Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu
MENU
About Us  

Setiap awal minggu, aku selalu penuh harapan.
Senin pagi rasanya kayak dikasih kertas putih baru.
“Ayo, minggu ini aku bakal mulai hidup sehat, lebih produktif, dan lebih bahagia.”

Lalu…
Selasa: bangun siang.
Rabu: makan mie instan jam 1 pagi.
Kamis: lupa balas chat orang penting.
Jumat: nonton drakor sampai subuh.
Sabtu: overthinking.
Minggu: menghakimi diri sendiri.

Lalu…
Senin datang lagi.
Dan aku mulai dari awal.
Lagi.

Seseorang pernah bilang ke aku, “Kalau kamu nggak konsisten, kamu nggak akan pernah berhasil.” Dan aku—yang baru seminggu niat journaling tapi bukunya malah jadi alas gelas kopi—langsung merasa bersalah.

Tapi lama-lama aku mikir, “Emangnya semua orang lahir dengan baterai motivasi yang tahan seminggu full?”

Karena aku… ya nggak begitu.

Aku niat. Aku semangat. Tapi kadang drop. Kadang capek. Kadang butuh pelukan.
Kadang butuh nasi padang jam 10 malam (ini penting juga).

Aku pernah ikut tantangan “30 hari menulis tiap hari.”
Hari pertama, nulis penuh semangat.
Hari kedua, masih oke.
Hari ketiga, mulai sibuk.
Hari keempat, lupa.
Hari kelima, pura-pura lupa.
Hari keenam, kembali nulis… tapi isinya curhat soal kenapa aku nggak bisa konsisten.

Tapi di tengah rasa malu itu, aku sadar sesuatu:
Aku mungkin nggak konsisten, tapi aku selalu kembali.
Dan mungkin… itu juga bentuk dari kesungguhan.

Dunia sekarang suka banget ngasih slogan yang memicu rasa bersalah:

“No pain, no gain.”

“Be consistent or die trying.”

“Kalau serius, harusnya bisa tiap hari.”

Padahal hidup nggak segitu linear-nya. Kadang, niat tulus juga butuh istirahat. Butuh rehat. Butuh jeda untuk napas. Karena kita bukan mesin. Dan bahkan mesin pun bisa error kalau kepanasan.

Ada masa-masa aku pengin berubah total. Jadi versi paling baik dari diriku. Lebih rajin, lebih sehat, lebih stabil emosinya.

Tapi kemudian…
aku sadar,
perubahan itu nggak datang dalam sekali gebrakan. Dia datang kayak nyicil—sedikit demi sedikit. Kadang mundur dua langkah, maju tiga langkah.
Kadang stagnan.
Kadang kecebur.

Dan nggak apa-apa.

Karena selama niatku tulus,
aku percaya aku masih di jalan yang benar.

Aku pernah baca kutipan:

“Consistency is key.”

Tapi ada yang lebih penting dari itu: “Kindness to yourself while you struggle.”

Apa gunanya konsisten kalau isinya penuh caci diri?
Apa artinya sukses kalau dicapai dengan mengabaikan sinyal tubuh dan hati?

Mungkin jalan terbaik adalah tetap berjalan, meskipun pelan, dan tetap sayang sama diri sendiri meskipun sering jatuh.

Aku inget, dulu aku pernah coba olahraga 7 menit tiap pagi.
Hari pertama: semangat banget, sampai download aplikasinya.
Hari kedua: mulai pegel, tapi masih lanjut.
Hari ketiga: telat bangun, akhirnya olahraganya cuma jempol—scroll TikTok.

Hari keempat sampai ketujuh?
Aplikasi itu cuma jadi ikon doang di layar HP.

Tapi lucunya, seminggu kemudian aku buka lagi aplikasinya dan coba mulai dari awal.
Dan di situlah aku tahu: niatku nggak pernah hilang, cuma sempat istirahat.

Kalau dipikir-pikir, aku sering terlalu keras sama diri sendiri. Kalau gagal, langsung merasa nggak berguna. Kalau lupa, langsung merasa bodoh. Kalau berhenti sebentar, langsung mikir,
“Udah deh, aku memang nggak cocok berubah.”

Padahal…
kalau aku lihat orang lain jatuh, aku bisa maklumi.
Aku bisa bilang, “Nggak apa-apa, kamu hebat kok udah mau coba.”

Tapi ke diri sendiri?
Susah banget ngomong gitu.

Kenapa ya?

Kenapa kita sering jadi orang yang paling kejam ke diri kita sendiri?

Mulai dari situ, aku pelan-pelan belajar sesuatu: Self-compassion itu bukan excuse untuk menyerah, tapi fondasi buat terus jalan.

Karena kadang, yang bikin kita berhenti bukan rasa malas, tapi rasa bersalah. Dan rasa bersalah itu datang karena kita terlalu terobsesi sama kata “sempurna”.

Padahal, yang dibutuhkan bukan sempurna. Cuma cukup terus balik. Terus coba lagi. Terus berniat baik.

Hari ini, aku coba mengubah definisi konsisten di kepalaku. Bukan “harus tiap hari tanpa gagal”, tapi “cukup balik lagi setelah jatuh.”

Karena niat tulus itu bukan tentang performa sempurna. Tapi tentang kemauan untuk tetap hadir, meski nggak selalu kuat.

Jadi, buat kamu yang juga sering merasa gagal karena nggak konsisten,
aku mau bilang:
Kamu nggak gagal. Kamu sedang belajar.

