Loading...
Logo TinLit
Read Story - Monologue
MENU
About Us  

Dalam suatu masa, ada ketika seseorang tanpa duga bertemu yang lainnya. Dalam ketidaksengajaan yang nampak klise. Yang satu, mungkin tidak pernah menyimpannya dalam memori jangka panjang. Sementara yang lain, selalu menyimpannya dalam memori tak boleh dilupakan.

Anka tidak tau siapa gadis itu. Yang tiba-tiba muncul, sejak beberapa menit lalu, sekedar mengintipnya dari kejauhan.

Anka sadar itu, tapi dia tidak peduli.

Hadirnya atau namanya sekali pun.

Gadis itu memilih hening. Berdiri dua langkah dari tempat Anka berpijak. Sesekali,  gadis itu menolehkan pandangannya pada Anka. Hanya menoleh, tanpa suara. Senyuman? Jangan harap. Jika pun ada, Anka tidak peduli.

Anka melirik jam di pergelangan tangannya. Seseorang dinantinya dengan tenang. Padahal Anka bisa saja memesan makanan favorit itu untuknya, tapi dia memilih antri seorang diri.

Ya, seseorang itu adalah gadis yang tengah membawa perlahan semangkuk mie ayam.

Anka menghampirinya. Tidak peduli dengan gadis asing yang berdiri di sisinya. Yang iseng, lalu memilih hening.

"Anka?" Jika suara itu tidak ada, mungkin Anka akan menghabiskan malamnya di Kafe. Ditemani musik instrumental dan laptop yang masih dalam keadaan terbuka.

"Mau nginep di sini?" Manager kafe—teman baik kak Ailova menyadarkannya. Jam telah menunjukkan waktu kafe di tutup.

Anka tergesa-gesa menutup laptopnya, juga menutup ingatan kabur tentang siapa dua gadis yang muncul dalam mimpi sekilasnya.

Lelah membaca seharian, Anka tanpa sadar menjeda tubuhnya dengan tidur di atas meja kafe.

Mimpi itu ... terasa nyata, tapi entah kenapa juga terasa hanya mimpi biasa.

***

Pingsan. Gadis penyuka mie ayam mendadak pingsan di kelasnya. Anka tentu mengetahui itu dengan cepat. Kelas mereka hanya berseberangan. Terkadang, jika ingin, Anka hanya perlu mengintip lewat jendela kelas. Dan dia ... tepat tengah memandang ke arah yang sama.

Klise, tapi terlalu lucu untuk dilupakan.

Anka menanti di luar. Karena gadis itu tengah diperiksa. Dan di luar, tau apa yang Anka temui?

Gadis asing yang iseng menghampirinya tadi di kantin. Berdiri di balik pintu UKS yang setengah terbuka.

"Hei, ngapain lo di sana?" Seorang gadis lain memanggil gadis itu. "Ayo, balik ke kelas."

Anka sadar. Gadis itu sempat menoleh padanya. Tatapannya seperti... enggan pergi.

Anka lagi dan lagi tertidur bukan di kasurnya. Kali ini di meja kantor redaksi. Sendiri. Gasha tengah mengambil cuti. Entah untuk urusan apa.

Mimpi kedua. Masih sama. Nyata tapi tanpa jejak waktu.

Subjek: Revisi Emosi - Catatan Editor
Dari: Denting [denting.an@puitis.com]
Kepada: Anka [editoranka@kapaslangitmedia.id]

Lupa sedetik tak apa. Akan kuberi memori baru.


Revisi Emosi. Benar-benar membuatnya emosi. Denting itu, diminta untuk mengubah kalimat menjadi lebih sederhana, tapi seolah tengah menantang Anka.

Haruskah Anka mengeluarkan sisi dirinya dari genre thriller?

Tega dan tak berperasaan?
Tega, dengan tidak menghubungi Denting lagi hingga naskah selesai direvisi.
Tak berperasaan, membiarkan naskah itu hambar seperti hatinya?

Subjek: Revisi Emosi - Catatan Editor
Dari: Anka [editoranka@kapaslangitmedia.id]
Kepada: Denting [denting.an@puitis.com]

Gue kasih bocoran sama lo, Denting. Gue gak mau basa basi. Kalo lo mau ikut aturan, lo lanjut sampe epilog. Kalo gak, lo mundur dari sekarang.


Denting tidak membalasnya sampai dua hari kemudian. Anka memutar diksi yang dimiliki Denting dalam naskah. Mengubah tanda baca yang salah posisi, menandai kalimat yang masih membingungkan, memberi catatan kecil, Gue benci genre romantis.

Catatan kecil yang mampu menggelitik sisi lain Anka.

"Gue benci genre romantis," ucap Anka berulangkali. Terus seperti itu.

"Gue benci saat harus peduli sebuah perasaan."

"Gue benci harus mengatakan hal-hal yang sudah lama gue lupakan bahkan matikan."

Denting, sialan!

Harusnya Anka marah pada kepala redaksi yang memintanya ambil alih naskah genre super menjijikkan itu.

Harusnya Anka marah pada editor yang menghilang. Lari dari tugas, hilang tak jelas. Merusak hari.

***

Dalam memori yang panjang, aku mengingatnya sebagai seseorang yang harus kupanggil dengan nama lain. Nama yang mampu menarik sudut bibirku. Bolehkah, aku memanggilnya sekali lagi.
Revisi Emosi. Hal.23.

