Loading...
Logo TinLit
Read Story - Matahari untuk Kita
MENU
About Us  

Matahari malu-malu mengintip dari ufuk timur. Dia belum sempurna naik ke atas langit. Namun, sinar paginya yang hangat sanggup memberi semangat bagi orang-orang yang hendak memulai hari.

Seperti Hadi yang pagi itu sengaja pergi untuk lari pagi di sekitar pantai. Dia seorang diri berlarian dari rumah tanpa mengajak Sita, sebab gadis itu masih terlelap dan Hadi tidak tega untuk membangunkannya.

Dia berhenti di depan pantai yang dulunya adalah tempat penyimpanan perahu kecil, tempat bermain ia dengan Jelita. Semenjak kepergian Jelita, perahu itu dipindahkan entah ke mana oleh Pak Cawi.

Ngomong-ngomong soal Pak Cawi dan Bu Maryati, kedua orangtua Jelita, mereka melanjutkan hidup seperti biasa lagi. Kelihatannya begitu di mata orang-orang, tetapi kenyataannya setiap malam mereka suka diam-diam menangisi Jelita. Bohong kalau mereka bilang tidak menyesal. Penyesalan itu hadir dan memeluk mereka dengan erat. Mungkin sampai ajal menjemput mereka baru bisa benar-benar melepas kepergian Jelita

Hadi membuka tutup botol minum yang dibawanya. Ia meneguk isinya yang tinggal setengah itu hingga tandas. Kemudian Hadi mendaratkan pantatnya di atas pasir, kakinya ia luruskan agar tidak kaku. Dia merogoh saku hoodie dan membuka selembar surat yang ia temukan di dalam buku catatan milik Jelita.

 

Halo, Hadi.

Mungkin kalau kamu baca buku ini aku sudah pergi jauh. Maaf ya, Di, aku memilih untuk kabur saja. Aku tidak bilang ke kamu karena takut kamu bakalan memilih untuk menyerah juga.

Hadi, terima kasih selama ini sudah jadi sahabat yang baik banget ke aku. Aku sangat-sangat bersyukur mendapatkan keluarga tanpa hubungan darah, sahabat terbaik sealam semesta, Hadi Ardian.

Nanti, semangat selalu kuliahnya ya, Di. Kamu mah jenius pasti bisa langsung skripsi, kan? Hehe

Jangan lupa mimpi kamu yang mau jadi arsitek, ngangkat derajat orangtua, nyekolahin adik-adikmu. Oh, dan satu lagi, kamu janji lho mau bikinin candi buat aku? Hehe

Jangan sedih berkepanjangan kalau kamu lagi galau karena ditinggal cewek ya. Jangan selalu merasa sendirian, kamu punya teman-teman baik, ingat saja aku atau Raka, walaupun berjauhan, percayalah kami akan selalu ada buat kamu.

Hadi, hiduplah seperti matahari yang selalu terbit setiap hari, ya. Hiduplah juga seperti ombak, dia memang air, tetapi kalau tenaganya kuat apapun bisa dia hancurkan.

Hadi, sahabatku, Hiduplah lebih bahagia dari hari-hari sebelumnya ya.

Aku sayang kamu, Di.

 

Jelita, ditulis pada 28 September 2018.

 

Hadi menutup kembali surat dari Jelita, lalu dia masukkan ke dalam saku hoodie. Semua kata-kata di sana akan selalu dia ingat selama hidupnya.

"Terima kasih, Ta. Kamu dan semua kenangan kita akan selalu jadi motivator buat aku. Aku juga sayang kamu, Ta."

Hadi memejamkan matanya, merasakan semilir angin yang menerpa halus kulit wajahnya. Laki-laki itu berdiri dari posisi duduknya, ia berjalan mendekati pantai. Hadi ingin masuk ke dalam air, merasakan sejuknya sentuhan laut.

Hadi terus melangkah semakin dalam hingga air laut menyentuh betisnya. Ia akan menenggelamkan diri di sana, sepertinya menyatuh dengan air laut dapat membuat pikirannya jadi fresh.

"Weh, sinting!"

Seseorang berjalan serimpungan mendekati Hadi. Ia menarik lengan laki-laki itu dengan keras. Hadi dibanting ke pasir tanpa aba-aba dan alasan berarti.

"Mau mati? Hah?"

"Raka?"

"Iya, ini aku!"

Hadi berdecak. Dia berdiri sambil menepuk-nepuk pantatnya yang diselimuti pasir pantai. Raka ini sialan sekali, datang-datang malah memaki-maki.

"Apaan sih, Ka?" tanya Hadi.

"Kamu mau bunuh diri, kan?"

"Apanya?"

Raka menyugar rambutnya ke belakang sebelum menjelasakan maksud perbuatannya tadi. "Kamu tadi masuk ke air itu sengaja mau menenggelamkan diri ke dalam sana, kan? Kamu gila ya? Mau nyusul Jelita? Wah, udah gak waras kamu, Di! Sinting!"

"Heh, siapa yang mau bunuh diri? Enak aja!"

"Ya kamu tadi itu. Emang aku bodoh ya bisa dibohongi? Gak ya, enak aja. Tadi jelas banget kamu tuh mau nyebur, kan?"

Hadi mendorong bahu Raka karena sejak tadi ngomongnya pakai urat terus. Takutnya urat leher Raka terputus, Hadi tidak mau itu terjadi.

"Aku tidak berusaha membunuh diriku sendiri, Raka. Lagipula aku nggak mungkin membiarkan Sita menangis karena gagal menikah. Dosaku banyak, mati sekarang mah nanti langsung masuk neraka. Ntar ah, nikah aja belum udah nyuruh orang mati, gila kali!" sungut Hadi. Dia sungguhan tidak berniat untuk menenggelamkan diri. Tadi itu si Raka salah penafsiran saja. "Aku tuh masuk ke air karna sejuk. Tadi aku berniat mau nyelam bentar, udah gitu doang, kok."

"Beneran?"

"Iya, beneran, Ka. Masa aku bohong sih, buat apa bohong!"

"Jogging kok nggak ngajak?"

Hadi mendengus. "Ngapain ngajak jogging pengantin baru? Ganggu malam pertama aja!"

"Kurang asem! Ya gak gitu!"

"Haha, sengaja, Ka. Aku lagi pengin sendirian aja."

Hening beberapa saat. Hadi dan Raka sama-sama terdiam menyaksikan lautan luas di hadapan nereka. Lambat laun lautan berubah seperti layar televisi yang besar, lalu kenangan mereka terputar di sana bagaikan film dokumenter.

Kala itu, Raka, Hadi, dam Jelita berlari-lari di bibir pantai. Mereka saling mendorong satu sama lain, menyipratkan air laut pada Hadi, dan bermain di pasir untuk membuat candi.

"Walaupun udah bertahun-tahun, tapi kehilangan Jelita tuh rasanya kayak mimpi ya, Di," ujar Raka memulai pembicaraan.

Hadi mengangguk setuju. "Benar, Ka. Nggak rela banget kalau gadis seambisius dan tahan banting kayak Jelita memilih menyerah gitu aja."

"Kamu harusnya waktu itu gak usah melaut, Di. Lihat penampilan Jelita pakai gaun pengantin, dia cantik... banget. Asli aku gak bohong."

Hadi berdecak, lalu menggeleng. Dia tetaplah Hadi yang jahil dan gengsi. Tidak ada Hadi yang setuju kalau Jelita itu cantik.

"Mata kamu tuh emang harus diperiksa sih, Di. Jelita itu cantik, anjir!"

"Jelek. Dia gadis terjelek yang aku kenal selama aku hidup. Kamu tuh, Ka, yang harusnya periksa mata!"

"Terus yang cantik itu siapa menurutmu?"

Hadi tersipu malu sebelum membuka mulutnya. "Ya jelas Sita dong, hehe."

"Iwh, bucin!"

"Udah ah, yuk lanjut lari!" ajak Hadi.

Raka setuju, dia mengangguk dan bersiap-siap. Mereka sama-sama membawa botol minum di tangan kiri, menentengnya sambil berlari-lari kecil melanjutkan kegiatan jogging mereka yang tertunda. 

Hari itu adalah hari terakhir Hadi dan Raka pulang kampung. Besok mereka harus kembali ke Jakarta dan bekerja di sana. Walaupun sama-sama sibuk, tetapi Hadi dan Raka selalu menyempatkan diri mereka bertemu satu sama lain.

Selain berisi sepucuk surat dan puisi di dalam buku catatannya, Jelita juga meninggalkan tulisan di tengah-tengah buku itu. Raka sudah membacanya lebih dulu, sedangkan Hadi baru menemukannya ketika dia membaca lagi puisi tulisan Jelita.

 

Halo, teman-temanku...

Hadi, Raka.

Ini tulisan buat kalian. Entah kenapa aku berfirasat kalau kita tidak bisa sama-sama untuk waktu yang lama. 

Seandainya memang aku ditakdirkan berpisah dengan kalian lebih dulu, aku mau kalian berdua tetap jadi sahabat baik. Selalu sama-sama terus ya, Di, Ka. Aku percaya kalau kalian berdua sangat menyayangi juga satu sama lain.

Raka, kalau Hadi nakal. Kamu cukup tampar saja pipinya. Dia akan melawan suh, tetapi gak apa-apa, kamu bisa pukul lagi, atau laporkan saja pada bapaknya. Jamu kenal, kan ya? Pak Gugun itu orang yang baik banget, kok.

Dan kamu, Hadi, jangan suka nakal berlebihan sama Raka. Dia itu sahabatku yang paling baik, sabar, pengertian, sweet, ganteng pula. Ya, kalau dibandingin sama kamu sih nggak bisa ya, jomplang nanti, hehe.

