Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sebelah Hati
MENU
About Us  

“Hai, hai.” Sosok Okan tinggi menjulang di depanku. Kemeja hitam panjangnya sudah kusut. Kacamatanya berkabut. Rambutnya sudah panjang melebihi leher. Kok aku lama juga engga ketemu Okan, sampai lupa kapan terakhir ketemu.

“Hei, Kan. Kok engga nunggu di parkiran?” tanyaku. Biasanya kami janjian di parkiran, kali ini ia sudah nongol di loby.

Ia malah nyengir. “Sasi masih meeting ya?”

“Iya, mau nungguin dulu?”

“Engga usah, aku udah bilang kok. Dia juga bawa mobil.” Okan menarikku kearah parkiran.

“Aya.” Sebuah suara terdengar. Aku dan Okan menoleh bersamaan. Sosok Praja muncul dari arah lift. Kenapa hari ini dia pakai jas? Merasa engga sih kalau ketampanannya berlipat?

“Kak?” Aku melihatnya, mengamati Okan dengan seksama. “Ini Okan, Kak. Temanku dari kuliah. Kakak dulu pernah ketemu juga.”

“Oh benarkah? Maaf, aku lupa. Praja.” Ia mengulurkan tangan pada Okan. Disambut Okan dengan perlahan. Dari wajahnya, aku tahu ia kikuk bertemu Praja.

“Okan.”

“Mau pulang?” tanya Praja.

“Mau makan dulu, terus pulang,” jawabku.

“Oh begitu, hati-hati di jalan.”

“Iya, Kak.” Aku menarik Okan, membiarkan mata Praja mengikuti langkah kami.

“Waduh, matanya udah kayak mau nge laser begitu,” celoteh Okan saat memasuki mobil.

“Nge laser apanya. Engga usah lebay begitu,” bantahku.

“Aku laki, Nay. Taulah insting laki itu gimana. Mereka eh maksudnya kami ini, engga suka barang disukai didekati orang lain.”

“Emang aku barang?”

Mobil bergerak keluar parkiran.

“Hei, insting berburu kami ini sangat tajam. Sangat suka bersaing. Tak suka kalah.”

Aku memandangi lampu-lampu bergerak diluar.

“Makan dimana?” tanya Okan.

“Terserah,” jawabku. Entah kemana perginya selera makanku.

“Kebiasaan, jawabnya terserah. Ayo bilang. Aku yang traktir.”

Aku melirik Okan. “Keren bener sekarang, main traktir aja.”

“Kan lama juga kita engga ketemu, Nay. Mana?”

Akhirnya aku menyebut nama resto steak dekat kantor. Daripada debat sama Okan kelamaan.

Ia mulai dengan ceramahnya soal laki-laki.

“Sama Alfian?” tanya Okan, saat aku cerita diajak reuni BEM kemarin minggu. Kami bercerita sambil memakan makanan kami. Aku memesan chicken steak sedang Okan lebih suka beef steak

“Iya, dia bilang kejutan. Ternyata itu.”

“Hmmm.. aku sering dengar sih soal gossip itu dulu. Dan penilaianku sama. Dia bukan orang yang terbuka tentang perasaannya. Sekalipun dia orang paling easy going yang pernah ada.”

“Yakin? Dia bisa bilang cinta sama aku, Kan?” tanyaku tak percaya.

Well, mungkin dia udah kepentok. Kamu bilang, dia sudah didesak buat nikah. Rifa butuh sosok ibu. Sedangkan Rifa cocok banget sama kamu.”

“Jadi, itu bukan perasaannya yang dulu?”

Okan menghela keras. “Nay, dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu ya dulu, semua tentangmu sudah ditutup oleh ibunya Rifa. Sampai mereka menikah. Dan bahagia. Dan yang sekarang, ya yang sekarang ada, Nay. Laki memang gampang melupakan dengan cepat. Tapi bisa juga terkenang dengan cepatnya. Dan yang aku bisa lihat, Alfian itu orang begitu. Begitu melihatmu lagi, semua kenangan tentangmu itu muncul ke permukaan. Membuat perasaannya menjadi dua kali lipat.”

