Loading...
Logo TinLit
Read Story - Di Antara Luka dan Mimpi
MENU
About Us  

Karena mimpi bukan milik mereka yang tak pernah terluka, tapi milik mereka yang tetap melangkah meski terluka berkali-kali.” ​​​​

Langit sore kala itu tenang. Tidak sepenuhnya cerah, tapi juga tidak muram—seperti hati Aira yang hari ini terombang-ambing antara harapan dan luka, antara lelah dan keinginan untuk terus berjalan. Sinar jingga perlahan melebur ke dalam kelam, mengingatkan bahwa setiap hari, sesulit apa pun, akan menemukan akhirnya.

 

Aira duduk di beranda kecil, tempat yang sejak dulu menjadi saksi bisu pergulatan batinnya. Tempat di mana ia berada dengan tangan gemetar itu dulu menulis mimpi-mimpi yang seakan terlalu jauh untuk digapai, mimpi yang ia kira hanya untuk mereka yang kuat, mereka yang sehat dan tidak mudah tumbang oleh kehidupan.

 

Namun, hidup mengajarkannya bahwa mimpi tidak pernah hanya bisa menjadi milik mereka yang sempurna. Mimpi adalah hak semua jiwa, bahkan bagi mereka yang rapuh, yang tubuhnya sering melemah, dan pikirannya kadang-kadang kosong tak berdaya. Mimpi datang dan pergi, terkadang bersembunyi di balik kabut penderitaan, namun selalu menunggu untuk dijemput oleh keberanian hati yang paling dalam.

 

Tubuhnya sering kali terasa berat, hampir menyerah, seolah energi yang tersisa hanya cukup untuk menahan diri dari terjatuh. Malam-malamnya basah oleh tangis tanpa suara, karena ia belajar bahwa tidak semua luka harus ditangisi dengan kata-kata. Beberapa luka cukup dikenang dalam keheningan, disembunyikan agar tidak semakin menggerogoti hati yang sudah rapuh.

 

Begitu banyak rasa sakit hingga Aira sampai pada suatu titik dimana saat dunia di matanya kini telah berubah. Warna-warna yang dulu cerah kini memudar menjadi hitam dan putih yang dingin dan hampa. Bahkan bunga-bunga, yang dulu menjadi pelipur lara dan sumber harapan, kini hanya tampak sebagai bayangan tanpa warna. Ia kehilangan kemampuan melihat keindahan dunia yang dulu mampu ia lihat. Namun, di balik semua itu, Aira masih mampu melihat satu warna yang paling kuat dan paling abadi: warna harapan yang tak pernah pudar dari dalam dirinya. Hingga ia mampu bangkit kembali.

 

Meski langkahnya masih tertatih, meski sering terjatuh dan ingin menyerah, Aira tetap memilih untuk berdiri dan berjalan lagi. Karena bagi Aira, perjuangan bukan tentang siapa yang sampai duluan, atau siapa yang paling cepat. Perjuangan sejati adalah tentang siapa yang masih ada, yang tetap bertahan saat dunia terasa paling berat, dan saat hampir tidak ada tenaga untuk melangkah.

 

Ia mulai memahami, bukan kemenangan atau kegagalan yang akan dikenang, melainkan keberanian untuk tidak menyerah pada keadaan, keberanian untuk tetap percaya bahwa Tuhan telah menulis cerita yang indah di balik semua luka dan kesedihannya.

 

Dengan perlahan, Aira menutup matanya. Mengangkat wajahnya ke langit sore yang mulai merona. Angin lembut menyapa pipinya, seperti pelukan kasih yang selama ini ia nanti—pelukan dari Sang Maha Pengasih yang selalu hadir, meski tak tampak.

 

“Ya Allah,” bisiknya lirih,

“Jika jalan ini adalah takdir untuk menggapai mimpiku, maka…

aku akan tetap melaluinya dengan segenap hati yang tersisa.

Meski harus berjalan dalam luka, dalam gelap. Tapi aku percaya Engkau selalu menyertaiku.”

 

Ia membuka mata, menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan. Langkahnya kembali mengayun ke depan. Tidak sempurna, tidak cepat, tapi pasti. Dengan hati yang lebih kuat dari sebelumnya, dengan kepercayaan bahwa Allah selalu menyertainya, dan dengan keyakinan bahwa setiap langkah, sekecil apa pun, adalah bagian dari perjalanan menuju takdir terindah-Nya.

