Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu
MENU
About Us  

Dari kecil, kita diajari soal “jadi yang terbaik”.
Nilai harus bagus.
Penampilan harus rapi.
Sikap harus sopan.
Emosi harus stabil.
Dan hidup, katanya, harus sesuai standar umum yang entah siapa yang bikin.

Tapi tidak pernah ada pelajaran tentang…
cara menerima diri sendiri saat tidak memenuhi semua standar itu.

Jadi begini, aku mau cerita sedikit.

Waktu SD, aku pernah dapet nilai 5 di pelajaran Matematika. Bukan karena aku nggak belajar, tapi karena aku jujur. Iya, jujur nggak nyontek.

Temenku bilang, “Lain kali conteklah dikit, masa nggak lulus-lulus.”

Aku cuma senyum pahit. Katanya nilai lima itu gagal. Padahal bagiku itu keberhasilan:
berhasil bertahan dari godaan menyontek.

Tapi siapa yang peduli?
Yang dilihat cuma angkanya.

Sejak saat itu, aku sadar, dunia lebih suka “hasil sempurna” daripada “niat tulus dan usaha nyata.”

Dari SMP sampai sekarang, aku bolak-balik berusaha jadi versi terbaik dari yang dunia mau.

Yang nilainya bagus. Yang nggak banyak ngeluh. Yang bisa diajak ngobrol semua orang. Yang kalau gagal, harus cepat bangkit, karena kalau sedih kelamaan dibilangnya "drama".

Lama-lama aku capek. Capek karena ternyata "sempurna" itu kayak level game yang nggak pernah bisa tamat.
Selesai satu misi, muncul misi lain.
Dan tiap kali gagal, rasanya kayak...

“Duh, aku kurang apa lagi, sih?”

Lalu datang momen epik dalam hidupku: aku berhenti ngejar jadi sempurna.

Serius. Itu bukan karena aku nyerah, tapi karena aku sadar:
aku nggak lahir buat jadi karakter utama drama Korea yang flawless.

Aku tuh tokoh pendukung yang suka ngelucu, kadang ketiduran pas meeting,
dan pernah lupa bawa dompet ke minimarket tapi tetep antri sampe kasir.
(Kacau? Iya. Tapi lucu juga kalau diingat.)

Dan kamu tahu apa yang paling membebaskan?
Saat aku berhenti minta diri sendiri buat jadi seperti template manusia ideal.

Sekarang aku lebih sering bilang ke diri sendiri: “Kamu mungkin nggak sempurna, tapi kamu nyata.”
“Kamu mungkin nggak selalu kuat, tapi kamu jujur.”
“Kamu mungkin nggak populer, tapi kamu tulus.”

Dan lucunya, setelah berhenti berusaha jadi sempurna, aku malah ngerasa... lebih hidup. Bukan berarti aku jadi males berkembang ya. Tapi aku belajar buat berkembang tanpa membenci versi diriku yang sekarang.

Aku belajar sayang sama prosesku yang lambat. Aku belajar terima kalau kadang aku bosen, nggak konsisten, atau mood swing. Karena hidup bukan lomba siapa yang paling “stabil dan disiplin setiap saat”. Hidup tuh soal jalanin peran yang paling sesuai buat diri sendiri. Dan peran aku ya… jadi aku.
Yang absurd, lucu, gampang panik tapi cepet ketawa.

Pernah suatu hari, temanku bilang gini:

“Kamu tuh unik banget, tapi nggak semua orang ngerti kamu.”

Aku jawab santai, “Yah, aku juga nggak ngerti semua orang, jadi fair aja, kan?”

Kita tuh kadang terlalu sibuk pengin dipahami, sampai lupa bahwa nggak semua orang harus ngerti jalan pikiran kita
selama kita nggak nyakitin siapa-siapa dan jujur sama diri sendiri.

Dan di situlah aku ngerasa: “Oh, mungkin ini ya... bentuk kelulusan hidup: bukan jadi sempurna, tapi jadi versi paling jujur dari diri sendiri.”

Aku juga belajar bahwa gagal itu bukan musuh. Gagal itu bagian dari kurikulum kehidupan.

Kadang lucu juga. Dulu pas gagal move on, aku nyalahin hati sendiri. Padahal dia cuma belum siap. Dan itu bukan kesalahan, itu bentuk pertahanan. Gagal bukan bukti kamu lemah. Kadang gagal itu bukti kamu masih mau nyoba.

Dan bukankah itu... keren?

Dulu, tiap lihat orang lain lebih sukses, lebih glowing, lebih stabil...
aku suka ngerasa:

“Kapan ya aku bisa kayak gitu?”

Sekarang?
Masih kadang ngerasa gitu.
Tapi bedanya, sekarang aku bilang ke diri sendiri:

“Ya udah, kamu nggak harus kayak dia. Kamu cukup jadi kamu.”

Dan meskipun kayaknya simple,
itu butuh latihan, loh.

Latihan buat ngomong hal baik ke diri sendiri.
Latihan buat nggak banding-bandingin hidup.
Latihan buat sadar:
"Aku nggak lulus jadi sempurna, tapi aku lulus jadi aku."

Sempurna itu kayak ukuran baju:
nggak ada satu ukuran yang pas buat semua orang.

Bisa jadi versi sempurna orang lain itu kamu lihatnya keren,
tapi buat dia sendiri… bisa jadi itu penuh tekanan.

Makanya, daripada ngejar “sempurna”,
aku lebih pilih ngejar "otentik."
Karena dunia ini udah kebanyakan orang yang pura-pura.
Aku nggak pengin nambahin.

Di tengah semua kegagalan dan kekacauan hidup,
aku bersyukur...
masih bisa ketawa.

Karena itu artinya, aku belum kehilangan sisi terbaikku:
humor dan harapan.

Aku percaya, orang yang bisa ngetawain hidupnya sendiri itu—meski berantakan—adalah orang yang kuat.

Kuat bukan karena nggak pernah jatuh, tapi karena selalu nemu alasan buat bangkit… entah itu karena pengin makan mie ayam, atau karena pengin buktiin ke diri sendiri, bahwa kita pantas buat merasa cukup.

Kalau kamu baca ini dan merasa kamu juga nggak pernah lulus jadi sempurna,
tenang… kamu nggak sendirian.

Kamu mungkin gagal, tapi kamu nggak hilang.
Kamu mungkin lelah, tapi kamu tetap bertahan.
Kamu mungkin nggak sesuai ekspektasi siapa-siapa,
tapi kamu hidup sesuai jiwamu sendiri.

Dan menurutku, itu...
adalah kelulusan terbaik dalam hidup.

Sekarang, aku nggak nargetin jadi yang paling hebat.
Aku cuma pengin jadi versi aku yang paling jujur.
Yang tahu kapan harus diam,
kapan harus melawan,
dan kapan harus tidur biar nggak overthinking.

Karena kadang bentuk pencapaian terbaik itu bukan piala atau gelar,
tapi perasaan tenang saat kamu bisa duduk sendirian...
dan merasa cukup jadi diri sendiri.

Jadi buat kamu yang lagi ngerasa nggak cukup hebat,
nggak cukup pintar,
nggak cukup rajin...

Mungkin kamu cuma lupa,
bahwa dunia ini nggak butuh kamu jadi sempurna.
Dunia cuma butuh kamu jadi real.
Dan kamu, dengan segala versimu yang naik turun ini,
udah lebih dari cukup.

Karena meskipun kamu nggak pernah lulus jadi sempurna,
kamu tetap bisa lulus jadi diri sendiri.
Dan itu... kelulusan yang layak dirayakan.

Dengan secangkir kopi, playlist favorit, dan bisikan ke diri sendiri:

“Good job, kamu sudah sampai sejauh ini.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
UNTAIAN ANGAN-ANGAN
323      274     0     
Romance
“Mimpi ya lo, mau jadian sama cowok ganteng yang dipuja-puja seluruh sekolah gitu?!” Alvi memandangi lantai lapangan. Tangannya gemetaran. Dalam diamnya dia berpikir… “Iya ya… coba aja badan gue kurus kayak dia…” “Coba aja senyum gue manis kayak dia… pasti…” “Kalo muka gue cantik gue mungkin bisa…” Suara pantulan bola basket berbunyi keras di belakangnya. ...
Your Secret Admirer
2297      796     2     
Romance
Pertemuan tak sengaja itu membuat hari-hari Sheilin berubah. Berubah menjadi sesosok pengagum rahasia yang hanya bisa mengagumi seseorang tanpa mampu mengungkapkannya. Adyestha, the most wanted Angkasa Raya itulah yang Sheilin kagumi. Sosok dingin yang tidak pernah membuka hatinya untuk gadis manapun, kecuali satu gadis yang dikaguminya sejak empat tahun lalu. Dan, ada juga Fredrick, laki-l...
The Call(er)
1782      1031     10     
Fantasy
Ketika cinta bukan sekadar perasaan, tapi menjadi sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan atau bahkan menghancurkan segalanya. Freya Amethys, seorang Match Breaker, hidup untuk menghancurkan ikatan yang dianggap salah. Raka Aditama, seorang siswa SMA, yang selama ini merahasiakan kekuatan sebagai Match Maker, diciptakan untuk menyatukan pasangan yang ditakdirkan. Mereka seharusnya saling bert...
MANITO
1370      937     14     
Romance
Dalam hidup, terkadang kita mempunyai rahasia yang perlu disembunyikan. Akan tetapi, kita juga butuh tempat untuk menampung serta mencurahkan hal itu. Agar, tidak terlalu menjadi beban pikiran. Hidup Libby tidaklah seindah kisah dalam dongeng. Bahkan, banyak beban yang harus dirasakan. Itu menyebabkan dirinya tidak mudah berbagi kisah dengan orang lain. Namun, ia akan berusaha untuk bertahan....
Can You Be My D?
97      87     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Penerang Dalam Duka
983      530     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...
Ameteur
93      82     1     
Inspirational
Untuk yang pernah merasa kalah. Untuk yang sering salah langkah. Untuk yang belum tahu arah, tapi tetap memilih berjalan. Amateur adalah kumpulan cerita pendek tentang fase hidup yang ganjil. Saat kita belum sepenuhnya tahu siapa diri kita, tapi tetap harus menjalani hari demi hari. Tentang jatuh cinta yang canggung, persahabatan yang retak perlahan, impian yang berubah bentuk, dan kegagalan...
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
553      417     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Kisah Cinta Gadis-Gadis Biasa
1191      565     2     
Inspirational
Raina, si Gadis Lesung Pipi, bertahan dengan pacarnya yang manipulatif karena sang mama. Mama bilang, bersama Bagas, masa depannya akan terjamin. Belum bisa lepas dari 'belenggu' Mama, gadis itu menelan sakit hatinya bulat-bulat. Sofi, si Gadis Rambut Ombak, berparas sangat menawan. Terjerat lingkaran sandwich generation mengharuskannya menerima lamaran Ifan, pemuda kaya yang sejak awal sudah me...
Rumah?
59      57     1     
Inspirational
Oliv, anak perempuan yang tumbuh dengan banyak tuntutan dari orangtuanya. Selain itu, ia juga mempunyai masalah besar yang belum selesai. Hingga saat ini, ia masih mencari arti dari kata rumah.