“Du, dua kali lipat?”

Okan menjeda dengan meminum juice jeruknya. “Iya, pertama oleh perasaan dulu, ditambah perasaan yang sekarang. Apalagi namanya kalau engga dua kali lipat?”      

Aku malah memandangi steak ku yang tinggal separuh.

“Kamu yakin, Kan?” tanyaku.

“Kenapa engga? Tapi buat memastikan, enaknya ya ketemu sih,” jawab Okan cuek.

“Ketemu Alfian?”

“Iya dong. Kalau ketemu Praja sih udah tadi. Dan hawa membunuhnya ketara banget. Kalau aku ini bukan notabene teman kuliah, pasti dia melarangmu, Nay.”

Bicara dengan Okan memang luar biasa berbeda. Teramat berbeda seperti bicara dengan Sasi atau Lusi. Mungkin seharusnya sejak lama aku ngobrol sama Okan.

“Soal bosmu itu, aku engga tahu apa-apa, Nay. Gimana dia?”

“Dia? Ehmm… dia sangat biasa, pendiam dan yah engga bisa diduga sama sekali. Dulu pernah jenguk Papa, waktu masuk RS. Lalu biasa lagi sikapnya. Dan kemarin itu surprise banget buat aku, Kan. Tiba-tiba aja begitu. Dia dikenal memang minim cerita soal masalah pribadi. Engga pernah ada kasak kusuk soal dia. Jadi bisa dibilang ya hidupnya monoton, rumah kantor aja.”

Okan mengangguk-angguk. Kali ini mengelap mulutnya dengan tisu. Steak nya sudah tandas.

“Pasti ada yang dia sembunyikan,” ungkap Okan.

“Maksudnya?”

“Ya, coba kamu pancing dia, Nay. Pas acara besok itu. Apa maksudnya mengajakmu. Cari tahu apa yang dia sembunyikan.”

“Kamu yakin dia menyembunyikan sesuatu?”

“Nay, kadang memang laki itu random. Tapi ke random an itu juga engga bisa tanpa alasan.”

Alasan? Semuanya harus ada alasannya?

Ponselku berbunyi. Alfian.

“Alfian,” cicitku.

Okan hanya mengangguk angguk.

“Halo, Al,” sapaku.

“Hai, kamu dimana? Udah pulang?”

“Em, udah pulang kerja, lagi makan ini,” jawabku seadanya. Okan sibuk memegang ponsel.

“Dimana? Sendiri?”

“Di steak deket kantor. Sama Okan.”

“Okan? Temanmu dulu itu ya?”

“Kamu ingat?” Aku sungguh tak percaya, ia masih ingat Okan. Selain Lusi.

“Dua orang temanmu kan Lusi dan Okan,” jawab Alfian santai.

“Iya, Okan yang itu, Al.”

“Oh, oke. Selamat makan ya.” Dan telepon terputus.

“So? Gimana tanggapannya?” tanya Okan kemudian. Aku mengangkat bahu.

 

