Loading...
Logo TinLit
Read Story - YANG PERNAH HILANG
MENU
About Us  

PUKUL dua tengah malam. Napas Naru terengah-engah. Seluruh tubuhnya berpeluh keringat. Naru merebahkan tubuhnya di atas rerumputan yang tumbuh di tengah bangunan. Reza yang baru sampai mengikutinya dengan duduk di sampingnya.

“Kau benar. Ada sesuatu yang mengusikku akhir-akhir ini.” Seru Naru tiba-tiba tanpa melihat ke arah Reza. Matanya sibuk melihat kerlipan bintang-gemintang di langit yang gelap gulita. Reza tersenyum. 

“Aku akan mendengarkan.” Jawab Reza bersimpati. 

“Selain perjodohan yang dilakukan oleh orang tuaku yang tiba-tiba. Di sekolah aku bertemu dengan seorang gadis dengan pakaiannya yang aneh yang akhir-akhir ini menganggu kehidupanku. 

Aku tak terima jika Perfect Gank atau kamu yang mengolok-olokku dengan mengatakan jika aku telah jatuh cinta. Tidak. Melainkan… entahlah. 

Aku juga tak tahu harus menyebutnya apa. Namun yang jelas karenanya, lebih tepatnya karena suaranya. Hati dan pikiranku sedikit berbeda dari biasanya.” Reza berusaha mencerna setiap kata-kata Naru dengan menganggukkan kepalanya takzim.  

“Apa maksudmu dengan pakaian aneh dan suaranya?” 

“Ya. Dia memakai pakaian serba tertutup. Jika Perfect Gank menyebutnya dengan memakai seragam tertutup. Lengan dan rok yang panjang. Sebuah kain juga menutupi seluruh kepalanya yang mereka sebut dengan jilbab.” Jawab Naru seraya memeragakannya di udara dengan memainkan jari-jemari di kedua tangannya. 

“Lalu, suaranya terdengar sangat indah ketika dia bersenandung. Atau bernyanyi? Atau istilah yang mereka katakan adalah mengaji. Ya. Begitulah.” Lanjut Naru kini memainkan telunjuknya menari-nari di udara. Membentuk sebuah irama bergelombang. 

Reza tersenyum setelah mendengar penjelasannya. Perlahan dia mengeluarkan sebuah telepon genggam yang sudah butut dan memencet beberapa tombol di layarnya. Kini sayup-sayup sebuah suara terdengar dari telepon genggamnya. 

“Apakah maksudmu suara ini?” Tanya Reza membuat Naru terkesiap seketika. Dia terbangun dari rebahannya seraya mengambil telepon genggam Reza dengan tiba-tiba. Kedua matanya terlihat terkejut. 

“Ya! Ini! Suaranya sangat indah dan merdu seperti ini! Apakah nama lagunya mengaji juga?” Tanya Naru antusias. Reza terkekeh sebentar kemudian menggeleng dengan cepat.

“Ini bukan lagu. Judulnya pun bukan mengaji. Tapi ini suara orang sedang mengaji. Suara orang sedang membaca sebuah kitab bernama Al Quran. Kitabnya agama Islam. 

Sekarang serba canggih. Kau bisa menemukannya di mana saja termasuk di telepon genggam sekalipun. Tidak hanya di sekolah ketika gadis yang kau ceritakan itu mengaji saja.” Naru terlihat terperangah. Dari kedua matanya dia terlihat semakin terkejut mendengar penjelasan Reza. 

“Jadi ternyata dia beragama Islam…” Lirih Naru membuat Reza kini yang terkesiap terkejut. 

“Jangan bilang kalau kau…” 

“Apakah kau bisa mengaji juga, Reza? Apakah kau juga Islam?” Tanya Naru memotong pertanyaan Reza. Dia menelan ludah mendengarnya. Akhirnya Reza menganggukkan kepala. 

“Jadi kau bisa mengaji juga ternyata?!” 

“Eee… Aku hanya menjawab pertanyaanmu jika aku beragama Islam.” Jawab Reza berkeringat dingin. Dengan cepat dia memasukkan telepon genggam yang Naru pegang sedari tadi. Memasukkannya ke dalam saku celananya lagi. Naru memandangnya tak mengerti. 

“Tapi aku tidak… Maksudku belum bisa mengaji. Jadi selama ini aku hanya mendengarkannya melalui telepon butut ini.” Lanjut Reza menggaruk kepalanya yang tak gatal. Naru mengangguk-anggukkan kepalanya berusaha mengerti. 

“Kau mungkin tahu kehidupanku bagaimana sebelum bertemu denganmu kan? Sebutan ketua geng raja motor jalanan yang akhirnya kau rebut itu dulu adalah milikku. 

Aku hidup di jalanan. Tepatnya di bangunan ini bersama dengan saudara dan teman-temanku yang memiliki kehidupan menyedihkan. Kami tak memiliki orang tua. 

Maka kami bisa bertahan hidup dan menjalaninya dengan baik adalah suatu berkah ketika kami akhirnya bertemu denganmu yang berhasil mengalahkanku dalam pertandingan motor satu tahun yang lalu.  

Pertemuanku denganmulah yang membuat jalanku dan juga teman-teman yang lain menjadi kembali benar. 

Kau tahu, jika saat itu aku yang menang dan kau tidak bisa mengalahkan kami dengan sikap sombong dan rasa percaya diri tingkat tinggimu saat itu. Aku tak tahu apa yang akan terjadi. 

Walaupun begitu dengan sikap supel, ramah dan sukap dermawan darimulah kami merasa kau adalah saudara kami. 

Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada kami saat ini jika… Ah. Lupakan saja. Lagi pula kami tidak bisa selamanya mengandalkanmu. Intinya kami sangat berterimakasih padamu, Naru.” Naru hanya tersenyum dan menganggukkan kepala melihat kedua mata Reza yang berkaca-kaca. 

“Kau tahu? Walaupun kami tak memiliki orang tua bahkan kartu identitas. Entah kenapa kami merasa beragama Islam. Yah walaupun kami masih suka bolong-bolong untuk salat. 

Lalu entah kenapa akhir-akhir ini aku sering mengunduh suara mengaji lewat internet. Rasanya jadi tenang saja.” Cerita Reza panjang lebar. Naru terkesima mendengarnya. Beberapa saat kemudian mereka hanya diam sibuk dengan pikiran masing-masing. 

“Hei, apa itu salat?” Tanya Naru tiba-tiba. Kediaman Reza goyah ketika mendengar pertanyaan Naru. 

“Eee.. Tentu saja cara kami orang beragama Islam beribadah.” Jawab Reza berkeringat dingin. Naru terdiam lagi untuk beberapa saat. 

“Ngomong-ngomong apakah kau juga beragama Islam sama sepertiku?” Akhirnya Reza memberanikan diri bertanya. Keringat dingin di dahinya belum hilang ketika justru Naru terlihat terkejut mendengar pertanyaannya.

Naru masih diam memandang Reza lama dengan tatapan penuh pertanyaan. Walaupun dengan lirih hampir tak terdengar Naru akhirnya menjawab. 

“Aku tak tahu…” 

Reza terlihat tak enak hati ketika melihat raut wajah Naru yang berubah seketika. Dia memandang rerumputan hijau yang bahkan tidak ada apapun yang menarik di atasnya cukup lama. 

Kedua sorot matanya terlihat sedang berpikir keras dengan pertanyaan yang baru saja dia ajukan. Reza mencari akal agar suasana canggung itu segera berakhir.  

“Jadi, siapa nama gadis yang telah membuat ketua raja jalanan dan geng motor ini terlihat antusias?” Tanya Reza menyiku lengan Naru penuh canda. 

“Ah, iya. Namanya… Namanya Eri.” Jawab Naru masih datar tanpa ekspresi. 

“Wah, sepertinya dia gadis yang cantik. Apakah aku boleh berkenalan dengannya? Mungkin saja dia tertarik untuk…” Belum selesai Reza melanjutkan kata-katanya. Naru terlihat menengadahkan wajahnya dan memandang Reza dengan tatapan kesal. 

