Setelah sholat dzuhur Gelis mendapatkan keberuntungannya, yaitu masih tersisa satu kursi kosong di depan kelas. Baginya mata kuliah terasa sulit jikalau harus duduk di belakang begitupun teman-temannya yang ambis dan senang berebut untuk mendapatkan tempat duduk paling depan.
"akang, teteh kuliahan keren, kelihatanya" sapaan Gelis untuk temannya selalu di luar nalar
"anda, kita semua disini sama kali" menepak rambut Gelis "meni acak-acakan gini rambut kamu"
"habis sholat akutuh, ngak sempet bercermin, ngak bisa toch up makeup buru-buru kaya kamu" senyuman bernuansa sindiran
"masyaallah, malu sama yang belum hijaban selalu tepat waktu sholatnya, beres kelas ini aku langsung sholat, di kost tapi" jawab Nada dengan sumringah
"Nada lain kali kalo jedanya agak lama mending sholat dulu deh" tiba-tiba memeluk temanya
"IDIH DIHH" dengan berteriak "guys liatlah efek menjomblo"
Gelis mencubit pipi Nada "kalau dinasehatin tinggal jawab iya biar selesai, jangan motong pembicaraan" Nada membalas dengan usil" HAH, mau punya pacar, yaudah tinggal cari gausah bete gitu" suaranya sangat lantang membuat teman-teman di kelas fokus tertuju pada mereka.
"HAHAHA" saut tawa cowo-cowo, "sini dipilih-dipilih Gel mau yang mana" balas temen wanita"ga level ih meren sekelas mah" saut yang lain" berisik banget, baca grup itu bu dosen suruh baca ppt nanti ditanya yang sulit"
"semua sulit kalau belum dijelasin dulu" sahut kesal Gelis di balas Nada "dibaca dulu dong sayang, sini aku temenin"
"nyebelin PARAH" masih kesal dengan Nada. "suka banget gangguin kamu, si lemot" wajah emosi Gelis adalah hal terlucu bagi Nada
Tanpa aba-aba ketika kelas hening karena para mahasiswa menunggu kedatangan bu dosen sambil membaca ppt, Pak Natapurna ternyata memasuki ruang kelas sedangkan dia bukan dosen mata kuliah di jurusan akuntansi.
Gelis melongo tatapannya mengikuti arah pak dosen berjalan. "Pak Nata itu" Nada bersahut "andai dosen kita ganteng kaya begini?"
"teman-teman mohon maaf tadi saya habis mengajar di kelas ini sepertinya buku saya tertinggal disini" bicaranya penuh senyuman
"gapapa pak"... "buku apa pak?"... "sebentar kita bantu cari"... semua terasa ribut karena mahasiswi perempuan ingin mendapat notice dari dosen tampan idola kampus. "terimakasih, tidak perlu repot-repot" jawab Pak Nata.
"anda yang di depan, iya yang baju merah muda" Gelis menjawab tanpa ekspresi "saya pak?" dengan senyuman pak dosen menjawab "betul, maaf buku saya ada di bawah meja anda, boleh minta tolong ambilkan?" seketika kelas hening dan Gelis langsung mengambil buku dan mendekat pada Pak Nata "ini ya pak"... "terimakasih"
Jantung gelis berdebar-debar namun tak membalas ucapan pak dosen sebab ia melihat di jari manisnya terdapat cincin, membuatnya hanya tersenyum tipis dan kembali duduk karena merasa kecewa. "bye bye pak" "dadah sayang" lontaran para ciwi-ciwi ketika pak dosen meninggalkan kelas "ganteng pisan"
"aku kalo dinikahin dosen mau-mau aja" Nada berbisik "dosennya si ga tertarik sama kamu, gimana dong" jawab ketus Gelis yang membuat Nada tertawa-tawa "dih suka ya anda sama bapaknya, aku dengar tadi kamu tau namanya". Gelis tersipu malu dengan ucapan Nada "kalau iya kenapa lagian aku juga sadar diri kok" "iya harus sadar diri, Pak dosen itu islami paling cari jodohnya yang menutup aurat juga setara derajatnya, misalnya sama-sama s2, ntah dosen, atau dokter, pokoknya yang sama-sama pinter lah" tertawa dan meneruskan"kamu lemot kan, lucu malah jadi ga nyambung obrolannya nanti"
Ocehan Nada berisik dan panjang lebar. Gelis hanya memelas dan merasa tersadarkan dengan pengakuan temannya .