemeea, mereka dipisahkan oleh pekarangan tempat Nemeea meletakkan peralatan besar untuk membuat eliksir. Setelah Master Boni menghilang di ujung jalan, Nemeea memasuki rumahnya, rumah itu merupakan sebuah ruangan kotak yang tersusun dari batu. Dia menarik kursi yang berdecit, dan duduk dengan tenang di ruang duduk yang sudah diubahnya sebagai tempat menerima pelanggan. Ramuan eliksir berbaris rapi di dalam salah satu lemari kaca tinggi.
Nemeea melepas tas sabuknya, mengeluarkan dedaunan dan bijian yang akan digunakan untuk membuat ramuan eliksir Gladys. Dedaunan itu tidak dalam kondisinya yang prima. Perjalanan panjang hari ini menyebabkan kondisi itu tidak bisa terhindarkan. Tetapi Nemeea tetap menyusunnya dengan rapi dalam satu lemari bahan. Dia akan menjemur bahan-bahan itu dulu dengan maksimal sebelum membuat eliksir darinya.
Setelah pekerjaannya selesai, dia membasuh mukanya dengan air, lalu beranjak ke ruangan lain melalui sebuah pintu. Pintu itu terhubungan dengan kamar tidur Nemeea dan Pat. Pat tetap diam dalam selimutnya. Jari-jari Nemeea yang kurus lagi panjang menepuk puncak kepala Pat dengan lembut sampai Pat jatuh dalam buaian mimpi. 

***

 Matahari belum muncul hari itu tapi Nemeea sudah terbangun.
Dengan sigap dia mengambil beberapa bahan dari lemari bahannya untuk membuatkan eliksir ramuan sendi bagi Gladys, bijian adas dan daun kumis kucing adalah dua hal yang diraihnya pertama. Nemeea meletakkan bahan-bahan itu dalam nampan bulat yang terbuat dari anyaman bambu. Lalu meletakkan selembar kain putih tipis untuk melindungi bahan dari kontaminasi alam. Kemudian dia akan meletakkan daun-daun itu di tempat yang terkena matahari.
Nemeea tidak membangunkan Pat. 
Adiknya itu masih kesal padanya karena menolak pergi bersama Liana. Untuk meredakan rasa kesal Pat, Nemeea memilih menyiapkan perlengkapan memancingnya. Ia akan memancing ikan. Ikan bakar selalu menjadi hidangan kesukaan Pat.
Nemeea menjengukkan kepalanya ke dalam bilik kamar mereka, “Pat, aku pergi sebentar untuk memancing. Kamu baik-baik saja disini?” tanya Nemeea dengan lembut. Tidak ada jawaban. Nemeea memutuskan untuk melanjutkan persiapan pembuatan eliksirnya.
Tidak butuh waktu lama, untuk tangannya yang terampil melakukan hal yang menjadi pekerjaannya.
Matahari mulai terbit, Nemeea menjemur bahan-bahan eliksirnya. Lalu memasukkan peralatan memancing yang sudah disiapkannya kemudian berangkat menuju sungai kecil di dekat ladang terbengkalai. Matahari yang sudah terbit menciptakan gradasi cahaya yang indah. Nemeea paling suka berjalan kaki dengan sinar matahari pagi yang hangat. Berjemur di bawah sinar matahari hangat membuat tubuhnya dapat berfungsi dengan lebih baik sepanjang hari.
Gerbang batu desa mereka masih runtuh, namun beberapa warga desa terlihat menyingkirkan tumpukan batu usang dari jalanan.
“Pagi sekali kau pergi Nemeea.” seru Master Boni, makhluk Masentra itu menggunakan kekuatan fisiknya untuk memindahkan batu-batu di jalan. 
“Mau mencari ikan, supaya Pat tidak sedih terus.” ucap Nemeea.
“Aku punya bumbu panggang yang enak, nanti aku berikan kepadamu,” ucap Master Boni. Nemeea mengangguk. Dia melanjutkan perjalanannya di padang rumput hijau dia melihat Russel menggaru bekas rumput yang tercabut.
“Biar cepat tumbuh Nemeea, Master Boni bilang dia memiliki benih rumput yang bagus, nanti kau mau bantu menyebar benih ini Nemeea?”
