Loading...
Logo TinLit
Read Story - Maju Terus Pantang Kurus
MENU
About Us  

Bangunan di kompleks perumahan ini memiliki bentuk yang nyaris serupa. Berpagar setinggi dada orang dewasa, dengan dinding berwarna putih gading yang dipadukan dengan bebatuan di bagian tengah ke bawah. Rumah yang ditinggali Juna dan keluarganya menyambung dengan pagar keliling tetangga. Griss bisa melihat ada pohon mangga milik tetangga yang rantingnya menyeberang sampai ke rumah Juna. Mungkin kalau sedang musim buah, mangganya bisa Juna petik tanpa ketahuan.

Juna masih duduk di atas vespanya saat kesulitan membuka pagar, sedangkan Griss memilih turun dan mengekor di belakangnya. Memang Juna itu ajaib, padahal dia bisa turun dari motor lalu membuka pagar dari depan, tapi cowok itu memilih memanjat pagar dan membuka pagar dari dalam. Kalau vespanya bisa diangkat dengan tangan, mungkin dia sudah membawanya saat memanjat.

"Masuk, masuk. Jangan sungkan," kata Juna sambil membuka pagar lebar-lebar. Saat Griss masuk, dia kembali berjalan keluar untuk memasukkan vespa kakaknya.

"Si Ribet," ujar Griss. Juna tertawa.

Berbeda dengan caranya membuka pagar yang superribet, Juna membuka pintu rumahnya dalam sekali dorong. Cowok itu masuk setelah mengucap salam. Griss mengikutinya tak jauh di belakang. Begitu keduanya masuk, dingin menyerbu kulit mereka. Seorang perempuan yang rebah di lantai menjadi satu-satunya tersangka yang menyalakan pendingin ruangan dalam suhu yang sangat rendah.

"Astaga, Mbak ... lo lagi cosplay jadi penguin?" Juna berdecak di sebelah seseorang yang dia panggil "mbak".

Kalau dipikir-pikir, ucapan Juna ada benar juga. Perempuan yang rebah di lantai itu mengenakan kaus rumahan berwarna putih yang dipadukan dengan celana training hitam bergaris putih, senada dengan warna bulu-bulu penguin. Selain itu, penguin tinggal di kutub, perempuan itu juga menyalakan pendingin dalam suhu rendah yang membuat lantai rumah jadi superdingin, seperti di kutub.

"Mbak Sri, Mbak Sri ... pekan kemarin jadi tokek gurun, sekarang jadi penguin. Minggu depan mau cosplay apa lagi?"

"Burung walet."

Juna meledakkan tawa, yang tidak diikuti oleh Griss maupun Kayra. "Mami mana, Mbak?" tanya Juna sambil berjalan masuk makin dalam.

Kayra bangkit dari rebahan, kemudian menaikkan suhu pendingin ruangan dengan remote. "Di dapur, lagi coba resep baru dari internet," jawabnya. Tatapan Kayra berpindah, dari Juna ke sosok yang berdiri tak jauh di belakangnya.

Griss yang merasa sedang diamati, menganggukkan kepala, mencoba bersikap ramah.

"Temennya Ajun?"

Juna sudah berlalu ke dapur saat Kayra melontarkan kalimat itu. Griss yang tidak mengenal siapa Ajun cuma bisa bengong di tempat. Ujung-ujung jari kakinya ditempelkan, tiba-tiba Griss merasa gugup.

Kayra berdiri, mengulurkan tangannya di depan Griss. "Gue Kayra, kakaknya Ajun."

Ragu, Griss menjabat tangan Kayra. Sekarang dia tahu, ternyata Ajun adalah nama rumahan Juna. "Grissilia."

"Nama yang bagus. Kenapa lo mau dipanggil Grizzly sama Ajun?" tanya Kayra, sembari mempersilakan Griss untuk duduk di ruang tamu.

Griss cukup terkejut mendengar ucapan Kayra. Griss tidak menyangka perempuan itu tahu nama panggilannya dari Juna. Artinya, Juna sering—atau setidaknya pernah—bercerita tentang Griss pada Kayra. Ah, itu pasti sangat memalukan.

Griss mencoba memaksakan senyumnya. "Nggak papa, Kak. Buat seru-seruan aja kayaknya." Padahal mah nyebelin!