Kali ini Anka membacanya dengan perlahan. Meski harus mencernanya berkali-kali. Tiga kali revisi saja cukup, kalau Denting mau ikut aturan.

Subjek: Revisi Emosi - Catatan Editor
Dari: Denting [denting.an@puitis.com]
Kepada: Anka [editoranka@kapaslangitmedia.id]

Aku akan menjadi indra pendengaranmu, jika kamu mau.


"Indra pendengaran gue?"

Anka refleks menyentuh telinganya. Bergidik ngeri. Membayangkan Denting benar-benar berubah wujud menjadi indra pendengarannya.

Kenapa rasanya Anka seperti diintip Denting melalui suara isi hati?

Anka hanya menggerutu dalam hati, tapi tak lama Denting mengiriminya pesan yang seolah dirinya dalam pantauan.

Bagaimana dengan ini?

Gue nggak perlu didengar.

Hahahaha. Ternyata hanya sebuah kebetulan, katanya. Saatnya kembali pada naskah.

Subjek: Revisi Emosi - Catatan Editor
Dari: Denting [denting.an@puitis.com]
Kepada: Anka [editoranka@kapaslangitmedia.id]

Apa pun, selama kamu masih merasa.


Naskah di hadapannya seketika diabaikan, benarkah Denting bisa membaca hatinya?

Subjek: Revisi Emosi - Catatan Editor
Dari: Anka [editoranka@kapaslangitmedia.id]
Kepada: Denting [denting.an@puitis.com]

Berhenti main-main kalo naskah lo mau cepat beres.


Subjek: Revisi Emosi - Catatan Editor
Dari: Denting [denting.an@puitis.com]
Kepada: Anka [editoranka@kapaslangitmedia.id]

Jangan bergurau, aku hanya tengah mengundang memorimu.


"Mengundang memori? Maksudnya?"

Memori tentang isi naskah, kan?

Anka mendengus. Kesal. Kenapa bisa dia dijebak sejauh ini?

***
 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kepada Gistra
511      384     0     
Short Story
Ratusan hari aku hanya terfokus mengejar matahari. Namun yang menunggu ku bukan matahari. Yang menyambutku adalah Bintang. Kufikir semesta mendukungku. Tapi ternyata, semesta menghakimi ku.
Supernova nan Indah merupakan Akhir dari Sebuah Bintang
3805      1226     1     
Inspirational
Anna merupakan seorang gadis tangguh yang bercita-cita menjadi seorang model profesional. Dia selalu berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk menggapai cita-citanya. Sayangnya, cita-citanya itu tidak didukung oleh Ayahnya yang menganggap dunia permodelan sebagai dunia yang kotor, sehingga Anna harus menggunakan cara yang dapat menimbulkan malapetaka untuk mencapai impiannya itu. Apakah cara yang...
WulanaVSurya
451      316     1     
Romance
Terimakasih, kamu hadir kembali dalam diri manusia lain. Kamu, wanita satu-satunya yang berhasil meruntuhkan kokohnya benteng hatiku. Aku berjanji, tidak akan menyia-nyiakan waktu agar aku tidak kecewa seperti sedia kala, disaat aku selalu melewatkanmu.
Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
1819      935     1     
Romance
Akhir SMA yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran seorang cewek bernama Shevia Andriana. Di saat masa-masa terakhirnya, dia baru mendapatkan peristiwa yang dapat mengubah hidupnya. Ada banyak cerita terukir indah di ingatan. Ada satu cinta yang memenuhi hatinya. Dan tidak luput jika, cita-cita yang selama ini menjadi tujuannya..
Ikhlas Berbuah Cinta
464      402     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Campus Love Story
8079      1869     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
It's Our Story
1049      488     1     
Romance
Aiza bukan tipe cewek yang suka nonton drama kayak temen-temennya. Dia lebih suka makan di kantin, atau numpang tidur di UKS. Padahal dia sendiri ketua OSIS. Jadi, sebenernya dia sibuk. Tapi nggak sibuk juga. Lah? Gimana jadinya kalo justru dia yang keseret masuk ke drama itu sendiri? Bahkan jadi tokoh utama di dalamnya? Ketemu banyak konflik yang selama ini dia hindari?
Stay With Me
190      161     0     
Romance
Namanya Vania, Vania Durstell tepatnya. Ia hidup bersama keluarga yang berkecukupan, sangat berkecukupan. Vania, dia sorang siswi sekolah akhir di SMA Cakra, namun sangat disayangkan, Vania sangat suka dengan yang berbau Bk dan hukumuman, jika siswa lain menjauhinya maka, ia akan mendekat. Vania, dia memiliki seribu misteri dalam hidupnya, memiliki lika-liku hidup yang tak akan tertebak. Awal...
Teater
22361      3144     3     
Romance
"Disembunyikan atau tidak cinta itu akan tetap ada." Aku mengenalnya sebagai seseorang yang PERNAH aku cintai dan ada juga yang perlahan aku kenal sebagai seseorang yang mencintaiku. Mencintai dan dicintai. ~ L U T H F I T A ? Plagiat adalah sebuah kejahatan.
MANTRA KACA SENIN PAGI
3647      1330     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu