Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nemeea Finch dan Misteri Hutan Annora
MENU
About Us  

Bab 1 Nemeea Finch dari Desa Huma Penyembuh

Petir berkilat-kilat di langit, seekor tupai merunduk ketakutan dalam sebuah tempat yang terbuat dari kayu di sebuah pohon lindung dalam ladang yang telah berubah menjadi hutan. Tempat kayu berbentuk kotak itu memiliki lubang yang berbentuk bulat, dari lubang itu sang tupai bisa melihat tetesan air hujan yang turun dari langit. Pada awalnya, tetesan air hujan berupa butiran air, lalu berubah menjadi gerimis dan deras. Tupai itu terduduk di pojok ketakutan, dia ingin berteriak, namun tidak ada suara yang keluar. Di tengah petir yang berkilat, dua sosok bayangan dengan kecepatan tinggi melintasi pepohonan. Keduanya memakai jubah panjang yang nampaknya resisten air. Sesekali, tudung mereka tersingkap, memperlihatkan kuping runcing yang bergetar kuat. Tidak lama, keduanya telah sampai ke pohon tempat kotak itu terpaut. Makhluk yang lebih tinggi menurunkan tudungnya untuk mendengar lebih jelas, rambut panjang berwarna cokelat menyembul dari balik tudung.  
Dalam sekejap kepalanya menoleh pada pepohonan tempat tupai berada. Mata cokelatnya mencari kesan kemari dan tersenyum bahagia ketika melihat sebongkah kotak kayu di atas dahan pohon tersembunyi rerimbunan daun pohon lindung. Dia memanjat sedikit dahan, sebelum bisa menilik lubang kotak tempat tupai itu berada. “Ketemu!” serunya, sembari tersenyum senang.
“Benarkah?” Makhluk satunya bertanya tidak percaya. Kakinya menandak-nandak senang “Kau hebat sekali Kak! Kupingmu sangat peka!”
Nemeea Finch, makhluk yang dipanggil Kakak itu sekarang mengulurkan tangannya dengan lembut ke dalam lubang. “Sekarang tidak perlu takut lagi, ayo ikut kami ke desa huma penyembuh!” 
Tupai itu diam tak berkutik di dalam kotaknya, ketakutan. Untuk mengurangi rasa takut tupai itu, Nemeea mengeluarkan biji-bijian dari tas sabuknya. Tas sabuk kecil itu memuat banyak tanaman obat yang dibungkus dengan baik menggunakan kain putih. Daun kumis kucing menyembul dari pinggiran lipatan kain putih. Isi tas itu adalah hasil buruan tanaman obat hari ini dengan Pafeta Finch, adik perempuannya. Mereka mencari tanaman obat untuk dibuat eliksir, sejenis ramuan yang membawa manfaat bagi yang meminumnya. Hari ini mereka mencari tanaman obat untuk Gladys William, tetangga mereka di desa yang baik hati.
Setelah tangan Nemeea bersusah payah memberikan biji-bijian bagi tupai,  pada akhirnya — berkat kesabaran mereka — tupai itu mau bergerak, dengan tangan mungilnya, ia meraih biji-bijian yang disodorkan Nemeea. Sepertinya dia lapar, karena tak lama kemudian mulut tupai itu penuh biji-bijian. Setelah kenyang, tupai itu memilih keluar dari lubang dan mencari jalan untuk meringkuk dengan aman dalam tas sabuk milik Nemeea.
“Nah sekarang, kita bisa lanjut lagi,” ucap Nemeea.
Nemeea menengadahkan tangannya ke atas, menilai butiran hujan yang jatuh. Air mengalir melalui dahinya, menuju rambut ikal cokelatnya yang dikepang sebahu. Hujan sudah jauh berkurang derasnya, butiran hujan tidak lagi berupa garis-garis panjang, melainkan sudah berganti tetesan. Beberapa tetesan lolos dari rerimbunan pepohonan di ladang yang terbengkalai, meninggalkan percikan yang memantul. Sepatu boot tinggi yang mereka gunakan, menghalangi percikan itu mengenai kaki-kaki mereka yang lincah dan pesat. Nemeea mengajak makhluk yang lebih muda untuk mempercepat langkahnya. “Hujan sudah mulai reda, jika kita bisa cepat sampai rumah, kita bisa lebih cepat beristirahat, lalu memulai meramu eliksir untuk Gladys.”