Kalau kamu balik lagi ke niat baikmu, itu sudah langkah besar. Kalau kamu sempat berhenti, tapi sekarang mulai lagi, itu hebat.

Dan kalau kamu merasa capek, tapi masih mau coba lagi besok, itu luar biasa.

Sekarang, aku nggak lagi malu kalau progresku lambat. Nggak lagi merasa bersalah kalau nggak bisa tiap hari. Karena aku tahu… yang penting bukan seberapa cepat aku sampai, tapi seberapa tulus aku mencoba.

Dan aku tahu, aku akan terus coba. Bukan karena disuruh, tapi karena aku sayang sama diriku sendiri.

Jadi hari ini, aku bangun sedikit lebih siang dari rencana. Kopi-ku dingin. To-do list-ku nggak semua tercentang.

Tapi aku nulis bab ini. Dan itu cukup buatku merasa… aku nggak menyerah.

Aku masih di sini.
Masih mau jadi lebih baik.
Masih niat.

Dan kalau itu bukan bentuk konsistensi yang tulus,
aku nggak tahu lagi apa.

Kita nggak perlu sempurna untuk layak terus mencoba.
Dan kita nggak perlu konsisten tiap detik untuk membuktikan kita sungguh-sungguh.

Yang penting:
Jangan berhenti.
Jangan lupa, kamu berharga—meski nggak selalu kuat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Langit Jingga
2806      993     4     
Romance
"Aku benci senja. Ia menyadarkanku akan kebohongan yang mengakar dalam yakin, rusak semua. Kini bagiku, cinta hanyalah bualan semata." - Nurlyra Annisa -
FAYENA (Menentukan Takdir)
536      351     2     
Inspirational
Hidupnya tak lagi berharga setelah kepergian orang tua angkatnya. Fayena yang merupakan anak angkat dari Pak Lusman dan Bu Iriyani itu harus mengecap pahitnya takdir dianggap sebagai pembawa sial keluarga. Semenjak Fayena diangkat menjadi anak oleh Pak Lusman lima belas tahun yang lalu, ada saja kejadian sial yang menimpa keluarga itu. Hingga di akhir hidupnya, Pak Lusman meninggal karena menyela...
V'Stars'
1508      692     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
Imperfect Rotation
182      160     0     
Inspirational
Entah berapa kali Sheina merasa bahwa pilihannya menggeluti bidang fisika itu salah, dia selalu mencapai titik lelahnya. Padahal kata orang, saat kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai, kamu enggak akan pernah merasa lelah akan hal itu. Tapi Sheina tidak, dia bilang 'aku suka fisika' hanya berkali-kali dia sering merasa lelah saat mengerjakan apapun yang berhubungan dengan hal itu. Berkali-ka...
Liontin Semanggi
1637      975     3     
Inspirational
Binar dan Ersa sama-sama cowok most wanted di sekolah. Mereka terkenal selain karena good looking, juga karena persaingan prestasi merebutkan ranking 1 paralel. Binar itu ramah meski hidupnya tidak mudah. Ersa itu dingin, hatinya dipenuhi dengki pada Binar. Sampai Ersa tidak sengaja melihat kalung dengan liontin Semanggi yang dipakai oleh Binar, sama persis dengan miliknya. Sejak saat...
Langit Tak Selalu Biru
83      70     4     
Inspirational
Biru dan Senja adalah kembar identik yang tidak bisa dibedakan, hanya keluarga yang tahu kalau Biru memiliki tanda lahir seperti awan berwarna kecoklatan di pipi kanannya, sedangkan Senja hanya memiliki tahi lalat kecil di pipi dekat hidung. Suatu ketika Senja meminta Biru untuk menutupi tanda lahirnya dan bertukar posisi menjadi dirinya. Biru tidak tahu kalau permintaan Senja adalah permintaan...
Perjalanan yang Takkan Usai
396      319     1     
Romance
Untuk pertama kalinya Laila pergi mengikuti study tour. Di momen-momen yang menyenangkan itu, Laila sempat bertemu dengan teman masa kecil sekaligus orang yang ia sukai. Perasaan campur aduk tentulah ia rasakan saat menyemai cinta di tengah study tour. Apalagi ini adalah pengalaman pertama ia jatuh cinta pada seseorang. Akankah Laila dapat menyemai cinta dengan baik sembari mencari jati diri ...
Sweet Seventeen
1258      861     4     
Romance
Karianna Grizelle, mantan artis cilik yang jadi selebgram dengan followers jutaan di usia 17 tahun. Karianna harus menyeimbangkan antara sekolah dan karier. Di satu sisi, Anna ingin melewati masa remaja seperti remaja normal lainnya, tapi sang ibu sekaligus manajernya terus menyuruhnya bekerja agar bisa menjadi aktris ternama. Untung ada Ansel, sahabat sejak kecil yang selalu menemani dan membuat...
Je te Vois
812      540     0     
Romance
Dow dan Oi sudah berteman sejak mereka dalam kandunganklaim kedua Mom. Jadi tidak mengherankan kalau Oi memutuskan ikut mengadopsi anjing, Teri, yang merupakan teman baik anjing adopsi Dow, Sans. Bukan hanya perihal anjing, dalam segala hal keduanya hampir selalu sama. Mungkin satu-satunya yang berbeda adalah perihal cita-cita dan hobi. Dow menari sejak usia 8 tahun, tapi bercita-cita menjadi ...
Da Capo al Fine
342      280     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir