Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sebelah Hati
MENU
About Us  

“Woy! Bengong muluk!” Sasi menowel lengan kiriku. Tak pakai lama, ia langsung memutar kursiku kearahnya. Memelototiku dengan tak sabar. “Ada apa dengan weekend nona satu ini?”

Aku masih malas bersuara.

“Jangan bilang ini ada hubungannya sama Praja-Praja itu ya? Kemarin Okan sempet cerita, tapi engga detail.” Tuduhannya tepat sasaran. Tak ada yang terjadi kemarin, selain kami makan ayam penyet, kemudian kembali ke RS. Tapi hari ini benar-benar aku tak bisa connect dengan pekerjaan. 

“Pagi, semua,” sebuah suara membuat kami mendongak. Pak bos Ghaisan tersenyum disana. Untuk ukuran kepala divisi, ia tergolong muda. Hanya beberapa tahun diatasku. Belum menikah lagi. Ditambah dengan ketampanannya. Langsung jadi incaran seantero kantor.

“Pagi, Pak!” si Kharisa menjawab dari kubikel belakangku. “Hari ini indah ya Pak? Happy sekali pagi ini,” celetuknya tak perlu. Dia memang tukang carmuk.

Aku melirik Sasi yang menjulurkan bibirnya kedepan.

“Tentu saja indah, jam delapan kita meeting,” dan pak bos pun berbalik masuk ruangannya. Diiringi suara-suara histeris anak-anak divisi.

“Sukurin deh,” cibir Sasi. Sembari merapikan file untuk meeting. “Eh, kemarin jumat balik sama siapa?” Sasi memang meninggalkanku waktu itu, karena terlanjur janji makan dengan Ibunya.

“Pak Bos,”

“Serius?” Sasi menatapku tak percaya.

Aku mengangguk-angguk. “Iya, dia maksa, yauda daripada juga aku kemalaman nunggu taksi.”

“Naik mobilnya itu?”

“Iyalah, masa naik bemo?”

“Ya ampun, Kanaya! Itu mobil kuda jingkrak!” Sasi tampak tak sabar menghadapi omonganku.

“Terus? masalahnya dimana?”

Sasi garuk kepala. “Masalahnya, kenapa kamu seberuntung itu,”

Really?

Dimana beruntungnya diajak pulang bareng Pak Bos? Aku hanya memikirkan faktor keselamatanku saja. Dia pun demikian. Tak ada lain dan tak ada bukan. Lalu?

 

~~

 

“Kamu yakin, Pak Bos engga frilting sama kamu, Nay?” aku melirik Sasi kesekian kalinya. Bersedekap.

“Engga ada pertanyaan lain?” tanyaku bosan.

“Habis, tadi dia melirikmu terus tau, dia engga bilang apa-apa pas jumat?”

Aku menggeleng. “Biasa aja ah. Jangan mengada-ada ya,”

“Heh, orang awam juga tahu, dia lebih intens melihatmu daripada aku yang presentasi tau,”

Aku bukannya tak merasa. Tapi berusaha tak merasa. Aku jelas melihat matanya yang terus menatapku. Walaupun beberapa kali menanyakan pertanyaannya pada Sasi.

Aku berusaha mengabaikannya. Anggaplah itu hanya karena mengantarku pulang kemarin jumat. Atau ia merasa dekat denganku hanya karena itu?

Ah masa. Selama di jalan kemarin, aku hanya menjawab beberapa pertanyaanya. Itu sudah termasuk dimana letak persis rumahku.

Ponselku berdenting.

 

Praja              : Hai, Aya

Kanaya          : Ya, Kak. Gimana?

Praja              : Mau maksi bareng? Aku dekat kantormu.

Kanaya          : jm12 ketemu di loby

 

~~

 

“Sibuk ya?” Itu pertanyaan pertama, setelah aku duduk di kursi kantin. Ya, akhirnya janjian makan di kantin kantor, di basement. Praja terlihat santai memakai kaos merah berkerah dan celana jeans kelam. Ia mendorong es teh padaku. “Minum dulu,” katanya. Aku lihat ada dua es teh didepannya. Ternyata yang satu untukku.

“Maaf ya Kak, tadi meeting mendadak.” Aku benar-benar tak enak membuat Praja menunggu lebih dari sejam di kantin.

“Iya, ga apa. Mau makan apa?” Aku celingukan. Kantin masih lumayan ramai padahal udah lewat jam makan siang. “Aku sudah pesan nasi goreng babat.”

“Aku juga deh, Kak.” Dan saat Bu Jiah mengantarkan pesanan Praja, ia memesankan nasi goreng juga untukku.

“Enakkah? Tadi aku lihat antrinya banyak. Jadi nebak aja, kalau enak.” Praja memandangiku ingin tahu.

Aku mengacungkan jempol. “Top pokoknya, Kak.”

“Aku makan dulu, itu ok?”

“Silakan, aku yang engga enak udah buat Kakak nunggu.”

Praja hanya tersenyum kecil. Mulai menyendok nasi gorengnya. “Hmm pantas kamu bilang top. Memang enak.”

 

~~

 

Makan siangku hanya bertahan beberapa menit, sebelum Pak Bos menelepon menanyakan soal pekerjaan lagi.

