Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Satu persatu murid keluar dari dalam bus yang ada lebih dari 2 bus, dengan masing-masing murid membawa tas daypack. Berjalan bersama ke arah lahan kosong yang berada di pegunungan itu. Lahan yang akan menjadi tempat mereka bermalam. Semua anggota osis termasuk Mireya yang memakai jaket biru kebanggaan osis, berdiri berjejer menyambut teman-teman mereka yang baru datang. Saat manik mata Mireya dan Kinanti bertemu, mereka tersenyum, senyum yang lebih tepatnya seperti menahan tawa.

Begitu pun saat manik mata Mireya dan Leo bertemu, Mireya tersenyum tipis sementara Leo hanya berwajah datar. Setelah semuanya berkumpul, Mireya pun membuka acara itu dengan melakukan sambutan.

"Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran teman-teman semua dalam acara camping sekolah kita tahun ini. Setelah melewati banyak persiapan dan kerja sama tim yang luar biasa, akhirnya hari yang kita tunggu-tunggu tiba juga!Camping ini bukan cuma soal tidur di alam terbuka atau bermain game seru. Ini adalah momen kita untuk belajar saling percaya, bekerja sama, dan menciptakan kenangan yang suatu hari nanti akan kita ceritakan dengan senyuman. Aku berharap selama acara ini berlangsung, kita semua bisa menjaga satu sama lain, mematuhi peraturan, dan tentu saja, menikmati setiap detiknya. Jangan ragu untuk membantu teman, menyapa yang belum kamu kenal, dan yang paling penting: tetap semangat dan jaga kesehatan! Mari kita buat camping kali ini menyenangkan, hangat, dan aman untuk semua. Selamat menikmati petualangan kecil kita ini!"

Setelahnya Salsa berbicara, memberitahu pada seluruh murid untuk bergegas memasang tenda yang sudah disediakan. Satu persatu murid melangkah pergi dari sana. Kinanti menghampiri Mireya yang sejak beberapa hari lalu sangat sibuk dengan kegiatan camping itu. "Kamu gak akan bantu aku?"

"Tentu saja, nggak. Kamu memiliki grup yang akan membantu!" ucap Mireya yang sengaja dibuat tegas.

"Cihh." Kinanti melangkah pergi dari sana dengan wajah sengaja dibuat cemberut.

Mireya berkeliling, melihat teman-temannya membangun tenda. Ada yang dengan mudahnya memasang, ada juga yang kesulitan seperti itu pertama kalinya. Sampai langkah Mireya ke tempat Leo yang sedang memasang tenda bersama Andrea, dan Willy yang hanya memperhatikan, seolah lelaki itu seorang bos.

"Gimana? Susah gak?" tanya Mireya sembari menatap Leo dan Andrea.

"Tentu saja mudah," ucap Willy seolah dia yang sedang membangun tenda itu.

"Kalau mudah, sini bantu!" kata Leo sembari menatap tajam Willy yang langsung menatap ke arah lain.

"Kalau ada apa-apa kalian bisa menemui aku atau anggota osis yang lain." Mireya melangkah dari sana dengan Leo yang sibuk dengan tenda sampai menatap Mireya saja tidak.

Sekitar 1 jam telah berlalu, Salsa yang memegang megaphone, berbicara dengan suara tegas dan sedikit keras agar bisa didengar semua orang. Salsa mengatakan jika mereka akan melakukan survival challenge! Di mana yang menang akan mendapat suatu cemilan yang anggota osis sudah siapkan.

Mereka yang mendengar itu, terlihat ada yang tertarik ada yang tidak. Masing-masing dari grup camping hanya dibekali selembar plastik terpal berwarna biru, seutas tali tambang, dan kayu kecil.

"15 menit dimulai dari sekarang!" ucap Salsa.