Ini kali pertama Griss bertemu dengan Kayra secara langsung. Sebelumnya, dia hanya mengenal nama Kayra dari Dewi atau Juna. Dewi bilang, Kayra adalah seorang dokter, tapi kata Juna, kakaknya adalah pegawai kebun binatang. Griss tidak tahu mana yang benar. Satu-satunya kebenaran yang dia tahu adalah Karya dan Juna betul-betul saudara sebapak dan seibu alias saudara kandung. Griss bisa tahu—tanpa diberi tahu—karena terdapat kemiripan yang sangat jelas pada diri Kayra dan Juna. Bisa dibilang, Kayra itu Juna versi cantik, dan Juna adalah Kayra dalam versi tampan.

"Omong-omong, Griss, lo mau kerja kelompok sama Ajun?"

"Dia ada perlu sama Mami."

Kayra berdecak sebal saat Juna menyahut tiba-tiba. Cowok itu kembali dari dapur dengan nampan berisi dua gelas jus mangga dan semangkuk buah-buahan segar. Juna memberikan satu gelas itu untuk Griss, sisanya untuk dirinya sendiri.

"Karena lo bukan tamu dan lo nggak suka buah, kalau mau minum, bikin sendiri." Juna menyeruput jusnya, matanya langsung menyipit karena rasanya yang asam. "Gue lupa kasih gula apa, ya?"

"Rasain!" Kayra melempar satu butir anggur yang mendarat tepat di kepala Juna. "Makanya nggak usah sok, deh, lo. Kayak bisa bikin jus aja."

"Bisa, kok," bantah Juna. Matanya menyipit sengit.

Di tempatnya, Griss hanya mampu membatin, ternyata bukan cuma dia dan adiknya yang suka gelut. Bahkan mungkin, semua kakak beradik di dunia ini suka gelut.

Pertengkaran Kayra dan Juna tidak berlangsung lama karena di detik selanjutnya, suara Dewi yang menyuruh Griss dan Juna untuk mendatangi ruangan pribadinya terdengar dan tidak terbantah.

Griss mendesah tak kentara. Yang akan ditimbang bukan dirinya, tapi Griss terlihat lebih cemas daripada Juna. Griss takut berat badan Juna tidak bertambah. Griss takut tugasnya jadi makin berat.

"Yuk! Mami udah siap banget, tuh." Juna berjalan mendahului Griss, meninggalkan Kayra yang masih kesal dengan ledekannya.

Ruangan pribadi Dewi ada di lantai dua. Letaknya persis di sebelah kamar Juna, tapi suasananya sangat berbeda. Kamar Juna yang didominasi warna kuning terlihat begitu ceria, sesuai dengan kepribadian Juna, sedangkan ruangan pribadi Dewi didominasi dengan warna sage, terkesan elegan dan sedikit mengintimidasi.

Dewi sudah duduk di kursi putarnya ketika Juna dan Griss datang. Wanita yang masih terlihat bugar di usianya yang sebentar lagi akan menyentuh kepala lima itu langsung menunjukkan letak timbangan digital yang akan digunakan untuk menimbang berat badan Juna. Sementara Juna melangkah riang ke sana, Griss bergerak-gerak gelisah di tempatnya. Dia hanya berdiri di dekat rak buku setinggi dada yang diletakkan di dekat meja kerja Dewi. Kalau Griss pemberani, mungkin dia akan meminjam satu atau dua buku selagi menunggu Juna selesai ditimbang.

Semoga naik. Semoga naik. Semoga naik. Rapal Griss dalam hati. Dan, Tuhan pun mengaminkan doanya. Sayangnya, nol koma lima kilo gram saja. Juna menyengir kuda saat Dewi memelototinya. Sementara Griss hanya bisa menghela napas kecewa.

"Mulai besok, Mami pesankan kamu katering Bu Indira yang paket khusus penggendutan. Nol koma lima kilo itu namanya bukan naik, Arjuna!"

Kalimat Dewi adalah sangkakala buat Griss.

^^^

Juna sudah selesai ditimbang. Dia dan Griss akhirnya bisa keluar dari ruangan Dewi setelah diberi wejangan macam-macam. Wajah cowok itu terlihat tengil seperti biasa, padahal dia baru saja diberi satu beban tambahan.