Pat mengangguk antusias. Dia suka saja mengikuti keinginan Kakaknya. Keduanya adalah huma penyembuh dari desa huma penyembuh. Desa itu terletak di negeri Stredelon.  Di desa mereka, meramu eliksir adalah pekerjaan utama. Akan tetapi, letak desa mereka cukup jauh dari Pusat Kota Stredelon sehingga untuk menjual barang dagangan, mereka mempercayakan kepada Master Boni, seorang makhluk setengah macan yang memiliki bulu oranye terang, saking terangnya, bulu-bulu itu seolah bersinar dalam kegelapan malam. Pat suka Master Boni! Makhluk itu amat baik hati, dia suka membawa oleh-oleh bagus setelah berkeliling ke seantero negeri!
Angin bekas hujan menderu melewati rambut sebahu Pat yang cokelat keemasan, huma penyembuh berusia 9 tahun itu mengambil napas dalam-dalam, mencoba merasakan angin tanah setelah terkena hujan. Uhh, namun bau angin masih penuh kelembaban. Soalnya mereka belum keluar dari hutan ladang terbengkalai sih! Jadi angin belum terlalu leluasa bergerak, semua masih berat. Kesukaannya mengamati angin teralihkan dengan gerakan lincah Kakaknya. Mata hijau emerald milik Pat memandang ke depan, kepada Kakaknya yang paling tidak sudah 15 cm lebih tinggi darinya. Tentu saja, soalnya Kakaknya kan sudah berumur 14 tahun.  Pat  tidak sabar untuk menjadi setinggi Kakaknya! Karena menurutnya menjadi orang tinggi itu enak, bisa melihat lebih banyak. Memang ada banyak jalan menuju hal itu, misalnya saja berlatih memanjat dahan dan ranting seperti yang dilakukan Kakaknya sekarang ini.
Tidak butuh waktu lama bagi Nemeea Finch untuk memanjat dahan di hutan ladang terbengkalai. Dengan cepat ia berpegangan pada satu dahan kemudian melompat ke dahan lainnya sampai tiba di tempat yang nyaman untuk melihat ke sekeliling. Awan masih kelabu dan perbukitan hijau tertutup kabut. Kabut yang tebal…
Peringatan berbunyi di kepala Nemeea. Kabut tebal yang bergerak ke arah mereka bisa saja membawa The Things.
Dengan terampil ia turun dari pohon yang tinggi itu, mendarat ringan tepat di depan adiknya, huma penyembuh yang lebih muda itu terlihat sedikit terkejut, merapikan tudung humanya untuk menunggu arahan. 
“Kita harus bergerak cepat Pat,” 
Nemeea Finch menduga tak lama lagi, gelap dan kabut akan datang pada ladang terbengkalai yang telah berubah menjadi hutan. Rasa cemas menggelayuti dirinya, Nemeea tidak mau terjebak bersama Pafeta di dalam kondisi kesukaan The Things, makhluk kabut jahat yang dibawa oleh Gustava Mordain, pemimpin negeri Obedient yang berhasil melakukan invasi pada negeri Stredelon tujuh tahun lalu. Pat menoleh kepada Kakaknya, lalu mengikuti Kakaknya.  Mereka berdua melintas cepat lagi dalam hutan bekas ladang yang terbengkalai. 
Tujuan mereka adalah desa huma penyembuh.

***

Kabut tebal dan dingin itu mungkin saja tidak membawa The Things.
Walaupun Nemeea menyukai aroma basah dedaunan dan mencintai tanaman-tanaman atau suara angin yang membisikkan namanya, Nemeea sebisa mungkin meminimalisir mengambil risiko, apalagi ketika dirinya sedang bersama Pat. Memang, terakhir The Things muncul di luar hutan Annora adalah saat penyerangan terhadap dirinya terjadi. Saat itu dirinya masih seusia Pat, 9 tahun, sedang bercocok tanam di ladang milik  orangtua mereka yang sudah lama tiada. Nemeea dibantu oleh makhluk rawa bernama Janu sedang asik berladang ketika makhluk itu datang…
Siang itu awan gelap menggantung di langit. Nemeea yang sedang sibuk bekerja tidak menyadari hal yang aneh, sampai ia merasa bagian tengkuknya dingin. Saat itulah dia melihat awan tebal dan berkabut yang menurun menyentuh tanah. Fenomena itu unik bagi anak seusianya, dia bergegas mencari Janu. Akan tetapi, Nemeea tidak bisa menemukan Janu.
