"Lan! Ajarin gue fisika dong!" seru Sheina yang saat itu berlari dari tempat duduknya ke tempat duduk Lando. Jam istirahat baru saja berbunyi, tapi Sheina tidak mampu menahan diri.
Lando yang tengah bercanda bersama teman-temannya itu kini memusatkan perhatian sepenuhnya pada Sheina yang berlari dengan semangat. Meskipun sedikit bingung dengan perubahan drastis dari Sheina, Lando tetap melemparkan senyuman.
"Kan di kelas juga belajar Shei?" Meski begitu, Lando berpamitan pada teman-temannya untuk membawa Sheina keluar dari kelas.
"Kalo sama lo, gue ngertinya maksimum!" ujar Sheina penuh alasan.
Sebagai tanggapan, Lando tertawa kencang. Lengannya menarik Sheina untuk duduk di bangku depan kelas mereka yang kebetulan tidak diisi oleh siapapun. Dan Sheina mulai membuka buku catatan fisikanya, di sana sudah terdapat beberapa soal fisika kinematika gerak lurus. Sheina benar-benar berniat memulainya dari awal.
"Lo bawa buku fisika?" Lando menarik buku catatan fisika Sheina dan membolak-balikkan halaman buku tersebut.
Sheina memamerkan senyum bangga, mengangkat alis, dan bersedekap dada. Ciri khasnya sekali saat membanggakan pencapaiannya. "Kemarin kan kita belajar fisika tuh, tapi materinya malah berhubungan sama gerak gitu ... dan gue lupa, hehe. Terus baca-baca deh, dan ternyata malah kayak ... anjayy, ini seru banget. Gue jadi suka! Jadi, ajarin gue ya Lan, yaaa?"
Tentu saja Lando mengangguk, ada alasan untuk menolak? Tidak. Itu juga salah satu keuntungan baginya untuk mengingat materi fisika sebelumnya. Jadi Lando mulai membaca soal pertama yang tertulis di sana, Lando jadi penasaran karena soalnya terbilang cukup rumit untuk diajarkan kepada Sheina yang baru ingin benar-benar mendalami.
"Mau kerjain di perpus aja, nggak? Sekalian baca-baca buku fisika lain," ajak Lando yang langsung disambut hangat oleh Sheina.
Cewek itu mengangkat tangan untuk hormat. "Gue bawa tempat pensil dulu!" Sheina bergegas berlari ke dalam kelas.
Lando tertawa pelan menyadari bahwa Sheina pernah sesemangat itu untuk mempelajari bidang fisika. Tapi kini, dia harus melihat Sheina bekerja keras menggambar sebuah peta yang katanya tugas dari grup geografi yang diikutinya di aplikasi chat.
Padahal Sheina anak IPA, bisa-bisanya dia nyasar ke sana? Lando tidak habis pikir.
"Sumpah, gue enggak ngerti kenapa musti gambar beginian," keluh Sheina yang mulai berbaring di lantai. Seperti biasa, dia tantrum.
Lalu, beberapa hari kemudian, Sheina bilang dia mendapatkan nilai terburuk atas peta yang digambarnya. Menggerutu bahwa menggambar peta itu bukan keahliannya, dan hanya mengerti tentang geografinya saja.
Mendengar itu, Lando menggeleng. Dia mendadak bukan mentor fisika Sheina lagi saat cewek itu menggeluti bidang lain.
"Lan, gue harus ngapain, sih? Geografi enggak bisa, bahasa indo juga gue nggak pinter ngarang."
"Belajar fisika lagi?"
Sheina terdiam, dia menatap Lando yang juga tengah memandanginya dengan serius. "Enggak! Fisika itu mapel tergabut yang pernah gue temuin! Orang mau pelukan aja dihitung jarak dan waktu. Ribet!"
"Katanya lo suka fisika?" tanya Lando dengan nada mengejek.
Dan Sheina terdiam lagi. Seolah berpikir, dia menyukai fisika ... lantas mengapa fisika tidak semenyenangkan itu hingga dia harus menghujatnya berkali-kali?
Argh! Entahlah! Sheina pusing dan memilih meninggalkan Lando yang mulai tenggelam bersama tumpukan buku fisika. Lando si maniak fisika yang berhasil meracuni Sheina!
#TBC