Loading...
Logo TinLit
Read Story - Loveless
MENU
About Us  

Hari ini harusnya jadi titik hancurnya. Semalaman gue nggak tidur demi bisa menyelesaikan video ini. Semua rekaman suara pasien gue jadikan satu file video, bonus percakapan Pak Taufik sama Selly. Gue udah minta izin ke pasien yang bersangkutan untuk menyebarluaskan keterangan mereka, dan mereka nggak keberatan sama sekali asal bisa memperoleh keadilan.

Gue nggak peduli apa yang bakal terjadi nanti. Sekalipun gue dijadikan tersangka karena UU ITE, nggak masalah. Gue siap dengan konsekuensinya. Gue mengunggah video tersebut di berbagai akun sosial media Facebook, Tiktok, dan Instagram tiga di antaranya. Lala membantu me-repost dan teman-temanya melakukan hal yang sama. Dalam kurun waktu kurang dari dua puluh empat jam, video tersebut udah ditonton lebih dari seratus ribu orang. Mereka menyebarluaskannya lagi, lagi, dan lagi. 

Kolom komentar Instagram gue dipenuhi berbagai komentar. Kebanyakan mengecam perbuatan lelaki itu, tapi buzzernya juga nggak sedikit, gue tau. Kalau dia bisa meminta kami memalsukan google review, bukan nggak mungkin dia memulihkan citranya juga dengan uang. Padahal, gue nggak sebut nama. Di situ pun ketika Selly menyebut nama Bu Ola, gue sensor. Tapi, mereka sendiri yang membuat kesimpulan bahkan banyak yang ikut bicara atas perlakuan serupa yang mereka terima.

@aleshaja Aku pikir hal semacam itu normal, tapi pas ganti dokter dan USG lagi, dokternya bilang itu tidak harus ada pergerakan sejauh itu.

@mamamolly Anak saya juga korban. Waktu diperiksa, terpaksa saya tinggal ke kamar mandi karena emang nggak tahan pengin pipis, pas keluar anaknya nangis. Ditanya di sama dia nggak ngomong, tapi pas sampe rumah anaknya bilang kalau area vitalnya dipegang.

@kareninaalisa Saya perempuan dua puluh tahun, karena saya kenal banget dokternya, jadi saya percaya sama apa yang dia lakukan. Karena waktu itu ada benjolan di area tertentu, itu diperiksa, tapi gerakan tangannya tidak mencerminkan bahwa itu prosedur pemeriksaan. Saya dichat hampir setiap hari, ditanya kapan periksa lagi, dan pas saya jawab saya mau sama dokter cewek dia langsung marah dan hilang kenapa nggak dari awal kamu minta dokter perempuan? Bukan setelah digratiskan ini itu baru minta dokter perempuan. Salahnya di mana? Aku pikir itu bentuk kebaikan dia aja. Ternyata karena merasa aku ngasih feedback dan kita sama.

Oke cukup. Manusia itu memang keterlaluan selama ini. Dia memanfaatkan gelarnya untuk mengambil keuntungan dan membodohi pasien-pasiennya.

Banyak banget, beneran banyak banget korbannya. Lala sampe telepon gue dan bilang kalau korbannya sebanyak itu, apalagi rame, kemungkinan bisa diproses. Dia nggak akan bisa mainan uang lagi karena kasusnya dalam sorotan. Apalagi, sensitif kalau tentang anak di bawah umur dan korbannya nggak cuma satu, ada yang lebih kecil dari Selly. Orang tuanya yang bilang gitu, dan mereka siap banget bantu.

Nggak lama dari Lala telepon gue, Teh Bunga juga telepon dan bilang kalau kondisi di apotek kacau. Cantika tersandung kasus penyelundupan dan jual beli obat-obatan terlarang secara ilegal. Awalnya gue nggak ngerti, ternyata selama ini Bu Ola sama Cantika melakukan transaksi jual beli obat-obatan terlarang yang dijadikan barang bukti dari tersangka pengedar narkoba.