Nemeea menggosokan kedua tangannya untuk menahan rasa hangat di tubuhnya. Tapi, hawa dingin semakin menusuk dan bulu kuduknya mulai berdiri. Saat itulah ia menyadari bahwa sebuah makhluk mendekat kepadanya. Nemeea menguatkan hati untuk memutar kepalanya ke belakang dan makhluk itu berdiri disana, dua kali lipat lebih tinggi darinya. Napas Nemeea tertahan, ia mencoba tenang dan berusaha untuk mengamati lawannya. Jika ia langsung melihat pada bagian mata, tentu saja tidak sopan bukan? Maka dari itu, Nemeea memberikan sapaan ringan dan mulai melihat pada bagian kaki lawan bicaranya. Akan tetapi, pada bagian yang seharusnya berbentuk kaki, tidak ada bentuk disana, sehingga Nemeea menyimpulkan makhluk itu melayang. Saat itulah ia menyadari makhluk ini bukan makhluk biasa. Ingatannya melayang pada selebaran yang tersebar di desa. Ciri The Things ; melayang, dengan jubah yang berwarna pekat, layaknya malam, mengerikan. Hanya itu yang dapat dia ingat, sebelum ia pingsan di tengah ladang.  Butuh waktu lama baginya untuk membuka mata. Hal pertama dia sadari adalah Janu telah tiada.


***

Nemeea kembali ke masa kini.
Dia dan adiknya sudah berhasil keluar dari ladang yang terbengkalai.
Lanskap ladang yang penuh semak belukar sudah berganti dengan hamparan rumput hijau yang menuju jalan setapak dimana gerbang desa Nemeea berada, sebuah desa dengan rumah-rumah yang terbuat dari batu dan atap kayu. 
Matahari belum muncul setelah hujan deras, gerimis masih membasahi bumi. Dirinya merangkul Pafeta untuk memastikan adiknya itu baik-baik saja.
“Bagaimana perjalanan hari ini? Nyaman?” tanya Nemeea.
Sepatu bot Pafeta berdecit dalam tanah basah, membentuk kubangan tanah lumpur yang becek. Pat mengalihkan perhatiannya dari sepatu bot kepada wajah kakaknya yang tampak teduh dan enak dipandang. 
“Nyaman aku menyukainya.” jawab Pat.
Nemeea menepuk punggungnya, mengacu pada ranting Nemara yang dibungkus dalam balutan kain sehingga terlihat apik. “Kau hebat hari ini Pat, berani sekali berkelana di ladang terbengkalai, berkat bantuan mu, kita mendapatkan cukup banyak biji adas, dedaunan, rimpang dan herba juga ranting Nemara, selain eliksir untuk Mrs Williams aku rasa bisa membuatkanmu bantal tidur baru,” ucap Nemeea.
Mata bulat Pat mengerjap tak percaya, dia amat menyukai bantal dari daun-daun Nemara, mukanya menjadi kemerahan karena senang. “Terimakasih Kak, kau memang Kakak terbaik sedunia!” seru Pafeta. Kaki kecilnya menandak-nandak senang, “daun nemara yang wangi akan membuat tidur ku lebih pulas sampai bisa bertemu peri dan dryad!” lanjutnya. Konon, peri adalah leluhur huma penyembuh, hanya saja mereka berevolusi sehingga kehilangan sayap dan beberapa hal magis lain, untuk kemudian meninggalkan huma penyembuh, dengan kaki-kaki ringan yang bermanfaat saat berburu tanaman obat, kuping runcing yang peka dan hidung yang sensitif.
Nemeea tertawa ringan mendengar celotehan Pat.
“Hai Pat lihat ke depan,” ucap Nemeea. Pat memandang ke depan. Mata bertemu dengan pada lanskap padang rumput yang indah.  Matahari yang terbenam memancarkan cahaya lembut yang memberikan efek hangat dan keemasan yang indah pada lanskap. Pat menyunggingkan senyum ceria.
“Pemandangannya indah sekali!” ucapnya keras-keras.
Sepertinya ucapan Pat menarik hati sang tupai yang selama ini bersembunyi di tas sabuk Nemeea, tupai itu melompat keluar dan berdiam di bahu Nemeea, tangannya asik mengunyah biji-bijian. 
“Pat tupainya sudah bangun!” seru Nemeea.
Pat amat tertarik dengan tupai itu, mengulurkan tangannya untuk menyambut tupai yang sekarang amat senang berdiam di bahu Pat. Mereka berdua tertawa bahagia mendekat ke arah gerbang desa mereka, berupa struktur dari batu khas yang menjadi penanda Desa Huma Penyembuh sudah di depan mata. Tak disangka, Nemeea dan Pat sudah sepanjang hari keluar, tetapi keduanya sama sekali tidak merasa lelah.
Mereka mengeluarkan tawa renyah tanpa mengetahui apa yang terjadi kemudian. 
Langit senja keemasan dan gerbang batu desa mereka runtuh saat mereka melintas.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
In Her Place
1012      659     21     
Mystery
Rei hanya ingin menyampaikan kebenaran—bahwa Ema, gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya, telah dibunuh. Namun, niat baiknya disalahartikan. Keluarga Ema mengira Rei mengalami trauma dan membawanya pulang, yakin bahwa dia adalah Ema yang hilang. Terjebak dalam kesalahpahaman dan godaan kehidupan mewah, Rei memilih untuk tetap diam dan menjalani peran barunya sebagai putri keluarga konglomer...
Paint of Pain
1084      736     33     
Inspirational
Vincia ingin fokus menyelesaikan lukisan untuk tugas akhir. Namun, seorang lelaki misterius muncul dan membuat dunianya terjungkir. Ikuti perjalanan Vincia menemukan dirinya sendiri dalam rahasia yang terpendam dalam takdir.
Bunga Hortensia
1652      101     0     
Mystery
Nathaniel adalah laki-laki penyendiri. Ia lebih suka aroma buku di perpustakaan ketimbang teman perempuan di sekolahnya. Tapi suatu waktu, ada gadis aneh masuk ke dalam lingkarannya yang tenang itu. Gadis yang sulit dikendalikan, memaksanya ini dan itu, maniak misteri dan teka-teki, yang menurut Nate itu tidak penting. Namun kemudian, ketika mereka sudah bisa menerima satu sama lain dan mulai m...
Di Punggungmu, Aku Tahu Kau Berubah
2045      785     3     
Romance
"Aku hanya sebuah tas hitam di punggung seorang remaja bernama Aditya. Tapi dari sinilah aku melihat segalanya: kesepian yang ia sembunyikan, pencarian jati diri yang tak pernah selesai, dan keberanian kecil yang akhirnya mengubah segalanya." Sebuah cerita remaja tentang tumbuh, bertahan, dan belajar mengenal diri sendiri diceritakan dari sudut pandang paling tak terduga: tas ransel.
I Found Myself
51      47     0     
Romance
Kate Diana Elizabeth memiliki seorang kekasih bernama George Hanry Phoenix. Kate harus terus mengerti apapun kondisi Hanry, harus memahami setiap kekurangan milik Hanry, dengan segala sikap Egois Hanry. Bahkan, Kate merasa Hanry tidak benar-benar mencintai Kate. Apa Kate akan terus mempertahankan Hanry?
Menanti Kepulangan
45      41     1     
Fantasy
Mori selalu bertanya-tanya, kapan tiba giliran ia pulang ke bulan. Ibu dan ayahnya sudah lebih dulu pulang. Sang Nenek bilang, suatu hari ia dan Nenek pasti akan kembali ke bulan. Mereka semua akan berkumpul dan berbahagia bersama di sana. Namun, suatu hari, Mori tanpa sengaja bertemu peri kunang-kunang di sebuah taman kota. Sang peri pun memberitahu Mori cara menuju bulan dengan mudah. Tentu ada...
Je te Vois
812      540     0     
Romance
Dow dan Oi sudah berteman sejak mereka dalam kandunganklaim kedua Mom. Jadi tidak mengherankan kalau Oi memutuskan ikut mengadopsi anjing, Teri, yang merupakan teman baik anjing adopsi Dow, Sans. Bukan hanya perihal anjing, dalam segala hal keduanya hampir selalu sama. Mungkin satu-satunya yang berbeda adalah perihal cita-cita dan hobi. Dow menari sejak usia 8 tahun, tapi bercita-cita menjadi ...
Konfigurasi Hati
557      380     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
Unexpectedly Survived
119      105     0     
Inspirational
Namaku Echa, kependekan dari Namira Eccanthya. Kurang lebih 14 tahun lalu, aku divonis mengidap mental illness, tapi masih samar, karena dulu usiaku masih terlalu kecil untuk menerima itu semua, baru saja dinyatakan lulus SD dan sedang semangat-semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Karenanya, psikiater pun ngga menyarankan ortu untuk ngasih tau semuanya ke aku secara gamblang. ...
Kaca yang Berdebu
115      93     1     
Inspirational
Reiji terlalu sibuk menyenangkan semua orang, sampai lupa caranya menjadi diri sendiri. Dirinya perlahan memudar, seperti bayangan samar di kaca berdebu; tak pernah benar-benar terlihat, tertutup lapisan harapan orang lain dan ketakutannya sendiri. Hingga suatu hari, seseorang datang, tak seperti siapa pun yang pernah ia temui. Meera, dengan segala ketidaksempurnaannya, berjalan tegak. Ia ta...