Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Call(er)
MENU
About Us  

Terkadang, yang paling ingin kita lupakan justru yang paling membentuk siapa kita sekarang. Dan kadang, cinta yang kita tolak ..., tak pernah benar-benar pergi.

Freya menatap pantulan dirinya di danau Fluvia Sentis, yang kini beriak tak wajar. Bias cahaya ungu menyala dari dasar air, seolah ada sesuatu yang bangkit di dalamnya. Sementara, Raka yang berjalan bersisian dengannya, terlihat antusias. Kepalanya bergantian menoleh ke kanan dan ke kiri mengamati sekitarnya.

"Menakjubkan, ya, bisa mendatangi langsung tempat yang selama ini hanya aku lihat dalam mimpi."

"Jadi, kamu sering mimpiin tempat ini?" tanya Freya sedikit terkejut.

Pantas saja, Raka seperti hafal betul dengan setiap area di wilayah ini, seperti bukan pertama kalinya cowok itu berkunjung ke mari.

"Iya, sejak aku kecil, sering malah. Semakin bertambah umur, mimpi itu hanya datang sesekali saja."

"Kau yakin ini bukan cuma efek cahaya bulan?" gumam Freya sambil mengintip ke dalam air.

"Freya," suara Raka terdengar dari belakangnya, tenang tapi bernada cemas. "Sungai emosi ini bukan cuma dekorasi romantis. Kalau Fluvia Sentis mulai beriak tanpa sebab, itu tandanya, satu dari tiga pilar Callindra terguncang."

Freya berdiri, menyeka telapak tangannya. "Dan sepertinya, kita tahu siapa penyebabnya."

"Raja Vergana!" teriak mereka hampir bersamaan, lalu keduanya tertawa. 

Seolah-olah tanpa lelah, Freya dan Raka berjalan bersisian, terus-menerus menyusuri Callindra tanpa henti. Mereka berusaha menyingkap tabir misteri dan rahasia tersembunyi yang selama ini menjadi tanda tanya besar dalam benak keduanya yang hingga kini belum juga menemukan jawabannya.

Sementara itu, di pusat Callindra, Raja Vergana duduk diam dalam ruangannya yang bergemuruh pelan. Berbagai macam perasaan bercampur baur dalam hatinya. Cermin raksasa di depannya memancarkan kilasan masa lalu. Kilasan seorang perempuan.

"Apa kau pikir aku akan lupa?" gumamnya lirih.

Cermin itu memantulkan bayangan seorang gadis berambut perak, matanya lembut tapi penuh luka. Gadis itu tersenyum samar, bukan pada Vergana masa kini, melainkan pada ingatan yang ia buang jauh-jauh.

Raja Vergana memalingkan wajah. Namun, dari dalam pantulan, suara sang gadis pun terdengar lirih dan menyayat hati. "Cinta itu bukan kelemahan. Kau yang membuatnya jadi begitu."

Tangan Raja Vergana mengepal. Aura biru gelap berkedip di sekeliling tubuhnya.

"Mereka tak akan mengulang kesalahan yang sama," katanya dingin. "Aku tak akan biarkan."

****

Freya dan Raka menyelinap ke dalam ruang arsip Callindra. Tak ada teknologi canggih di sini, hanya rak-rak berlapis debu dan kode kuno.

"Kenapa sih, tempat sepenting ini nggak dikasih ventilasi atau wifi?" keluh Freya sambil bersin-bersin, hingga matanya berair.

"Karena cinta bukan data digital," jawab Raka sambil membuka satu map tua. "Kadangkala, trauma pun disimpan di balik puing-puing."

Di balik tumpukan dokumen yang sudah menguning, mereka menemukan satu map berjudul: PROJECT REVERSAL. Di atasnya tertera sebuah kalimat peringatan. 

Akses terbatas. Hanya untuk pengawal inti.

Freya menatap Raka, mulai merasa ragu "Kau yakin kita nggak bakal meledak kalau buka ini? Atau nggak akan terjadi apa-apa di sini?"

"Kemungkinan kecil," jawab Raka. "Tapi kalau meledak, setidaknya kita hancur bersama."

Freya menyipitkan mata. "Romantis kamu tuh, versi dark, tapi, menghibur juga."