Nemeea mengangguk lalu berjalan perlahan melewati padang rumput dan sampai pada ladang terbengkalai. Di sebuah bagian ladang ada embung yang dahulu dijadikan sumber irigasi. Akan tetapi embung itu sekarang sudah menjadi satu dengan sungai kecil yang mengalir tenang. Perubahan geografis alam dalam jangka waktu bertahun memang menakjubkan.  Nemeea duduk di bagian yang tersinar matahari pagi. Lalu mengeluarkan jaringnya, dan mulai memasang perangkap di sungai. Untuk meningkatkan kemungkinan mendapat ikan, Nemeea juga menggunakan alat pancing dari bambu yang pada ujungnya ia kaitkan tali kecil dan ujung yang tajam. Alat ini nantinya disebut dengan joran.
Nemeea memasang umpan pada jorannya. Dia sudah menyiapkan umpan cacing agar ikan-ikan itu tertarik. Matahari telah meninggi dan Nemeea menyadari bahwa dirinya sudah cukup lama berada di aliran air ini. Dalam keranjangnya yang terbuat dari anyaman bambu, Nemeea melihat empat ekor ikan yang sedang berenang-renang dan memutuskan jumlah ini sudah cukup untuk makan hari ini. Dia pun kembali berjalan menuju rumah dengan langkah ringan, membawa keranjang berisi ikan segar. 
Tidak butuh lama untuk Nemeea kembali ke desanya. Dia melambaikan tangan ke arah Russel yang sepertinya sudah selesai menggaru padang rumput. Beberapa makhluk rawa dan warga desa lainnya membantu pekerjaan Russel. Sedang Master Boni, sudah selesai membereskan gerbang batu yang runtuh, dan terlihat bersantai di teras rumahnya. Nemeea melambaikan tangan saat melihat Master Boni yang sedang bersantai menikmati teh. Nemeea mengangkat keranjang ikan ke arah Master Boni. Master Boni berdiri dari tempat duduknya. 
“Ini aku mendapatkan bumbu bakar yang enak sekali!” Master Boni berseru, suaranya lantang. Di tangannya terdapat kendil kecil yang sepertinya berharga. “Bumbu-bumbu rempah, harum sekali,” Master Boni membuka kendil itu sedikit kepada Nemeea. “Balurkan di ikan yang sudah dibersihkan dan tunggu beberapa saat baru bakar.”
Nemeea mengambil kendil dari tangan Master Boni, “ayo nanti ikut makan bersama kami jika sudah matang.”
“Dengan senang hati aku akan kesana.”
Nemeea berjalan dengan langkah ringan dan hati tenang. Mungkin beberapa hari lagi kehidupannya berubah, tetapi hari ini hidupnya masih sama. Dia berada di desa huma penyembuh dikelilingi oleh orang-orang yang dia sayang, dan menyayanginya. Hidupnya terasa begitu sempurna.
Rumahnya sudah di depan mata. 
Nemeea masuk melalui pekarangan belakang rumahnya. Dia mengecek keadaan bahan ramuannya yang ternyata mengering dengan baik. Nemeea membalik bahan ramuannya agar keringnya lebih merata. Kemudian dia menurunkan ikan dari tas bambu yang dibopongnya pada punggungnya dan mulai menyiangi ikan. Kendil berisi rempah dari Master Boni dia gunakan sedikit pada dua ikan pertama. Dua ikan berikutnya dia biarkan begitu saja, hanya diberi perasan jeruk lemon yang segar.
Nemeea mulai menyalakan api dari arang dan membiarkan api itu membesar dengan cukup sebelum meletakkan ikan di pemanggangan. Sepertinya aroma ikan menggoda indera penciuman. Tak berapa lama, Master Boni muncul di pekarangan rumah Nemeea.  Nemeea dengan senang hati menawarkan teh yang nikmat dan meminta kesediaan Master Boni untuk menunggui ikan yang sebentar lagi akan matang. Sedang Nemeea, ingin membangunkan adiknya Pat. Pat pasti senang dengan ikan bakar. Ikan bakar adalah makanan kesukaan Pat. Nemeea memasuki rumah mereka yang berbentuk kotak dan terbuat dari batu yang disusun. Rumah mereka cukup terang saat siang hari, karena beberapa jendela yang dibentuk bulat. Nemeea mencuci wajahnya sebentar sebelum menjenguk ke bilik kamar mereka dan saat itu baru tersadar Pat tidak ada di kamarnya. 
Ranjang itu kosong dan bantalnya sudah rapi.