@@

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Segitiga Sama Kaki
588      415     2     
Inspirational
Menurut Phiko, dua kakak kembarnya itu bodoh. Maka Phiko yang harus pintar. Namun, kedatangan guru baru membuat nilainya anjlok, sampai merembet ke semua mata pelajaran. Ditambah kecelakaan yang menimpa dua kakaknya, menjadikan Phiko terpuruk dan nelangsa. Selayaknya segitiga sama kaki, sisi Phiko tak pernah bisa sama seperti sisi kedua kakaknya. Phiko ingin seperti kedua kakaknya yang mendahu...
Rumah Tanpa Dede
133      83     1     
Inspirational
Kata teteh, Bapak dan Mama bertengkar karena Dede, padahal Dede cuman bilang: "Kata Bapak, kalau Bi Hesti jadi Mama kedua, biaya pengobatan Dede ditanggung Bi Hesti sampai sembuh, Mah." Esya---penyintas penyakit langka Spina Bifida hanya ingin bisa berjalan tanpa bantuan kruk, tapi ekonomi yang miskin membuat mimpi itu terasa mustahil. Saat harapan berwujud 'Bi Hesti' datang, justru ban...
FLOW : The life story
91      81     0     
Inspirational
Dalam riuh pikuknya dunia hiduplah seorang gadis bernama Sara. Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, pekerja keras dan mandiri, gadis yang memiliki ambisi untuk mencari tujuannya dalam berkehidupan. Namun, dalam perjalanan hidupnya Sara selalu mendapatkan tantangan, masalah dan tekanan yang membuatnya mempertanyakan "Apa itu kebahagiaan ?, di mana itu ketenangan ? dan seperti apa h...
Kisah Cinta Gadis-Gadis Biasa
833      481     1     
Inspirational
Raina, si Gadis Lesung Pipi, bertahan dengan pacarnya yang manipulatif karena sang mama. Mama bilang, bersama Bagas, masa depannya akan terjamin. Belum bisa lepas dari 'belenggu' Mama, gadis itu menelan sakit hatinya bulat-bulat. Sofi, si Gadis Rambut Ombak, berparas sangat menawan. Terjerat lingkaran sandwich generation mengharuskannya menerima lamaran Ifan, pemuda kaya yang sejak awal sudah me...
Semesta Berbicara
1060      649     10     
Romance
Suci adalah wanita sederhana yang bekerja sebagai office girl di PT RumahWaktu, perusahaan di bidang restorasi gedung tua. Karena suatu kejadian, ia menjauh dari Tougo, calon tunangannya sejak kecil. Pada suatu malam Suci memergoki Tougo berselingkuh dengan Anya di suatu klub malam. Secara kebetulan Fabian, arsitek asal Belanda yang juga bekerja di RumahWaktu, ada di tempat yang sama. Ia bersedia...
Rumah?
54      52     1     
Inspirational
Oliv, anak perempuan yang tumbuh dengan banyak tuntutan dari orangtuanya. Selain itu, ia juga mempunyai masalah besar yang belum selesai. Hingga saat ini, ia masih mencari arti dari kata rumah.
Me vs Skripsi
1853      764     154     
Inspirational
Satu-satunya yang berdiri antara Kirana dan mimpinya adalah kenyataan. Penelitian yang susah payah ia susun, harus diulang dari nol? Kirana Prameswari, mahasiswi Farmasi tingkat akhir, seharusnya sudah hampir lulus. Namun, hidup tidak semulus yang dibayangkan, banyak sekali faktor penghalang seperti benang kusut yang sulit diurai. Kirana memutuskan menghilang dari kampus, baru kembali setel...
The Boy Between the Pages
1155      782     0     
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...
Finding the Star
1151      867     9     
Inspirational
"Kamu sangat berharga. Kamu istimewa. Hanya saja, mungkin kamu belum menyadarinya." --- Nilam tak pernah bisa menolak permintaan orang lain, apalagi yang butuh bantuan. Ia percaya kalau hidupnya akan tenang jika menuruti semua orang dan tak membuat orang lain marah. Namun, untuk pertama kali, ia ingin menolak ajakan Naura, sahabatnya, untuk ikut OSIS. Ia terlalu malu dan tak bisa bergaul ...
Metafora Dunia Djemima
86      71     2     
Inspirational
Kata orang, menjadi Djemima adalah sebuah anugerah karena terlahir dari keluarga cemara yang terpandang, berkecukupan, berpendidikan, dan penuh kasih sayang. Namun, bagaimana jadinya jika cerita orang lain tersebut hanyalah sebuah sampul kehidupan yang sudah habis dimakan usia?