Isi dokumen itu membuat Freya terdiam. Di dalamnya, mereka menemukan sesuatu yang tak disangka. Selembar foto Raja Vergana muda tanpa mahkota, dengan senyum yang hangat. Di sampingnya, seorang perempuan muda yang mereka saksikan tadi, sangat mirip dengan pantulan di Fluvia. Di balik foto itu, tersemat sebuah keterangan yang ditulis dengan tinta emas.

Nama: Lyra Estelle. Status: Match Maker generasi pertama. Level energi: Alpha.

"Apa mungkin wanita ini mantan kekasih Raja Vergana?" tanya Freya penasaran. Dahinya tampak berkerut.

Raka mengangguk pelan. "Bisa juga wanita ini satu-satunya iblis yang bisa menyaingi kekuatannya."

Freya dan Raka beralih memeriksa dokumen berikutnya yang membuat mereka nyaris tak percaya dengan kalimat yang tertulis di bawahnya sebagai keterangan. 

Setelah misi penyatuan benang multiverse gagal, Lyra menghilang. Vergana Armushu mengambil alih, menyusun sistem baru, yaitu pemutusan total cinta, demi kestabilan dimensi.

"Jadi semua ini ..., sistem Match Breaker. Sistem ini lahir dari patah hati?" Freya memejamkan mata.

"Bukan cuma patah hati," gumam Raka. "Tapi penyangkalan akan cinta itu sendiri."

Freya tertegun. "Cinta itu ternyata rumit juga," gumamnya lirih.

****

Sementara itu, Liora berjalan di koridor rumah sakit tempat Fira, remaja yang ikatannya dihancurkan olehnya, kini tengah terbaring lemah dan belum menunjukkan tanda-tanda siuman.

Entah muncul dari mana, rasa manusiawi yang aneh ini, tiba-tiba saja diam-diam menjalari hatinya. Sebuah perasaan yang selama ini tak pernah ada. Rasa bersalah. Tiba di ruangan yang dimaksud, Liora menyaksikan dari balik kaca kondisi Fira masih terbaring koma. Langkah Liora tampak ragu. Di tangan kanannya, ia membawa buket bunga poppy biru, sementara tangan kirinya menjinjing keranjang berisi aneka macam buah-buahan. Namun, sebelum ia sempat meletakkannya, terdengar suara berat yang sangat familiar dari arah belakang.

"Kau pikir bunga bisa menyembuhkan trauma?"

Liora menoleh ke arah sumber suara. Rautnya berubah kaget serta pias. Raja Vergana berdiri di ujung lorong, memasang wajah tanpa ekspresi.

"Dia ternyata rapuh," bisik Liora. "Aku hanya ...,  menjalankan tugas. Namun, baru kali ini aku merasa menjadi iblis paling kejam sedunia."

"Tugas seharusnya tidak membunuh empati," ucap Raja Vergana pelan dan tampak sedikit bergetar, hingga nyaris saja tak terdengar. Lantas, sosoknya tiba-tiba saja lenyap, meninggalkan Liora yang berkecamuk dengan perasaan yang sulit untuk diterjemahkan.

****

Freya yang sudah kembali ke bumi, tengah duduk dengan menunjukkan raut wajah serius di tepi atap sekolah. Mereka membawa serta berkas terakhir dari arsip. Raka masih setia menemaninya sembari memandang ke arah langit berhiaskan kerlap-kerlip bintang.

"Kalau cinta bisa menyatukan dimensi," kata Freya perlahan, "kenapa harus dihancurkan?"

"Karena ketika cinta itu gagal, maka bisa menghancurkan lebih dari sekadar hati," jawab Raka.

Freya menunduk. "Aku takut, Raka. Takut kalau perasaan ini malah jadi bencana."

"Kalau kau takut karena cinta, maka cintanya masih nyata. Yang perlu kita takutkan justru ketika kita merasa tak ada yang bisa kita cintai lagi alias mati rasa."

Freya menoleh. "Kamu kayaknya kebanyakan baca novel romantis, ya?"

Raka mengangkat bahu. "Atau mungkin ..., aku yang menulisnya."

Dan tepat saat mereka tertawa kecil, bumi berguncang pelan. Cahaya dari Fluvia Sentis melesat ke langit, membentuk spiral cahaya.

Freya berdiri, jantungnya berdegup cepat. "Raka, itu apa?"

Raka menariknya berdiri. "Kita harus kembali ke pusat. Sekarang!"