“Dimana kamu?”

“Di kantin, Pak.” Aku masih menyendok nasi gorengku yang masih setengah. Mata Praja melirikku dari ponselnya.

“Yasudah, selesaikan makanmu. Setelah itu kita bahas yang tadi.”

“Iya, makasih, Pak.” Telepon terputus.

“Bos ya?”

Aku meringis. “Iya, Kak. Kerjaan terus.”

Praja mengangguk. “Aku berencana masukin lamaran disini.”

“Disini?” aku melongo. Wah, bakal tiap hari ketemu Praja nih.

“Iya, ada kantor konsultan di lantai enam belas kan?”

Aku mengangguk. ”Iya, aku tahu, Kak.”

“Kemarin lusa, ada teman yang rekomendasikan kesana.”

Aku hanya manggut. “Tante Lily gimana, Kak?”

“Mama sudah pulang rumah kemarin malam. Harus banyak istirahat dan kontrol lagi minggu depan.”  

“Oh, syukur alhamdulilah.”

Aku melihat raut muka Praja lebih tak sekusut minggu lalu saat ketemu di rumah Kak Redho. Mungkin benang kusutnya sedikit demi sedikit sudah terurai.

 

>.<

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Metanoia
46      39     0     
Fantasy
Aidan Aryasatya, seorang mahasiswa psikologi yang penuh keraguan dan merasa terjebak dalam hidupnya, secara tak sengaja terlempar ke dalam dimensi paralel yang mempertemukannya dengan berbagai versi dari dirinya sendiri—dari seorang seniman hingga seorang yang menyerah pada hidup. Bersama Elara, seorang gadis yang sudah lebih lama terjebak di dunia ini, Aidan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan...
Can You Be My D?
79      73     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Our Perfect Times
916      652     7     
Inspirational
Keiza Mazaya, seorang cewek SMK yang ingin teman sebangkunya, Radhina atau Radhi kembali menjadi normal. Normal dalam artian; berhenti bolos, berhenti melawan guru dan berhenti kabur dari rumah! Hal itu ia lakukan karena melihat perubahan Radhi yang sangat drastis. Kelas satu masih baik-baik saja, kelas dua sudah berani menyembunyikan rokok di dalam tas-nya! Keiza tahu, penyebab kekacauan itu ...
The Best Gift
39      37     1     
Inspirational
Tidak ada cinta, tidak ada keluarga yang selalu ada, tidak ada pekerjaan yang pasti, dan juga teman dekat. Nada Naira, gadis 20 tahun yang merasa tidak pernah beruntung dalam hal apapun. Hidupnya hanya dipenuhi dengan tokoh-tokoh fiksi dalam  novel-novel dan drama  kesukaannya. Tak seperti manusia yang lain, hidup Ara sangat monoton seakan tak punya mimpi dan ambisi. Hingga pertemuan dengan ...
FAMILY? Apakah ini yang dimaksud keluarga, eyang?
179      157     2     
Inspirational
Kehidupan bahagia Fira di kota runtuh akibat kebangkrutan, membawanya ke rumah kuno Eyang di desa. Berpisah dari orang tua yang merantau dan menghadapi lingkungan baru yang asing, Fira mencari jawaban tentang arti "family" yang dulu terasa pasti. Dalam kehangatan Eyang dan persahabatan tulus dari Anas, Fira menemukan secercah harapan. Namun, kerinduan dan ketidakpastian terus menghantuinya, mendo...
I Found Myself
42      38     0     
Romance
Kate Diana Elizabeth memiliki seorang kekasih bernama George Hanry Phoenix. Kate harus terus mengerti apapun kondisi Hanry, harus memahami setiap kekurangan milik Hanry, dengan segala sikap Egois Hanry. Bahkan, Kate merasa Hanry tidak benar-benar mencintai Kate. Apa Kate akan terus mempertahankan Hanry?
Deep End
40      38     0     
Inspirational
"Kamu bukan teka-teki yang harus dipecahkan, tapi cerita yang terus ditulis."
Hello, Me (30)
19285      942     6     
Inspirational
Di usia tiga puluh tahun, Nara berhenti sejenak. Bukan karena lelah berjalan, tapi karena tak lagi tahu ke mana arah pulang. Mimpinya pernah besar, tapi dunia memeluknya dengan sunyi: gagal ini, tertunda itu, diam-diam lupa bagaimana rasanya menjadi diri sendiri, dan kehilangan arah di jalan yang katanya "dewasa". Hingga sebuah jurnal lama membuka kembali pintu kecil dalam dirinya yang pern...
Hideaway Space
70      56     0     
Fantasy
Seumur hidup, Evelyn selalu mengikuti kemauan ayah ibunya. Entah soal sekolah, atau kemampuan khusus yang dimilikinya. Dalam hal ini, kedua orang tuanya sangat bertentangan hingga bercerai. evelyn yang ingin kabur, sengaja memesan penginapan lebih lama dari yang dia laporkan. Tanpa mengetahui jika penginapan bernama Hideaway Space benar-benar diluar harapannya. Tempat dimana dia tidak bisa bersan...
Sebab Pria Tidak Berduka
112      93     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...