Cantika langsung dibawa ke kantor polisi saat itu juga, dan sekalipun suaminya Bu Ola punya pangkat dan orang tuanya salah satu anggota DPR RI, sekali lagi itu kasus yang nggak akan bisa lepas dari sorotan. Apalagi, pas penangkapan klinik dalam keadaan rame, mereka semua sibuk mengabadikan. Videonya bahkan beredar di mana-mana, bersamaan dengan video yang gue sebarluaskan.

"Mas ...."

Pulang sekolah Selly langsung melempar tasnya dan menghambur memeluk gue. Dia menangis tersedu di pelukan gue, dan gue cuma bisa menenangkan tanpa bicara apa pun. Dia pasti udah lihat itu, dan gue tau tetap ada perasaan terhina setelah apa yang dilakukan lelaki tua bangka itu. Gue tau sakitnya, gue memahami itu, dan berusaha memeluk lukanya.

"Kamu tenang, ya, Cel. Kita pasti bisa menemukan keadilan itu."

Dia mengangguk dan gue melihat kelegaan dari sorotnya. Dia udah putus asa sama kayak gue dan nggak berniat memperpanjang, ternyata Tuhan ngasih jalan buat kami. Dari awal gue nggak bilang soal rencana ini, cukup gue sama Lala aja yang tau, jadi Selly pasti kaget banget sama hasilnya.

"Bilang makasih sama Lala, dia yang bantuin kita sampe sejauh ini. Kemarin Mas keliling sama dia, karena butuh keterangan para korban."

Anak itu mengangguk. Dia menghapus jejak air mata di pipinya, kemudian mengambil HP-nya dan menghubungi Lala. Gue beneran nggak bisa gerak sendiri, apalagi dalam kondisi sakit, dan Lala membantu cukup banyak.

"Sekarang kita bisa fokus sama kondisi Mas, kan? Kita nggak harus memikirkan rasa marah ini lagi. Kita nggak harus memikirkan perasaan terhina ini lagi. Kita bisa lepasin semuanya dan fokus cuma sama Mas, kan?"

Mendengar pertanyaan itu, gue terenyuh. Ternyata, Selly mikirin gue sedalam itu. Padahal, kasus kemarin gue tau sangat berat buat dia. Tapi, ada gue di hatinya.

"Iya, Cel."

"Mas mau berobat, kan? Ada orang tua temanku yang minta aku jadi teman belajar anaknya, dan aku dibayar. Mas bisa pindahin BPJS Mas ke mandiri karena aku tau pihak perusahaan nggak meng-cover itu lagi setelah Mas keluar. Bayaranku cukup kok buat bayar BPJS kita."

Gue memeluk dia, lagi. Nggak tau kenapa rasa sayang gue semakin bertambah setiap harinya sama anak ini, sama Ibu juga, tapi bukan yang membabi buta kayak dulu sampe gue lupa sama kebahagiaan dan hidup gue sendiri, karena mereka pun sekarang mikirin gue. "Makasih, ya, Cel. Makasih udah hadir di hidup Mas."

"Makasih juga, Mas. Makasih karena selama ini Mas udah berjuang sekeras itu buat aku sama Ibu. Giliran kami yang sekarang jadi sesuatu buat Mas. Mas susah payah membahagiakan aku sama Ibu, jadi Mas juga harus bahagia. Dimulai dengan sembuh. Mas janji, kan, mau sembuh?"

Sama seperti Lala, Selly mengacungkan kelingkingnya, dan gue dengan kesadaran penuh menyambutnya. Gue pengin sembuh, sekalipun itu sulit. Tapi, gue janji bakal berusaha sampe akhir. Sampe Tuhan benar-benar minta gue buat pulang.