Setiap grup langsung melakukan aksinya dengan waktu terbatas, terkecuali grup Kakak kelas yang isinya Leo, Andrea, Willy, dan satu lelaki lainnya yang berada di kelas yang sama. Sepertinya mereka para sultan yang tak butuh cemilan gratis, bukan?

Mireya mengamati di mana challenge itu terlihat seru. Sampai 15 menit telah selesai, dan Mireya serta Salsa berkeliling melakukan penilaian.

"Setelah kita menimbang siapa yang membuat tenda darurat terbaik, yaitu dari kelompok Kinanti!" ujar Salsa.

Kinanti dan teman kelompoknya yang lain sungguh tak menyangka. Padahal mereka pikir mereka tidak akan menang. "Ayo tepuk tangan untuk mereka yang menang!" ujar Salsa dan semua orang bertepuk tangan.

Setelahnya mereka diberi waktu istirahat selama 2 jam sebelum melakukan kegiatan lainnya. Mireya pun berada di tenda anggota osis yang hanya ada Salsa dan dua orang perempuan lainnya.

"Mi, aku mau buat mie, kamu mau?" tanya Salsa yang duduk di samping Mireya di mana hanya mereka berdua.

"Boleh, Sa." Salsa pun keluar meninggalkan Mireya. Namun, baru saja Salsa pergi, datang Kinanti yang langsung duduk di samping Mireya.

"Kamu gak bawa cokelat bites yang biasa kamu bawa pas camping?" tanha Kinanti yang sepertinya menginginkan cokelat itu.

Mireya mengambil sesuatu dari tas yang ternyata sekotak cokelat bites kesukkannya. Memberikan pada Kinanti yang langsung memakan. "Pas tadi jalan ke sini aku lihat beberapa siswi yang berada di depan tenda Leo. Kamu tahu mereka ngapain?" Sembari menatap Mireya di tengah acara mengunyahnya.

"Lah, ya buat ketemu trio cowok hits itu lah."

"Mereka seterkenal itu sih. Rasanya kayak beruntung perempuan yang bisa mendapati salah satu dari mereka." Kinanti ambil satu cokelat lagi yang dimasukkan ke mulut.

"Kamu mau sama salah satu dari mereka?"

Kinanti langsung menggelengkan kepala. "Aku cuma bicara, Mi. Bukan berarti aku berharap bisa bersama salah satu dari mereka. Oh ya, btw Salsa ke mana?"

"Lagi masak mie."

Di tenda Leo, siswi-siswi itu telah pergi setelah Leo menyuruh mereka istirahat sebelum melakukan kegiatan lainnya dengan nada tegas dan wajah dingin. "Lo gak ke tenda Mireya?" tanya Willy yang duduk di depan pintu masuk tenda.

"Untuk apa?" tanya Leo dengan wajah tak mengerti maksud Willy.

"Ngapelin calon pacar!" ucap Willy, asal.

Audry menghentikan langkah di depan tenda, di mana Audry sempat mendengar ucapan Willy itu. "Ada apa, Dry?" tanya Leo dengan nada sedikit lembut.

Sebenarnya Audry ingin mengajak Leo mengobrol sehingga mereka memiliki waktu berdua, namun mengingat ucapan Willy yang membuat moodnya buruk, Audry pun mengajak Andrea untuk ikut dengannya.

"Kayaknya Andrea sama Audry makin dekat saja. Sering banget gue lihat mereka berdua," kata Willy sembari menatap kepergian kedua A itu.

"Bagus kalau gitu, Wil. Semakin banyak Audry mempunyai seseorang yang bisa membuatnya terbuka, semakin bagus untuk kondisi mentalnya."

Dari dalam tenda, Leo bisa lihat Mireya yang sedang jalan bersama Kinanti. Leo hanya memperhatikan di tengah rasa ingin menemui Mireya. Willy yang semula duduk pun tiduran di samping Leo, tanpa menyadari ke mana perginya pandangan Leo itu.

2 jam telah berlalu dan semua orang telah berkumpul di depan tenda untuk mendengarkan game selanjutnya yaitu estafel alam. Seperti sebelumnya Salsa menjelaskan soal aturan main game. Untuk yang pertama mereka akan memindahkan air dengan spons.

"Kalian saja yang ikut," ucap Leo yang enggan ikut permainan seperti itu.

"Nggak, lo harus ikut!" ujar Willy yang berdiri di samping Leo, dengan wajah tegas. Leo terlihat sungguh malas jika harus mengikutinya. Bagi Leo lebih baik dia bermain basket.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Yang Tertinggal dari Rika
1565      903     10     
Mystery
YANG TERTINGGAL DARI RIKA Dulu, Rika tahu caranya bersuara. Ia tahu bagaimana menyampaikan isi hatinya. Tapi semuanya perlahan pudar sejak kehilangan sosok paling penting dalam hidupnya. Dalam waktu singkat, rumah yang dulu terasa hangat berubah jadi tempat yang membuatnya mengecil, diam, dan terlalu banyak mengalah. Kini, di usianya yang seharusnya menjadi masa pencarian jati diri, Rika ju...
Sweet Punishment
170      105     9     
Mystery
Aku tak menyangka wanita yang ku cintai ternyata seorang wanita yang menganggap ku hanya pria yang di dapatkannya dari taruhan kecil bersama dengan kelima teman wanitanya. Setelah selesai mempermainkan ku, dia minta putus padaku terlebih dahulu. Aku sebenarnya juga sudah muak dengannya, apalagi Selama berpacaran dengan ku ternyata dia masih berhubungan dengan mantannya yaitu Jackson Wilder seo...
The First 6, 810 Day
597      430     2     
Fantasy
Sejak kecelakaan tragis yang merenggut pendengarannya, dunia Tiara seakan runtuh dalam sekejap. Musik—yang dulu menjadi napas hidupnya—tiba-tiba menjelma menjadi kenangan yang menyakitkan. Mimpi besarnya untuk menjadi seorang pianis hancur, menyisakan kehampaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dalam upaya untuk menyembuhkan luka yang belum sempat pulih, Tiara justru harus menghadapi ke...
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
459      354     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Nemeea Finch dan Misteri Hutan Annora
197      138     0     
Fantasy
Nemeea Finch seorang huma penyembuh, hidup sederhana mengelola toko ramuan penyembuh bersama adik kandungnya Pafeta Finch di dalam lingkungan negeri Stredelon pasca invasi negeri Obedient. Peraturan pajak yang mencekik, membuat huma penyembuh harus menyerahkan anggota keluarga sebagai jaminan! Nemeea Finch bersedia menjadi jaminan desanya. Akan tetapi, Pafeta dengan keinginannya sendiri mencari I...
Ruang Suara
186      130     1     
Inspirational
Mereka yang merasa diciptakan sempurna, dengan semua kebahagiaan yang menyelimutinya, mengatakan bahwa ‘bahagia itu sederhana’. Se-sederhana apa bahagia itu? Kenapa kalau sederhana aku merasa sulit untuk memilikinya? Apa tak sedikitpun aku pantas menyandang gelar sederhana itu? Suara-suara itu terdengar berisik. Lambat laun memenuhi ruang pikirku seolah tak menyisakan sedikitpun ruang untukk...
Fragmen Tanpa Titik
42      38     0     
Inspirational
"Kita tidak perlu menjadi masterpiece cukup menjadi fragmen yang bermakna" Shia menganggap dirinya seperti fragmen - tidak utuh dan penuh kekurangan, meski ia berusaha tampak sempurna di mata orang lain. Sebagai anak pertama, perempuan, ia selalu ingin menonjolkan diri bahwa ia baik-baik saja dalam segala kondisi, bahwa ia bisa melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, bahwa ia bis...
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
120      107     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Let Me be a Star for You During the Day
968      501     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Sendiri diantara kita
926      570     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...