“Pat!” seru Nemeea, suaranya menggema di dalam rumah yang kosong. Panik merayapi hati Nemeea, dia segera keluar dari rumah dan mencari-cari Pat.
Master Boni yang sedang menata ikan bakar dalam nampan besar terkejut melihat Nemeea yang terlihat kacau. “Astaga ada apa ini Nemeea?” tanyanya. Napas Nemeea naik turun tidak keruan.
“Master Boni, Pat hilang!”
“Apa?!”
“Aku sudah mencarinya di dalam rumah, dia tidak ada, tadi dia tidur waktu kutinggal,” kata-kata Nemeea keluar tidak beraturan.
Master Boni berusaha berpikir jernih. “Apa mungkin dia ke tempat Priscilla?”

***

Nemeea berlari menuju rumah Priscilla.
Master Boni mengimbangi lari Nemeea. Mereka mengetuk pintu rumah Priscilla dengan gusar. Priscilla dan Gladys muncul di ambang pintu.
“Ada apa Nemeea?”
“Priscilla, Pat, apakah Pat disini?”
“Pat disini tidak Gladys?”
“Iya tadi dia kesini. Tapi sekarang sudah tidak lagi Nemeea.”
“Kemana dia Gladys?”
“Ke rumah tentu. Dia bilang kepadaku akan kembali ke rumah.
Nemeea menegang, “Gladys, tapi Pat tidak ada di rumah.”
Gladys memicingkan mata heran. “Masa iya?”
“Gladys, apakah dia tidak mengatakan apapun kepadamu?”
“Anak itu hanya mampir sebentar. Kuajak dia sarapan. Dia menolak, namun mau juga memakan kue dan apel. Lalu katanya dia mau pulang, itu saja Nemeea.”
“Apa ada perbuatannya yang membingungkan?”
“Oh tidak bingung sebenarnya, tapi berkali-kali dia melihat ke arah pekarangan belakangku. Aku tanya kepadanya dengan santai, apa yang kau cari nak? Dia bertanya kepadaku ‘dimana Liana Gladys?’ Kujawab, Liana dan Kaelion baru saja pergi.”
Nemeea hampir saja merubuhkan badannya ke lantai berkayu.  Terkejut mendengar pertanyaan Pat. Suara Master Boni yang lantang terasa mengambang di telinga Nemeea saat itu.
“Gladys, Pat pasti langsung pergi ya mendengar informasi itu?” tanya Master Boni.
“Kau kan tidak berpikir bahwa dia mengejar Liana dan Kaelion?” tanya Gladys. Priscilla membekap mulutnya terkejut dengan informasi baru itu.
“Nemeea, Nemeea sadarlah, kita harus mengecek rumah sekali lagi!”seru Master Boni.
Nemeea berusaha menguatkan dirinya. Kemudian ia dan Master Boni berlari kembali ke arah rumahnya.
“Nemeea, kita harus mencari Pat, apapun yang bisa kita temukan!” seru Master Boni, dia mencari cepat di seluruh bagian rumah.
Tapi Nemeea tidak sanggup, dalam hatinya ia takut. Saat itu Nemeea melihatnya, lemari persediaannya tidak tertutup rapat. Nemeea memiliki ingatan visual yang baik. Tidak seharusnya lemari itu seperti itu. Nemeea mengarahkan telunjuknya ke lemari itu. Master Boni memahami maksud Nemeea. Dia berjalan ke arah lemari bahan baku dan mendapati sepucuk kertas yang sengaja diselipkan disana. Master Boni menyerahkan surat itu kepada Nemeea. Mata Nemeea membesar dan bertanya-tanya surat apa itu gerangan. Nemeea meraihnya dari tangan Master Boni. Kertasnya berasal dari rumah ini. Jantung Nemeea berdetak lebih cepat dari biasa, dia mengambil napas dalam-dalam sebelum membuka surat itu dengan hati penuh dugaan buruk.
Surat itu dari Pat dan dia menulis ingin mencari Idris Velarion.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Behind The Spotlight
3436      1682     621     
Inspirational
Meskipun memiliki suara indah warisan dari almarhum sang ayah, Alan tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang penyanyi, apalagi center dalam sebuah pertunjukan. Drum adalah dunianya karena sejak kecil Alan dan drum tak terpisahkan. Dalam setiap hentak pun dentumannya, dia menumpahkan semua perasaan yang tak dapat disuarakan. Dilibatkan dalam sebuah penciptaan mahakarya tanpa terlihat jelas pun ...
Manusia Air Mata
1167      710     4     
Romance
Jika air mata berbentuk manusia, maka dia adalah Mawar Dwi Atmaja. Dan jika bahagia memang menjadi mimpinya, maka Arjun Febryan selalu berusaha mengupayakan untuknya. Pertemuan Mawar dan Arjun jauh dari kata romantis. Mawar sebagai mahasiswa semester tua yang sedang bimbingan skripsi dimarahi habis-habisan oleh Arjun selaku komisi disiplin karena salah mengira Mawar sebagai maba yang telat. ...
Langit-Langit Patah
28      24     1     
Romance
Linka tidak pernah bisa melupakan hujan yang mengguyur dirinya lima tahun lalu. Hujan itu merenggut Ren, laki-laki ramah yang rupanya memendam depresinya seorang diri. "Kalau saja dunia ini kiamat, lalu semua orang mati, dan hanya kamu yang tersisa, apa yang akan kamu lakukan?" "Bunuh diri!" Ren tersenyum ketika gerimis menebar aroma patrikor sore. Laki-laki itu mengacak rambut Linka, ...
Andai Kita Bicara
674      520     3     
Romance
Revan selalu terlihat tenang, padahal ia tak pernah benar-benar tahu siapa dirinya. Alea selalu terlihat ceria, padahal ia terus melawan luka yang tak kasat mata. Dua jiwa yang sama-sama hilang arah, bertemu dalam keheningan yang tak banyak bicaratetapi cukup untuk saling menyentuh. Ketika luka mulai terbuka dan kenyataan tak bisa lagi disembunyikan, mereka dihadapkan pada satu pilihan: tetap ...
Nuraga Kika
35      32     0     
Inspirational
Seorang idola sekolah menembak fangirlnya. Tazkia awalnya tidak ingin melibatkan diri dengan kasus semacam itu. Namun, karena fangirl kali ini adalah Trika—sahabatnya, dan si idola adalah Harsa—orang dari masa lalunya, Tazkia merasa harus menyelamatkan Trika. Dalam usaha penyelamatan itu, Tazkia menemukan fakta tentang luka-luka yang ditelan Harsa, yang salah satunya adalah karena dia. Taz...
Premonition
782      450     10     
Mystery
Julie memiliki kemampuan supranatural melihat masa depan dan masa lalu. Namun, sebatas yang berhubungan dengan kematian. Dia bisa melihat kematian seseorang di masa depan dan mengakses masa lalu orang yang sudah meninggal. Mengapa dan untuk apa? Dia tidak tahu dan ingin mencari tahu. Mengetahui jadwal kematian seseorang tak bisa membuatnya mencegahnya. Dan mengetahui masa lalu orang yang sudah m...
Segitiga Sama Kaki
804      479     2     
Inspirational
Menurut Phiko, dua kakak kembarnya itu bodoh. Maka Phiko yang harus pintar. Namun, kedatangan guru baru membuat nilainya anjlok, sampai merembet ke semua mata pelajaran. Ditambah kecelakaan yang menimpa dua kakaknya, menjadikan Phiko terpuruk dan nelangsa. Selayaknya segitiga sama kaki, sisi Phiko tak pernah bisa sama seperti sisi kedua kakaknya. Phiko ingin seperti kedua kakaknya yang mendahu...
Halo Benalu
1099      495     1     
Romance
Tiba-tiba Rhesya terlibat perjodohan aneh dengan seorang kakak kelas bernama Gentala Mahda. Laki-laki itu semacam parasit yang menempel di antara mereka. Namun, Rhesya telah memiliki pujaan hatinya sebelum mengenal Genta, yaitu Ethan Aditama.
No Longer the Same
420      315     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
The First 6, 810 Day
746      512     2     
Fantasy
Sejak kecelakaan tragis yang merenggut pendengarannya, dunia Tiara seakan runtuh dalam sekejap. Musik—yang dulu menjadi napas hidupnya—tiba-tiba menjelma menjadi kenangan yang menyakitkan. Mimpi besarnya untuk menjadi seorang pianis hancur, menyisakan kehampaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dalam upaya untuk menyembuhkan luka yang belum sempat pulih, Tiara justru harus menghadapi ke...