***

Apa yang terjadi membuat gempar seluruh pengguna media sosial. Mereka mengecam keras perbuatan Pak Taufik, terlebih karena profesinya. Seseorang yang harusnya memberi rasa aman dan kesembuhan, justru menjadi sebab hancurnya mental banyak orang. Kejadian itu mengundang atensi publik dan media, mereka mulai sibuk memberitakan apa yang terjadi, terlebih pelakunya salah satu mantan pejabat tinggi. Latar belakangnya dicari, kesalahan-kesalahannya satu per satu muncul ke permukaan.

Gue nggak tau harus bersikap kayak gimana. Tapi, ada kelegaan. Karena dia yang akhirnya tau seperti apa rasanya dibuat hancur. Dia melakukan itu terus menerus selama gue kerja, bahkan dia berani menyentuh adik gue yang berharga, jadi ketika dia kehilangan nama baiknya, kita impas. 

Mungkin ini jahat, tapi orang yang terlalu lama hidup di atas nggak akan pernah tau seperti apa rasanya terinjak kecuali dia ada di posisi itu.

Malam ini Lala menemui gue, Selly, dan Ibu, bilang kalau Pak Taufik sangat mungkin dipenjarakan. Apalagi, berita ini udah jadi konsumsi media dan khalayak ramai, jadi mustahil dia bisa lolos. Instansi terkait bisa dipertanyakan kalau hal itu sampe terjadi.

Tiba-tiba orang tuanya Lala menyusul, cukup bikin gue sama Ibu kaget karena nggak ada persiapan apa-apa. Mama sama papanya jelas banget orang berpendidikan, terlihat dari penampilannya. Gue sungkan mempersilakan mereka masuk karena rumah gue segini adanya.

"Tante, Om, maaf banget rumah kami seperti ini."

Perempuan itu cuma senyum sama gue. "Justru kami yang harusnya berterima kasih, Wisnu. Terima kasih sudah bertahan. Terima kasih juga sudah membuat putri kami satu-satunya belajar banyak dari kehidupan kamu."

Jujur gue kaget karena mamanya tau nama gue. Apa Lala cerita banyak soal gue?

"Kedatangan kami ke sini, Ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin sudah Lalisa sampaikan. Kita bisa memproses laporan Wisnu waktu itu karena banyak bukti tambahan dari saksi lainnya. Jadi, kalau suatu hari ada polisi ke sini, Ibu jangan takut, ya. Kita cuma sedang berusaha memperjuangkan keadilan untuk Selly dan korban lainnya." Mamanya lanjut bicara.

Gue nggak tau harus apa karena beneran terlalu kaget sama semuanya.

"Untuk Selly, kita bisa membiayai kuliahnya. Tidak perlu takut atau merasa utang budi, ini murni karena kami ingin kamu mendapat pendidikan yang lebih layak. Lalisa nggak mau kuliah, jadi kami harap kamu nggak keberatan menerima tawaran kami."

Gue mau ngomong, tapi tiba-tiba, Lala menyela.

"Om, Tante makasih banyak tawarannya, ya. Saya senang banget bisa dapat kesempatan sebesar itu, tapi ... Saya mau fokus sama Mas dulu sambil cari uang. Mas lagi sakit, mungkin salah satu penyebabnya saya, jadi saya mau Mas sembuh dulu, baru aku bisa mikirin hidup saya sendiri." Dia menghela napas sebelum lanjut bicara. "Kuliah bisa kapan aja, kan, Tan? Kalau rezeki saya nanti pasti bisa kuliah."

"Anak cantik, baik, tawaran Tante berlaku sampai kapan pun. Kalau masmu udah sembuh dan kamu masih pengin kuliah, Tante nggak keberatan. Tante kasih nomor Tante, ya. Kamu nanti tinggal telepon Tante."

"Makasih banyak Tante."

Gue senyum. Ya Tuhan, Selly dewasa itu sekarang dan gue bangga banget sama dia. Mereka keluarga gue yang berharga, jadi gue harus sembuh biar nggak kehilangan momen apa pun lagi sama mereka.

