Loading...
Logo TinLit
Read Story - YANG PERNAH HILANG
MENU
About Us  

JARUM jam sudah menunjukkan pukul 16.00 sore. Naru masih setia duduk di depan kelas. Ekspresi wajahnya yang sejak pagi masih tak bisa di mengerti oleh anggota Perfect Gank. Membuat mereka berusaha mencairkan suasana dengan bercanda. Seperti saat ini ketika mereka berencana diam-diam mendekat untuk mengejutkannya. Namun...

“Aku tahu kalian semua ada di belakangku.” Seru Naru tiba-tiba membuat Perfect Gank mengeluh berjamaah. Naru tertawa terkekeh. 

“Bagaimana kau tahu kalau kita akan mengagetkanmu? Padahal jelas-jelas kami sama sekali tak bersuara.” Tanya Dion orang pertama yang penasaran.

“Matahari yang memberitahuku bahwa hanya dengan bayangan kalian saja sudah cukup kuat untuk membuat kalian ketahuan sebelum berhasil mengagetkanku.” Jawab Naru santai.   

“Hehe. Aku tak memperhitungkan itu. Aku juga tak menyadari kalau hari telah sore. Cahaya matahari sudah mulai meredup. Jadwalnya telah habis dan akan tergantikan dengan bulan yang akan menemani malam dan...”

“Oh sudahlah Leon. Kau terlalu banyak berkata-kata hanya karena masalah sepele seperti ini. Buang-buang waktu tahu!” potong Dion cepat tak tahan mendengar ocehan teman satunya itu. Karena selain terkenal karena pakaiannya yang selalu terlihat stylish dengan anggota Perfect Gank, Leon kini juga ahli dalam dalam bersyair dan berpuisi. Tak heran dengan mudah dia meluluhkan setiap cewek dengan kata-kata mautnya. Si raja playboy pun juga ia sandang. 

“Kenapa kau belum pulang juga? Padahal biasanya kau selalu mengajak kami untuk langsung pergi setelah bel pulang sekolah berbunyi. Setelah itu menghabiskan waktu di Rumah Singgah hingga malam.” Seru Tara tak menghiraukan Dion dan Leon yang kini sedang sibuk dengan saling meninju satu sama lain. 

“Apakah ada yang sedang mengganggu pikiranku akhir-akhir ini?” Tanya Johni yang langsung membuat Naru terkesiap. Dia tak salah. Tapi juga tak benar. Johni memang anggota Perfect Gank yang mudah peka setelah Tara. 

Sementara Dion dan Leon berhenti saling meninju. Tara dan Johni mengajak mereka untuk lebih mendekat ke arah Naru. Memandangnya dengan tatapan rasa ingin tahu. Naru menghela napas sebelum akhirnya dia mulai bicara. 

“Teman-teman. Mungkin ini terdengar serius. Maka dari itu aku sangat berharap kalian menjawabnya dengan serius juga. Apakah ada sesuatu yang kurang dariku?” Tanya Naru tiba-tiba. Anggota Perfect Gank saling memandang satu sama lain.

“Maksudmu?” Tanya Johni mewakili Perfect Gank.

“Ya. Maksudku, apa yang kurang dan tak aku miliki? Bukankah aku telah memiliki semuanya? Bukankah di mata kalian aku sudah sempurna sehingga tak ada lagi yang bisa menyaingiku? Bersama dengan Perfect Gank yang sempurna.

Tapi entah kenapa aku merasa seperti ada yang kurang dan hilang dalam diriku. Seperti yang akhir-akhir ini aku rasakan ketika berada di sekolah. Semuanya menjadi tak menarik di mataku kecuali ketika mendengar suara mengaji di pagi hari. 

Bukankah kalian merasakannya juga? Atau jangan-jangan hanya aku yang…” Naru berhenti bicara setelah melihat bergantian wajah tak mengerti anggota Perfect Gank. Raut wajah yang tak dia sangka akan sangat berbeda dari perkiraannya. 

