Inilah akhir sebuah sebab akibat yang di buat manusia itu sendiri
***
Ariel kini berjalan sempoyongan, setelah ia di khianati orang yang telah ia anggap sebagai sahabat memilih untuk melampiaskan semuanya dengan bermabuk-mabukan. Sebenarnya ini bukan tipikal Ariel ketika mengalami hal yang tidak disukai oleh dirinya tetapi sekarang hati dan pikirannya sudah hancur lebur hingga ia tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Padahal bisa saja dirinya menangis dan mengadu kepada zain tapi karena ia memiliki komplit dengan kakaknya tersebut membuat ariel tidak bisa berbuat apa-apa dan bahkan sepertinya Zayn juga memiliki masalah yang tidak diketahui oleh ariel, jadi sekarang ia merasa sendiri bahkan hidupnya pun seolah-olah tidak berarti lagi sekarang.
Hingga ia berada di sebuah toilet yang berada di dekat bar tersebut, lalu ia menatap cermin toilet yang ada disana menatap dirinya yang sudah hancur bahkan ia sudah tidak bisa menunjukkan wajah ceria nya ataupun wajah sangkar nya di depan banyak orang.
"Gue bodoh, bodoh dan bodoh!"
Ariel kini sedang menyakiti dirinya sendiri Ia terus menampar pipinya berkali-kali menatap cermin toilet.
"Gue tahu ia memang sering menghianati gue tapi kenapa gue selalu merasa kasihan sama dia padahal dia tidak pernah merasa kasihan dengan gue. Sekali lagi gue bodoh.... Bodoh dan bodoh!!!"
Entah apa yang ia pikirkan sekarang namun ia benar-benar sudah tidak bisa melakukan apalagi bahkan untuk berpikir jernih pun rasanya sudah tidak kuasa bagi dirinya seolah semua musibah terus bertubi-tubi kepada dirinya bahkan ketika ia menyiksa dirinya sendiri terlihat ponselnya terus bergetar memunculkan telepon demi telepon dari seseorang yang tidak dikenal. Bahkan bukan hanya telepon beberapa pesan juga mulai masuk kepada dirinya.
Telepon itu berasal dari Zayn dan sontak Ariel kembali menghubungi Zayn yang terus mengatakan apa nih sebenarnya terjadi kepada dirinya karena terdengar suara isakan yang begitu jelas.
"Lo kenapa?"
"Ariel! Cerita sama gue? Lo kenapa?"
"Kak, gue hanya mau ngomong. Bahwa gue sayang sama lo lebih dari apapun."
Setelah mengatakan hal itu ia langsung mematikan ponselnya begitu saja dan bahkan sedikit menatap nanar kepada ponsel tersebut.
Hingga akhirnya.
"Akh!!! Gue muak dengan semuanya!"
Brak!
Prang!
Ia membanting ponselnya bahkan ia juga memukul kaca toilet hingga darah mulai membasahi tangannya tidak peduli rasa sakit yang ia rasakan karena ia sudah mati rasa dengan rasa sakit yang ada di hatinya.
Lalu dia melihat ada serpihan kaca di dekat sana lalu dia mengambil serpihan kaca itu lalu dia mulai tersenyum seolah ingin melakukan sesuatu.
***
Kini Rafi telah bersiap dengan menggunakan setelan jas yang telah ia kenakan. Dengan gagah berani ya mencoba untuk segera memasuki rumah yang memang di mana tempat pesta berada yang diselenggarakan oleh anggota OSIS di sekolahnya.
Rafi memilih jalan kaki dari rumah menuju ke tempat dimana Nabila berada sambil membawa secarik kertas di tangannya.
"Cinta yang abadi, Cinta yang suci Mengapa Kau Pergi bersama dengan laki-laki lain kurang apa diriku hingga kau tega memfitnah diri ini setelah puas bersama dengan laki-laki lain," seseorang menuliskan puisi tersebut dalam sebuah kertas sambil berjalan membawa pulpen menuju suatu tempat.
Dan anehnya tempat tersebut adalah tempat di mana seseorang sedang mengadakan acara pesta.
Rafi memilih untuk datang ke pesta itu selesai undangan nabila padahal seharusnya tidak boleh datang ke sana tetapi dengan maksud dan tujuan tertentu akhirnya dia memilih untuk datang ke acara tersebut.
Terlihat acara begitu mewah dengan gemerlap lampu yang bercahaya semua orang memakai baju mewah dan juga suara musik yang begitu menggema. Matanya sekarang sedang menelusuri mencari seseorang yang ingin ia temui.
Setelah mendapatkan seseorang tersebut ia langsung mengunci sosok tersebut dalam pandangannya dan kini berjalan terfokus ke arah sosok itu dengan gerakan cepat ia berlari menuju sosok itu dan segera melakukan aksinya.
Pesta yang awalnya meriah dengan gemerlap lampu kelap kelip dan juga musik yang begitu menggema berubah menjadi teriakan ketakutan pola semua orang yang ada di sana karena melihat ada sebuah tragedi yang dimana tragedi itu menjadi pesta berdarah.
Dan Rafi melakukan itu hanya untuk membalas kan dendam kepada seorang nabila atas apa yang dilakukannya terhadap seorang Rafi.
***
"Bapak!"
"Bapak!"
Seorang cowok kini telah memanggil bapaknya kalah kota sedang sepi di malam hari karena sibuk dengan mimpi mereka masing-masing, tapi Adnan ini malah meneriaki jalanan yang sedang sepi tersebut untuk mencari sosok keberadaan bapaknya itu.
"Bapak! Kamu di mana. Jangan bikin Adnan panik macam ini," bingung Adnan.
Jujur cowok yang satu ini bingung harus mencari kemana lagi sang bapak karena semua tempat yang pernah ayahnya kunjungi tidak ada juga seolah dia memiliki tempat baru yang tidak diketahui oleh anaknya itu, hingga akhirnya dia berusaha mencari lagi walaupun ia sendiri juga tidak tahu harus ke mana.
Sampai akhirnya ia melihat sekumpulan geng motor melintasi tempat ini, dan seolah sedang terburu-buru menuju suatu tempat karena merasa penasaran dan juga aneh di mana geng anggota geng motor itu selalu berkompoi kemana-mana tapi ini malah seolah-olah menyusut suatu tempat dan terlihat terburu-buru.
"Jangan-jangan, bapak!"
Sontak ia juga berlari mengikuti arah geng motor itu pergi. Ternyata pada saat ia sampai disana terlihat geng motor SUPERNOVA tersebut tengah mengapung seseorang yang ada disana orang tersebut adalah bapaknya sendiri.
"Bapak!"
Adnan berlari menunjuk ke kerumunan itu dan ketika salah seorang anggota geng motor tersebut mau memukul bapaknya langsung menghalangi dan biarkan dirinya yang menjadi korban atas tindakan salah sasaran yang dilakukan oleh anggota geng motor tersebut.
Tidak ada yang tahu apa terjadi selanjutnya hanya malam yang menjadi saksi bisu apa yang terjadi pada Adnan setelahnya.
***
"Dek Nara," panggil seseorang.
Nara akhirnya membukakan matanya setelah ia kehilangan kesadaran karena ginjal nya kembali kumat dan di sana sudah ada suster yang menjaga dirinya.
"Dimana ini sus?" tanya Nara.
"Kamu di rumah sakit Nar," jawab suster.
"Jam berapa sekarang?" tanya lagi Nara.
"Jam 10 malam."
Setelah mengatakan hal itu Nara langsung benar-benar bangkit dari tempat tidurnya bahkan mencabut paksa infus yang terpasang di tangannya walaupun suster tadi berusaha mencegah kepergian Nara, tapi bukan Nara namanya kalau tidak nekat namun setelah keluar dari ruangannya tiba-tiba matanya malah menatap ke semua orang suster yang lalu lalang menuju ke sebuah kamar mayat.
Karena penasaran Nara juga mengikuti arah sana dan di sana dia mendengar pembicaraan orang-orang dewasa dan juga suster yang menjaga pada malam hari ini mengatakan bahwa ada dua orang yang meninggal pada hari ini yang pertama orang mati bunuh diri dan yang kedua adalah orang yang tewas akibat dikeroyok geng motor.
***