 

Di balik luka-luka yang pernah menggores, tersimpan kekuatan yang belum pernah ia sadari. Di balik gelap yang pekat, tersembunyi fajar yang selalu menunggu untuk terbit.

 

Aira melangkah, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mereka yang pernah percaya padanya, untuk mimpi-mimpi yang belum selesai, dan untuk Dia yang tak pernah meninggalkannya.

 

Perjalanan ini belum selesai.

Tapi ia percaya selama ia tetap berada di jalan-Nya, selama ia terus melangkah dan tak berpaling dari mimpi itu—ia tahu, cepat atau lambat, ia akan sampai.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lost & Found Club
360      301     2     
Mystery
Walaupun tidak berniat sama sekali, Windi Permata mau tidak mau harus mengumpulkan formulir pendaftaran ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua murid SMA Mentari. Di antara banyaknya pilihan, Windi menuliskan nama Klub Lost & Found, satu-satunya klub yang membuatnya penasaran. Namun, di hari pertamanya mengikuti kegiatan, Windi langsung disuguhi oleh kemisteriusan klub dan para senior ya...
Sebab Pria Tidak Berduka
108      92     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
Manusia Air Mata
970      594     4     
Romance
Jika air mata berbentuk manusia, maka dia adalah Mawar Dwi Atmaja. Dan jika bahagia memang menjadi mimpinya, maka Arjun Febryan selalu berusaha mengupayakan untuknya. Pertemuan Mawar dan Arjun jauh dari kata romantis. Mawar sebagai mahasiswa semester tua yang sedang bimbingan skripsi dimarahi habis-habisan oleh Arjun selaku komisi disiplin karena salah mengira Mawar sebagai maba yang telat. ...
Suara yang Tak Pernah Didengar
328      202     9     
Inspirational
Semua berawal dari satu malam yang sunyi—sampai jeritan itu memecahnya. Aku berlari turun, dan menemukan hidupku tak akan pernah sama lagi. Ibu tergeletak bersimbah darah. Ayah mematung, menggenggam palu. Orang-orang menyebutnya tragedi. Tapi bagiku, itu hanya puncak dari luka-luka yang tak pernah kami bicarakan. Tentang kehilangan yang perlahan membunuh jiwa. Tentang rumah yang semakin sunyi. ...
Da Capo al Fine
275      233     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
UNTAIAN ANGAN-ANGAN
270      237     0     
Romance
“Mimpi ya lo, mau jadian sama cowok ganteng yang dipuja-puja seluruh sekolah gitu?!” Alvi memandangi lantai lapangan. Tangannya gemetaran. Dalam diamnya dia berpikir… “Iya ya… coba aja badan gue kurus kayak dia…” “Coba aja senyum gue manis kayak dia… pasti…” “Kalo muka gue cantik gue mungkin bisa…” Suara pantulan bola basket berbunyi keras di belakangnya. ...
Loveless
5840      2993     604     
Inspirational
Menjadi anak pertama bukanlah pilihan. Namun, menjadi tulang punggung keluarga merupakan sebuah keharusan. Itulah yang terjadi pada Reinanda Wisnu Dhananjaya. Dia harus bertanggung jawab atas ibu dan adiknya setelah sang ayah tiada. Wisnu tidak hanya dituntut untuk menjadi laki-laki dewasa, tetapi anak yang selalu mengalah, dan kakak yang wajib mengikuti semua keinginan adiknya. Pada awalnya, ...
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
120      107     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Langkah Pulang
370      273     7     
Inspirational
Karina terbiasa menyenangkan semua orangkecuali dirinya sendiri. Terkurung dalam ambisi keluarga dan bayang-bayang masa lalu, ia terjatuh dalam cinta yang salah dan kehilangan arah. Saat semuanya runtuh, ia memilih pergi bukan untuk lari, tapi untuk mencari. Di kota yang asing, dengan hati yang rapuh, Karina menemukan cahaya. Bukan dari orang lain, tapi dari dalam dirinya sendiri. Dan dari Tuh...
YANG PERNAH HILANG
1369      558     24     
Romance
Naru. Panggilan seorang pangeran yang hidup di jaman modern dengan kehidupannya bak kerajaan yang penuh dengan dilema orang-orang kayak. Bosan dengan hidupnya yang monoton, tentu saja dia ingin ada petualangan. Dia pun diam-diam bersekolah di sekolah untuk orang-orang biasa. Disana dia membentuk geng yang langsung terkenal. Disaat itulah cerita menjadi menarik baginya karena bertemu dengan cewek ...