“Kami kira tak ada yang kurang darimu. Kami tahu. Semua orang di sekolah ini juga tahu. Kau begitu sempurna. Fisik oke. Otak oke. Apa sih yang kurang dari sang idola dan ketua Perfect Gank ini?

Di mataku sama sekali tak ada yang kurang darimu kecuali tempat tinggalmu selain Rumah Singgah. Kami tak pernah tahu tempat tinggalmu. Begitu juga dengan orang tuamu. Kau masih misterius di mata kami. Walaupun itu bukanlah menjadi masalah.” Seru Tara memandang satu per satu anggota Perfect Gank. Mereka saling mengangguk satu sama lain. 

“Apakah kau sedang jatuh cinta?” Tanya Johni tiba-tiba. Semua orang melihatnya dengan tatapan terkejut. Tak terkecuali Naru. 

“Jangan-jangan kau menyukai gadis berkerudung bernama Eri!?” Pekik Dion semakin membuat anggota Perfect Gank terlonjak kaget. Kecuali Johni yang sepertinya sudah menduganya. Beberapa kali dia hanya membenarkan letak kaca matanya seraya memandang tajam ke arah Naru yang kini berkeringat dingin. 

“Tidak mungkin! Kalian jangan bercanda!” Elak Naru menghindari tatapan Perfect Gank. Leon mendekat dan justru membalikkan tubuhnya kembali. Semua orang memandangnya. 

“Apakah itu yang mengganggu pikiranmu akhir-akhir ini?” Tanya Leon pelan. Berbeda dengan Dion yang bereaksi berlebihan. Leon menatapnya dengan serius penuh penekanan. Naru menelan ludah. 

“Aku tak tahu! Yang jelas tolong jangan salah paham. Aku kan hanya meminta saran dari kalian saja. Kenapa jadi membahas gadis itu!” 

“Jika kenyataan itu benar. Aku sungguh tak menyangkanya! Ternyata selera sang idola dan ketua Perfect Gank adalah gadis seperti dia! Tidaaaak!” Pekik Dion yang langsung dijitak Tara. Dia hanya meringis. 

“Hahaha! Lupakan saja apa yang baru saja aku katakan. Itu tidak penting.” Seru Naru berusaha tersenyum. 

“Jadi, teman-teman. Maaf jika aku ingin sendiri dulu.” Kata Naru kemudian. Dia berjalan menjauh dari Perfect Gank. Kembali duduk di tempat kesukaannya. Terpekur dengan angin sore yang menggoyangkan anak rambutnya. Kembali termenung dengan pikirannya. 

Johni memberi kode pada ketiga anggota Perfect Gank lainnya untuk mengikuti permintaan ketua mereka. Pergi meninggalkan Naru sendiri dengan pertanyaannya yang masih tertinggal.

 

*

 

Kepergian Perfect Gank membuat Naru hanya bisa menghela napas panjang setelahnya. Memandang jauh suasana sekolah favorit di sekolahnya yang mulai sepi. Naru memandang tak bersemangat di jam tangan merek Rolex terbaru miliknya yang harganya setara dengan sebuah rumah mewah. 

Walaupun Naru tak pernah tahu jika jam tangan itu dibuat hanya berjumlah empat buah di dunia. Kabarnya satu di antaranya dimiliki keluarga kerajaan Inggris. Sang Ibunyalah yang selalu mengatur semua pakaian dan aksesoris miliknya. 

Naru kembali menghela napas panjang untuk yang kesekian kali. Ketika angka di jam dengan gradasi biru laut dan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya menunjukkan pukul lima sore. Ketika pikirannya ingin segera pergi walaupun masih enggan. 

Sebuah bayangan beberapa orang mendekat ke arahnya tanpa dia ketahui. Belum sempat Naru mengetahui pemilik bayangan itu. Sebuah tangan membuat kedua matanya tak bisa melihat. Kegelapan kini telah menyelimutinya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Monokrom
91      78     1     
Science Fiction
Tergerogoti wabah yang mendekonstruksi tubuh menjadi serpihan tak terpulihkan, Ra hanya ingin menjalani kehidupan rapuh bersama keluarganya tanpa memikirkan masa depan. Namun, saat sosok misterius bertopeng burung muncul dan mengaku mampu menyembuhkan penyakitnya, dunia yang Ra kenal mendadak memudar. Tidak banyak yang Ra tahu tentang sosok di balik kedok berparuh panjang itu, tidak banyak ju...
Behind The Spotlight
3259      1597     621     
Inspirational
Meskipun memiliki suara indah warisan dari almarhum sang ayah, Alan tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang penyanyi, apalagi center dalam sebuah pertunjukan. Drum adalah dunianya karena sejak kecil Alan dan drum tak terpisahkan. Dalam setiap hentak pun dentumannya, dia menumpahkan semua perasaan yang tak dapat disuarakan. Dilibatkan dalam sebuah penciptaan mahakarya tanpa terlihat jelas pun ...
Glitch Mind
45      42     0     
Inspirational
Apa reaksi kamu ketika tahu bahwa orang-orang disekitar mu memiliki penyakit mental? Memakinya? Mengatakan bahwa dia gila? Atau berempati kepadanya? Itulah yang dialami oleh Askala Chandhi, seorang chef muda pemilik restoran rumahan Aroma Chandhi yang menderita Anxiety Disorder......
Merayakan Apa Adanya
402      289     8     
Inspirational
Raya, si kurus yang pintar menyanyi, merasa lebih nyaman menyembunyikan kelebihannya. Padahal suaranya tak kalah keren dari penyanyi remaja jaman sekarang. Tuntutan demi tuntutan hidup terus mendorong dan memojokannya. Hingga dia berpikir, masih ada waktukah untuk dia merayakan sesuatu? Dengan menyanyi tanpa interupsi, sederhana dan apa adanya.
Wabi Sabi
96      74     2     
Fantasy
Seorang Asisten Dewi, shinigami, siluman rubah, dan kucing luar biasa—mereka terjebak dalam wabi sabi; batas dunia orang hidup dan mati. Sebuah batas yang mengajarkan jika keindahan tidak butuh kesempurnaan untuk tumbuh.
SABTU
2458      1009     10     
True Story
Anak perempuan yang tumbuh dewasa tanpa ayah dan telah melalui perjalanan hidup penuh lika - liku, depresi , putus asa. Tercatat sebagai ahli waris cucu orang kaya tetapi tidak merasakan kekayaan tersebut. Harus kerja keras sendiri untuk mewujudkan apa yang di inginkan. Menemukan jodohnya dengan cara yang bisa dibilang unik yang menjadikan dia semangat dan optimis untuk terus melanjutkan hidupn...
Ada Apa Esok Hari
202      156     0     
Romance
Tarissa tak pernah benar-benar tahu ke mana hidup akan membawanya. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali tak ramah, ia hanya punya satu pegangan: harapan yang tak pernah ia lepaskan, meski pelan-pelan mulai retak. Di balik wajah yang tampak kuat, bersembunyi luka yang belum sembuh, rindu yang tak sempat disampaikan, dan cinta yang tumbuh diam-diamtenang, tapi menggema dalam diam. Ada Apa E...
Resonantia
325      281     0     
Horror
Empat anak yang ‘terbuang’ dalam masyarakat di sekolah ini disatukan dalam satu kamar. Keempatnya memiliki masalah mereka masing-masing yang membuat mereka tersisih dan diabaikan. Di dalam kamar itu, keempatnya saling berbagi pengalaman satu sama lain, mencoba untuk memahami makna hidup, hingga mereka menemukan apa yang mereka cari. Taka, sang anak indigo yang hidupnya hanya dipenuhi dengan ...
Trust Me
58      51     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
FLOW : The life story
91      81     0     
Inspirational
Dalam riuh pikuknya dunia hiduplah seorang gadis bernama Sara. Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, pekerja keras dan mandiri, gadis yang memiliki ambisi untuk mencari tujuannya dalam berkehidupan. Namun, dalam perjalanan hidupnya Sara selalu mendapatkan tantangan, masalah dan tekanan yang membuatnya mempertanyakan "Apa itu kebahagiaan ?, di mana itu ketenangan ? dan seperti apa h...