Takdir manusia di bumi ini saling berhubungan satu sama lain seperti ada benang yang tidak kasat mata

***

Tiba-tiba alat itu langsung berhenti bahkan aliran darah pun yang tadinya berada di selang menuju ke mesin itu juga mendadak berhenti seolah sudah menyelesaikan tugasnya. Dan bersamaan dengan itu datanglah suster yang langsung mulai mencabut alat-alat yang menancap di tangannya.

"Udah selesai?" tanya Ariel.

"Udah! Sekarang anterin gue ke tempat di mana lo jenguk teman lo," ajak Nara.

"Kenapa tiba-tiba Nar?" tanya Ariel.

"Tadi kata lo kan dia informan, jadi gue penasaran tugasnya apa aja jadi mumpung tua geng lo nggak ada di sini, jadi gue boleh dong nanya-nanya sama dia biasalah sebagai bahan referensi," jawab Nara.

"Ya udah ayo."

Ariel segera mengambil kursi roda yang ada di dekat sana lalu mulai memangguk Nara untuk duduk di kursi roda. Karena setelah cuci darah maka seluruh tubuhnya akan sedikit lemas jadi untuk meminimalisir apa yang akan terjadi jadi berjaga-jaga dengan menggunakan kursi roda.

Mereka berdua keluar dari ruangan itu dan menuju ke ruangan tempat di mana Firman—sang Informan sedang dirawat sekarang.

Baru saja mereka sampai di depan pintu anehnya pintu kamar rawat itu sedikit terbuka dan mereka pun waspada sebelum masuk jadi mereka mengintip terlebih dahulu, ternyata di dalam sana sudah ada Aiman, Riki dan Hari serta satu cowok yang tidak mereka ketahui. Yang sepertinya mereka sedang berbincang masalah serius dan pembicaraannya cukup menarik perhatian mereka berdua karena suara yang dihasilkan cukup keras.

"Firman, sorry lo di keluarkan!"

"Kenapa Kak?" tanya Firman.

"Lo hampir saja ngebongkar rahasia yang telah dipegang oleh SUPERNOVA soal kasus ADINAYA," jawab Aiman.

Ariel dan juga Nara saling menatap satu sama lain mendengar kata kasus ADINAYA membuat mereka cukup kaget soalnya berita itu memang cukup kontroversi adalah di mana ada yang menyebutkan bahwa ADINAYA itu tewas bunuh diri tapi ada rumor mengatakan bahwa ADINAYA itu dibunuh oleh geng SUPERNOVA.

"Tapi kan belum kebongkar Kak, baru hampir kan itu bukan jadi kesalahan kan," jelas Firman.

"Tapi lo tahu kan kata hampir itu adalah sebuah kesalahan jadi kesalahan lo itu cukup fatal dan sangat beresiko jadi mau tidak mau lo harus merelakan tugas lo sebagai informan untuk diserahkan ke orang lain," jelas Aiman.

"Dan Aldan akan jadi pengganti lo," tunjuk Aiman lagi.

Mendengar kata Aldan mereka berdua yang ada di luar cukup terkejut ternyata selama ini Aldan ada hubungannya dengan geng motor SUPERNOVA, dan itu tidak diketahui oleh Ariel karena ia tahu Aldan itu adalah kakak tiri dari Danny dan sekarang ternyata Aldan bagian dari SUPERNOVA.

"Lo tahu ini?" Ariel dan Nara bertanya bersamaan.

Mereka berdua menggeleng, lalu setelah itu takut bahwa mereka berdua menguping pembicaraan ini jadi mereka berdua, dan memutuskan untuk meninggalkan tempat itu sebelum salah satu diantara mereka berempat melihat mereka berdua.

Dan sekarang mereka berjalan menuju ke ruangan tempat di mana sekiranya ramai dan bukan tempat yang mencurigakan.

"Jadi gimana nih?" tanya Nara.

"Pokoknya kita harus cari tahu? gue juga harus cari tahu tentang ini, soalnya ini menyangkut soal ADINAYA. Dan asal lo tahu ADINAYA itu singkatan nama Adi dan juga Naya, Adi itu adalah nama Ayah dari kak Zayn," ungkap Ariel.

Mendengar pengungkapan Ariel, Nara terkejut dan pikirannya langsung berasumsi bahwa Ariel melakukan semua ini demi Zayn.

"Jadi? Lo masuk ke game SUPERNOVA ini gara-gara kasus ini Riel?" tanya Nara.