"Mau langsung balik apa jajan dulu? Di dekat lapangan ada tukang sempol tuh." Juna mengeluarkan kunci dari saku jaketnya. Dia sudah menyalin seragamnya dengan kaus rumahan yang didobeli jaket berwarna biru gonjreng. Cowok itu memang mengoleksi banyak barang berwarna terang, sesuai dengan kepribadiannya yang cerianya kelewatan.

"Balik aja. Gue udah banyak makan di sekolah." Griss menjawab dengan nada malas. Pasalnya, sama seperti Juna, dia juga habis dibekali banyak wejangan yang membuat bahunya merosot hingga ke lantai. Kata Dewi, Griss harus bisa terus menemani Juna makan sampai setidaknya berat badan anak bungsu kesayangan keluarga itu naik hingga lima kilogram.

Itu jelas bukan perkara mudah mengingat Juna adalah tipe pemilih dan benar-benar tidak bisa makan tanpa ditemani. Juna mungkin bisa makan dengan orang selain Griss, tapi Griss tidak mau nilai olahraganya dipertaruhkan.

Cewek itu menghela napasnya cukup panjang sambil menatap bayangannya di kaca spion motor Juna. Sejak menjadi Teman Makan Juna, pipinya makin melebar saja.

"Besok Sabtu, kan? Gue nggak olahraga dulu, deh, Jun."

"Kenapa?"

"Mau semadi. Cari cara biar lo cepet gendut, tapi gue tetep bisa kurus."

"What?"

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Da Capo al Fine
690      536     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
Dimension of desire
470      356     0     
Inspirational
Bianna tidak menyangka dirinya dapat menemukan Diamonds In White Zone, sebuah tempat mistis bin ajaib yang dapat mewujudkan imajinasi siapapun yang masuk ke dalamnya. Dengan keajaiban yang dia temukan di sana, Bianna memutuskan untuk mencari jati dirinya dan mengalami kisah paling menyenangkan dalam hidupnya
Halo Benalu
3142      1139     1     
Romance
Tiba-tiba Rhesya terlibat perjodohan aneh dengan seorang kakak kelas bernama Gentala Mahda. Laki-laki itu semacam parasit yang menempel di antara mereka. Namun, Rhesya telah memiliki pujaan hatinya sebelum mengenal Genta, yaitu Ethan Aditama.
Izinkan Aku Menggapai Mimpiku
251      204     1     
Mystery
Bagaikan malam yang sunyi dan gelap, namun itu membuat tenang seakan tidak ada ketakutan dalam jiwa. Mengapa? Hanya satu jawaban, karena kita tahu esok pagi akan kembali dan matahari akan kembali menerangi bumi. Tapi ini bukan tentang malam dan pagi.
VampArtis United
3500      1934     3     
Fantasy
[Fantasi-Komedi-Absurd] Kalian harus baca ini, karena ini berbeda... Saat orang-orang bilang "kerja itu capek", mereka belum pernah jadi vampir yang alergi darah, hidup di kota besar, dan harus mengurus artis manusia yang tiap hari bikin stres karena ngambek soal lighting. Aku Jenni. Vampir. Bukan yang seram, bukan yang seksi, bukan yang bisa berubah jadi kelelawar. Aku alergi darah. B...
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
4158      924     7     
Fantasy
Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan y...
Yu & Way
306      240     5     
Science Fiction
Pemuda itu bernama Alvin. Pendiam, terpinggirkan, dan terbebani oleh kemiskinan yang membentuk masa mudanya. Ia tak pernah menyangka bahwa selembar brosur misterius di malam hari akan menuntunnya pada sebuah tempat yang tak terpetakan—tempat sunyi yang menawarkan kerahasiaan, pengakuan, dan mungkin jawaban. Di antara warna-warna glitch dan suara-suara tanpa wajah, Alvin harus memilih: tet...
Ikhlas Berbuah Cinta
3060      1531     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Trust Me
121      110     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
A Sky Between Us
108      93     2     
Romance
Sejak kecil, Mentari selalu hidup di dalam sangkar besar bernama rumah. Kehidupannya ditentukan dari ia memulai hari hingga bagaimana harinya berakhir. Persis sebuah boneka. Suatu hari, Mentari diberikan jalan untuk mendapat kebebasan. Jalan itu dilabeli dengan sebutan 'pernikahan'. Menukar kehidupan yang ia jalani dengan rutinitas baru yang tak bisa ia terawang akhirnya benar-benar sebuah taruha...