Gue bersyukur karena semua kembali ke titik seharusnya. Si jahat ke titik hancurnya, dan gue sampai ke titik paling membahagiakan di hidup gue dengan keberadaan mereka.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (36)
  • raninurh

    sering terjadi :)

    Comment on chapter Chapter 3 - Dorongan atau peringatan?
  • raninurh

    selly lu tobat kata gua tuh nanti kakak lu jadi ubi baru nyesel

    Comment on chapter Chapter 2 - Menyentuh batasnya
  • raninurh

    semnagat anak pertama kuat kuat pundaknya

    Comment on chapter Chapter 1 - Mati sejak lama
  • serelan

    Toxic semua orang² di sekitaran Wisnu ini... keluarganya, lingkungan kerjanya... hebat banget Wisnu bisa tahan...gendok asli pengen banget banting semuanya satu²..

    Comment on chapter Chapter 3 - Dorongan atau peringatan?
  • serelan

    Capek banget liat hidupnya Wisnu... ditekan sana sini, di tempat kerja, bahkan sama keluarganya juga. Padahal sumber penghasilan keluarga banyaknya dari dia harusnya diperlakukan lebih baik lah sama keluarganya. Hidup tuh sesuai kemampuannya aja gak sih harusnya. Jangan selalu pengen maksain buat terlihat wah klo memang blm mampu. Kesel banget sama Selly.

    Comment on chapter Chapter 2 - Menyentuh batasnya
  • serelan

    Bantu jadi tulang punggung sih wajar² aja.. tapi gak harus kya gitu juga sikap ibunya.. agak keterlaluan sih itu.. dikasih pengertian demi kebaikan malah d katain durhaka dikiranya gak mau bantuin ibunya lagi.. ntar pergi nyeselll..

    Comment on chapter Chapter 1 - Mati sejak lama
Similar Tags
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
977      679     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Matahari untuk Kita
685      395     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
Gilan(G)ia
498      272     3     
Romance
Membangun perubahan diri, agar menciptakan kenangan indah bersama teman sekelas mungkin bisa membuat Gia melupakan seseorang dari masa lalunya. Namun, ia harus menghadapi Gilang, teman sebangkunya yang terkesan dingin dan antisosial.
Pacarku Arwah Gentayangan
5774      1735     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
TAKSA
401      312     3     
Romance
[A] Mempunyai makna lebih dari satu;Kabur atau meragukan ; Ambigu. Kamu mau jadi pacarku? Dia menggeleng, Musuhan aja, Yok! Adelia Deolinda hanya Siswi perempuan gak bisa dikatakan good girl, gak bisa juga dikatakan bad girl. dia hanya tak tertebak, bahkan seorang Adnan Amzari pun tak bisa.
Teacher's Love Story
3200      1091     11     
Romance
"Dia terlihat bahagia ketika sedang bersamaku, tapi ternyata ia memikirkan hal lainnya." "Dia memberi tahu apa yang tidak kuketahui, namun sesungguhnya ia hanya menjalankan kewajibannya." Jika semua orang berkata bahwa Mr. James guru idaman, yeah... Byanca pun berpikir seperti itu. Mr. James, guru yang baru saja menjadi wali kelas Byanca sekaligus guru fisikanya, adalah gu...
Edelweiss: The One That Stays
2204      897     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
Secret Love
348      234     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
You Are The Reason
2250      921     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
Dear Future Me: To The Me I'm Yet To Be
352      258     2     
Inspirational
Bagaimana rasanya jika satu-satunya tempat pulang adalah dirimu sendiri—yang belum lahir? Inara, mahasiswi Psikologi berusia 19 tahun, hidup di antara luka yang diwariskan dan harapan yang nyaris padam. Ayahnya meninggal, ibunya diam terhadap kekerasan, dan dunia serasa sunyi meski riuh. Dalam keputusasaan, ia menemukan satu cara untuk tetap bernapas—menulis email ke dirinya di masa dep...