Dengan langkah tergesa, keduanya meninggalkan atap sekolah, bergegas menuju ruang yang dimaksud Raka. Mereka berharap bisa mencegah sesuatu yang buruk terjadi.

Sementara itu, di istana megahnya, Raja Vergana berdiri di depan cermin. Namun, kali ini, pantulan Lyra berbicara, seakan-akan tengah memperingatkan dirinya

"Kau membangun kerajaan dari ketakutan. Tapi cinta tidak akan tunduk selamanya."

Raja Vergana berbisik, setengah marah, setengah sedih. Suaranya sungguh menyayat hati. "Kau yang membentukku menjadi begini. Kau ..., kau telah meninggalkanku, hingga membuatku seperti ini."

Dan saat kilatan cahaya dari Fluvia menghantam langit, cermin itu pun pecah. Seketika saja, langit Callindra terbuka. Dari celah dimensi, muncul sosok berjubah putih dengan rambut perak yang sangat dikenalnya.

Freya yang baru tiba bersama Raka menatap ke arah langit. Keduanya seketika saja terpana.

"Itu ..., siapa?" bisiknya.

Raka menjawab tanpa mengalihkan pandangan: "Sepertinya ..., Lyra belum benar-benar hilang."

Sesosok misterius muncul di sekolah. Sosok itu tak terlihat oleh orang biasa. Namun, siswa-siswa yang pernah disentuh oleh cinta, entah itu berbalas atau tidak, mulai bermimpi tentang suara misterius yang memanggil dari dimensi lain.

“Jika cinta adalah luka, aku akan jadi penyembuhmu. Jika cinta adalah bahaya, aku adalah rahasiamu.”

Dan di cermin kecil di kamar Freya, muncul retakan pertama. Retakan yang akan membuka tabir rahasia Freya semakin dalam.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • baskarasoebrata

    Menarik sekali

    Comment on chapter World Building dan Penokohan
  • warna senja

    Sepertinya Freya sedang mengalami quarter life crisise

    Comment on chapter Prolog
  • azrilgg

    Wah, seru, nih

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
The Eternal Love
21388      3246     18     
Romance
Hazel Star, perempuan pilihan yang pergi ke masa depan lewat perantara novel fiksi "The Eternal Love". Dia terkejut setelah tiba-tiba bangun disebuat tempat asing dan juga mendapatkan suprise anniversary dari tokoh novel yang dibacanya didunia nyata, Zaidan Abriana. Hazel juga terkejut setelah tahu bahwa saat itu dia tengah berada ditahun 2022. Tak hanya itu, disana juga Hazel memili...
Let Me be a Star for You During the Day
1077      583     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Fidelia
2157      940     0     
Fantasy
Bukan meditasi, bukan pula puasa tujuh hari tujuh malam. Diperlukan sesuatu yang sederhana tapi langka untuk bisa melihat mereka, yaitu: sebentuk kecil kejujuran. Mereka bertiga adalah seorang bocah botak tanpa mata, sesosok peri yang memegang buku bersampul bulu di tangannya, dan seorang pria dengan terompet. Awalnya Ashira tak tahu mengapa dia harus bertemu dengan mereka. Banyak kesialan menimp...
The Boy Between the Pages
1541      929     0     
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...
My First love Is Dad Dead
55      52     0     
True Story
My First love Is Dad Dead Ketika anak perempuan memasuki usia remaja sekitar usia 13-15 tahun, biasanya orang tua mulai mengkhawatirkan anak-anak mereka yang mulai beranjak dewasa. Terutama anak perempuan, biasanya ayahnya akan lebih khawatir kepada anak perempuan. Dari mulai pergaulan, pertemanan, dan mulai mengenal cinta-cintaan di masa sekolah. Seorang ayah akan lebih protektif menjaga putr...
When I Was Young
9430      1952     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
Dimensi Kupu-kupu
14362      2783     4     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
Konspirasi Asa
2844      987     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...
Cinderella And The Bad Prince
1464      992     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
Kesempatan
20462      3279     5     
Romance
Bagi Emilia, Alvaro adalah segalanya. Kekasih yang sangat memahaminya, yang ingin ia buat bahagia. Bagi Alvaro, Emilia adalah pasangan terbaiknya. Cewek itu hangat dan tak pernah menghakiminya. Lantas, bagaimana jika kehadiran orang baru dan berbagai peristiwa merenggangkan hubungan mereka? Masih adakah kesempatan bagi keduanya untuk tetap bersama?