“Enak saja!” Wajah Naru terlihat merah padam seperti udang rebus. Sepertinya dia marah. Namun Reza tak peduli. Dia masih ingin menjahili ketua geng motor sekaligus raja jalananan yang bahkan terkadang membuat Reza tak bisa melawan. 

“Jadi, kau benar menyukainya? Kau jatuh cinta pada gadis bernama E-” Reza berhenti bicara setelah melihat raut wajah Naru yang justru kini malah kembali seperti semula. Terdiam dan melamun memandang rerumputan yang sama sekali tak bergerak walaupun udara dingin berhembus menembus hingga ke tulang mereka. 

“Aku, juga tak tahu.” Lirih Naru lagi hampir tak terdengar. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Senja di Balik Jendela Berembun
18      18     0     
Inspirational
Senja di Balik Jendela Berembun Mentari merayap perlahan di balik awan kelabu, meninggalkan jejak jingga yang memudar di cakrawala. Hujan turun rintik-rintik sejak sore, membasahi kaca jendela kamar yang berembun. Di baliknya, Arya duduk termangu, secangkir teh chamomile di tangannya yang mulai mendingin. Usianya baru dua puluh lima, namun beban di pundaknya terasa seperti telah ...
Rumah Tanpa Dede
133      83     1     
Inspirational
Kata teteh, Bapak dan Mama bertengkar karena Dede, padahal Dede cuman bilang: "Kata Bapak, kalau Bi Hesti jadi Mama kedua, biaya pengobatan Dede ditanggung Bi Hesti sampai sembuh, Mah." Esya---penyintas penyakit langka Spina Bifida hanya ingin bisa berjalan tanpa bantuan kruk, tapi ekonomi yang miskin membuat mimpi itu terasa mustahil. Saat harapan berwujud 'Bi Hesti' datang, justru ban...
Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
1930      1173     0     
Inspirational
Judul ini bukan hanya sekadar kalimat, tapi pelukan hangat yang kamu butuhkan di hari-hari paling berat. "Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari" adalah pengingat lembut bahwa menjadi manusia tidak berarti harus selalu tersenyum, selalu tegar, atau selalu punya jawaban atas segalanya. Ada hari-hari ketika kamu ingin diam saja di sudut kamar, menangis sebentar, atau sekadar mengeluh karena semua teras...
Di Bawah Langit Bumi
2387      920     87     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...
Layar Surya
1363      843     17     
Romance
Lokasi tersembunyi: panggung auditorium SMA Surya Cendekia di saat musim liburan, atau saat jam bimbel palsu. Pemeran: sejumlah remaja yang berkutat dengan ekspektasi, terutama Soya yang gagal memenuhi janji kepada orang tuanya! Gara-gara ini, Soya dipaksa mengabdikan seluruh waktunya untuk belajar. Namun, Teater Layar Surya justru menculiknya untuk menjadi peserta terakhir demi kuota ikut lomb...
Di Punggungmu, Aku Tahu Kau Berubah
1529      709     3     
Romance
"Aku hanya sebuah tas hitam di punggung seorang remaja bernama Aditya. Tapi dari sinilah aku melihat segalanya: kesepian yang ia sembunyikan, pencarian jati diri yang tak pernah selesai, dan keberanian kecil yang akhirnya mengubah segalanya." Sebuah cerita remaja tentang tumbuh, bertahan, dan belajar mengenal diri sendiri diceritakan dari sudut pandang paling tak terduga: tas ransel.
FAMILY? Apakah ini yang dimaksud keluarga, eyang?
179      157     2     
Inspirational
Kehidupan bahagia Fira di kota runtuh akibat kebangkrutan, membawanya ke rumah kuno Eyang di desa. Berpisah dari orang tua yang merantau dan menghadapi lingkungan baru yang asing, Fira mencari jawaban tentang arti "family" yang dulu terasa pasti. Dalam kehangatan Eyang dan persahabatan tulus dari Anas, Fira menemukan secercah harapan. Namun, kerinduan dan ketidakpastian terus menghantuinya, mendo...
Can You Be My D?
79      73     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Aku yang Setenang ini Riuhnya dikepala
63      55     1     
True Story
Lantunan Ayat Cinta Azra
815      535     3     
Romance
Perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mungkinkah Azra menerima Zakky sepupunya s...