"Sebenarnya itu hanya 25% dan 75% nya lo tahu? Gue hanya ingin mendapatkan teman dan sahabat," jawab Ariel.

"Bukan sebaliknya kan?"

Ariel tidak bisa menjawab apa-apa, ia hanya bisa terfokus tentang kasus ADINAYA yang memang sekarang kembali dicuat oleh Aiman dan juga yang lainnya.

"Yang sekarang kita pikirkan adalah Nar, lo bisa cari tahu dari Aldan dan lebih lanjut gak soal pencarian informasi mengenai kasus ADINAYA ini, sekarangkan Aldan menjadi informan," pinta Ariel.

"Gue juga kan cari tahu ini lewat Aiman kalau mereka bertiga tetap tutup mulut gue akan cari tahu masalah ini lewat cara apapun," pungkas Ariel.

Setelah itu tidak ada basa-basi lagi Ariel memutuskan untuk pergi karena lebih baik giat mencari tahunya dari sekarang daripada tidak sama sekali, setidaknya ada secercah harapan bagi Zayn yang katanya ayahnya pergi menghilang dari kehidupannya.

Padahal selama ini yang disembunyikan Ariel biarkan Zayn marah kepada ayahnya karena telah meninggalkan mereka berdua, tapi Ariel harus mencari alasan yang sangat akurat mengenai kematian ayahnya Zayn tersebut agar tidak timbul rasa marah dan juga benci.

Setelah dari rumah sakit, ia lebih baik sekarang menuju ke tempat di mana Zayn bekerja yaitu di sebuah SPBU. Sepertinya seorang Zayn masih betah di sana dan mungkin sebentar lagi dia akan mengakhiri shift paginya untuk segera bekerja segera bekerja di café, sebelum sampai di sana ternyata ia melihat ada seseorang yang ngobrol dengan Zayn dan sosok itu adalah Adnan.

"Kak Adnan! Kak Zayn!" panggil Ariel.

"Hai Ariel! Sini," ajak Zayn.

Ariel segera mendekati mereka berdua dan sepertinya mereka sedang mengobrol hal serius.

"Pada ngobrolin apa nih kok serius amat?" tanya Ariel.

"Kalian berdua mending ngobrol dulu deh soalnya ada pelanggan, gue tinggal dulu ya," pamit Zayn.

"Gini kan mungkin semua udah pada tahu kan bahwa hari ini adalah hari peringatan ADINAYA jadi gue berinisiatif untuk menjajakan bunga gratis sebagai bentuk penghormatan, karena Naya itu nama alm ibu gue," jelas Adnan.

Dikala penjelasan Adnan tersebut anehnya Zayn malah sibuk melayani pembeli yang tengah Mengisi bensin, jadi ia tidak mendengar bahwa ibunya Adnan adalah Naya yang di singgung pada kasus ADINAYA tersebut. Dan sepertinya juga ada yang tidak mengetahui bahwa Adi adalah nama dari ayahnya Zayn.

Ternyata mereka berdua memiliki hubungan yang begitu dekat dan saling berhubungan, lalu sepertinya bukan mereka berdua saja. Ariel, Danny Dan Rafi juga memiliki benang merah tersendiri antara kasus ADINAYA ini.

"Mudah-mudahan Nara bisa mengetahui hal ini secepatnya," pikir Ariel.

"Lo ngomong apa?" tanya Adnan.

"Bukan apa-apa kok kak? Oh ya tadi gue habis dari Rumah Sakit jenguk teman terus gue nggak sengaja nemuin Nara di sana dia lagi cuci darah," jawab Ariel yang langsung mengalihkan pembicaraan.

"Oh ya. Pantes aja gue tunggu dari kemarin malam di cafe nggak datang-datang ternyata cuci darah ya. Terus sekarang gimana keadaannya." alih-alih Adnan yang berbicara ternyata Zayn langsung nimbrung di antara mereka berdua karena sepertinya pekerjaannya hari ini sudah selesai.

"Untung saja enggak apa-apa kok dia udah agak enakan. Tapi kasihan tahu dia sendirian di sana nggak ada yang nemenin," ucap Ariel.

"Kasihan juga ya Nara. Lain kali kita bertiga datang ke sana aja yuk. Kalau perlu kita berlima aja yang ke sana ajak Rafi dan juga Danny pasti Nara seneng," usul Zayn.

"Setuju."

***