Aku merasa tiap hari diriku semakin tidak baik - baik saja. Susah tidur, mudah marah - marah, kecemasan berlebih dan rasa ingin mengakhiri hidup masih saja sering muncul. Aku sebelumnya pernah sharing ke temanku yang juga pernah ngerasa hal semacam ini dan dia konsultasikan ke psikiater dan psikolog. Tetapi aku masih bimbang untuk seperti temanku yang ke psikiater. Sampai suatu hari aku benar - benar capek dengan semuanya, dengan keadaan. Belum lama tahun kemarin dua ribu dua empat, suami menyarankan coba aja ke psikiater, setidaknya mencoba.
Akhirnya aku daftar online untuk kepsikiater di Rumah sakit yang dulu untuk lahiran anak pertamaku. Adanya jadwal dokternya sore. Sampai rumah sakit ternyata ada yang sudah antri ada suami istri yang usianya yang sekitar enam puluhan, ada juga ibu dan anak yang anaknya masih remaja, ada pasangan suami istri yang seusia aku. Ku berfikir ternyata sekarang itu sudah umum pergi kepsikiater dengan permasalahnnya masing - masing. Menunggu dokternya datang itu sekitar hampir sejam mendekati jam waktu sholat maghrib. Aku dapat antrian nomor tiga, sehabis sholat maghrib.
"Apa yang dirasakan mbak? tanya Dokter.
"Aku ceritakan tentang aku yang yatim, tentang kondisi ekonomi pernikahan dan yang terberat mengenai warisan dari Bapak.
"Dokternya bilang, memang banyak untuk masalah warisan itu mengerikan mbak, jalan keluarnya mencoba berdamai dengan diri sendiri walau itu tidak mudah, tetapi cobalah pelan - pelan. Di resepkan pula beberapa obat agar mengurangi kecemasan dan bisa tidur.
Setelah aku ke dokter spesialis jiwa beberapa hari kemudian aku mulai bisa mencoba berdamai dengan diri sendiri, menerima kondisi yang masih serba harus kerja keras untuk mewujudkan keinginanku tidak bisa mengandalkan warisan yang memang sampai saat ini tidak ada kejelasan. Obatnya hanya aku minum beberap kali karena jantungnya rasanya berdetak kencang merasa tidak cocok kalau aku konsumsi secara terus menerus.
Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh, terkadang kita ingin cerita ke teman tetapi ada beberapa yang justru seolah menjudge, padahal aku hanya ingin didengar bukan malah nambah mental rasanya berantakan. Ada yang pernah komentar, kamu terlalu ini deh , terlalu itu deh, lebay deh. Dalam hatiku jika kau jadi aku kau akan tahu gimana rasanya? Orang lain tak akan benar- benar paham memang kalau tidak mengalaminya.
Aku depresi karena kondisi ku yang masih sangat kekurangan ekonomi dan ada banyak warisan yang seharusnya menjadi miliku. lain cerita mungkin kalau memang tidak ada warisan sama sekali, aku tidak akan mengharapkannya.
"Ustad Felix Siauw pernah berkata : Bahwa sakit mental itu lebih tidak enak daripada sakit fisik, kalau kita sakit fisik selama kita masih punya kehidupan yang bahagia kita bisa tahan. Kita akan tetap bisa hidup enak selama mental kita masih bagus. Tetapi dikelilingi harta, kekayaan, segala sesuatu kenikmatan - kenikmatan dunia, Orang tersebut mentalnya tidak sehat banyak yang bunuh diri. Contohnya artis - artis korea banyak sekali yang bunuh diri, karena mentalnya kena. Mental itu lebih parah daripada fisik.
Setiap hari aku berusaha menyelamatkan diriku dari rasa cemas. Aku bertarung dengan rasa takut yang mungkin bagi orang lain itu adalah hal sepele, tetapi buatku masalah besar dihidupku. Aku berusaha menolong diriku sendiri. Aku ingin malam hari ku tidur nyenyak. Aku ingin terbangun dengan rasa yang ringan dan senyum mengawali hari. Aku ingin sekali sejenak merasakan kepalaku tidak penuh dengan rasa trauma pikiran - pikiran negatif atau masalah yang sedang kuhadapi. Trauma itu seperti selamat dari kecelakaan tetapi cacat seumur hidup.
Psikologi mengatakan kesehatan mental yang terganggu itu tidak terlihat. Seseorang bisa terlihat beraktivitas seperti biasa, tetapi yang ia rasakan adalah hampa, merasa sedih, sendiri, tidak ada yang perduli, drop dan cemas yang luar biasa.
Orang yang tidak paham dan mengerti kesehatan mental banyak yang berkomentar kamu kurang ibadah, orang yang stress dan depresi berarti jauh dari Allah kamu kurang iman. Tidak sedikit yang bilang masalah mental terlalu di lebih - lebihkan . Terus ketika kita datang ke psikolog atau kepsikiater dianggap kena gangguan jiwa, masih banyak orang yang tabu datang ke psikolog dan psikiater. Masalah mental sekarang tidak bisa dianggap enteng, dianggap sepele, justru harus sangat diperhatikan. Masalah mental tidak pandang siapapun kamu. Banyak sekarang yang melakukan bunuh diri karena dilingkungan kita banyak yang belum memahami pentingnya kesehatan mental. Pentingnya kita perduli terhadap orang yang sekiranya terlihat tidak baik - baik, kalau dia butuh curhat dengarkan, jangan justru menjudge. Kebanyakan dari masyarakat kita kesehatan mental berawal dari faktor lingkungan yang tidak sehat. Yang memperburuk keadaan.
Yang pernah lihat podcastnya dokter tirta mengenai depresi yang isinya. "Orang depresi itu sangat butuh teman, di depan umum dia bisa ketawa senyum santai seperti tidak ada beba, tetapi ketika dia sendirian, murung, mengurung diri, isi kepalaya penuh dengan pikiran - pikiran negatif. Solusi orang depresi jangan pernah meninggalkan mereka sendiri dikamar. Mungkin bagi kamu yang dapat masalah terus bisa menyelesaikan masalah tersebut kamu bangga. Tetapi diluar sana banyak manusia yang tidak bisa menyelesaikan masalahnya hidupnya, dan ketika gagal menyelesaikan masalah hidupnya yang diserang bukan fisiknya lagi melainkan psikisnya yang kena dan itu sangat bahaya.
Kalau kata Marshanda orang depresi itu ingatannya cenderung lebih kuat mengingat memori - memori yang negatif, orang yang happy cenderung lebih hebat mengingat memori yang bahagia. Dan seringkali orang itu kalau curhat itu butuhnya cuma orang yang nerima mereka, mereka tidak butuh nasehat. Semua orang sudah tahu kita bisa baca buku agama kalau orang berkomentar ah kamu kurang imannya saja. Cuma butuh di dengar
Aku ingin punya rumah sendiri agar anak - anaku tidak harus pindah - pindah kontrakan, agar mereka punya tempat yang layak dan tetap. Anak - anak saat ini sudah bisa request ingin punya kamar sendiri, rasanya sedih sekali belum bisa mewujudkannya. Bahkan rasanya saat ini masih sangat buram untuk membangun rumah, tidak punya tabungan sama sekali.