Pokoknya aku nulis ini tuh malam-malam. Aku terbangun karena mimpi buruk. Di mimpi itu aku ada dalam kepompong, kayak ulat, terus sebelum berubah jadi kupu-kupu, kepompongnya malah dimakan dinosaurus. Hehe, oke itu gak penting sih, tapi asli serem banget.

Terakhir, tolong jangan terlalu lama nangisin aku ya. Aku nggak seberharga itu buat ditangisi sama kalian. Kalian berhak menjalani kehidupan yang lebih baik daripada saat ada aku. Hadi, Raka, terima kasih sudah jadi bagian dari hidup seorang Jelita yang begitu merepotkan kalian ini. Aku sayang kalian, hehe.

 

Hadi dan Raka akan selamanya jadi teman baik. Di pernikahan Hadi, Raka hadir dengan Jelita-nya. Mereka kompak menjadi sahabat. 

Tidak hanya sampai di sana, Raka dan Hadi sama-sama membeli rumah baru yang mana mereka memilih rumah bersebelahan. Kata Raka, dia sekalian menitipkan istrinya pada Hadi dan Sita, takutnya kalau Raka lagi bertugas keluar kota, Jelita sendirian di rumah. Karena ada Hadi dan Sita, setiap Raka bertugas di luar kota, maka Jelita menginap di rumah mereka.

Begitulah kehidupan mereka. Dari yang awalnya hanya remaja ingusan dengan standar masyarakat yang masih kuno, kini mereka berubah jadi pribadi yang begitu dewasa dan sukses. Terima kasih pada kehidupan, akhirnya mereka mengerti arti perjuangan, pershabatan dan cinta.

Hidup itu seperti matahari. Dia hanya satu, tapi menyinari banyak kehidupan di bumi. Jadilah seperti matahari, dia selalu bersinar tiap hari walaupun kadang tidak diharapkan.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
About love
1255      586     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
Secret Melody
2243      798     3     
Romance
Adrian, sangat penasaran dengan Melody. Ia rela menjadi penguntit demi gadis itu. Dan Adrian rela melakukan apapun hanya untuk dekat dengan Melody. Create: 25 January 2019
Only One
893      636     13     
Romance
Hidup di dunia ini tidaklah mudah. Pasti banyak luka yang harus dirasakan. Karena, setiap jalan berliku saat dilewati. Rasa sakit, kecewa, dan duka dialami Auretta. Ia sadar, hidup itu memang tidaklah mudah. Terlebih, ia harus berusaha kuat. Karena, hanya itu yang bisa dilakukan untuk menutupi segala hal yang ada dalam dirinya. Terkadang, ia merasa seperti memakai topeng. Namun, mungkin itu s...
Alicia
1376      664     1     
Romance
Alicia Fernita, gadis yang memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat protektif terhadapnya. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya karena memiliki banyak kelebihan. Tanpa mereka semua ketahui, gadis itu sedang mencoba mengubur luka pada masa lalunya sedalam mungkin. Gadis itu masih hidup terbayang-bayang dengan masa lalunya. Luka yang berhasil dia kubur kini terbuka sempurna beg...
Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu
1788      750     5     
Humor
Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu Buku ini adalah pelukan hangat sekaligus lelucon internal untuk semua orang yang pernah duduk di pojok kamar, nanya ke diri sendiri: Aku ini siapa, sih? atau lebih parah: Kenapa aku begini banget ya? Lewat 47 bab pendek yang renyah tapi penuh makna, buku ini mengajak kamu untuk tertawa di tengah overthinking, menghela napas saat hidup rasanya terlalu pad...
Sepotong Hati Untuk Eldara
1617      766     7     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
Dalam Satu Ruang
134      88     2     
Inspirational
Dalam Satu Ruang kita akan mengikuti cerita Kalila—Seorang gadis SMA yang ditugaskan oleh guru BKnya untuk menjalankan suatu program. Bersama ketiga temannya, Kalila akan melalui suka duka selama menjadi konselor sebaya dan juga kejadian-kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Supardi dan Supangat
1779      812     1     
Humor
Ini adalah kisah Supardi dan Supangat si Double S yang Bermukim di Kampung Mawar. Keduanya bagaikan GALIH DAN RATNA yang selalu bersama mengukir kenangan (ceuilehh.. apasih) Terlahir dari rahim yang berbeda tetapi takdir mempertemukan mereka dengan segala ke-iba-an yang melanda
Cinta Aja Nggak Cukup!
5029      1642     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Time and Tears
235      185     1     
Romance
Rintik, siswi SMA yang terkenal ceria dan berani itu putus dengan pacarnya. Hal berat namun sudah menjadi pilihan terbaik baginya. Ada banyak perpisahan dalam hidup Rintik. Bahkan temannya, Cea harus putus sekolah. Kisah masa remaja di SMA penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Tak disangka pula, pertemuan dengan seorang laki-laki humoris juga menambah bumbu kehidupan masa remajanya. Akankah Ri...